Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TEORI KEPRIBADIAN MASLOW

Dosen Pengampuh: Lenny Syamsuddin, M.Psi


Mata Kuliah Psikologi Perkembangan 1

Disusun

Nama: Andi Salsabila Syabania

Kelas: (A) Psikologi

NIM: C03422006

UNIVERSITAS MUHAMMADIYYAH GORONTALO


PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim.
Puja dan puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah
SAW, keluarga dan sahabatnya. Selanjutnya, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
tak terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan makalah ini, baik
berupa dorongan moril maupun materil. Karena saya yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut,
sulit rasanya bagi saya untuk menyelesaikan penulisan makalah ini. Makalah ini akan
menyampaikan beberapa informasi yang telah saya peroleh baik melalui media cetak maupun
media masa. Saya akan membahas mengenai Teori Kepribadian Humanistik menurut Abraham
Maslow. Makalah ini saya susun secara sistematis dan disertai dengan pembahasan yang
sekiranya mudah untuk di pelajari. Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula
dengan makalah ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun tetap saya nantikan demi
kebaikan makalah ini. Saya i mohon maaf apabila ada kata yang tidak sesuai.

Gorontalo, 8 November 2022


Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
A. Latar Belakang.........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................................4
C. Tujuan Makalah..........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................5
A.Riwayat Abraham Harold Maslow..............................................................................................5
B.Teori Kepribadian Abraham Maslow Humanistik.......................................................................6
C.Konsep Dasar Teori Humanistik..................................................................................................7
D.Hakekat Pandangan Tentang Manusia.........................................................................................7
E. Teknik yang Digunakan..............................................................................................................8
F. Tujuan Pendekatan Humanistik...................................................................................................8
G.Kelebihan dan Kelemahan Teori Humanistik..............................................................................9
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................10
Simpulan........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar bisa diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi
individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk membantu
terselenggaranya suatu proses pembelajaran di kelas yang baik, diperlukan adanya suatu teori
belajar. Penggunaan teori belajar yang salah akan mengakibatkan terjadinya hambatan dalam
proses pembelajaran. Penerapan teori belajar di kelas membutuhkan pemahaman yag mendalam
terhadap teori tersebut dan rasa senang untuk menggunakan dan mengembangknnya secara tepat
guna dengan kondisi di Indonesia. Banyak teori belajar yang dapat digunakan para guru untuk
berbagai keperluan belajar dan proses pembelajaran, antara lain teori pembelajaran psikoanalisis,
behavioristik, kognitif, dan humanistik. Setiap teori belajar mempunyai tokoh- tokoh penting
yang berbeda- beda. Seperti pada teori belajar humanistik, terdapat tokoh- tokoh penting secara
teoritik, antara lain Arthur W. Combs, Abraham Maslow, dan Carl Rogers. Makalah ini akan
membahas teori belajar humanistik yang dikemukakan oleh Abraham Maslow.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Biografi Abraham Harold Maslow?
2. Bagaimana Teori Kepribadian Abraham Maslow Humanistik?
3. Seperti apa Konsep Dasar Teori Humanistik?
4. Bagaimana Teori Humanistik menurut Abraham Maslow?
5. Seperti apa Hakekat Pandangan Tentang Manusia?
6. Bagaimana Tujuan Pendekatan Humanistik?
7. Kelebihan dan Kelemahan Teori Humanistik?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui biografi Abraham Maslow.
2. Untuk mengetahui isi teori kepribadian Abraham Maslow tentang Humanistik.
3. Untuk mengetahui konsep dasar teori Humanistik.
4. Untuk mengetahui isi teori humanistik menurut Abraham Maslow.
5. Untuk mengetahui hakekat pandangan dalam pendekatan ini.
6. Untuk mengetahui tujuan pendekatan Humanistik.
7. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pendekatan humanistik.
BAB II
PEMBAHASAN

A.Riwayat Abraham Harold Maslow


Abraham Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tahun 1908 dan wafat pada
tahun 1970 dalam usia 62 tahun. Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi dan merupakan
anak tertua dari tujuh bersaudara dengan Orang Tua yang tidak mengenyam pendidikan tinggi.
Pada masa kecilnya, ia dikenal sebagai anak yang kurang berkembang dibanding anak lain
sebayanya. “Saya adalah seorang anak Yahudi yang tumbuh dalam lingkungan yang mayoritas
dihuni oleh non Yahudi. Saya merasa terisolasi dan tidak bahagia pada masa itu”. Selepas SMU
Dia mengambil studi hukum di City College of New York (CCNY), sebelum minatnya kemudian
beralih pada bidang psikologi, yang dipelajarinya hingga meraih gelar PhD pada tahun 1934 di
University of Wisconsin. Setahun kemudian Dia kembali ke New York dan bekerjasama dengan
E.L. Thorndike untuk melakukan riset tentang seksualitas manusia (human sexuality) dan
menjadi pengajar penuh di Brooklyn College. Maslow kemudian memperdalam riset dan
studinya di Universitas Columbia dan masih mendalami subjek yang sama. Di sana ia bertemu
dengan mentornya yang lain yaitu Alfred Adler, salah satu kolega awal dari Sigmund Freud.

Pada tahun 1937 hingga tahun 1951, Maslow memperdalam ilmunya di Brooklyn
College. Di New York, Ia bertemu dengan dua mentor lainnya yaitu Ruth Benedict seorang
antropologis, dan Max Wertheimer seorang Gestalt psikolog, yang ia kagumi secara profesional
maupun personal. Kedua orang inilah yang kemudian menjadi perhatian Maslow dalam
mendalami perilaku manusia, kesehatan mental dan potensi manusia. Ia menulis dalam subjek
subjek ini dengan mendalam. Tulisannya banyak meminjam dari gagasan-gagasan psikologi,
namun dengan pengembangan yang signifikan. Penambahan tersebut khususnya mencakup
hirarki kebutuhan, berbagai macam kebutuhan, aktualisasi diri seseorang, dan puncak dari
pengalaman. Maslow menjadi pelopor aliran humanistik psikologi yang terbentuk pada sekitar
tahun 1950 hingga 1960-an. Pada masa ini ia dikenal sebagai “kekuatan ketiga” di sanping teori
Freud dan behaviorisme. Kontribusi utama Maslow dengan psikologi adalah tangga / piramida
kebutuhan dasar, bukti menunjukkan bahwa ia awalnya datang dengan ide di tahun 1940-an.
Menampilkan piramida yang beberapa kebutuhan yang lebih kuat dari pada yang lain, mulai dari
yang paling mendesak untuk yang paling canggih. Kelima kategori yang fisiologis (jenis
kelamin, tidur, air, dll makanan), keamanan (keamanan tubuh, kesehatan, dll kerja), milik / cinta
(persahabatan, keluarga dan keintiman seksual), harga diri (rasa percaya diri, menghormati orang
lain dan oleh orang lain ), dan aktualisasi diri (moralitas, kreativitas dll).

Maslow menjadi profesor di Universitas Brandeisdari 1951 hingga 1969, dan menjadi
resident fellow untuk Laughlin Institute of California. Pada tahun 1967, Asosiasi Humanis
Amerika menganugerahkan gelar Humanist of the Year. Pada tanggal 8 juni 1970 Ia meninggal
karena serangan jantung.
B.Teori Kepribadian Abraham Maslow Humanistik
Maslow berpendapat bahwa motivasi manusia diorganisasikan ke dalam sebuah hirarki
kebutuhan yaitu suatu susunan kebutuhan yang sistematis, suatu kebutuhan dasar harus dipenuhi
sebelum kebutuhan dasar lainnya muncul. Kebutuhan ini bersifat instinktif yang mengaktifkan
atau mengarahkan perilaku manusia. Meskipun kebutuhan itu bersifat instinktif, namun perilaku
yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan tersebut sifatnya dipelajari, sehingga terjadi variasi
perilaku dari setiap orang dalam cara memuaskannya. Kebutuhan itu mempunyai beberapa
karakteristik sabagai berikut :

A. Kebutuhan yang lebih rendah dalam hirarki merupakan kebutuhan yang kuat, potensial,
dan prioritas; sementara yang lebih tinggi dalam hirarki merupakan kebutuhan yang
paling lemah.
B. Kebutuhan yang lebih tinggi muncul terakhir dalam rentang kehidupan manusia.
Kebutuhan fisiologis (biologis) dan rasa aman muncul pada usia anak, kebutuhan akan
pengakuan dan penghargaan muncul pada usia remaja, sementara kebutuhan aktualisasi
diri muncul pada usia dewasa.
C. Kebutuhan yang lebih tinggi kurang diperlukan dalam rangka mempertahankan hidup,
sehingga pemuasannya dapat diabaikan. Kegagalan dalam pemuasannya tidak akan
menimbulkan krisis, tidak seperti apabila gagal dalam memenuhi kepuasan kebutuhan
yang lebih rendah. Dengan alasan ini, Maslow menyebut kebutuhan yang lebih rendah ini
dengan kebutuhan deficit atau defisiensi. Kegagalan dalam memuaskan kebutuhan ini
akan mengakibatkan defisiensi (ketidaknyamanan) dalam diri individu.
D. Walaupun kebutuhan yang lebih tinggi itu kurang begitu perlu dalam rangka survival,
namun kebutuhan itu memberikan kontribusi terhadap survival itu sendiri dan juga
perkembangan. Kepuasan yang diperoleh dari kebutuhan yang lebih tinggi itu dapat
meningkatkan kesehatan, panjang usia, dan efisiensi biologis. Dengan alasan ini Maslow
menanamkan kebutuhan ini dengan kebutuhan perkembangan atau berada (growth or
being needs).
E. Pemuasan kebutuhan yang lebih tinggi amat bermanfaat, baik bagi fisik maupun psikis.
Kondisi ini dapat melahirkan rasa senang, bahagia, dan perasaan bermakna.
F. Pemuasan kebutuhan yang lebih tinggi memerlukan situasi eksternal yang lebih baik
(sosial, ekonomi, dan politik) daripada pemuasan kebutuhan yang lebih rendah. Contoh:
untuk mengejar aktualisasi diri diperlukan suasana kehidupan yang memberi kebebasan
untuk berekspresi dan berpeluang.
C.Konsep Dasar Teori Humanistik
Pengertian humanistik yang beragam membuat batasan-batasan aplikasinya dalam dunia
pendidikan mengundang berbagai macam arti pula. Sehingga perlu adanya satu pengertian yang
disepakati mengenai kata humanistik dalam artikel pendidikan. Menurut aliran humanistik, para
pendidik sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan merencanakan pendidikan dan
kurikukum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Beberapa psikolog humanistik melihat
bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembanglebih baik dan juga belajar. Jadi
sekoah harus berhati-hati supaya tidak membunuh insting ini dengan memaksakan anak belajar
sesuatu sebelum mereka siap. Jadi bukan hal yang benar apabila anak dipaksa untuk belajar
sesuatu sebelum mereka siap secara fisiologis dan juga punya keinginan. Dalam hal ini peran
guru adalah sebagai fasilitator yang membantu siswa untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
yang lebih tinggi, bukan sebagai konselor seperti dalam Freudian ataupun pengelola perilaku
seperti pada behaviorisme.

Secara singkatnya, pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada


perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan
menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini
mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk pengembangan diri yang ditujukan
untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat. Ketrampilan atau
kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena
keterkaitannya dengan keberhasilan akademik. Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap
berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses
belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-
baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya,
bukan dari sudut pandang pengamatnya.

D.Hakekat Pandangan Tentang Manusia


Maslow memandang manusia dengan optimis, memiliki kecenderungan alamiah untuk
bergerak menuju aktualisasi diri.Manusia memiliki kebebasan untuk berkehendak, memiliki
kesadaran untuk memilih serta memiliki harapan.Meskipun memiliki kemampuan jahat dan
merusak, tetapi bukan merupakan esensi dasar dari manusia.Sifat-sifat jahat muncul dari rasa
frustasi terhadap pemenuhan kebutuhan dasar. Misalnya, ketika kebutuhan akan makanan tidak
terpenuhi, maka ia akan mencuri supaya dapat makan. Maslow percaya bahwa kesempurnaan
manusia tidak akan tercapai, tetapi ia menyakini bahwa manusia mampu untuk terus tumbuh dan
berkembang luar biasa. Manusia mempunyai potensi untuk menjadi actual, karena kebanyakan
manusia akan berjuang dalam hidupnya untuk memperoleh makanan, rasa aman, atau pun cinta.
Teori maslow didasarkan kepada pandangan mengenai sejarah manusia sebagai hewan
evolusioner yang terus berproses untuk tumbuh menjadi manusia yang sesungguhnya. Selama
proses tersebut, secara berangsur-angsur manusia lebih termotivasi oleh metamotivasi dan B-
values. Pada umumnya, perilaku manusia termotivasi oleh kebutuhan fisiologis dan rasa aman
yang ditentukan oleh kekuatan dari luar, yang memposisikan perilaku aktualisasi diri manusia
memiliki porsi yang lebih kecil.Individu dibentuk secara biologis (genetis) dan dipengaruhi
lingkungan sosial.Ketika manusia mencapai aktualisasi diri, mereka mengalami sinergi yang baik
antara kebutuhan biologis, social, dan aspek spiritual dalam dirinya.

E. Teknik yang Digunakan


Tehnik yang digunakan oleh Abraham Maslow yaitu terapi. Menurut Maslow, tujuan
terapi adalah agar klien memeroleh B-values, atau nilai kebenaran, keadilan, kesederhanaan, dan
sebagainya. Untuk mencapai tujuan tersebut, klien harus bebas dari kebergantungan pada orang
lain, supaya dorongan alami menuju pertumbuhan dan aktualisasi diri menjadi aktif.Meskipun
Maslow bukan psikoterapis, dia menganggap bahwa teori kepribadiannya dapat diterapkan
dalam psikoterapi. Dalam konsep hierarki kebutuhan dinyatakan bahwa jika seseorang masih
dapat bergerak pada level kebutuhan dasar (fisiologis) dan rasa aman melebihi yang lainnya,
biasanya merekaa tidak termotivasi untuk mencari psikoterapis. Sebaliknya, mereka akan
berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan akan perawatan dan kesamaan. Kebanyakan manusia
yang membutuhkan terapi adalah mereka yang memiliki kebutuhan tingkat ketiga.Tingkat
kebutuhan ini biasanya dipenuhi dengan baik, tetapi masih kesulutan untuk mendapatkan kasih
sayang. Karena itu, psikoterapi diarahkan kepada proses interpersonal yang hangat dan penuh
kasih sayang. Dengan demikian, klien memperoleh kepuasan dalam memenuhi kebutuhan akan
rasa cinta, memperoleh rasa percaya diri, dan penghargaan diri sendiri. Hubungan yang baik
antara klien dan terapis merupakan pengobatan psikologis terbaik. Hubungan yang saling
menerima akan memberikan perasaan patut dicintai dan memvasilitasi kemampuan mereka untuk
mengembangkan hubungan nasihat diluar terapi.

F. Tujuan Pendekatan Humanistik


A. Mengoptimalkan kesadaran individu akan keberadaannya dan menerima keadaannya
menurut apa adanya.“Saya adalah saya”.
B. Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi cara berfikir, keyakinan serta pandangan-
pandangan individu, yang unik, yang tidak atau kurang sesuai dengan dirinya agar
individu dapat mengembangkan diri dan meningkatkan self actualization seoptimal
mungkin.
C. Menghilangkan hambatan-hambatan yang dirasakan dan dihayati oleh individu dalam
proses aktualisasi dirinya.
D. Membantu individu dalam menemukan pilihan-pilihan bebas yang mungkin dapat
dijangkau menurut kondisi dirinya.
G.Kelebihan dan Kelemahan Teori Humanistik
Kelebihan Teori Humanistik
A. Selalu mengedepankan akan hal-hal yang bernuansa demokratis, partisipatif-dialogis
dan humanis.
B. Suasana pembelajaran yang saling menghargai, adanya kebebasan berpendapat,
kebebasan mengungkapkan gagasan.
C. Keterlibatan peserta didik dalam berbagai aktivitas di sekolah, dan lebih-lebih adalah
kemampuan hidup bersama (komunal-bermasyarakat) diantara peserta didik yang
tentunya mempunyai pandangan yang berbeda-beda.

Kelemahan Teori Humanistik

A. Teori humanistik tidak bisa diuji dengan mudah.


B. Banyak konsep dalam psikologi humanistik, seperti misalnya orang yang telah
berhasil mengaktualisasikan dirinya, ini masih buram dan subjektif.
C. Psikologi humanistik mengalami pembiasan terhadap nilai individualistis.
BAB III
PENUTUP

Simpulan
Teori Humanistik Abraham Maslow meyakini bahwa manusia memiliki potensi di dalam dirinya
untuk berkembang sehat dan kreatif, dan jika orang mau menerima tanggung jawab untuk
hidupnya sendiri, dia akan menyadari potensinya, mengatasi pengaruh kuat dari pendidikan
orang tua, sekolah, dan tekanan sosial lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Syamsu LN., (2008), Teori Kepribadian . Bandung: Remaja Rosdakarya.
http://psikologiuhuy.wordpress.com/2010/04/08/teori-kepribadian-abraham-harold-maslow/
Diunduh pada tanggal 28 Mei 2015
http://bk11unmul.blogspot.com/2012/11/makalah-teori-humanistik.html.
Diunduh pada tanggal 28 Mei 2015
http://ceritaanni.wordpress.com/2011/10/08/teori-humanistik-maslow-roger/.
Diunduh pada tanggal 28 Mei 2015

Anda mungkin juga menyukai