Anda di halaman 1dari 13

SEJARAH ABRAHAM MASLOW

Abraham Maslow dianggap sebagai pendiri dan pemimpin gerakan psikologi humanistik.
Dia sangat kritis terhadap pendekatan behaviorisme dan psikoanalisis, terutama pendekatan
Sigmund Freud terhadap kepribadian. Menurut Maslow, ketika psikologi hanya mempelajari
kepribadian manusia dan emosi manusia yang tidak normal, mereka mengabaikan kualitas manusia
yang positif seperti kebahagiaan, kepuasan, dan ketenangan pikiran.

Maslow menekankan bahwa kita meremehkan pembawaan alamiah manusia, saat kita gagal
untuk menelaah contoh terbaik dari kemanusiaan, kreatifitas terbaik dari masyarakat, kesehatan, dan
orang dewasa. Dengan demikian, Maslow menegaskan bahwa pendekatannya terhadap kepribadian
dapat menilai representatif terbaik dari manusia.

Teori kepribadian Maslow tidak berasal dari kasus bersejarah dari pasien klinis tetapi dari
penelitian akan kreativitas, kemandirian, self-sufficient, orang dewasa yang penuh. Maslow
menyimpulkan bahwa setiap manusia lahir dengan insting kebutuhan yang sama yang
memungkinkan kita untuk tumbuh, berkembang, dan memenuhi potensial yang kita milik

Sebagai anak sulung dari 7 bersaudara, Abraham Maslow lahir pada tahun 1908 di
Brooklyn, New York. Orang tuanya merupakan imigran dengan pendidikan yang rendah dengan
beberapa harapan agar ekonomi mereka dapat meningkat.

Masa kecil Maslow tidak mudah. Maslow menulliskan dengan masa kecilku, merupakan
suatu keajaiban bila diriku tidak menjadi seorang psychotic (kutipan dalam Hall, 1968, p.37).
Dalam percakapan terbuka pada paper yang tidak dipublikasi olehnya, Maslow menuliskan,
keluargaku adalah keluarga yang melarat dan ibuku merupakan makhluk yang seram (kutipan
dalam Hoffman, 1996, p.2). Terisolasi dan tidak bahagia, Maslow tumbuh tanpa teman dekat atau
orang tua yang saling mencintai. Ayahnya telah menelantarkan pernikahannya yang tidak bahagia.
Maslow mengatakan bahwa ayahnya adalah seseorang yang, mencintai whiski dan wanita dan
pertengkaran (kutipan dalam Wilson, 1972, p. 131). Pada akhirnya Maslow berdamai dengan
ayahnya tetapi sebagai seorang anak dan remaja ia hanya merasakan perseteruan terhadap beliau.

Hubungan Maslow dengan ibunya lah yang terburuk. Maslow tumbuh dewasa dengan
kebencian terhadap ibunya dan ia tidak pernah mencapai perdamaian sedikitpun bersama ibunya
(Hoffman, 1988, p.7). Ibunya adalah seorang wanita yang percaya takhayul dan dengan cepat
menghukum Maslow apabila Maslow berbuat kesalahan sedikit saja. Ibunya mengatakan bahwa
Tuhan akan membalas setiap perlakuan Maslow yang salah. Tidak mengasihi dan menolak
keberadaan Maslow, ibunya secara terbuka menyayangi si anak bungsu. Saat Maslow membawa
pulang dua anak kucing yang tersesat, ibunya membunuh mereka, membanting kepala mereka ke
dinding. Maslow tidak pernah memaafkan perlakuan sang ibu terhadap dirinya, dan saat ibunya
meninggal, Maslow menolak untuk menghadiri pemakaman beliau. Pengalaman tersebut tidak
hanya berdampak pada kehidupan emosional Maslow tetapi juga pada pekerjaannya dalam
psikologi

Sebagai seorang anak, Maslow percaya jika ia berbeda dengan anak lainnya. Merasa malu
akan fisiknya yang kurus kering dan hidung yang besar. Ia mengingat tahun-tahun remajanya
ditandai dengan inferiority complex yang besar. Menurut Maslow tidak ada sedikitpun perasaan
superior yang dimilikinya dan hanya satu inferiority complex yang menyakitkan

Perpustakaan menjadi tempat bermain di masa kanak-kanak dan remajanya, dan bacaan
serta pendidikan membantunya mencari jalan keluar bagi kemiskinan dan kesendirian. Ia tipikal
siswa yang hadir di sekolah sejam sebelum kelas dimulai, dan gurunya akan membiarkan ia duduk
di dalam ruang kelas yang kosong, membaca buku-buku yang dipinjamkan oleh gurunya. Walaupun
peringkat Maslow disekolah biasa saja, namun peringkatnya tersebut cukup untuk membuatnya
diterima di City Collaege di New York. Ia gagal selama satu semester dan selama masa akhir
tahunnya di masa percobaan akademik, tetapi dengan ketekunan peringkatnya meningkat. Ia mulai
belajar di jurusan hukum, sesuai dengan permintaan ayahnya, tetapi setelah dua minggu kemudian
ia memutuskan bahwa ia tidak menyukainya. Apa yang ia inginkan adalah mempelajari tentang
segalanya.

From Monkeys to Self-Actualization

Keinginan Maslow untuk belajar sesuai dengan minatnya sepupunya yang bernama Bertha.
Ia dengan segera meninggalkan rumah, pertama untuk Universitas Cornell lalu untuk Universitas
Wisconsin, di mana Bertha bergabung dengannya. Maslow berusia 20 tahun dan Bertha berusia 19
tahun ketika mereka menikah. Ikatan yang membekali Maslow dengan perasaan akan kepemilikan
dan rasa akan arah tujuan. Ia kemudian mengatakan bahwa hidupnya memiliki sedikit arti sampai ia
menikahi Bertha dan memulai studinya di Wisconcin. Mulanya, saat masih di Cornell, ia telah
terdaftar di jurusan Psikologi dan mendeklarasikan bahwa ia menemukan Psikologi sebagai sesuatu
yang menakjubkan dan tanpa darah. Psikologi memiliki tidak ada yang bisa dilakukan dengan
orang-orang, sehingga aku menggigil dan melarikan diri darinya (kutipan dalam Hoffman, 1988, p.
26). Di Wisconsin, bagaimanapun, ia menemukan psikologi behavioristik dari John B. Watson,
pemimpin dari revolusi untuk membuat psikologi menjadi cabang ilmu pengetahuan mengenai
perilaku. Seperti kebanyakan orang di awal tahun 1930, Maslow menjadi keasyikan, percaya bahwa
behavioristik dapat menyelesaikan masalah di seluruh dunia. Ia berlatih pada psikologi
eksperimental termasuk bekerja dalam dominan dan perilaku seksual pada primata. Secara jelasnya
hal tersebut merupakan langkah besar dari tipe penelitiannya dalam bingkai kerja behavioristik
menjadi ide psikologi humanistikdari kera menjadi aktualisasi diri.

Maslow menerima gelar Ph.Dnya dari Universitas Wisconsin pada tahun 1934 dan
kembali ke New York, awalnya untuk keanggotaan postdoctoral di bawah E. L Thorndike di
Universitas Columbia, dan kemudian mengajar di Universitas Brooklyn, di mana ia tinggal sampai
tahun 1951. Ia mengajar di New York pada akhir tahun 1930 dan awal 1940, Maslow memiliki
kesempatan untuk bertemu gelombang intelektual dari perantau yang melarikan diri dari NAZI
German, termasuk Erich Fromm, Karen Horney, dan Alfred Adler. Maslow membicarakan
mengenai Adler setiap waktu dan sungguh tertarik dengan teori-teori Adler, ujar Bertha Maslow
(kutipan dalam Hoffman, 1988, P. 304). Maslow juga bertemu dengan Psikolog Gestalt yaitu Max
Wertheimer dan Benedict yang menyulut idenya mengenai aktualisasi diri.

Di puncak kepopulerannya, Maslow mengembangkan berbagai jenis penyakit termasuk


gangguan perut, insomnia, depresi, dan penyakit jantung. Dalam menghadapi batas pertumbuhan
fisik, Maslow mendorong dirinya untuk bekerja lebih keras untuk melaksanakan tujuannya dalam
psikologi humanistik. Maslow meninggal pada tahun 1970 karena serangan jantung.

DEFENISI KEPRIBADIAN

Maslow berpendapat bahwa motivasi manusia disusun ke dalam sebuah hirarki kebutuhan
yaitu suatu susunan kebutuhan yang sistematis. Kebutuhan dasar harus dipenuhi sebelum kebutuhan
dasar lainnya dipenuhi. Kebutuhan ini bersifat instinktif yang mengakibatkan atau mengarahkan
perilaku manusia. Meskipun kebutuhan itu bersifat instinktif, namun perilaku yang digunakan untuk
memuaskan kebutuhan tersebut sifatnya dapat dipelajari, sehingga terjadi variasi perilaku dari setiap
orang dalam cara memuaskannya.
STRUKTUR KEPRIBADIAN

Maslow mengusulkan suatu hierarchy of five innate needs (hirarki akan lima kebutuhan
intrinsik) yang mengaktifkan dan melangsungkan perilaku manusia (Maslow, 1968, 1970b).
Hierarchy of five innate needs adalah suatu susunan dari kebutuhan intrinsik, dari yang terkuat ke
yang terlemah, yang mengaktifkan dan melangsungkan perilaku. Kelimanya merupakan
psychological needs, safety needs, belongingness and love needs, esteem needs, dan self
actualization needs.

Need for self -


actualization

Esteem needs (from


self and others)

Belongingness and love needs

Safety needs: security, order, and stability

Psychological needs: food, water, and sex

(Figure 1. Hirarki Maslow akan kebutuhan)

Maslow menjelaskan kebutuhan-kebutuhan tersebut sebagai instinctoid (istilah Maslow


untuk kebutuhan intrinsik di dalam teori hirarkinya akan kebutuhan), yang mana artinya mereka
memiliki komponen hereditas. Bagaimanapun, kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat terpengaruh
atau digantikan dengan pembelajaran, ekspektasi sosial, dan ketakutan akan penolakan. Walaupun
kita dilengkapi dengan kebutuhan tersebut sejak lahir, perilaku yang kita gunakan untuk
memuaskan kebutuhan dipelajari dan terdapat beragam subjek dari satu orang ke orang yang
lainnya. Kebutuhan tersebut diatur dalam urutan dari yang terkuat ke yang terlemah. Kebutuhan
yang rendah setidaknya harus dipuaskan sebagian sebelum kebutuhan yang tertinggi muncul.
Misalnya, orang yang lapar tidak memikirkan kebutuhan mereka untuk menjaga harga diri. Mereka
menjadi sibuk dengan memuaskan psychological needs dengan makanan, tidak dengan memperoleh
izin dan harga diri dari orang lain. Itu hanya berlaku saat orang-orang memiliki makanan yang
seimbang dan memiliki perlindungan, dan saat istirahat, sisa dari kebutuhan terendah akan
terpuaskan, bahwa mereka dimotivasi oleh peringkat tertinggi dalam hirarki.

Pada umumnya, hanya satu kebutuhan yang akan mendominasi kepribadian seseorang.
Orang akan bergantung pada bagian mana mereka yang akan merasa puas. Orang yang bergantung
pada karier mereka dan tidak lagi memiliki dorongan dalam jangka waktu yang lama, atau bahkan
khawatir akan kondisi psikologikal mereka dan keinginan untuk safety. Orang-orang sukses lebih
suka untuk menjadi termotivasi oleh kebutuhan untuk harga diri atau perubahan. Mundurnya
kegiatan ekonomi menyebabkan beberapa orang kehilangan pekerjaan mereka, rasa aman mereka
dan psychological needs-nya yang mungkin akan memunculkan prioritas kebutuhan yang
diutamakan.

Characteristic of Needs

Maslow menjelaskan beberapa karakterisik dari kebutuhan :

Semakin rendah kebutuhan di dalam hirarki, semakin besar pula kekuatan, potensi, dan
prioritasnya. Kebutuhan tertinggi adalah kebutuhan yang terlemah.
Kebutuhan yang lebih tinggi muncul di kemudian hari. Kebutuhan fisiologis dan keamanan
muncul di masa bayi. Belongingness dan self esteem muncul saat masa remaja. Self
actualization needs tidak muncul sampai masa paru baya.
Karena kebutuhan yang lebih tinggi kurang diperlukan untuk kelangsungan hidup aktual,
sehingga kepuasan mereka dapat ditunda.
Meskipun kebutuhan yang lebih tinggi kurang diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi
mereka berkontribusi terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan. Kepuasan terhadap
kebutuhan yang lebih tinggi akan meningkatkan kesehatan dan umur panjang.
Kepuasan terhadap kebutuhan yang lebih tinggi juga bermanfaat secara psikologis yaitu
dapat menyebabkan kebahagiaan dan kepuasan.
Kepuasan akan kebutuhan yang lebih tinggi membutuhkan keadaan eksternal yang lebih
baik (sosial, ekonomi, dan politik) daripada kepuasan akan kebutuhan yang rendah.
Suatu kebutuhan tidak harus dipenuhi sepenuhnya sebelum kebutuhan berikutnya dalam
hirarki menjadi penting. Maslow mengusulkan persentase kepuasan menurun untuk setiap
kebutuhan.

Psychological needs

Bila kebutuhan dasar akan makanan dan tempat berlindung tidak terpenuhi, maka
kebutuhan yang lebih tinggi, seperti penghargaan dan aktualisasi diri akan menjadi kurang
penting. Kebutuhan fisiologis memiliki dampak pribadi yang lebih besar sebagai kekuatan yang
memotivasi dalam budaya di mana kelangsungan hidup dasar tetap menjadi perhatian sehari-hari.
Karena kebutuhan yang telah memuaskan tidak lagi berfungsi untuk memotivasi perilaku,
setidaknya kebutuhan fisiologis memainkan peran bagi kebanyakan orang.
Safety needs
Maslow percaya bahwa kebutuhan rasa aman biasanya merupakan dorongan penting bagi
bayi dan orang dewasa yang neurotik. Orang dewasa yang sehat secara emosional biasanya
kebutuhan rasa amannya terpenuhi yaitu sebuah kondisi yang membutuhkan stabilitas, keamanan,
dan kebebasan dari rasa takut dan cemas. Orang dewasa telah mempelajari bagaimana cara
mencegah rasa takut.

Indikasi lain yang terlihat dari kebutuhan rasa aman pada anak-anak yaitu preferensi mereka
terhadap rutinitas, untuk hidup yang tertib dan dapat diprediksi. Terlalu banyak kebebasan dan
sikap yang permisif menyebabkan tidak adanya struktur dan ketertiban. Situasi ini cenderung
menimbulkan kegelisahan dan ketidakamanan pada anak-anak karena mengancam keamanan
mereka. Beberapa ukuran kebebasan harus diberikan kepada anak-anak, namun hanya dalam batas
kemampuan mereka untuk mengatasinya. Kebebasan ini harus ditawarkan dengan bimbingan
karena anak-anak belum mampu mengarahkan tingkah lakunya sendiri dan menerima
konsekuensinya.

Orang dewasa yang neurotik dan gelisah juga membutuhkan struktur dan ketertiban karena
kebutuhan rasa aman mereka masih mendominasi kepribadian mereka. Orang yang neurotik
secara kompulsif menghindari pengalaman baru. Mereka mengatur dunianya agar bisa diprediksi,
menganggarkan waktu dan mengatur harta milik mereka.

Maslow menunjukkan bahwa walaupun kebanyakan orang dewasa yang normal telah
memenuhi kebutuhan rasa aman, kebutuhan tersebut mungkin masih berdampak pada perilaku.
Banyak dari kita memilih hal yang bisa diprediksi untuk hal yang tidak diketahui. Itulah sebabnya
kita menabung untuk masa depan, membeli asuransi, dan memilih untuk tetap dalam pekerjaan
yang aman daripada mengambil risiko usaha baru. Namun, kebutuhan rasa aman tidak terlalu
menjadi motiv bagi orang dewasa yang sehat.

Belongingness and love needs

Setelah kebutuhan fisiologis dan rasa aman kita cukup memuaskan, maka muncullah
kebutuhan akan rasa memiliki dan dicinta. Kebutuhan belongingness and love needs dapat
diekspresikan melalui hubungan dekat dengan teman, kekasih, atau pasangan, atau melalui
hubungan sosial dalam suatu kelompok. Tidak terpenuhinya love needs dapat menyebabkan
ketidakstabilan emosional. Setiap orang ingin mempunyai hubungan yang hangat dan akrab, bahkan
mesra dengan orang lain. Ia ingin mencintai dan dicintai. Setiap orang butuh menjadi bagian dalam
sebuah keluarga, sebuah kampung, suatu marga, dll. Setiap orang yang tidak mempunyai keluarga
akan merasa sebatang kara, sedangkan orang yang tidak sekolah dan tidak bekerja merasa
dirinya pengangguran yang tidak berharga. Kondisi seperti ini akan menurunkan harga diri orang
tersebut.

Self esteem needs

Manusia membutuhkan penghargaan dan penghormatan dari orang di sekelilingnya, seperti


rasa harga diri ataupun pengakuan sosial. Ada dua macam kebutuhan akan harga diri. Pertama,
adalah kebutuhan akan kekuatan, penguasaan, kompetensi, percaya diri, dan kemandirian.
Sedangkan yang kedua adalah kebutuhan akan penghargaan dari orang lain. Orang yang terpenuhi
kebutuhannya akan harga diri akan tampil sebagai orang yang percaya diri, tidak tergantung pada
orang lain dan selalu siap untuk berkembang terus untuk selanjutnya meraih kebutuhan yang
tertinggi yaitu aktualisasi diri (self actualization).

Self actualization needs


Kebutuhan tertinggi dalam hierarki Maslow adalah aktualisasi diri. Berkaitan dengan
realisasi penuh terhadap potensi, talenta, dan kemampuan. Meskipun seseorang telah memenuhi
semua kebutuhan lain dalam hierarki, tetapi jika dia tidak mengaktualisasikan dirinya sendiri, maka
dia akan merasa resah, frustrasi, dan tidak puas.

Proses pengaktualisasi diri terjadi ketika seseorang mampu memaksimalkan kemampuan


pribadi dan mencapai perkembangan kepribadian sepenuhnya. Aktualisasi diri tidak terbatas pada
kreatif dan intelektual yang super seperti musisi, seniman, dan astrofisikawan. Yang penting ialah
memenuhi potensi diri sendiri pada tingkat tertinggi, apapun usaha yang dipilih seseorang.

Kondisi berikut diperlukan agar kita dapat memenuhi kebutuhan aktualisasi diri :
Kita harus bebas dari hambatan yang dipaksakan oleh masyarakat dan oleh diri kita sendiri.
Kita tidak boleh terganggu oleh kebutuhan yang lebih rendah.
Kita harus aman dalam citra diri kita dan dalam hubungan kita dengan orang lain; kita harus bisa
mencintai dan dicintai sebagai gantinya.
Kita harus memiliki pengetahuan yang realistis tentang kekuatan dan kelemahan kita, kebajikan
dan keburukan kita.

Cognitive needs
Cognitive needs merupakan kebutuhan bawaan lahir untuk tahu dan mengerti dimana
kebutuhan untuk tahu lebih besar daripada untuk mengerti.
Kebutuhan untuk mengetahui dan memahami muncul pada akhir masa bayi dan kanak-
kanak awal hal ini diungkapkan oleh anak-anak sebagai rasa ingin tahu alami. Karena kebutuhan itu
bawaan, mereka tidak harus diajar, tapi tindakan orang tua dan guru bisa menghambat rasa
penasaran spontan anak. Gagal memuaskan cognitive needs berbahaya dan menghambat
perkembangan dan fungsi kepribadian.
Hirarki kebutuhan kedua ini tumpang tindih dengan lima hierarki kebutuhan. Mengetahui
dan memahami adalah dasar untuk berinteraksi dengan lingkungan itu dengan cara yang sehat
secara emosional, matang untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, keselamatan, cinta, penghargaan,
dan kebutuhan aktualisasi diri. Tidak mungkin untuk menjadi aktualisasi diri jika kita gagal
memenuhi kebutuhan untuk mengetahui dan memahami.

THE STUDY OF SELF-ACTUALIZER


Menurut teori Maslow, para pelaku aktualisasi diri berbeda dengan orang lain dalam hal
motivasi dasar mereka. Maslow mengemukakan jenis motivasi yang berbeda untuk para pelaku
aktualisasi diri yang disebut metamotivation (yang biasa disebut dengan B-motivation atau Being).
Awalan meta- berarti melampaui.

Metamotivation
Metamotivation merupakan suatu kondisi dimana motivasi yang kita ketahui selama ini
tidak punya peranan. Orang-orang yang melakukan aktualisasi diri tidak berusaha untuk suatu
tujuan tertentu melainkan, mereka justru berusaha untuk berkembang dari dalam diri mereka.
Pelaku aktualisasi diri dirisaukan oleh kebutuhan mereka untuk memenuhi potensi diri dan
untuk mengetahui serta paham terhadap lingkungan. Tujuan mereka untuk memperkaya hidup
mereka dengan cara meningkatkan tekanan untuk mengalami kejadian beragam yang menantang.
Karena para pelaku aktualisasi diri seolah tidak memiliki motivasi, Maslow mengemukakan suatu
daftar yang disebut dengan metaneeds, yaitu tahapan-tahapan pertumbuhan yang menunjukkan
perkembangan para pelaku aktualisasi diri. Kegagalan dalam memenuhi metaneeds berdampak
menghasilkan metapathology, gagal mencapai puncak perkembangan kepribadian pelaku aktualisasi
diri tersebut.
Figure 2. Metaneeds dan Metapathologies Maslow

Karakteristik dari pengaktualisasi diri


Penelitian Maslow tentang kesehatan emosional seseorang membentuk dasar teori
kepribadian. Dia menganggap bahwa pelaku aktualisasi diri mempunyai karakteristik yang sama.
1. An efficient perception of reality
Para pelaku aktualisasi diri menganggap diri mereka, termasuk orang lain secara jelas dan
objektif, dan tidak berisi prasangka dan praduga.
2. An accceptance of themselves, other, and nature
Para pelaku aktualisasi diri menerima kelebihan dan kekurangan mereka. Mereka juga
meneriman kelemahan dari orang lain dan masyarakat pada umumnya.
3. A spontaneity, simplicity, and naturalness
Perilaku dari para pelaku aktualisasi diri itu terbuka, jujur, dan alami. Pelaku pengaktualisasi
diri biasanya bersifat individualistik dalam pola pikir mereka dan merea merasa cukup nyaman
dengan diri mereka.
4. A focus on problems outside themselves
Para pelaku pengaktualisasi diri memiliki suatu rasa keharusan, komitmen, dimana mereka
mendedikasikan tenaga mereka. Dedikasi ini merupakan persyaratan untuk aktualisasi diri.
5. A sense of detachment and the need for privacy
Para pelaku pengaktualisasi diri memiliki kualitas pemisahan diri dan mampu menyendiri
tanpa merasa sendirian dan justru merasa relaks dan nyaman ketika sedang bersama orang lain atau
sendirian.
6. A freshness of appreciation
Para pelaku aktualisasi diri memiliki kemampuan untuk mempersepsikan dan merasakan
lingkungan sekitar mereka dengan suatu rasa kesegaran, kekaguman dan keajaiban. Mereka
mengapresiasi apa yang mereka miliki dan mensyukurinya.
7. Mytiscal or peak experiences
Para pelaku aktualisasi diri mengetahui kejadian dengan perasaan sukacita yang besar,
bagaikan pengalaman religius yang mendalam yang dapat terjadi dengan aktivitas-aktivitas yang
benar-benar terjadi
8. Social interest
Walaupun mereka sering terganggu oleh perilaku orang lain, para pelaku aktualisasi diri
merasa adanya hubungan saling mengerti terhadap orang lain yang muncul bersamaan dengan
keinginan untuk menolong orang-orang tersebut.
9. Profound interpersonal relations
Walaupun lingkaran pertemanan mereka tidak besar, para pelaku aktualisasi diri memiliki
pertemanan yang mendalam dan tahan lama. Mereka cenderung berteman dengan orang-orang
yang punya kualitas diri yang menyerupai diri mereka.
10. A democratic character structure
Para pelaku aktualisasi diri memiliki sifat toleran dan mampu menerima kepribadian dan
perilaku dari orang lain.
11. Creativeness
Para pelaku aktualisasi diri adalah orang-orang yang kreatif dan memiliki daya temu yang
tinggi, dan memiliki originalitas dalam pekerjaan mereka dan hal-hal lainnya dalam hidup mereka.
12. Resistance to enculturation
Para pelaku aktualisasi diri memiliki sifat berdiri sendiri, independen, dan percaya diri.
Mereka merasa bebas untuk menolak tekanan-tekanan sosial, maupun kultural yang menuntut
mereka untuk berpikir dan berperilaku dengan cara-cara tertentu.

PSIKOPATOLOGI

Maslow berpendapat bahwa psikopatologi umumnya hasil dari penolakan , frustasi dan
penyimpangan dari hakikat alami seseorang. Dalam pandangan ini apa yang baik adalah semua
yang memajukan aktualisasi diri dan yang buruk atau abnormal adalah segala hal yang
menghambat aktualisasi diri seseorang.menolak kemanusiaan sebagai hakikat alami. Karena itu,
Psikoterapi adalah usaha mengembalikan orang ke jalur aktualisasi dirinya dan berkembang
sepanjang lintasan yang diatur oleh alam didalam dirinya.
Kegagalan untuk mengaktualisasi diri

Dalam teori kebutuhan Maslow, aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang tertinggi yang
mudah terhambat perkembangannya. Contohnya, permusuhan atau penolakan dari orang tua
membuat seseorang sulit mendapatkan kebutuhan akan cinta dan kebutuhan akan harga diri, dengan
timbulnya masalah ini aktualisasi diri seseorang tidak bisa muncul. Pendidikan dan cara mengasuh
anak yang kurang baik akan menggagalkan berkembangnya aktualisasi diri pada anak saat dia
dewasa.

Jika seorang anak terlalu dijaga dengan ketat sehingga dia tidak bisa mencoba hal-hal baru
dilingkungannya, maka saat dewasa dia jadi tidak bisa mengekspresikan dan akan menghambat
perkembangan aktualisasi dirinya. Orang tua yang terlalu permisif juga baik. Menurut Maslow,
perlakuan yang ideal bagi anak-anak adalah dengan menyeimbangkan sikap permisif dan peraturan.

Rasa cinta yang terpenuhi menjadi pembentuk aktualisasi diri yang paling penting, dan itu
juga akan mempengaruhi psikologis dan kebutuhan akan rasa amannya di usia 2 tahun pertamanya.
tanpa adanya rasa cinta dari orang tuanya, rasa aman dan harga diri saat masih kecil, akan sulit
membentuk aktualisasi diri saat dewasa nanti.

ISSUE OF HUMAN NATURE

Pandangan Maslow terhadap kepribadian bersifat humanistik dan optimis. Dia memusatkan
perhatian pada psikologis yang sehat daripada yang tidak, pertumbuhan daripada stagnasi,
kebajikan dan potensi daripada kelemahan dan keterbatasan. Maslow memiliki rasa percaya diri
yang kuat terhadap kemampuan kita untuk membentuk kehidupan dan dalam masyarakat kita

Maslow percaya bahwa kita mampu membentuk kehendak bebas (free will) kita bahkan
dalam menghadapi faktor biologis dan konstitusional yang negatif. Maslow mendukung bahwa
setiap orang itu terlahir dengan kepribadian yang unik (Uniqueness). Motivasi dan kebutuhan kita
bersifat universal, tapi cara kita mencapai kebutuhan akan standar kepuasan kita tergantung pada
masing-masing orang. Bahkan untuk aktualisasi diri, mereka mungkin memiliki kualitas tertentu
yang sama namun perilakunya tidak identik. Maslow mengakui pentingnya 5 tahun pertama anak
dalam membangun atau menghambat perkembangan anak saat dewasa, tapi dia tidak percaya kita
korban dari pengalaman masa lalu (past dan present seimbang). Kita memiliki potensial lebih untuk
mengatur kehidupan kita dan ita bisa lebih bahagia dan produktif jika kita bisa belajar dari
pengalam tersebut, sehingga Maslow percaya kita dapat mencapai tingkat tertinggi dalam hidup.
Dan Maslow optimis (optimism) terhadap kemampuan masing-masing manusia yang
mampu memenuhi dan mencapai potensi manusia yang sangat luas.

Figure 2. Human Nature Maslow

ASSESSMENT

Karya Maslow tentang aktualisasi diri tidak dimulai sebagai program kepribadian formal penilaian
dan penelitian. Dia memulai penyelidikannya karena ingin tahu tentang dua orang yang
membuatnya terkesan, antropolog Ruth Benedict dan psikolog Gestalt Max Wertheimer. Maslow
sangat mengaguminya dan ingin mengerti Apa yang membuat mereka begitu berbeda dari orang
lain yang dia kenal. Setelah mengamati mereka dengan hati-hati ia menyimpulkan bahwa mereka
memiliki kualitas tertentu yang memisahkan mereka dari individu rata-rata.

Personal Orientation Inventory

Inventori Orientasi Pribadi (POI), sebuah kuesioner laporan-diri yang terdiri dari 150 pasang
pernyataan, dikembangkan oleh psikolog Everett Shostrom untuk mengukur aktualisasi diri
(Shostrom, 1964, 1974). Orang yang mengikuti tes harus menunjukkan pasangan masing-masing
mana yang lebih sesuai untuk mereka (lihat Tabel 9.3).

Inventori Orientasi Pribadi (POI) dinilai untuk dua skala besar dan 10 subskala. Skala utama
adalah kompetensi waktu, yang mengukur sejauh mana kita hidup di masa sekarang, dan inner
directedness, yang menilai seberapa banyak kita bergantung pada diri kita sendiri daripada orang
lain untuk penilaian dan nilai.
DAFTAR PUSTAKA

Schultz, Schultz. 2005. Theories Of Personality 8th Edition. Wadsworth Cengage Learning: United
States of America.

Anda mungkin juga menyukai