Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TEORI KEBUTUHAN (ABRAHAM MASLOW)

Mata Kuliah: Bimbingan Konseling

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Faizah Binti Awad, M. Pd.

Disusun Oleh:

Nurfadillah/19010101057

Anggi Sulastri/19010101059

Abdil Aprilio/19010101060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM KENDARI

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaykum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang


telah memberikan nikmat hidayah, taufik, serta nikmat kesehatan kepada kami
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Salam dan
shalawat kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta keluarga
dan para sahabatnya, yang telah membawa umat manusia menuju jalan keimanan.

Kepada Bpk. Dosen yang kami hormati Prof. Dr. Faizah Binti Awad, M. Pd.
kami ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya telah bersedia dan memberikan
waktu untuk melaksanakan pembelajaran di kelas kami. Dan terkait pada makalah
ini, sebagai tugas mata kuliah Bimbingan Konseling dengan judul materi Teori
Kebutuhan (Abraham Maslow) dengan tujuan agar mahasiswa dapat mengetahui
dan memahami lebih dalam terkait isi judul materi tersebut.

Sebelumnya kami menguncapkan terima kasih dan mohon maaf apabila di


dalamnya terdapat kesalahan dan kekurangan yang tidak di inginkan, mengingat
kami hanya manusia biasa tidak terrlepas dari segala kekurangan dan kesalahan.
Kepada pihak pembaca agar bersedia memberikan kritik dan saran yang
membangun agar ke depannya mampu menyajikan makalah yang lebih baik dari
hari ini.

Selasa 3 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1

1. Latar Belakang .....................................................................................1


2. Tujuan Kepenulisan .............................................................................1
3. Rumusan Masalah ................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2

1. Pengertian Teori Kebutuhan Abraham Maslow...................................2


2. Tingkat Kebutuhan menurut Abraham Maslow...................................2

BAB III PENUTUP ........................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................6

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Abraham Maslow adalah seorang sarjana psikologi Amerika
terkemuka yang lahir di Brooklyn, New York, pada tanggal 1 April 1908.
Saat itu New York merupakan tempat istimewa, Maslow sendiri menyebut
sebagai pusat dunia psikologi. Maslow memutuskan untuk belajar
psikologi terutama karena pengaruh aliran Behaviorisme Watson. Bagi
Maslow saat itu behaviorisme merupakan sesuatu yang menarik. Teori
behaviorisme yang disebut dengan mazhab kedua adalah karya para ahli
yang berhubungan erat dalam bidang ilmu tingkah laku.
Dalam melihat gejala tingkah laku manusia, Abraham Maslow
memiliki asumsi dasar bahwa tingkah laku manusia dapat ditelaah melalui
kecenderungan memenuhi kebutuhan hidup, sehingga bermakna dan
terpuaskan. Untuk itu Maslow menempatkan motivasi dasar manusia
sebagai sentral torinya (penempatan teori). Motivasi sebagai dasar teori
psikologi pada dasarnya juga ada pada aliran psikologi sebelumnya,
seperti aliran psikoanalisis Freud yang menyatakan bahwa perbuatan dan
perasaan manusia ditentukan oleh motivasi yang tidak disadari. Diakui
oleh Maslow, bahwa teorinya tentang motivasi manusia mengikuti tradisi
Wiliam James, Jhon Dewey yang dipadu dengan unsur-unsur Freud, From,
Horney, Reich, Jung dan Adfer yang melahirkan teori holistic dinamis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Teori Kebutuhan (Abraham Maslow)?
2. Bagaimana Tingkat Kebutuhan menurut Abraham Maslow?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Teori Kebutuhan (Abraham Maslow).
2. Untuk Mengetahui Tingkat Kebutuhan menurut Abraham Maslow.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Kebutuhan (Abraham Maslow)


Teori kebutuhan Maslow adalah teori yang diretas oleh Abraham
Maslow. Beliau beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan di tingkat
rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu
sebelum kebutuhan-kebutuhan di tingkat lebih tinggi dibuat menjadi hal
yang memotivasi.
Teori kebutuhan Abraham Maslow merupakan salah satu teori
motivasi yang terdiri dari model lima tingkat kebutuhan manusia, biasanya
sering digambarkan sebagai tingkat hierarki dalam bentuk kerucut atau
mirip seperti piramida. Dari hierarki paling dasar atau bawah ke atas,
kebutuhan itu adalah: kebutuhan fisiologis (makanan dan pakaian),
kebutuhan keamanan (keamanan kerja), kebutuhan cinta dan rasa memiliki
(persahabatan), kebutuhan harga diri, dan kebutuhan untuk aktualisasi diri.
Kebutuhan yang lebih rendah dalam hierarki harus dipenuhi sebelum
individu dapat memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
B. Tingkat Kebutuhan Abraham Maslow
Abraham Maslow (1943, 1954) menyatakan bahwa orang
termotivasi untuk mencapai kebutuhan tertentu dan bahwa beberapa
kebutuhan didahulukan daripada kebutuhan yang lain. Kebutuhan kita
yang paling mendasar adalah kelangsungan hidup fisik (fisiologis), dan
kebutuhan ini akan menjadi hal pertama yang akan memotivasi perilaku
kita. Setelah level itu terpenuhi, maka kita akan melangkah pada level
kebutuhan berikutnya yang memotivasi perilaku kita, dan seterusnya.
Adapun lima tingkat kebutuhan menurut Abraham Maslow yaitu:
1. Kebutuhan fisiologis (Self-Actualization)
Kebutuhan biologis ini merupakan kebutuhan dasar untuk
mempertahankan kelangsungan hidup manusia, misalnya udara, makanan,
minuman, tempat tinggal, pakaian, kehangatan, seks, tidur. Jika kebutuhan

2
tersebut tidak terpenuhi maka tubuh manusia tidak dapat berfungsi secara
optimal. Maslow menganggap kebutuhan fisiologis yang paling penting
karena semua kebutuhan lainnya menjadi sekunder sampai kebutuhan ini
terpenuhi.
Kebutuhan fisiologis berlainan dari kebutuhan-kebutuhan lain
dalam dua hal. Pertama, kebutuhan fisiologis adalah satu-satunya
kebutuhan yang mampu terpuaskan sepenuhnya atau minimal mampu
diatasi. Manusia mampu merasakan cukup dalam acara makan sehingga
pada titik ini, kekuatan penggerak untuk makan akan hilang. Untuk
seseorang yang baru saja menyelesaikan suatu santapan agung, dan
kemudian membayangkan suatu makanan lagi sudah cukup untuk
membikinnya mual. Kedua, yang khas dalam kebutuhan fisiologis adalah
hakikat pengulangannya. Sesudah manusia makan, mereka belakangnya
akan dibuat menjadi lapar lagi dan akan terus menerus mencari makanan
dan cairan lagi.Sementara kebutuhan di tingkatan yang lebih tinggi tidak
terus menerus muncul. Sebagai contoh, seseorang yang minimal terpenuhi
beberapa kebutuhan mereka untuk dicintai dan dihargai akan tetap merasa
yakin bahwa mereka mampu mempertahankan pemeuhan terhadap
kebutuhan tersebut tanpa harus mencari-carinya lagi.
2. Kebutuhan rasa aman (Esteem Need)
Setelah kebutuhan fisiologis individu trpenuhi, maka seseorang
akan naik pada kebutuhan akan rasa aman yang menjadi penting. Orang
ingin akan mengalami keteraturan, prediktabilitas, dan memegang kontrol
dalam hidup mereka. Kebutuhan ini dapat dipenuhi oleh keluarga dan
masyarakat (misalnya polisi, sekolah, bisnis dan perawatan medis).
Contohnya, keamanan emosional, keamanan finansial (misalnya
pekerjaan, kesejahteraan sosial), hukum dan ketertiban, kebebasan dari
rasa takut, stabilitas sosial, properti, kesehatan dan kesejahteraan
(misalnya keselamatan dari kecelakaan dan cedera).
3. Kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki (Social Need)

3
Setelah kebutuhan fisiologis dan rasa aman terpenuhi, kebutuhan
manusia tingkat ketiga adalah kebutuhan sosial yang melibatkan perasaan
memiliki. Kepemilikan, mengacu pada kebutuhan emosional manusia
untuk melakukan hubungan interpersonal, afiliasi, keterhubungan, dan
menjadi bagian dari kelompok. Contoh kebutuhan memiliki antara lain
persahabatan, keintiman, kepercayaan, dan penerimaan, menerima dan
memberi kasih sayang, dan cinta.
4. Kebutuhan akan penghargaan (Savety and Security Need)
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat keempat dalam
hierarki kebutuhan Maslow yang mencakup harga diri, pencapaian, dan
rasa hormat. Maslow mengklasifikasikan kebutuhan penghargaan menjadi
dua kategori: (a) penghargaan untuk diri sendiri (martabat, prestasi,
penguasaan, kemandirian) dan (b) keinginan untuk reputasi atau rasa
hormat dari orang lain (misalnya, status, prestise). Maslow juga
menunjukkan bahwa kebutuhan akan rasa hormat atau reputasi paling
penting bagi anak-anak dan remaja yang mendahului harga diri atau
martabat yang sebenarnya.
5. Kebutuhan aktualisasi (Physiological Need)
Kebutuhan ini merupakan tingkat tertinggi dalam hierarki
kebutuhan Maslow, dan mengacu pada realisasi potensi seseorang,
pemenuhan diri, mencari pertumbuhan pribadi dan pengalaman puncak.
Maslow (1943) menggambarkan tingkat ini sebagai keinginan untuk
mencapai segala sesuatu yang seseorang bisa capai, untuk menjadi yang
paling bisa. Individu dapat merasakan atau fokus pada kebutuhan ini
dengan sangat spesifik. Misalnya, satu individu mungkin memiliki
keinginan yang kuat untuk menjadi orang tua yang ideal. Di sisi lain,
keinginan dapat diungkapkan secara ekonomi, akademis atau atletik. Bagi
orang lain, itu dapat diekspresikan secara kreatif, dalam lukisan, gambar,
atau penemuan.

4
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori kebutuhan Maslow adalah teori yang diretas oleh Abraham
Maslow. Beliau beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan di tingkat
rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu
sebelum kebutuhan-kebutuhan di tingkat lebih tinggi dibuat menjadi hal
yang memotivasi.
Ada lima tingkatan keutuhan menurut Abraham Maslow yaitu,
Kebutuhan fisiologis, Kebutuhan rasa aman, Kebutuhan akan cinta dan
rasa memiliki, Kebutuhan akan penghargaan, Kebutuhan aktualisasi.

5
DAFTAR PUSTAKA

Rahmi Siti, 2021, Bimbingan Konseling Pribadi Sosial, Syiah Kuala University
Press, Banda Aceh.

Triningtyas Diana Ariswanti, 2016, Bimbingan Konseling Pribadi Sosial, CV. AE


Media Grafika, Jawa Timur.

Fuadi, Suryanto Totok Agus, 2021, Memahami Bimbingan dan Konseling


Belajar, CV. Adanu Abimata Anggota, Jawa Barat.

Anda mungkin juga menyukai