Anda di halaman 1dari 5

SEJARAH ALIRAN PERSPEKTIF PSIKOLOGI

Abraham Maslow
Dosen Pengampu : Very Julianto M.Psi

Disusun Oleh :
Kelompok 12 - Kelas C :
1. Fitri Maghfiroh (23107010098)
2. Nabila Salma (23107010107)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
2023/2024
A. BIOGRAFI ABRAHAM MASLOW

Abraham Harold maslow dilahirkan di New York pada 1 April 1908 dan wafat pada 1970
di California, Amerika Serikat. Pada masa kecilnya, ia dikenal anak yang kurang berkemabang
daripada anak lainnya. Ia merasa terisolasi dan tidak berkembang pada masa itu. Sebelumnya, ia
belajar ilmu hukum di City College of New York selama tiga semester lalu berpindah ke Cornell
University untuk mempelajari perkenalan psikologi selama satu semester lalu kembali ke City
College of New York. Gelar bachelor diraihnya pada tahun 1930 dan menyusul dengan gelar
master pada tahun 1934. Selanjutnya, ia mendapatkan gelar Ph.D pada tahun 1934. Ketiga gelar
tersebut didapatkan pada bidang Psikologi di The University of Wisconsin.

Pada tahun 1937, ia mulai mengajar penuh waktu di Brooklyn College dan banyak bertemu
dengan para intelektual Eropa yang berimigrasi ke Amerika Serikat. Ketika Amerika Serikat
memasuki perang dunia II pada tahun 1941, ia meneliti antropolog bernama Ruth Benedict dan
psikolog bernama Max Wertheimer mengenai studi psikologi inovatif tentang aktualisasi diri yang
nantiya menjadi tema penelitian Maslow seumur hidup. Kemudian Maslow menjabat sebagai
ketua departemen psikologi di Brandeis pada periode 1951-1969, dimana ia mulai
mengembangkan gagasan dan teorinya yang disebut dengan teori hierarki kebutuhan.

B. TEORI PIRAMIDA KEBUTUHAN


Hierarchy of Needs atau Maslow’s Pyramid of Needs atau Hierarki kebutuhan
merupakan teori yang dicetuskan oleh Maslow setelah penelitian panjang nya dalam
mencari jawaban dari rasa ingin tahunya tentang motivasi hidup orang-orang. Berikut ini
merupakan teori piramida kebutuhan, yang dibagi menjadi lima level kebutuhan dari paling
bawah.
1. Kebutuhan fisiologis, meliputi udara, makanan, minuman, istirahat, tempat tinggal.
2. Kebutuhan keamanan, meliputi kesehatan, keselamatan, dan keamanan
3. Kebutuhan akan cinta, meliputi rasa mencintai dan dicintai, rasa memiliki-dimiliki,
dan kasih sayang.
4. Kebutuhan akan harga diri, meliputi penghargaan dari orang lain.
5. Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan hidup dengan menggunakan semua
potensi yang dimiliki secara utuh.
Level pertama dan kedua dikategorikan sebagai kebutuhan dasar. Sedangkan level
ketiga dan keempat dikategorikan sebagai kebutuhan psikologis. Selain mengelompokkan
menjadi kebutuhan dasar dan kebutuhan psikologis, Maslow juga mengelompokkan
kebutuhan berdasarkan motivasi dalam mencapainya. Yaitu motivasi karena adanya rasa
takut dan cemas, disebut sebagai D-needs (Deficiency Needs) atau kebutuhan karena
adanya kekurangan. Dan B-Needs (Being Needs) atau kebutuhan untuk menjalani hidup
sesuai dengan potensi.

C. AKTUALISASI DIRI
Maslow beranggapan studi tentang orang-orang yang sakit mental dan studi tentang
binatang memanglah bernilai, namun tidak cukup. Untuk memahami gejala sakit mental,
perlu memahami kesehatan mental secara menyeluruh. Ia memiliki gagasan bahwa orang
akan dapat belajar banyak tentang manusia dan berbagai kemampuannya dengan
mempelajari orang-orang yang sehat dan matang secara luar biasa. Maslow menyebut
segolongan manusia itu “pucuk yang tumbuh mekar” (the “growing tip”).
Definisi pribadi yang teraktualisasikan dilukiskan oleh Maslow sebagai
“penggunaan dan pemanfaatan secara penuh bakat, kapasitas-kapasitas, potensi-potensi,
dsb. Orang semacam itu memenuhi dirinya dan melakukan yang terbaik yang dapat
dilakukannya. Kriterium negatifnya adalah tidak adanya kecenderungan-kecenderungan ke
arah gangguan-gangguan psikologis, neurosis, atau psikosis.
Dalam proses penguatan teorinya, Maslow melakukan berbagai macam
penyelidikan. Maslow membedakan penyelidikannya kedalam tiga kategori, meliputi:
1. Kasus-kasus
Kategori pertama ini meliputi Abraham Lincoln, Thomas Jefferson, Albert
Einstein, Eleanor Roosevelt, Jane Addams, William James, Spinoza, Albert
Schweitcher, dan Aldous Huxley.
2. Kasus-kasus parsial
Kategori kedua meliputi lima tokoh yang sezaman dengan tokoh-tokoh kategori
pertama yang kurang memenuhi syarat namun masih dapat digunakan dalam
penyelidikan.
3. Kasus-kasus potensial
Kategori ini terdiri dari dua puluh tokoh yang lebih muda yang dinilai tengah
berkembang ke arah aktualisasi diri. Tokoh-tokoh itu meliputi G.W. Carver, Eugne
V. Debs, Thomas Eankins, Fritz Kreisler, Goethe, Pablo Casals, Martin Buber,
Danilo Dolci, Arthur E, Morgan, John Keats, David Hilbert, Arthur Waley, D.T
Susuki, Adlai Stevenson, Sholom Aleichem, Robert Browning, dll.
Penyelidikan tentang tokoh-tokoh ini, kebiasaan mereka, sifat mereka, kepribadian
mereka, kemampuan-kemampuan mereka, telah mengantar Maslow pada definisinya
tentang kesehatan mental dan teorinya tentang motivasi pada manusia.

D. Penerapan Teori Hierarki Kebutuhan Dalam Pendidikan


Aplikasi teori hierarki kebutuhan Maslow sangat penting dan sangat dibutuhkan
dalam dunia pendidikan. Hierarki kebutuhan Maslow membantu guru dalam memahami
siswa dan menciptakan lingkungan yang baik untuk membantu siswa dalam
mengembangkan potensi dan bakat yang dimilikinya. Dengan menerapkan teori ini, guru
dapat memahami motivasi siswa serta dapat memahami hambatan apa saja yang dapat
menghambat proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Goble, F. G., & Supratiknya, A. (1987). Mazhab Ketiga: Psikologi Humanistik Abraham Maslow.

Kanisius.

Junianto, D., & Wagiran, W. (2013). Pengaruh kinerja mengajar guru, keterlibatan orang tua,

aktualisasi diri dan motivasi berprestasi terhadap prestasi. Jurnal Pendidikan Vokasi, 3(3).

Kurniawati, U. M., & Maemonah, M. (2021). Analisis Hierarki Kebutuhan Maslow Dalam

Pembelajaran Daring Anak Usia Dasar: Analisis Jurnal Sinta 2 Sampai 6. AULADUNA: Jurnal

Pendidikan Dasar Islam, 8(1), 51-65.

Mendari, A. S. (2010). Aplikasi teori hierarki kebutuhan Maslow dalam meningkatkan motivasi

belajar mahasiswa. Widya warta, 34(01).

Muhibbin, M. (2020). Urgensi Teori Hierarki Kebutuhan Maslow Dalam Mengatasi Prokrastinasi

Akademik Di Kalangan Mahasiswa. Jurnal Ilmu Kependidikan http://e-journal. hamzanwadi. ac.

id/index. php/edc, 15(2), 69-80.

Rachman, A., & Sari, N. P. (2019). Pengaruh teman sebaya dan kepercayaan diri terhadap

aktualisasi diri mahasiswa. Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling, 5(1).

Lubis, N. (2021). PERAN TEORI HIRARKI KEBUTUHAN ABRAHAM MASLOW DALAM


PEMBELAJARAN IPA KELAS IV. STAIN Madina, 5-6.

Merdeka.com. (n.d.). Abraham Harold Maslow. Retrieved November 18, 2023, from

https://www.merdeka.com/abraham-harold-maslow
Insani, Farah Dina. 2019. “TEORI BELAJAR HUMANISTIK ABRAHAM MASLOW DAN

CARL ROGERS SERTA IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM”. As-Salam: Jurnal Studi Hukum Islam & Pendidikan 8 (2), 209-30.

Anda mungkin juga menyukai