Anda di halaman 1dari 10

Nama : Amsalul Ahmad

NIM : 1471042050
Kelas : III E

Tugas Psikologi Kepribadian


Review Materi Carl Rogers & Abraham Maslow

TEORI KEPRIBADIAN ABRAHAM MASLOW


Abraham Harold Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tanggal 1 April
1908. Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi Rusia dengan orang tua yang tidak
mengenyam pendidikan tinggi. Pada masa kecilnya, ia dikenal sebagai anak yang kurang
berkembang dibanding anak lain sebayanya. Ia mengatakan bahwa dirinya adalah seorang
anak Yahudi yang tumbuh dalam lingkungan yang mayoritas dihuni oleh non Yahudi. Ia
merasa terisolasi dan tidak bahagia pada masa itu. Ia tumbuh di perpustakaan diantara buku-
buku. Ia awalnya berkuliah umum, namun pada akhirnya, ia memilih untuk mempelajari
psikologi dan lulus dari Universitas Wisconsin. Pada saat ia berkuliah, ia menikah dengan
sepupunya yang bernama Bertha pada bulan Desember 1928 dan bertemu dengan mentor
utamanya yaitu Profesor Harry Harlow. Ia memperoleh gelar bachelor pada
1930, master pada 1931, dan Ph.D pada 1934. Maslow kemudian memperdalam riset dan
studinya di Universitas Columbia dan masih mendalami subjek yang sama. Di sana ia
bertemu dengan mentornya yang lain yaitu Alfred Adler, salah satu kolega awal dari
Sigmund Freud.
Pada tahun 1937-1951, Maslow memperdalam ilmunya di Brooklyn College. Di New York,
ia bertemu dengan dua mentor lainnya yaitu Ruth Benedict seorang antropologis, dan Max
Wertheimer seorang Gestalt psikolog, yang ia kagumi secara profesional maupun personal.
Kedua orang inilah yang kemudian menjadi perhatian Maslow dalam mendalami perilaku
manusia. Maslow menjadi pelopor aliran humanistik psikologi yang terbentuk pada sekitar
tahun 1950 hingga 1960-an. Ia menghabiskan masa pensiunnya di California, sampai
akhirnya ia meninggal karena serangan jantung pada 8 Juni 1970. Kemudian ia
dianugerahkan gelar Humanist of the Year oleh Asosiasi Humanis Amerika pada tahun 1967.
Konsep Humanistik Menurut Abraham H. Maslow
Manusia adalah suatu ketunggalan yang mengalami, menghayati, dan pada dasarnya
aktif,punya tujuan serta punya harga diri. Karena itu ,walaupun dalam peneletian boleh saja
dilakukan analisis rinci mengenai bagian-bagian dari jiwa (psyche) manusia. Namun dalam
penyimpulan nya ,manusia seperti ini dinamakan pandangan holistic (whole = menyeluruh).
Selain itu manusia juga harus di pandang dengan penghargaan yang tinggi terhadap harga
dirinya, perkembangan pribadinya, perbedaan individualnya dan dari sudut pandang
kemanusiaan nya itu sendiri. Karena itu psikologi harus masuk dalam topic-topik yang
selama ini hamper tidak pernah diteliti oleh aliran-aliran behaviorisme dan psikoanaalisis,
seperti cinta, kreativitas, pertumbuhan, aktualisasi diri ,kemandirian, tanggung jawab, dan
sebagainya. Pandangan seperti ini disebut pandangan humanistic (human = manusia). Teori
Humanistik melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi.
Abraham Maslow ( 1908 – 1970 ) berpendapat manusia mempunyai naluri – naluri dasar
yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan tersebut adalah:
Kebutuhan fisik / biologis
Kebutuhan akan rasa aman.
Kebutuhan akan rasa dimiliki ( sense of belonging ) dan cinta.
Kebutuhan akan penghagaan dan harga diri
Kebutuhan aktualisasi / perwujudan diri.
Kebutuhan estetik.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut mempunyai urutan hierarki. Keempat Kebutuhan pertama
disebut kebutuhan “ deficiency ”.
Teori Hirarki Kebutuhan Maslow
Maslow menyusun teori motivasi manusia dimana variasi kebutuhan manusia dipandang
tersusun dalam bentuk hirarki atau berjenjang. Setiap jenjang kebutuhan dapat dipenuhi
hanya apabila jenjang sebelumnya telah terpuaskan. Kebutuhan fisiologis harus terpuaskan
lebih dahulu sebelum muncul kebutuhan rasa aman. Sesudah kebutuhan fisiologis dan rasa
aman terpuaskan baru muncul kebutuhan kasih sayang, begitu seterusnya. Maslow membagi
kebutuhan organisme menjadi dua kategori. Pertama, ia mengidentifkasi beberapa kategori
kebutuhan,defenisi kebutahan “ D “ (atau “ motif D ”), yang penting dalam pertahanan hidup.
Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan biologis utama seperti makanan, air, seks dan tempat tinggal.
Kebutuhan akan rasa aman
Mencakup kebutuhan akan keadaan yang umumnya biasa diprediksi , yang membuat dunia
menjadi masuk akal. Kebutuhan fisiologis dan keamanan pada dasarnya adalah kebutuhan
mempertahankan kehidupan, dimana kebutuhan fisiologis adalah pertahanan hidup jangka
pendek sedangkan keamanan adalah pertahanan hidup jangka panjang.
Kebutuhan akan rasa memiliki dan cinta
Mencakup hubungan psikologis yang mendalam dengan orang lain. Orang sangat peka
dengan kesendirian, pengasing, ditolak lingkungan, dan kehilangan sahabat atau kehilangan
cinta. Kebutuhan dimiliki ini sangat penting sepanjang hidup. Ada dua jenis cinta ( dewasa )
yakni deficiency atau D-Love dan Being atau B-Love. Kebutuhan cinta karena kekurangan,
itulah D-Love, dimana orang yang mencintai sesuatu yang tidak dimilikinya seperti harga
diri, seks, atau seseorang yang membuat dirinya menjadi tidak sendirian. Misalnya, hubungan
pacaran, hidup bersama atau perkawinan yang membuat orang terpuaskan kenyamanan dan
keamanannya. D-Love adalah cinta yang mementingkan diri sendiri yang memperoleh
daripada memberi. B-Love didasarkan pada penilaian mengenai orang lain apa adanya, tanpa
keinginan mengubah atau memanfaatkan orang itu. Cinta yang tidak berniat memiliki, tidak
mempengaruhi, dan terutama bertujuan memberi orang lain gambaran positif, penerimaan diri
dan perasaan dicintai, yang membuka kesempatan orang itu untuk berkembang.
Kebutuhan dasar harga diri
Ada dua jenis harga diri :
Menghargai diri sendiri ( self respect ), yaitu kebutuhan kekuatan, penguasaan, kompetensi,
prestasi, kepercayaan diri, kemandirian dan kebebasan.
Mendapat penghargaan dari orang lain ( respect from other ) yaitu kebutuhan prestise,
penghargaan dari orang lain, status ketenaran, dominasi, menjadi orang penting, kehormatan,
diterima dan apresiasi. Orang membutuhkan pengetahuan bahwa dirinya dikenal dengan baik
dan dinilai dengan baik oleh orang lain.
Empat kebutuhan diatas Maslow menyebutnya kebutuhan – kebutuhan deficit atau D-Needs.
Maksudnya, jika kita kekurangan sesuatu atau mengalami deficit, kita akan merasa
membutuhkan sesuatu tersebut. Maslow juga menyebut keempat kebutuhan ini dengan
homeostasis, yakni prinsip yang mengatur cara kerja thermostat ( alat pengendali suhu ).
Kalau suhu terlalu dingin dia akan menyalakan penghangat, sebaliknya kalau suhu terlalu
panas dia akan menyalakan pendingin. Begitupun dengan tubuh kita, ketika tubuh merasa
kekurangan bahan – bahan tertentu, dengan serta merta dia akan merasa memerlukannya.
Ketika dia sudah cukup mendapatkannya, rasa butuh itupun kemudian berhenti dengan
sendirinya. Maslow menganggap kebutuhan-kebutuhan deficit tadi sebagai kebutuhan untuk
bertahan.
Kebutuhan akan aktualisasi diri
Tahapan tertinggi dalam tangga hierarki motivasi manusia dari Abaraham Maslow adalah
kebutuhan akan aktualisasi diri. Maslow mengatakan bahwa manusia akan berusaha keras
untuk mendapatkan aktualisasi diri mereka, atau realisasi dari potensi diri manusia seutuhnya,
ketika mereka telah meraih kepuasan dari kebutuhan yang lebih mendasarnya. Aktualisasi
diri adalah keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri. Kebutuhan-
kebutuhan aktualisasi diri ini tidak memerluka penyeimbangan atau homeostasis. Sekali
diperoleh dia akan terus dirasakan. B-Needs adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri.
TEORI KEPRIBADIAN CARL ROGERS

Carl Ransom Rogers lahir pada 8 januari 1902 di Oak Park di Illinois, anak keempat
dari enam bersaudara yang lahir dari pasangan Walter dan Julia cushing. Rogers lebih dekat
dengan ibunya daripada ayahnya, karena ayahnya seorang insyinyur sipil. Rogers dibesarkan
dalam keluarga yang berkecukupan dan menganut aliran protestan fundamentalis yang keras
dan kaku dalam hal agama dan moral. Namun karena keluarga yang religius Rogers jadi
tertaruik untuk membaca alkitab disamping juga buku buku lainnya.
Cita-cita Rogers adalah menjadi petani sehingga ia masuk ke university of Wiconsin
jurusan pertanian. Setelah ia lulus SMA. Namun setelah tahun ke tiga nya diWiconsin dia
lebih aktif dal;am kegiatan keagamaan dikampus dan menghabiskan waktu selama enam
bulan untuk keliling ke China untuk menghadiri konferensi keagamaan bagi mahasiswa.
Yang mempertemukannya dengan para pemimpin agama muda sehingga mengubah
pemikirannya menjadi lebih liberal dan mendorongnya menjadi indepedensi dari pandangan
agama orangtuanya.
Sepulangnya dari perjalanan, Rogers sakit tapi ini tidak menghalanginya untuk
bekerja. Dia menyibukkan diri dengan mengerjakan pemotongan kayu dan lahan pertanian.,
sebelum akhirnya dia balik lagi ke Wisconsin dan bergabung dengan kelompok persaudaraan
dan menunjukkan dan menunjukkan rasa Percaya Diri yang lebih besar.
Pada tahun 1924, Rogers masuk ke sekolah Union Theological Seminary untuk masuk
ke Teacher College untuk mempelajari sepenuhnya topik Psikologi Klinis dan Psikologi
Pendidikan pada tahun 1927 Rogers bekerja sebagai rekanan di Institute for Child Guidance
yang baru didirikan di New York City sambil menyelesaikan gelar doktoralnya. Pada tahun
1931 di8a menerima gelar Ph.D dan kemudian dia pindah ke New York untuk bekerjadi
Rochester Society for the Prevention of cruelty to Children . dan pada tahun 1936 Rogers
mengundang Otto Rank ( salah satu rekan freud yang telah keluar ) untuk memberikan
seminar tiga hari mengenai praktik Psikoterapi Post Freud yang memberikan keyakinan
mendalam bahwa terapi ini merupakan konsep tentang hubungan yang menghasilkan
pertumbuhan emosional, yang disediakan lewat cara terapis yang menyimak secara empatis
dan penerimaan tanpa syarat kepada kliennya.
Selama kariernya Rogers menulis buku pertamanya yang berjudul “The Clinical
Treatment of The Problem Child” (1939) yang membuatnya diundang ke Ohio State
University. Kemudian pada tahun 1942 tulisannya diterbitkan dalam Counseling and
Psychoterapy”
Rogers seorang anak yang pemalu dan tidak memiliki teman dekat. Sehingga ketika
dia masuk ke university of Wisconsin dia hanya sanggup berbicara dengan seorang
perempuan yang sudah dikenalnya sejak SD di Oak Park yang akhirnya menjadi istri Rogers
yaitu Helen Elliot. Merekan menikah pada tahun 1924 dan memiliki dua orang anak David
dan Nathalie. Ketika awal rumah tangganya, Rogers menjadi salah satu pemikir terkemuka
yang menjadikannya bahwa hubungan antar pribadi diantara 2 individu merupakan kekuatan
dahsyat yang dapat menumbuhkan perkembangan psikologis yang sehat pada diri individu
tersebut. Pada masa kehidupan profesionalnya Rogers banyak menerima penghargaan
diantaranya, American Association for Apllication for Apllied Psychology, Distinguished
Scientific Contibution Award (1956) dari Amerika Psychology Association ( APA) Pada 4
Februari 1987 Rogers meninggal setelah operasi bedah tulang pinggul.

Teori Carl Rogers


Tokoh psikologi humanistik selain Abraham Maslow, adalah Carl Rogers. Rogers
(1902-1987) menjadi terkenal berkat metoda terapi yang dikembangkannya, yaitu terapi yang
berpusat pada klien (client-centered therapy). Tekniknya tersebar luas di kalangan
pendidikan, bimbingan, dan pekerja sosial. Rogers sangat kuat memegang asumsinya bahwa
manusia itu bebas, rasional, utuh, mudah berubah, subjektif, proaktif, heterostatis, dan sukar
dipahami.
a. Struktur kepribadian
Ada tiga komponen tentang struktur kepribadian menurut Rogers, yaitu:
1) Organime
Organisme adalah makhluk lengkap dengan fungsi fisik dan psikologisnya, tempat
semua pengalaman dan segala sesuatu yang secara potensial terdapat dalam kesadaran setiap
saat.
Organisme menanggapi dunia seperti yang diamati atau dialaminya. Realita adalah
medan persepsi yang sifatnya subjektif, bukan benar-salah.
Organisme adalah kesatuan sistem, sehingga perubahan pada satu bagian akan
mempengaruhi bagian lain. Setiap perubahan memiliki makna pribadi atau bertujuan, yakni
tujuan mengaktualisasi, mempertahankan, dan mengembangkan diri.
2) Medan fenomena
Rogers mengartikan medan fenomena sebagai keseluruhan pengalaman, baik yang
internal maupun eksternal, baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Medan fenomena
merupakan seluruh pengalaman pribadi seseorang sepanjang hidupnya.
Beberapa deskripsi tersebut menjelasakan pengertian medan fenomena:
1. Meliputi pengalaman internal (persepsi mengenai diri sendiri) dan pengalaman eksternal
(persepsi mengenai dunia luar).
2. Meliputi pengalaman yang disimbolkan (diamati dan disusunn dalam kaitannya dengan
diri sendiri), disimbolkan tetapi diingkari/ dikaburkan (karena tidak konsisiten dengan
struktur dirinya), dan tidak disimbolkan atau diabaikan (karena diamati tidak mempunyai
hubungan dengan struktur diri). Pengalaman yang disimbolkan disadari, sedang
pengalaman yang diingkari dan yang diabaikan tidak disadari.
3. Semua persepsi bersifat subjektif, benar bagi dirinya sendiri.
4. Medan fenomena seseorang tidak dapat diketahui oleh orang lain melalui inferensi
empatik, itu pun pengetahuan yang diperoleh tidak bakal sempurna.
3) Self
Konsep diri menurut Rogers adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman
yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku. Konsep diri ini
terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Untuk menunjukkan apakah
kedua konsep diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi, yaitu
Incongruence dan Congruence. Incongruence adalah ketidakcocokan antara self yang
dirasakan dalam pengalaman aktual disertai pertentangan dan kekacauan batin. Sedangkan
Congruence berarti situasi di mana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam
sebuah konsep diri yang utuh, integral, dan sejati. Diri merupakan salah satu konstruk sentral
dalam teori Rogers, dan ia telah memberikan suatu penjelasan yang menarik bagaimana ini
terjadi
Self merupakan konsep pokok dari teori kepribadian Rogers, yang intinya adalah :
a) terbentuk melalui medan fenomena dan melalui introjeksi nilai-nilai orang tertentu.
b) bersifat integral dan konsisten.
c) menganggap pengalaman yang tak sesuai dengan struktur self sebagai ancaman.
d) dapat berubah karena kematangan dan belajar

b. Dinamika kepribadian
Menurut Rogers, organisme mengaktualisasikan dirinya menurut garis-garis yang
diletakkan oleh hereditas. Ketika organisme itu matang maka ia makin berdiferensiasi, makin
luas, makin otonom, dan makin tersosialisasikan. Rogers menyatakan bahwa pada dasarnya
tingkah laku adalah usaha organisme yang berarah tujuan untuk memuaskan kebutuhan-
kebutuhannya sebagaimana dialami, dalam medan sebagaimana medan itu dipersepsikan
(Hall dan Lindzey, 1995 :136-137).
Rogers menegaskan bahwa secara alami kecenderungan aktualisasi akan
menunjukkan diri melalui rentangan luas tingkah laku, yaitu :
1) Tingkah laku yang berakar pada proses fisiologis, termasuk kebutuhan dasar (makana,
minuman, dan udara), kebutuhan mengembangkan dan memerinci fungsi tubuh serta
generasi.
2) Tingkah laku yang berkaitan dengan motivasi psikologis untuk menjadi diri sendiri.
3) Tingkah laku yang tidak meredakan ketegangan tetapi justru meningkatkan tegangan, yaitu
tingkah laku yang motivasinya untuk berkembang dan menjadi lebih baik.
Penerimaan Positif
Perkembanngan pengalaman menempatkan regard positif timbal balik. Orang merasa
puas menerima regard positif, kemudian juga merasa puas dapat memberi regard positif
kepada orang lain. Ketika regard positif itu diinternaliasai, orang dapat memperoleh kepuasan
dari menerima dirinya sendiri, atau menerima diri positif (positive self regard). Aktualisasi
diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi -potensi
psikologis yang unik. Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh
belajar khususnya dalam masa kanak – kanak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan
perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan
mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis.
Organisme mengaktualisasikan dirinya menurut garis-garis yang diletakkan oleh
hereditas. Ketika organisme itu matang, maka akan berdifferensiasi, makin luas, makin
otonom, dan makin tersosialisasikan. Tendensi dasar pertumbuhan ini mengaktualisasikan
dan mengekspansikan diri sendiri – tampak paling jelas sekali bila individu diamati dalam
suatu jangka waktu yang lama. Ada suatu gerak maju pada kehidupan setiap orang; tendensi
yang tak henti-hentinya inilah yang merupakan satu – satunya kekuatan yang benar-benar
dapat diandalkan oleh ahli terapi untuk mengadakan perbaikan dalam diri klien.
Secara ringkas, rogers mengasumsikan bahwa pada dasarnya ada semua peluang
semua tingkah laku manusia diarahkan atau bertujuan meningkatkan kompetensinya, yang
berarti mengaktualiasasikan dirinya. Besarnya sumbangan tingkah laku terhadap tendensi
aktualisasi diri dapat dinilai, melalui proses penilaian organisme (organismic valuing
process). Pengalaman tingkah laku yang meningkatkan dan mengembangkan self dinilai
positif, sebaliknya pengalaman yang menghalangi aktualisasi dinilai negative. Aktualisasi
diri merupakan tujuan ideal, dimana tidak seorangpun mampu mencapai aktualisasi
potensinya secara tuntas. Rogers percaya, tidak ada seorangpun ang dapat menacapai
aktualisasi diri sepenuhnya sehingga tidak membutuhkan motivasi lagi. Menurutnya, akan
selalu ada bakat yang harus dikembangkan, keterampilan yang harus dikuasai, atau dorongan
biologic yang dapat lebih dipuaskan secara lebih efisien.
c. Perkembangan kepribadian
Konsep diri (self concept) menurut Rogers adalah bagian sadar dari ruang fenomenal
yang disadari dan disimbolisasikan, dimana “aku“ merupakan pusat referensi setiap
pengalaman. Konsep diri merupakan bagian inti dari pengalaman individu yang secara
perlahan dibedakan dan disimbolisasikan sebagai bayangan tentang diri yang mengatakan
“apa dan siapa aku sebenarnya“ dan “apa yang sebenarnya harus saya perbuat“. Jadi, self
concept adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan
aku dan membedakan aku dari yang bukan aku.
Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Untuk
menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan 2
konsep lagi yaitu:
1. Incongruence
Adalah ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman aktual disertai
pertentangan dan kekacauan batin.
2. Congruence
Adalah situasi dimana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah
konsep diri yang utuh, integral, dan sejati.
Pribadi yang berfungsi utuh menurut Rogers adalah individu yang memakai kapasitas
dan bakatnya, merealisasi potensinya, dan bergerak menuju pemahaman yang lengkap
mengenai dirinya sendiri dan seluruh rentang pengalamannya.
Rogers menggambarkan 5 ciri kepribadian yang berfungsi sepenuhnya sebagai
berikut :
1. Keterbukaan pada pengalaman (openess to experience)
Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menerima semua pengalaman
dengan fleksibel sehingga selalu timbul persepsi baru. Dengan demikian ia akan mengalami
banyak emosi (emosional) baik yang positif maupun negatif.
2. Kehidupan Eksistensial (existential living)
Kualitas dari kehidupan eksistensial dimana orang terbuka terhadap pengalamannya
sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan selalu berubah dan cenderung
menyesuaikan diri sebagai respons atas pengalaman selanjutnya.

3. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri (organismic trusting)


Pengalaman akan menjadi hidup ketika seseorang membuka diri terhadap pengalaman
itu sendiri. Dengan begitu ia akan bertingkah laku menurut apa yang dirasanya benar (timbul
seketika dan intuitif) sehingga ia dapat mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi
dengan sangat baik.
4. Perasaan Bebas (experiental freedom)
Orang yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa adanya
paksaan atau rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan. Orang yang bebas memiliki
suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan
tergantung pada dirinya sendiri, tidak pada peristiwa di masa lampau sehingga ia dapat
meilhat sangat banyak pilihan dalam kehidupannya dan merasa mampu melakukan apa saja
yang ingin dilakukannya.
5. Kreativitas (creativity)
Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada organisme mereka
sendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki kreativitas dengan ciri – ciri bertingkah
laku spontan, tidak defensif, berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai respons atas
stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka ragam di sekitarnya.
Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Jadi manusia yang
sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak – kanak seperti yang diajukan
oleh aliran freudian, misalnya toilet trainning, penyapihan ataupun pengalaman seksual
sebelumnya.
Rogers lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau
memang akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang
akan mempengaruhi juga kepribadiannya. Namun ia tetap berfokus pada apa yang terjadi
sekarang bukan apa yang terjadi pada waktu itu.
Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan
potensi -potensi psikologis yang unik. Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh
pengalaman dan oleh belajar khususnya dalam masa kanak – kanak. Aktualisasi diri akan
berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu
(adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis.
Rogers dikenal juga sebagai seorang fenomenologis, karena ia sangat menekankan
pada realitas yang berarti bagi individu. Realitas tiap orang akan berbeda tergantung pada
pengalaman-pengalaman perseptualnya. Lapangan pengalaman ini disebut dengan fenomenal
field. Rogers menerima istilah self sebagai fakta dari lapangan fenomenal tersebut.

Anda mungkin juga menyukai