PANDANGAN
THEO VAN LEEUWEN
DISUSUN OLEH :
1 Siti Hariyani C. (14020074008)
2 Shovia K. R
(14020074086)
3 Diah Ayu Pitaloka
(14020074050)
BAB II
PEMBAHASAN
Exclusion
Pasivasi
orang mahasiswa tewas. Disini terdapat dua aktor yaitu mahasiswa dan
polisi, yang salah satu dari aktor tersebut bisa ditampilkan, dan bisa juga
tidak ditampilkan dalam teks. Salah satu cara yang digunakan oleh
Leeuwen untuk mengetahui hal tersebut yaitu dengan membuat kalimat
dalam bentuk pasif.
Aktif: Polisi menembak seorang mahasiwa yang demonstrasi hingga
tewas.
Pasif: Seorang mahasiswa tertembak saat demonstrasi.
Dari dua kalimat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, apabila
sebuah pemberitaan disajikan dalam bentuk aktif, maka aktor atau pelaku
sosial tersebut dapat ditampilkan dalam teks. Akan tetapi, jika perberitaan
disajikan dalam bentuk pasif maka aktor atau pelaku sosial tersebut
hilang. Dapat dikatakan bahwa akibat yang menjadi inti pembicaraan
adalah korban bukan pelaku. Kemudian pembaca tidak kritis, mereka
hanya terpikir kepada korban bukan pelaku, karena sudah diarahkan oleh
media melalui kalimat pasif tersebut.
2.
Nominalisasi
Nomina
:1.
penganiayaan.
Seorang
karyawan
PT
Sentosa
tewas
akibat
3.
Inclusion
Diferensiasi-Indiferensiasi
Objektivitas-Abstraksi
Nominasi-Katagorisasi
Strategi ini sering kali terjadi pilihan apakah aktor atau pelaku
ditampilkan apa adanya atau dikatagorikan (agama, status, bentuk fisik,
dsb). Sebenarnya kategori itu tidak terlalu penting karena umumnya tidak
akan mempengaruhi arti yang ingin disampaikan kepada pembaca. Akan
tetapi secara tidak langsung akan memberikan cap kepada suatu
golongan tersebut. Contoh:
Nominasi : Seorang laki-laki ditangkap polisi karena kedapatan
membawa obat-obatan terlarang.
Katagorisasi
: Seorang laki-laki kulit hitam ditangkap polisi
karena kedapatan membawa obat-obatan terlarang.
Arti dari kedua kalimat diatas sama yaitu seorang laki-laki ditangkap
polisi karena membawa obat-obatan terlarang. Namun pemberian
katagori kulit hitam, merupakan informasi tambahan mengenai siapa
laki-laki tersebut. Akibatnya pembaca akan memandang bahwa orang
yang berkulit hitam identik dengan kekerasan dan obat-obatan terlarang.
4.
Nominasi-Identifikasi
Determinasi-Indeterminasi
Determinasi
dalam skandal bulog.
Ketika pada kalimat pertama nama Alwi Shihab disebut secara jelas, maka
arti yang ditunjuk spesifik. Akan tetapi jika disebut dengan orang dekat
gusdur pada kalimat kedua, maka maknanya sudah tidak lagi tunggal
tetapi jamak. Sehingga banyak orang yang dekat gusdur itu terlibat
skandal bulog.
6.
Asimilasi-Individualisasi
ditembak
polisi
dalam
Sedangkan pada kalimat kedua dalam bentuk asimilasi, yang mana Adi
tidak disebutkan tetapi mengacu pada komunitas yang disebut
mahasiswa, sedangkan Parman berada di komunitas Polisi. Kesan yang
timbul dari strategi ini adalah banyak mahasiswa yang menjadi korban
tembak. Demikian halnya dengan polisi, semua polisi terkesan semuanya
melakukan penembakan.
7.
Asosiasi-Diasosiasi
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Analisis teori Theo Van Leeuwen memfokuskan pada dua proses
dalam wacana, yakni (1)proses pengeluaran (exclusion) dan (2) proses
pemasukan/penampilan (inclusion). Eksklusi adalah proses pengeluaran
aktor/kelompok dalam suatu wacana dengan strategi tertentu untuk
mengubah pemahaman publik dan melegitimasi posisi pemahaman
tertentu. Pada proses eksklusi terbagi menjadi tiga strategi wacana, yakni
pasivisasi, nominalisasi, dan penggantian kalimat. Inklusi adalah proses
pemasukan aktor dalam suatu wacana dengan strategi tertentu untuk
menampilkan
sesuatu,
individu/kelompok
tertentu.
Strategi
wacana
nominasiidentifikasi,
determinasi
2001.
Yogyakarta: LKIS.
Analisis
Wacana:
Pengantar
Analisis
Teks
Media.
JawaPos.com- Tiga jamaah haji dari Gresik, Jawa Timur, gagal pulang
bersama kelompok terbangnya melalui Bandara Pangeran Muhammad bin
Abdul Aziz, Madinah, Senin siang (3/10). Mereka ditahan polisi bandara
lantaran membawa mata uang dolar AS (USD) dan euro dalam jumlah
banyak. Hasil penghitungan sementara, nilainya Rp 2 miliar.
Dua di antara tiga jamaah itu adalah Ansharul Adhim Abdullah, 47, warga
Tebaloan, Duduksampeyan, Gresik beserta sang istri, Sri Wahyuni Rahayu,
36. Seorang lagi adalah Rochmat Kanapi Podo, 58, warga Dusun Betiring,
Cerme, Gresik.
Kepala Daerah Kerja Airport PPIH Arab Saudi Nurul Badruttamam
mengatakan, tiga jamaah itu tergabung dalam kloter 39 embarkasi
Surabaya. Mereka tiba di bandara pukul 10.00. Setelah satu satu jam
beristirahat di ruang tunggu, satu per satu jamaah menjalani pemeriksaan
mesin pemindai X-ray.
Rochmat, yang baru melewati gate pemeriksaan, langsung dihentikan
oleh petugas. Sebab, di dalam tas jinjing yang dia bawa, terdeteksi uang
dalam jumlah banyak.Dalam pemeriksaan, Pak Rochmat mengaku bahwa
uang itu milik Ansharul Adhim Abdullah. Dia hanya dititipi, terang Nurul.
Tingkat
Eksklusi
Inklusi
Hasil Analisis:
1. Eksklusi
Pasivisasi
Pasivasi adalah proses bagaimana satu kelompok atau aktor tertentu tidak
dilibatkan atau dihilangkan dalam suatu wacana untuk melindungi dirinya.
Dalam berita tersebut dapat diketahui adanya pasivisasi dalam judul
berita yaitu : Bawa Uang Rp 2 Miliar, Tiga Jamaah Gresik Tertahan di
Madinah. Dari judul berita tersebut dapat diketahui bahwa ada aktor yang
dihilangkan yaitu polisi. Hal ini terjadi karena yang lebih dipentingkan
adalah objek, jemaah haji yang gagal pulang ke tanah air. Redaksi dan
pembaca lebih senang memperhatikan korban daripada pelaku sebab
pembaca lebih tertarik membaca koran dari sudut pandang korban
daripada pelaku. Selain itu, adanya pasivisasi membuat pembaca tidak
kritis. Hal itu disebabkan oleh posisi pelaku yang tidak mendapatkan
perhatian yang memadahi. Alasan lain adalah keterbatasan media yang
dibatasi oleh waktu, sehingga proses wawancara hanya didominasi
objek/korban yang terkibat.
2. Inklusi
ObjektivasiAbstraksi penghadiran petunjuk konkret atau abstrak
Tiga jamaah haji dari Gresik, Jawa Timur, gagal pulang bersama kelompok
terbangnya melalui Bandara Pangeran Muhammad bin Abdul Aziz,
Madinah, Senin siang (3/10).
Objektivasi : Tiga jamaah haji dari Gresik, Jawa Timur, gagal pulang
bersama kloter 39 Embarkasi Surabaya melalui Bandara Pangeran
Muhammad bin Abdul Aziz, Madinah, Senin siang (3/10).
Abstraksi : Tiga jamaah haji dari Gresik, Jawa Timur, gagal pulang
bersama kelompok terbangnya melalui Bandara Pangeran Muhammad bin
Abdul Aziz, Madinah, Senin siang (3/10).
Pada strategi objektivasi di atas disebutkan secara jelas yakni jamaah haji
kloter 9 Embarkasi Surabaya gagal pulang. Sementara pada kalimat
kedua, terdapat kalimat abstraksi, seperti kata kelompok terbangnya.
Khalayak akan mempersepsikan lain dengan adanya strategi wacana
penyebutan secara jelas atau abstrak. Tanpa adanya penjelasan yang
gamblang, yakni penyebutan kloter 9 Embarkasi Surabaya, maka
pembaca dapat mengasumsikan kelompok terbang itu dari Indonesia
yang bukan dari Embarkasi, Surabaya pada awalnya. Karena wartawan
ingin mengeneralisasikan persepsi pembaca, yakni jamaah haji. Bukan
berarti wartawan tidak mengetahui kelompok terbang tersebut dari
Surabaya, melainkan wartawan menunjukkan kloter 9 Embarkasi
Surabaya pada redaksi selanjutnya. Kata kelompok terbangnya
menggambarkan jamaah haji Indonesia yang tidak berhasil pulang.