Anda di halaman 1dari 9

Teori Kebutuhan Maslow: Pengertian, Konsep & Pembagiannya

teori kebutuhan maslow

Teori Kebutuhan Maslow – Kita pasti sudah tahu bukan, bahwa setiap individu yang ada
di dunia ini pastilah memiliki paling tidak satu hal yang harus mereka penuhi dalam
kehidupan mereka sehari-hari. Hal tersebut biasanya disebut dengan kebutuhan. Adanya
kebutuhan yang harus terpenuhi membuat setiap individu memiliki motivasi untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.

Salah satu teori motivasi mengenai pemenuhan kebutuhan yang sangat terkenal. Bahkan
mungkin sebagian besar dari Kita sudah tidak asing dengan salah satu teori motivasi ini.
Teori motivasi kebutuhan ini dicetuskan oleh seorang psikolog yang juga seorang
teoritikus berasal dari Amerika bernama Abraham Maslow. Secara garis besar Abraham
Maslow beranggapan bahwa kebutuhan menjadi alasan terbentuknya motivasi pada diri
seorang individu untuk melakukan semua kegiatan yang sekiranya dapat menopang
individu tersebut dalam usaha memenuhi kebutuhan mereka.

Teori yang dicetuskan oleh Abraham Maslow ini memiliki nama Teori Hierarki
Kebutuhan Maslow atau lebih akrab disebut dengan Teori Maslow. Teori Hierarki
Kebutuhan yang dicetuskan oleh Abraham Maslow ini merangsang adanya pengaruh
yang sangat besar pada kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhan mereka sehari-
hari

Dalam teori kebutuhan ini Abraham Maslow juga mengungkapkan bahwa seorang
individu haruslah memenuhi kebutuhan mereka, Abraham Maslow membagi kebutuhan
tersebut dibagi dalam lima tingkatan dengan urutannya masing-masing. Adanya
tingkatan kebutuhan tersebut mengharuskan individu memenuhi kebutuhan mereka
mulai dari tingkatan terdasar.

Mari Mengenal Abraham Maslow Sang Pencetus Teori Maslow


Pengertian dari Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Buku Abraham Maslow
Konsep dari Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Pembagian Hierarki Kebutuhan Maslow
1. Kebutuhan Dasar atau Fisiologi
2. Kebutuhan Akan Rasa Aman
3. Kebutuhan Sosial (Rasa Cinta, Kasih Sayang, serta Hak Kepemilikan)
4. Kebutuhan Mendapatkan Penghargaan
4.1 Bentuk menghargai diri sendiri
4.2 Bentuk penghargaan dari orang lain
Buku Manusia Utuh: Sebuah Kajian atas Pemikiran Abraham Maslow
5. Kebutuhan untuk Mengaktualisasikan Diri
5.1 Acceptance and Realism
5.2 Problem Centering
5.3 Spontaneity
5.4 Autonomy and Solitude
5.5 Continued Freshness of Appreciation
5.6 Peak Experiences

Mari Mengenal Abraham Maslow Sang Pencetus Teori Maslow

Abraham Maslow Sang Pencetus Teori Hierarki Kebutuhan Maslow lahir pada tanggal 1
April 1908 di Kota New York, Amerika Serikat. Lebih tepatnya Abraham Maslow
dilahirkan di Brooklyn dengan nama lengkap Abraham Harold Maslow. Abraham Maslow
dibesarkan di keluarga Yahudi Rusia dengan kedua orang tua yang tidak pernah
menjalani pendidikan serta duduk dibangku sekolah. Semasa kecilnya, Abraham Maslow
hidup di lingkungan tempat tinggal yang sebagian besar penduduknya adalah kaum non
Yahudi.

Setelah beranjak dewasa, Abraham Maslow mengenyam pendidikan di Brooklyn College


dan lulus sebagai seorang psikolog. Tak hanya itu saja, Abraham Maslow juga menjadi
profesor di beberapa universitas, seperti Alliant International University, Brooklyn
College, Brandeis University, New School for Social Research, dan Columbia University.
Dalam kehidupannya, Abraham Maslow menjadi pribadi yang berfokus pada
pengembangan kualitas dari seorang individu menjadi individu yang lebih positif.

Dari tujuan hidupnya itulah yang membuat Abraham Maslow menaruh perhatian lebih
pada kalimat pertanyaan yang memiliki jenis seperti “Mengapa masih sedikit manusia
yang memiliki aktualisasi diri padahal kebutuhan tingkat pertama atau kebutuhan dasar
mereka sudah berhasil terpenuhi?” Padahal menurut pandangan psikolog humanistik,
setiap individu pasti memiliki keinginan untuk menyadari kelebihan serta potensi yang
mungkin dapat mereka gunakan dalam memenuhi tingkatan selanjutnya dan mencapai
tingkatan tertinggi dalam hierarki kebutuhan Maslow.

Di usianya yang ke-62 tahun tepatnya pada tanggal 8 Juni 1970, Abraham Harold
Maslow Sang Pencetus Teori Hierarki Kebutuhan Maslow menghembuskan nafas
terakhirnya di California, Amerika Serikat dikarenakan Abraham Maslow mengalami
serangan jantung. Abraham Maslow dikenang dan dikenal sebagai pioneer yang
bergerak di bidang psikologis dengan mencetuskan sebutan “Humanistik Psikologis”
untuk menyebutkan dirinya semenjak Abraham Maslow memulai untuk memahami
bagaimana pikiran seorang individu berjalan.

Setelah mengenal dengan jelas siapa pencetus dari Teori Hierarki Kebutuhan Maslow,
kini saatnya kita mengenal tentang apa pengertian dari teori ini, bagaimana konsep teori
ini, dan urutan kebutuhan dari teori ini. Let’s go!
Pengertian dari Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Teori Hierarki Kebutuhan Maslow adalah salah satu teori psikologi yang berguna untuk
memicu munculnya motivasi pada seorang individu dalam memenuhi kebutuhan mereka
sehari-hari. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow diperkenalkan pada tahun 1943 melalui
“A Theory of Human Motivation” melalui acara Psychological Review.
Secara garis besar Abraham Maslow berpendapat untuk memenuhi kebutuhan tingkat
atas, seorang individu haruslah memenuhi kebutuhan tingkat bawahnya terlebih dahulu
dan menggunakan keinginan tersebut sebagai hal untuk memotivasi mereka.

Teori Hierarki Kebutuhan Maslow ini? Konsep teori ini berawal dari pengamatan terhadap
perilaku monyet yang dilakukan oleh Abraham Maslow. Dari pengamatan tersebut,
Abraham Maslow mendapatkan sebuah kesimpulan berupa ada beberapa kebutuhan
yang akan lebih diutamakan dicapai oleh seorang individu daripada kebutuhan lainnya

Kita dapat ambil sampel seperti individu mungkin akan lebih lama bertahan hidup jika
mereka dapat memenuhi asupan cairan mereka dibandingkan memenuhi kebutuhan
makan mereka. Dari contoh ini dapat diambil kesimpulan bahwa air adalah hal yang
sangat penting untuk menopang kehidupan manusia. Hal inilah yang dijadikan
permisalan oleh Abraham Maslow dalam menyusun teori hierarki kebutuhannya.
Tambahan dari kesimpulannya, bahwa kebutuhan tingkat selanjutnya dapat diraih
apabila seorang individu berhasil memenuhi kebutuhan tingkat sebelumnya.

Abraham Maslow juga menambahkan pendapat lain yaitu, bahwa dalam mencapai
tingkatan kebutuhan selanjutnya, seseorang dapat menggunakan kuasa motivasi untuk
mendorong mereka dalam mencapai tingkat kebutuhan di tingkat selanjutnya. Ada dua
jenis kuasa motivasi yang dapat digunakan oleh seorang individu dalam memenuhi
kebutuhan mereka, yaitu menggunakan deficiency growth atau dapat diartikan sebagai
motivasi kekurangan dan motivation growth atau dapat diartikan sebagai motivasi
perkembangan.

Kedua jenis motivasi ini memiliki artinya tersendiri. Untuk motivasi kekurangan diartikan
sebagai usaha yang dilakukan individu dalam proses pemenuhan kekurangan mereka.
Lalu untuk motivasi perkembangan dapat diartikan sebagai motivasi yang secara alami
muncul dari dalam diri individu tersebut dan berguna untuk membuat seorang individu
menjadi lebih semangat dalam meraih keinginan dan tujuan mereka.
Pembagian Hierarki Kebutuhan Maslow

teori kebutuhan maslow

Seperti yang Kita tahu, bahwa Abraham merupakan seorang humanis. Hal tersebut yang
membuat Abraham Maslow mempercayai pernyataan bahwa setiap individu memiliki
keinginan untuk menjadikan dirinya pada tingkat atas. Namun, untuk mencapai tingkatan
tersebut ada tingkatan lain yang harus terpenuhi.
Teori Hierarki Kebutuhan Maslow memuat mengenai tingkatan kebutuhan yang harus
dipenuhi oleh setiap individu. Individu yang dimaksud pada teori ini adalah manusia.
Seperti yang Kita tahu, manusia adalah makhluk yang lemah dan tentunya akan terus
berkembang untuk menemukan kelebihan mereka dalam upaya memenuhi kebutuhan
mereka.

Dalam teori ini memuat lima tingkatan kebutuhan yang harus terpenuhi di masing-masing
tingkatannya. Tingkatan kebutuhan tersebut diawali dengan kebutuhan dasar seperti
kebutuhan fisiologi manusia, kebutuhan rasa aman, kebutuhan merasakan kasih sayang,
kebutuhan mendapatkan pencapaian, dan tingkat paling atas adalah kebutuhan
mengaktualisasikan diri. Hierarki kebutuhan ini dibentuk dalam bentuk segitiga dengan
bagian dasarnya memiliki cakupan aspek yang lebih luas dibanding bagian kerucutnya.
Berikut ini penjelasan dan urutan dari Teori Hierarki Kebutuhan oleh Abraham Maslow.
1. Kebutuhan Dasar atau Fisiologi

Kebutuhan tingkat dasar yang pertama ini memiliki hubungan dengan kebutuhan tubuh
setiap individu baik kebutuhan biologis maupun fisik. Kebutuhan yang sangat mendasar
ini haruslah terlebih dahulu terpenuhi agar manusia dapat bertahan hidup dan melangkah
ke tingkat kebutuhan selanjutnya. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan manusia
akan oksigen, air, makanan, suhu tubuh yang normal, tidur, homeostasis, kebutuhan
seksual, dan lain semacamnya.

Bisa Kita nalar, seorang individu tidak mungkin dapat memenuhi tingkat kebutuhan
selanjutnya apabila mereka belum memenuhi kebutuhan fisiologi dasar ini. Perlu diingat
apabila salah satu saja dari bagian kebutuhan fisiologi ini tidak dapat terpenuhi, maka
secara otomatis akan mengganggu tercapainya pemenuhan kebutuhan di tingkat
selanjutnya. Tentu hal ini akan berbeda dengan mereka yang ditakdirkan menjadi orang
kaya, memakan makanan sudah bukanlah kebutuhan fisiologi mereka. Namun, mereka
menganggap memakan makanan mahal adalah gaya hidup mereka.
2. Kebutuhan Akan Rasa Aman

Kebutuhan tingkat dasar yang kedua adalah kebutuhan untuk senantiasa merasa aman.
Seorang individu dapat melangkah ke tingkat kebutuhan selanjutnya apabila sudah
berhasil memenuhi kebutuhan pada tingkat pertama. Abraham Maslow menjelaskan
bahwa kebutuhan akan rasa aman ini meliputi rasa aman secara fisik maupun emosional.
Perlu diketahui, kadar kebutuhan pada tingkat ini lebih banyak untuk usia rentang anak-
anak. Hal itu dikarenakan anak-anak masih memiliki tingkat kewaspadaan yang masih
rendah, sehingga pendampingan orang yang lebih tua sangat diperlukan.

Untuk kebutuhan akan rasa aman dapat dicontohkan dengan contoh seperti kebutuhan
akan rasa aman dari bahaya yang akan mengancam, kebutuhan perlindungan dari tindak
kriminalitas, kebutuhan rasa aman dari ancaman penyakit, kebutuhan rasa aman dari
bahaya bencana alam, dan lain sebagainya.
3. Kebutuhan Sosial (Rasa Cinta, Kasih Sayang, serta Hak Kepemilikan)
Kebutuhan tingkat ketiga adalah kebutuhan mengenai aspek sosial yang ada di
masyarakat, seperti kebutuhan untuk merasakan cinta, kasih sayang, dan memiliki hak
kepemilikan terhadap suatu hal. Dalam tingkat ini, Abraham Maslow memberikan
pendapatnya mengenai alasan mengapa seorang individu mencari cinta. Abraham
Maslow menjelaskan latar belakang dari aspek tersebut karena didasari oleh kesepian,
kesendirian, depresi, stress, serta kecemasan berlebihan. Rasa Cinta pada yang dimiliki
oleh seorang individu sendiri memiliki dua jenis, yaitu D-Love atau Deficiency dan B-Love
atau Being.

Seseorang yang merasakan cinta dikarenakan kekurangan, maka akan termasuk


kedalam jenis D-Love. D-Love sendiri sering digambarkan sebagai rasa cinta yang
menjadikan diri sendiri sebagai titik fokusnya. Sedangkan untuk B-Love merupakan
bentuk penilaian seorang individu tanpa adanya niat untuk memanfaatkan orang yang
dicintai. Cinta itu berwujud seperti cinta yang tidak ada keinginan untuk memiliki, hanya
mendukung orang tersebut untuk menjadi lebih baik, dan cinta yang dapat memberikan
dampak positif untuk kedua belah pihak, biasanya dapat dicontohkan ketika seorang
individu menjalin hubungan pertemanan dengan individu atau kelompok lainnya.

Selain itu, kebutuhan pada tingkat ketiga ini juga meliputi kebutuhan untuk dapat menjalin
pertemanan dengan individu lain, membentuk keluarga, bersosialisasi dengan suatu
kelompok, beradaptasi dengan lingkungan sekitar, serta berada dalam lingkungan
masyarakat. Seperti kebutuhan-kebutuhan sebelumnya, kebutuhan tingkat ketiga ini
dapat diraih apabila seorang individu berhasil memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka
pada tingkat sebelumnya.
4. Kebutuhan Mendapatkan Penghargaan

Kebutuhan tingkat selanjutnya, yaitu tingkat keempat adalah kebutuhan untuk


mendapatkan penghargaan. Penghargaan yang dimaksud dalam tingkat kebutuhan ini
tidaklah selalu penghargaan berupa piala atau hadiah. Maksud dari kata penghargaan
disini adalah harga diri. Yap, setiap individu berhak mendapatkan harga diri mereka.
Harga diri dapat berasal dari diri sendiri maupun orang lain. Ketika kebutuhan pada
tingkat ini dapat terpenuhi, maka secara otomatis akan memunculkan kebutuhan untuk
merasakan penghormatan, rasa menjadi kepercayaan orang lain, dan menstabilkan diri
sendiri.

Dari hal itu, dapat kita simpulkan kebutuhan ini adalah tentang pangkat, gelar, serta
profesi. Setelah seorang individu berhasil memenuhinya maka secara otomatis rasa
percaya diri individu tersebut akan melejit dengan pesat. Tingkat percaya diri yang tinggi
tentu akan mempengaruhi peran sosial dari individu tersebut. Sebaliknya jika kebutuhan
ini tidak terpenuhi, akan membawa dampak yang serius seperti rasa depresi,
kecemasan, stress, tiadanya rasa percaya diri, minder, merasa tidak berguna, dan lain
sebagainya.

Harga diri dibagi menjadi dua bentuk, yaitu :


4.1 Bentuk menghargai diri sendiri
adanya kepercayaan pada diri sendiri, meraih prestasi, menjadi pribadi yang mandiri,
memiliki kemampuan, serta kompetensi yang mumpuni.
4.2 Bentuk penghargaan dari orang lain

mendapatkan status, gelar, pangkat, jabatan, menjadi orang terkenal, mendapatkan


apresiasi atas ketekunan yang dilakukan,mendapatkan pujian, dinilai baik oleh orang
lain.

Buku Manusia Utuh: Sebuah Kajian atas Pemikiran Abraham Maslow

Beli Buku di Gramedia

Hendro Setiawan mengantar pembaca ke dalam garis besar pemikiran Maslow tentang
manusia yang, itu kekuatannya, berdasarkan bukan pada spekulasi, melainkan pada
amatan psikologis. Hendro Setiawan melakukannya secara kritis dengan juga menunjuk
di mana terletak pelbagai keterbatasan yang tentu juga ada pada pemikiran Maslow.
Buku Hendro Setiawan tidak hanya memperluas wawasan kita tentang salah seorang
psikolog paling termasyhur abad lalu, melainkan dapat memperkaya dan memperdalam
pengertian kita tentang siapa kita ini, kita manusia. Prof Dr. Franz Magnis-Suseno, S.J.
5. Kebutuhan untuk Mengaktualisasikan Diri

Kebutuhan tingkat tertinggi, yaitu kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri. Kebutuhan


ini dapat tercapai apabila seorang individu berhasil memenuhi keempat kebutuhan
sebelumnya. Aktualisasi diri dapat diartikan sebagai wujud sesungguhnya untuk
mencerminkan harapan serta keinginan seorang individu terhadap dirinya sendiri. Dalam
penggambaran aktualisasi diri yang diberikan oleh Abraham Maslow, aktualisasi diri ini
berperan sebagai kebutuhan seorang individu untuk memutuskan keinginan mereka.

Jika Kita masih bingung dengan gambaran aktualisasi diri, maka kami akan memberikan
permisalan seperti jika seorang individu adalah seorang musisi maka seharusnya ia pergi
untuk bermusik, jika ia adalah penari maka ia harus menggerakkan tubuhnya, jika ia
adalah seorang pendidik maka ia harus mencari seseorang dididik, dan masih banyak
lagi.

Untuk mengaktualisasikan diri bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk dilakukan.
Karena dalam memenuhi kebutuhan ini, seorang individu haruslah mendapatkan
dukungan yang cukup dari berbagai pihak. Dampak yang terjadi apabila kebutuhan pada
tingkat akhir ini tidak terpenuhi adalah timbulnya perasaan tidak nyaman, kegelisahan,
tegang, minder, dan lain sebagainya.

Berikut ini akan kami jelaskan lebih jelas mengenai penggambaran Abraham Maslow
terhadap kebutuhan aktualisasi diri.
5.1 Acceptance and Realism
seseorang yang berhasil memahami diri sendiri serta menerima semua kenyataan baik
mengenai diri mereka sendiri, orang lain, dan lingkungannya.
5.2 Problem Centering

mempunyai pribadi yang suka tolong menolong dengan sesama, dapat mencari solusi
terbaik untuk permasalahan yang tengah dihadapi. Meskipun masalah tersebut di luar
kendali dan lingkungan pribadi individu tersebut. memiliki motivasi untuk selalu
bertanggung jawab dan selalu mengedepankan etika sosial.
5.3 Spontaneity

mampu bertindak spontan dan dapat beradaptasi dalam kondisi tersebut.

5.4 Autonomy and Solitude

memiliki tingkat kebebasan serta privasi yang lebih tinggi.

5.5 Continued Freshness of Appreciation

orang yang berhasil mencapai aktualisasi diri memandang dunia dengan pandangan
penuh rasa syukur serta kekaguman yang tak pernah terhentikan. Mereka akan mudah
untuk bersyukur sekalipun hanya menerima atau mengalami hal yang kecil, mereka juga
dengan sangat mudah menjadikan setiap kejadian di kehidupannya sebagai inspirasi dan
sumber kesenangan mereka.

5.6 Peak Experiences

orang yang berhasil mencapai aktualisasi diri memiliki puncak kesenangan mereka yang
biasa Abraham Maslow sebut dengan suka cita. Mereka akan memandang semua hal
yang telah terjadi padanya dengan pandangan yan positif. Setiap kejadian yang baik
maupun buruk digunakan dengan bijak sebagai pembelajaran, inspirasi, pengalaman,
serta kekuatan untuk menjadi lebih baik dan semakin baik.

Selain itu, menurut Abraham Maslow, seseorang yang berhasil mencapai aktualisasi diri
memiliki beberapa kualitas yang berbeda dengan individu lainnya. Berikut ini kualitas dari
individu yang berhasil mencapai aktualisasi diri, seperti

truth,
goodness,
beauty,
wholeness,
dikotomi,
aliveness,
unique,
perfection,
necessity,
completion,
justice,
order,
simplicity,
richness,
effortless,
playfulness,
self-sufficiency.

Ternyata ada banyak sekali informasi yang kita dapatkan hanya dalam satu teori ya, Kita!
Bagaimana? Apakah informasi dari kami sudah menjawab semua pertanyaan yang Kita
miliki? Teori ini memiliki kesimpulan, intinya untuk mencapai tingkat kebutuhan tertinggi,
seorang individu haruslah terlebih dahulu memenuhi tingkat kebutuhan terdasar. Nah,
barulah dapat mencapai tingkat kebutuhan tertinggi.
Apa yang dimaksud dengan teori kebutuhan dari Maslow?

Maslow menjelaskan bahwa manusia harus memenuhi kebutuhannya yang paling


rendah terlebih dahulu sebelum naik ke tingkat yang lebih tinggi, sampai ia bisa
mengaktualisasikan dirinya.
Apakah tingkat kebutuhan dasar manusia yang tertinggi menurut teori Maslow?

Kebutuhan yang tinggi adalah kebutuhan akan harga diri termasuk perasaan, keyakinan,
kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian dan kebebasan. Sekali manusia dapat
memenuhi kebutuhan untuk dihargai, mereka sudah siap untuk memasuki gerbang
aktualisasi diri, kebutuhan paling tinggi yang ditemukan Maslow.
Bagaimana jika teori kebutuhan Maslow tidak terpenuhi?

Jika kebutuhan dasar seseorang tidak terpenuhi, maka ia akan sulit untuk
mempertahankan hidupnya apalagi mencapai kepuasan dan meraih tingkat kebutuhan
yang lebih tinggi. Kebutuhan yang paling dasar adalah minum dan makan. Tak heran jika
air menjadi sumber kehidupan. Tanpa air, tak akan ada kehidupan di muka bumi i
Kenapa menggunakan teori Maslow?

Alasan penulis menggunakan teori ini, karena teori ini merupakan teori dasar yang
mewakili kebutuhan-kebutuhan manusia. Dalam hierarki kebutuhan Maslow, kita dapat
melihat dimana posisi karyawan tersebut berada, sehingga nantinya dapat diberikan
bentuk motivasi yang tepat untuk masing-masing karyawan.
Beli Buku di Gramedia

Sejarah banyak agama yang terlembagakan menunjukkan suatu kecenderungan untuk


mengembangkan dua sikap ekstrem: kecenderungan yang bersifat “mistik” dan individual
di satu sisi, dan legalistik dan organisasional di sisi lain. Pribadi religius yang autentik
dan memiliki pemahaman mendalam akan mampu mengintegrasikan kecenderungan-
kecenderungan ini dengan mudah dan otomatis. Kebanyakan orang kehilangan atau
melupakan pengalaman religius subjektif, dan mendefinisikan ulang agama sebagai
seperangkat kebiasaan, perilaku, dogma, bentuk-bentuk, yang di titik ekstrem menjadi
sepenuhnya legalistik dan birokratis, konvensional, kosong, dan dalam makna yang
sesungguhnya, antireligius. Agama yang terlembagakan, akhirnya dapat menjadi musuh
utama bagi pengalaman religius dan orang-orang yang mengalaminya. Inilah tesis utama
dari buku ini.

Abraham Maslow, penulis buku ini, hendak menegaskan bahwa agama dengan a kecil
sepenuhnya selaras, pada level yang lebih tinggi dari perkembangan pribadi, dengan
rasionalitas, dengan sains, dengan semangat sosial. Bukan hanya ini, melainkan secara
prinsip, agama juga dapat dengan mudah mengintegrasikan dorongan-dorongan
naluriah, material, dan berpusat pada diri yang sehat dengan hal-hal yang secara
alamiah bersifat transenden, spiritual, dan aksiologis.
Konsep dari Teori Hierarki Kebutuhan Maslow

Anda mungkin juga menyukai