Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

TEORI HUMANISTIK ABRAHAM MASLOW

Disusun untuk tugas mata kuliah Psikologi Kepribadian


Dosen Pengampu :
Deasy Christia Sera, S.Psi., M.Si
Eka Indah Nurmawati, S.Psi., M.Si., Psi

Kelompok 3 :
1. Ramadhani Pratiwie C. (23090000055)
2. Michelline Natasa (23090000074)
3. Nimas Kendra Dhinara (23090000085)
4. Umbu Hendro Nasrani B. (23090000088)
5. Najmah Zalfa Salsabila (23090000091)
6. Putri Febriariefka Nuril A. (23090000092)
7. Maghfirotun Ari Khusnia (23090000093)
8. Yola Dewi Putri Andini (23090000100)

FAKULTAS PSIKOLOGI
PRODI PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
2023/2024
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
dengan judul “Teori Humanistik Abraham Maslow” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak
lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan kontribusi pikiran.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentukmaupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Oleh karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman dari kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan
kritikan yang dapat membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini
Semoga makalah ini dapat memberi wawasan lebih luasdan menjadi sumbangan pemikiran
kepada pembaca. Dan kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing kami.
Akhir kata, kami mengucapkan terimakasih.

Malang 1, April 2024

Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar………………………………………………………………………………….
Daftar Isi……………………………………………………………………………………….
Bab I ………………………………………………………………………………
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………
C. Tujuan..................…………………………………………………………………………
Bab II………………………………………………………………………………...
A. Pengertian Psikologi Humanistik……….…………..……………………………………
B. Biografi Abraham Maslow.………………………….…………………………………
C. Dimensi Kepribadian Menurut Abraham Maslow………………………………………
D. Contoh kasus Teori Humanistik Abraham Maslow…………..……………………………
Bab III……………………………………………………………………………………….
Kesimpulan…………………………………………………………………………………
Saran …..…………………………………………………………………………………...
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi humanistik, yang biasa dikenal sebagai “psikologi kemanusiaan” adalah suatu
suatu pendekatan yang menerapkan dengan pengalaman tingkah laku manusia dengan fokus
pada aktualisasi diri manusia (‘Adziima, 2022). Psikologi humanistik menempatkan manusia
adalah sebagai makhluk yang aktif, penuh potensi, dan memiliki kemampuan untuk mencapai
pertumbuhan pribadi yang maksimal.

Tokoh-tokoh terkenal yang membahas tentang aliran psikologi humanistik adalah Abraham
Maslow dan Rollo May, aliran ini menawarkan perspektif yang optimis tentang kemampuan
manusia untuk mencapai pemenuhan, kebahagiaan, dan makna. Psikologi humanistik
didasarkan pada keyakinan bahwa nilai-nilai etika membentuk kekuatan psikologi dan
menentukan dasar kelakuan manusia. Keyakinan ini mendorong upaya untuk meningkatkan
kualitas manusia seperti kreativitas, pilihan, interaksi fisik, mental, dan jiwa, serta kebutuhan
untuk lebih bebas.

Menurut aliran psikologi ini, kondisi psikologis yang sehat adalah ketika seseorang terus
berjuang menjadi dirinya sendiri. Selain itu, memiliki situasi dalam keluarga atau lingkungan
lainnya yang mendukung seseorang hanya jika orang tersebut memenuhi syarat-syarat
tertentu (Samsara, 2020).

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari psikologi humanistik?
2. Bagaimana biografi Abraham Maslow?
3. Apa saja dimensi kepribadian Abraham Maslow?
4. Bagaimana contoh kasus psikologi humanistik Abraham Maslow?

C. Tujuan
1. Menjelaskan definisi psikologi humanistik
2. Menjelaskan biografi Abraham Maslow
3. Menjelaskan dimesi kepribadian Abraham Maslow
4. Menjelaskan contoh kasus psikologi humanistik Abraham Maslow
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Psikologi Humanistik


Psikologi humanistik, juga dikenal sebagai psikologi kemanusiaan, adalah suatu
pendekatan yang multifaset terhadap tingkah laku dan pengalaman manusia dengan fokus
pada aktualisasi dan keunikan diri manusia. Sejumlah ahli psikologi humanistik melihat
psikologi humanistik sebagai alternatif dari behaviorisme dan psikoanalisis tradisional
(Rachmahana, 2008). Selain itu, Psikologi humanistik adalah bidang yang mempelajari
bagaimana karakteristik orang atau karakter dilihat dari sudut pandang kebutuhan psikologi
manusia. Jika kebutuhan-kebutuhan tersebut terpenuhi, aktualisasi diri manusia tercapai.
Kebutuhan fisiologis, rasa aman, kasih sayang, cinta, kognitif, estetika, dan aktualisasi diri
adalah beberapa tingkatan dari teori hierarki kebutuhan (Aldy dwi mulyana, 2013).
B. Biografi Abraham Maslow
Abraham Harold Maslow—dilahirkan pada tanggal 1 April 1908 di Brooklyin, New York
—dikenal sebagai pencipta psikologi humanisme. Orang tuanya adalah orang Yahudi Rusia
yang datang ke Amerika dengan harapan memperbaiki kehidupan mereka. Maslow adalah
anak tertua dari tujuh bersaudara yang dilahirkan oleh pasangan Samuel Maslow dan Rose
Schilosky Maslow. Orang tuanya sangat mendorongnya untuk mencapai kesuksesan
akademik. Hal ini menyebabkan Maslow merasa kesepian dan menderita saat dia menjadi
anak dan remaja. Maslow pertama-tama belajar hukum di City College of New York (CCNY)
untuk memenuhi keinginan orangtuanya. Dia pindah ke Cornell setelah tiga semester belajar
disana dia kembali ke CCNY. Dia menikahi sepupunya, Bertha Goodman, di luar keinginan
orangtuanya.
Bertha dan Abe memiliki dua anak perempuan, panggilan kecil Maslow. Setelah itu, dia
dan Bertha pindah ke Wisconsin untuk memperoleh akses ke University of Wisconsin. Di
sinilah minat psikologinya muncul dan perjalanan akademisnya berubah drastis. Dia kembali
ke New York setahun setelah lulus untuk bekerja dengan EL Thorndike di Columbia, di mana
dia mulai menyelidiki seksualitas manusia (Yuliana, 2019).
C. Dimensi Kepribadian Abraham Maslow
Maslow menyatakan bahwa teorinya membahastentang kebutuhan bertingkat, yang terdiri
dari aktualisasi diri, harga diri, cinta dan memiliki, rasa aman, dan kebutuhan fisiologis.
Setelah memenuhi kebutuhan psikis seperti cinta, rasa aman, dan harga diri, kebutuhan dasar
(fisik) harus dipenuhi. Kebutuhan dasar fisik termasuk kebutuhan makanan dan minuman,
pakaian, tidur, seks, dan tempat tinggal (Rostanawa, 2018).
1. Third Force
Penelitian Maslow pada awalnya mengamati tentang perilaku seksual monyet sampai
akhirnya minat penelitiannya berubah pada manusia setelah mengenal tokoh psikologi
Gestatlt Wertheimer, Koffka, dan Adler. Maslow menggunakan pendekatan humanistik untuk
mendefinisikan kekuatan ketiga komponen diri yaitu the mind, the body, and the spiritual.
Ketiga komponen ini adalah komponen perilaku pada diri manusia.
2. Hierarchy of Needs
Hierarki kebutuhan adalah salah satu gagasan Maslow. Melalui gagasan humanistik,
Maslow mengkritik bahwa perilaku manusia dapat direduksi hanya berdasarkan naluri
biologis. Maslow mengusulkan bahwa kualitas diri manusia berdasarkan kehendak bebas dan
rasa tanggung jawab serta tujuan dan individu. Hierarki kebutuhan manusia melalui beberapa
tahapan untuk mencapai aktualisasi diri Tahapan dimulai dan kebutuhan fisiologis seperti
lapar dan haus.
a. Physiological Needs
Pada bagian bawah hierarki kebutuhan Maslow adalah kebutuhan fisiologis, atau kebutuhan
biologis, yang mencakup kebutuhan biologis dasar seperti tidur, lapar, dan haus.
b. Safety Needs
kebutuhan keamanan, merupakan tingkat kedua dalam hierarki kebutuhan Maslow. Rasa
aman dan keselamatan sangat penting dalam kebutuhan tingkat kedua ini. Kebutuhan
individu harus dipenuhi untuk mencapai kebutuhan akan rasa aman termASuk kebutuhan
keamanan Kesehatan mental.
c. Belongness and Love
Setelah memenuhi kebutuhan fisiologis dan keamanannya, individu akan berusaha untuk
memenuhi kebutuhan psikologis mereka untuk kesetiaan dan cinta, yang mencakup rasa
saling memiliki dan cinta. Hubungan emosional dan rasa ikatan antara manusia memunculkan
motivasi keinginan untuk hidup.
d. Self- Esteem
Dalam hierarki kebutuhan Maslow, kebutuhan keempat adalah self-esteem, yang mencakup
perasaan dihargai, kompetensi yang dimiliki, dan pengakuan orang lain. Maslow berpendapat
bahwa kegagalan untuk memenuhi kebutuhan ini akan menyebabkan kepribadian menjadi
tidak berdaya, tidak percaya diri, dan inferior. Love, acceptance, dan self-respect dianggap
sebagai kebutuhan psikologis
e. Self-Actualization.
Puncak dari hierarki kebutuhan adalah aktualisasi diri. Aktualisasi diri, menurut Maslow
mengacu pada pemenuhan diri yang berasal dari dalam diri seseorang dan ada sebagai potensi
mereka. Aktualisasi diri dapat berasal dari pencapaian yang dilakukan seseorang, seperti
bermain musik, menyanyi, seni, dan sebagainya, atau bisa berasal dari kegiatan kognitif,
seperti pembelajaran dan pengetahuan. Guna mencapai aktualisasi diri, kita harus memenuhi
kebutuhan yang lebih rendah dari hierarki bawah, dan setiap kebutuhan harus dipenuhi
bergantian. karena individu dapat dimotivasi oleh kebutuhan berikutnya.

3. Pengalaman Puncak (Peak Experience)


Penelitian tentang kebutuhan aktualisasi diri Maslow berusaha untuk menemukan
karakteristik yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan hidup dan mendorong
mereka untuk melakukannya. Menurut Maslow, seseorang yang mencapai aktualisasi diri
akan mengalami pengalaman puncak, yang dikenal sebagai "Peak Experience". Pengalaman
ini terdiri dari perasaan bebas, kekaguman, kebahagiaan, dan keyakinan bahwa sesuatu yang
signifikan dan berharga telah terjadi. Pada awalnya, Maslow berpikir bahwa pengalaman
puncak hanya dapat dialami oleh mereka yang telah mencapai aktualisasi diri. Namun,
observasi dan wawancara lebih lanjut menunjukkan bahwa setiap orang pernah mengalami
pengalaman puncak, hanya saja mereka tidak menyadarinya (Kurniati et al., 2015).

D. Contoh Kasus
AS adalah seorang anak perempuan berusia 14 tahun dengan tinggi 150 cm dan berat
badan 50kg, sudah hampir dua tahun AS kehilangan orang tuanya. Semenjak kehilangan
kedua orang tuanya kakak AS harus menjalankan kuliahnya sambil bekerja untuk memenuhi
hidup keduanya. Terlalu banyak aktivitas tanpa adanya istirahat membuat kakak AS
mengalani stress, kelelahan, dan kecemasan yg berkepanjangan. Kondisi Inilah yang
membuat emosinya meledak dalam situasi apapun kepada AS, Sampai saat inipun kakak AS
masih memaksakan kehendaknya tanpa memikirkan kemauan AS. Hingga hubungan
keduanya merenggang. Kni AS menjadi individu yang murung, merasa kutang kasih saying,
tidak percaya diri, tidak punya tujuan hidup, menghindari interaksi sosial, dan mengalami
penurunan nilai. Menurut teori hamanistik Abraham Maslow menekankan pentingnya
memenuhi kebutuhan dasar agar dalam konteks belajar individu akan termonvasi. Dalam
perspektif humanistik Abraham Maslow menunjukan bahwa :

1. Kebutuhan dasar, remaja seperti rasa aman, rasa memiliki, dan hubungan sosialnya
akan terganggu apabila kehilangan orang tua seperti ya dialami AS. Kehilangan orang
tua dapat menyebabkan ketidak stabilan emosional, rasa tidak aman, dan perasaan
kesepian sehingga mereka tidak akan mungkin bisa fokus dalam pembelajaran.

2. Kebutuhan rasa memiliki, remaja yang kehilangan orang tua mungkin akan merasa
kehilangan identitas atau rasa kepemilikan terhadap keluarga.

Kkebutuhan sosial, remaja yang kehilangan orang tuanya mungkin akan merasa
kesepian dan sulit untuk membentuk hubungan sosial yang positif.

3. Kebutuhan aktualisasi diri seperti yang terjadi pada AS, tanpa dukungan orang tua,
individu tersebut akan merasa kehilangan contoh teladan yang positif dan tidak
memiliki seseorang yang membantu mereka mengatasi kesulitan belajar (Fadilah et
al., 2023).
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Psikologi humanistic adalah suatu cabang yang mengamati manusia dengan melakukan
pedenkatan terhadap tingkah laku dan pengalaman manusia. Menurut Abrham Maslow
psikologi humanistic memiliki tiga teori yang bertingkat dimulai dengan Third Force,
Hierarchy of Needs, Pengalaman Puncak (Peak Experience). Didalam Hierarchy of need
terdapat lima puncak kebuthan yaitu kebituhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kesetiaan dan
cinta, penghargaan diri, dan aktualisASi diri

Saran

Diharapkan agar seluruh individu agar dapar memenuhi lima kebuthan yang terdapat pada
teori humanistic dari Abraham Maslow agar Kesehatan emosional dan mental kita dapat
terpenuhi dan stabil.
Daftar Pustaka
‘Adziima, M. F. (2022). Psikologi Humanistik Abraham Maslow. Jurnal Tana Mana, 2(2),
86–93. https://doi.org/10.33648/jtm.v2i2.171
Aldy dwi mulyana. (2013). Bab I Pendahuluan ۟ ُ ‫ّ قَّ تٱ او۟ ُ ن مٌۢ بُ نَ ت لْ وْ َ ن رَّ إْ مَ َ ه‬. Journal
Information, 2(30), 1–17.
Fadilah, R., Hati, S. P., Ahmira, S., & Tarigan, R. B. (2023). Kajian Psikologis Humanistik
Abraham Maslow: Hilangnya Motivasi Belajar Pada Remaja Akibat
Kehilangan Orang Tua. Dkk.) Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin,
1(6), 687–696. https://doi.org/10.5281/zenodo.8144201
Kurniati, I. D., Setiawan, R., Rohmani, A., Lahdji, A., Tajally, A., Ratnaningrum, K., Basuki,
R., Reviewer, S., & Wahab, Z. (2015). Buku Ajar.
Rachmahana, R. S. (2008). Psikologi Humanistik dan Aplikasinya dalam Pendidikan
[Humanistic Psychology and Its Applications in Education]. El-
Tarbawi: Jurnal Pendidikan Islam, 1(1), 99–114.
Rostanawa, G. (2018). Hirarki Kebutuhan Tokoh Utama dalam Novel Pulang dan Laut
Bercerita Karya Leila S. Chudori (Kajian Psikologi Humanistik
Abraham Maslow). ELite Journal: International Journal of
Education, Language, and Literature, 1(2), 58–67.
Samsara, A. (2020). Mengenal psikologi humanistik. Lautan Jiwa, 26.
Yuliana, A. (2019). Teori Abraham Maslow dalam Pengambilan Kebijakan di Perpustakaan.
LIBRARIA: Jurnal Perpustakaan, 6(2), 349.
https://doi.org/10.21043/libraria.v6i2.3845

Anda mungkin juga menyukai