Anda di halaman 1dari 19

Teori Kepribadian Humanistik

Abraham Maslow
Disusun guna memenuhi tugas Psikologi Kepribadian II

Disusun
Oleh:
Subekti Dwi Lestari

(15010111120016)

Adelia Dyah Pratiwi

(15010111120018)

Indrarini Wahyuningtyas

(15010111130046)

Ayu Rahmawati P.

(15010111130093)

Radhitya Arief Noerpratama

(15010111130100)

Darmo Suputra

(15010111130054)

One Meidyana Putri Suryani (15010111140118)


Tri Kurniati Amrillah

(15010111130038)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2012

Kata Pengantar
1

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul Teori Kepribadian Humanistik Menrurut Abraham Maslow.
Dalam penulisan makalah ini, kami selaku penulis telah berusaha semaksimal
mungkin untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Namun sebagai manusia biasa, kami tidak
luput dari kesalahan. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang berguna bagi kesempurnaan
makalah ini sangat diharapkan.
Kami menyadari, tanpa bimbingan dosen dan bantuan kerabat yang memberikan
banyak bantuan untuk menyelesaikan tugas makalah ini, tidaklah mungkin tugas makalah ini
akan tersusun. Untuk itu kami selaku penulis ingin mengucapkan terima kasih terhadap pihak
yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membantu penyelesaian tugas makalah ini.
Akhirnya semoga makalah ini dapat memberikan sumbangan bagi khasanah ilmu
pengetahuan dan mampu memberi masukan bagi semua pihak yang memerlukannya.

Semarang, September 2012

Penulis

DAFTAR ISI
2

HALAMAN JUDUL ...................................................................................1


KATA PENGANTAR .................................................................................2
DAFTAR ISI ...............................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN ..........................................................................4
1.1.

Latar Belakang...............................................................4

1.2.

Rumusan Masalah..........................................................4

1.3.

Tujuan............................................................................4

BAB II. PEMBAHASAN............................................................................5


2.1

Struktur Kepribadian Maslow.........................................5

2.2

Dinamika Kepribadian Maslow.......................................8

2.3

Perkembangan Kepribadian Maslow.............................11

BAB III. KASUS DAN ANALISIS...........................................................13


3.1

Kasus.............................................................................13

3.2 Analisis...........................................................................15
BAB IV. KESIMPULAN .........................................................................18
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
3

A. Latar Belakang Masalah


Setiap individu di dunia ini memiliki suatu cita cita yang sangat tinggi. Mereka
selalu berusaha untuk mewujudkan cita-citanya dengan berbagai cara. Bersekolah dan
menimba ilmu adalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan demi mencapai citacita dan penyempurnaan diri. Usaha manusia yang kuat itu tidak terlepas dari
kepribadian yang dimilikinya. Setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda,
namun semua kepribadian tersebut mendasari perilaku-perilaku manusia dalam
mengarungi hidup.
Kepribadian adalah sifat dan tingkah laku khas seseorang yang membedakannya
dengan orang lain; integrasi karakteristis dari struktur struktur, pola tingkah laku, minat,
pendirian, kemampuan, dan potensi yang dimiliki seeorang; segala sesuatu mengenai diri
seseorang sebagaimana diketahui oleh orang lain. Para tokoh tokoh psikologi memulai
penelitian mereka tentang kepribadian, karena menurut mereka kepribadian itu sangat
khas seperti pengertian kepribadian diatas. Pandangan tokoh-tokoh yang berbeda-beda
menyebabkan banyaknya teori kepribadian yang berbeda pula. Salah satu tokoh tersebut
adalah Abraham Maslow. Maslow selalu mengedepankan rasa peri kemanusiaan dan
beranggapan bahwa setiap orang bebas untuk mengaktualisasikan dirinya. Teori dan
pandangan dari Maslow ini bisa menjelaskan mengenai perilaku manusia di atas. Oleh
karena itu kita disini akan membahas lebih dalam mengenai cara pandang teori maslow
dalam memandang kepribadian seseorang.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur kepribadian seseorang menurut Maslow?
2. Bagaimana dinamika kepribadian seseorang menurut Maslow?
3. Bagaimana perkembangan kepribadian seseorang menurut Maslow?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dinamika kepribadian seseorang menurut Maslow
2. Mengetahui struktur kepribadian seseorang menurut Maslow
3. Mengetahui perkembangan kepribadian seseorang menurut Maslow.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur Kepribadian Maslow
Menurut Maslow, manusia memiliki struktur psikologis yang analog dengan
struktur fisik: mereka memiliki kebutuhan, kemampuan, dan kecenderungan yang
sifat dasarnya genetik. Kebutuhan, kemampuan, dan kecenderungan itu secara
esensial sesuatu yang baik, atau paling tidak netral. Dasar dari teori maslow ini yaitu
4

humanistic, yang menitik beratkan pada ranah kesadaran. Selain itu menyesuaikan
dengan kapasitas bawaan dari individu yang menjadikannya sebagai ciri unik
individual. Orang yang dikaji oleh Maslow ini merupakan orang yang sehat dan
kreatif bukan seperti yang dikaji oleh psikoanalisa yaitu orang sakit atau abnormal.
Struktur kepribadian Maslow ini berupa kebutuhan-kebutuhan individu yang dapat
dijelaskan dalam beberapa bagian. Kebutuhan ini merupakan dorongan bagi manusia
untuk berperilaku.
Kebutuhan dibagi menjadi 2 yaitu kebutuhan dasar (basic needs) dan
kebutuhan meta (meta-needs). Kebutuhan dasar merupakan kebutuhan karena
kekurangan. Kebutuhan-kebutuhan dasar meliputi lapar, kasih sayang, rasa aman,
harga diri, dan sebagainya. Sedangkan meta-kebutuhan adalah kebutuhan untuk
perkembangan. Metakebutuhan meliputi keadilan, kebaikan, keindahan, keteraturan,
kesatuan, dan sebagainya. Kebutuhan dasar lebih kuat daripada meta-kebutuhan,
namun meta-kebutuhan dapat disubtitusikan atau diganti. Kebutuhan dasar dan metakebutuhan itu merupakan instingtif yang melekat pada manusia.
Abraham Maslow telah menyusun teori tentang motivasi manusia, dimana
kebutuhan-kebutuhan manusia tersebut digolongkan dan disusunnya ke dalam sebuah
hirearki atau tingkatan berjenjang yang berbentuk seperti piramida yang terdiri dari
lima level. Setiap kebutuhan dapat dipenuhi hanya jika kebutuhan jenjang sebelumnya
telah (relative) terpuaskan terlebih dahulu. Pada dasarnya, kebutuhan manusia yang
lebih rendah mempunyai kekuatan ataupun kecenderungan yang lebih besar untuk
dipenuhi terlebih dahulu. Berikut ini adalah konsep hirearki kebutuhan manusia yang
disusun oleh Abraham Maslow:
Kebutuhan Dasar 1 : Kebutuhan Fisiologis. (Basic Needs)
Kebutuhan fisiologis bersifat homeostatic (bersifat menjaga keseimbangan unsureunsur fisik). Kebutuhan fisiologis berisi kebutuhan-kebutuhan primitif manusia yang
bersifat kuat dorongannya untuk dipenuhi seperti makan, minum, kebutuhan akan
glukosa, kebutuhan akan seks dan kebutuhan akan nutrisi. Sebagai contoh, melalui
pengonsumsian makanan dan air, tubuh mencoba untuk memelihara berbagai macam
keseimbangan dalam darah dan jaringan tubuh.
Kebutuhan Dasar 2 : Kebutuhan Keamanan. (Secure and Safety Needs)
Setelah kebutuhan fisiologis telah cukup terpenuhi, menurut Maslow, muncullah
kebutuhan yang kedua, yaitu kebutuhan akan keamanan, stabilitas, proteksi, struktur
5

hukum, keteraturan, batas, kebebasan dari rasa takut atau cemas. Kebutuhan fisiologis
dan kebutuhan keamanan merupakan kebutuhan manusia dalam mempertahankan
hidupnya. Bedanya, kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan jangka pendek,
sedangkan kebutuhan kemanaan merupakan kebutuhan jangka panjang. Kebutuhan ini
sudah muncul sejak saat bayi dalam bentuk menangis, menjerit, dan hentakan yang
sangat tegang untuk ditangani secara kasar, yang terkejut oleh suara gaduh atau lampu
yang terang. Pada masa kanak-kanak, seseorang akan merasa lebih aman jika diasuh
dalam keluarga yang memiliki suasana keluarga yang teratur, disiplin, terorganisir,
penuh kasih sayang. Pada masa dewasa, kebutuhan akan rasa aman terwujud dalam
bentuk kebutuhan pekerjaan dan gaji yang mantap sehingga masa depan dapat
menjadi lebih terjamin, praktek beragama dengan penuh keyakinan, perlindungan
pada korban-korban perang, pengungsian, dan masih banyak contoh yang lainnya.
Menurut Maslow, kepribadian orang-orang yang menderita obsesif kompulsif banyak
dilatarbelakangi oleh kegagalan memenuhi kebutuhan akan rasa aman ini.
Kebutuhan Dasar 3 : Kebutuhan Dimiliki dan Cinta (Love and Belonging Needs)
Setiap orang berhak merasakan rasa dicintai dan memiliki, karena kebutuhan akan
cinta dan perasaan dimiliki sudah menjadi kebutuhan dasar seserang. Maslow
menolak pendapat Freud bahwa cinta meupakan sublimasi dari insting seks. Menurut
Maslow cinta tidak bersinonim dengan seks, dan cinta adalah hubungan yang sehat
antara orang yang satu dengan yang lainnya yang melibatkan perasaan saling
menghormati, saling menghargai dan attachment dari kedua belah pihak. Ada dua
jenis cinta menurut Maslow, yakni Deficiency Love (D-Love) dan Being Love (BLove). D-Love merupakan cinta yang lebih mementingkan diri sendiri, sedangkan BLove didasari oleh perasaan menerima orang lain apa adanya tanpa ada keinginan
untuk memanfaatkan orang yang dicintainya. Menurut Maslow, kegagalan dalam
pemenuhan kebutuhan akan cinta ini merupakan penyebab hampir seluruh bentuk
psikopatologis.
Kebutuhan Dasar 4 : Kebutuhan Harga Diri (Self Esteem Needs)
Ketika Kebutuhan akan cinta telah relative terpuaskan, maka dorongan dari kebutuhan
akan cinta ini melemah dan digantikan oleh dorongan pemenuhan kebutuhan yang
keempat, yakni dorongan pemenuhan kebutuhan akan harga diri (self esteem).
Menurut Maslow, ada dua harga diri:
a. Menghargai diri sendiri (self respect): kebutuhan penguasan, kekuatan, kompetensi,
prestasi, self confidence, kemandirian dan kebebasan. Seseorang akan merasa dirinya
6

perlu mengenal dirinya sendiri agar dapat merasakan bahwa dirinya berharga
sehingga orang tersebut mampu mengatasi tantangan-tantangan hidup.
b. Mendapatkan penghargaan dari orang lain (respect from others): Kebutuhan
prestise, penghargaan dari orang lain, harga diri, ketenaran,penghormatan dari orang
lain, diterima dan mendapat apresiasi dari orang lain.
Kepuasan kebutuhan akan harga diri akan membuat seseorang menjadi lebih percaya
diri, merasa berharga dan menimbulkan perasaan berguna bagi diri sendiri.
Sebaliknya, ketidaksanggupan dalam pemenuhan kebutuhan ini akan menimbulkan
sikap inferior, canggung, rendah diri, lemah, pasif, tidak berharga, dan tidak berdaya.
Menurut Maslow, penghargaan dari orang lain hendaknya diperoleh berdasarkan
penghargaan terhadap diri sendiri dan seseorang seharusnya memperoleh penghargaan
berdasarkan kemampuanya sendiri
Kebutuhan Meta : Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Actualization Needs)
Setelah empat kebutuhan dasar telah terpenuhi, maka muncullah kebutuhan
selanjutnya, yakni kebutuhan meta yang berupa kebutuhan yang dimiliki seseorang
untuk mengaktualisasikan dirinya dan mengoptimalkan potensi-potensi positif yang
terpendam dalam dirinya. Aktualisasi diri merupakan keinginan untuk memperoleh
kepuasan dengan dirinya sendiri (self fulfilment), untuk menyadari semua potensi
dirinya, dan menjadi kreatif dan bebas dalam mencapai puncak potensi dirinya.
Manusia yang telah mampu memenuhi kebutuhan untuk mengaktualisasikan dirinya
akan menjadi manusia yang utuh, memperoleh kepuasan dari kebutuhan-kebutuhan
yang tidak diketahui semua orang, dan mampu mengekspresikan kebutuhan dasar
kemanusiaaan secara alami. Empat kebutuhan dasar, menurut Maslow merupakan
kebutuhan karena kekurangan atau D-need (deficiency need), sedangkan kebutuhan
meta atau kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan karena ingin berkembang
atau B-need (being need). Menurut Maslow, kebutuhan dasar berisi kebutuhan
konatif, sedangkan kebutuhan meta berisi kebutuhan akan estetik dan kognitif
(contoh: kebutuhan akan keteraturan, kebutuhan akan kesempurnaan, kebutuhan
keanggunan, dsb). Tidak terpenuhinya jenis kebutuhan ini akan berdampak terhadap
kepribadian. Maslow menyebutnya sebagai metaphologies, suatu penyakit psikis
dengan gejala-gejala merasa asing (alienasi), putus harapan, sinis, kebingungan dan
depresi.
B. Dinamika Perkembangan Kepribadian Maslow
7

Maslow berpendapat bahwa kepribadian manusia dihasilkan dari motivasi


manusia yang diorganisasikan ke dalam sebuah hirarki kebutuhan yaitu suatu susunan
kebutuhan yang sistematis, suatu kebutuhan dasar harus dipenuhi sebelum kebutuhan
dasar lainnya muncul. Kebutuhan itu mempunyai beberapa karakteristik sebagai
berikut :
1. Kebutuhan yang lebih rendah dalam hirarki merupakan kebutuhan yang kuat,
potensial, dan prioritas; sementara yang lebih tinggi dalam hirarki merupakan
kebutuhan yang paling lemah
2. Kebutuhan yang lebih tinggi kurang diperlukan dalam rangka mempertahankan hidup,
sehingga pemuasannya dapat diabaikan.
3. Walaupun kebutuhan yang lebih tinggi itu kurang begitu perlu dalam rangka survival,
namun kebutuhan itu memberikan kontribusi terhadap survival itu sendiri dan juga
perkembangan.
4. Pemuasan kebutuhan yang lebih tinggi amat bermanfaat, baik bagi fisik maupun
psikis. Kondisi ini dapat melahirkan rasa senang, bahagia dan perasaan bermakna
Motivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini menyebabkan terjadinya
dinamika atau pergerakan pada kepribadian dan perilaku manusia. Setiap sebuah
kebutuhan telah tercapai, maka kebutuhan lainnya akan mendesak sehingga manusia
terdorong untuk melakukan suatu tindakan atau perilaku untuk memenuhi kebutuhan
yang bersangkutan. Dengan demikian dapat diketahui bahwa perilaku manusia timbul
karena adanya motivasi untuk memenuhi kebutuhan.
Abraham Maslow menyusun teori motivasi, dimana kebutuhan-kebutuhan
manusia disusun ke dalam sebuah hirearki atau tingkatan berjenjang yang berbentuk
seperti piramida yang terdiri dari lima level. Setiap kebutuhan dapat dipenuhi jika
kebutuhan jenjang sebelumnya telah terpuaskan terlebih dahulu. Berikut ini adalah
konsep hirearki kebutuhan manusia yang disusun oleh Abraham Maslow :
1. Kebutuhan Dasar 1: kebutuhan fisiologis (Basic Needs).
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kebutuhan fisiologis berisi kebutuhankebutuhan fisik yang kuat dorongannya untuk dipenuhi seperti makan, minum,
dan kebutuhan akan seks. Saat manusia kelaparan atau kehausan, ia lebih sulit
untuk melakukan aktivitas bekerja dan belajar sehingga ia membutuhkan makanan
atau minuman untuk menyelesaikan permasalahannya. Dengan demikian, bisa
dimengerti jika orang tersebut memilih meninggalkan pekerjaan atau pelajarannya
untuk makan dan minum. Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan
8

kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif motif yang
lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu
dan energy untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan
dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak
akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah
payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman
2. Kebutuhan Dasar 2: kebutuhan akan rasa aman. (Secure and Safety Needs).
Setelah kebutuhan fisiologis telah cukup terpenuhi, menurut Maslow, muncullah
kebutuhan yang kedua, yaitu kebutuhan akan keamanan. Manusia cenderung
untuk menghindari bahaya dan memilih untuk mendapatkan keamanan. Cara
manusia untuk mendapatkan keamanan dapat berupa bekerja untuk mendapatkan
rasa aman dari kemiskinan, belajar untuk mendapatkan rasa aman dari nilai jelek,
menabung uang tabungan kita di bank, membeli asuransi, dan tetap tinggal dalam
pekerjaan-pekerjaan yang aman dan terjamin supaya dengan demikian tidak
kehilangan tunjangan tambahan.
3. Kebutuhan Dasar 3: kebutuhan untuk dicintai dan disayangi (Love and Belonging
Needs).
Setelah kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah cukup terpenuhi,
menurut Maslow, muncullah kebutuhan yang ketiga yaitu kebutuhan akan cinta,
yang mendorong manusia untuk mencari teman dan pasangan hidup atau orang
yang menyayanginya. Dari kebutuhan ini, manusia akan termotivasi untuk
mencari pergaulan yang luas, bersikap ramah dan tidak menjengkelkan,
membangun suatu hubungan akrab dan penuh perhatian dengan orang lain atau
dengan orang-orang pada umumnya, dan dalam hubungan-hubungan ini memberi
dan menerima cinta adalah sama penting.
4. Kebutuhan dasar 4 yaitu kebutuhan untuk dihargai (Self Esteem Needs).
Setelah tubuh menjadi sehat dan tidak kelaparan, merasa aman, dan memiliki
teman dan orang yang disayanginya, manusia mulai merasa ingin dihargai oleh
teman di sekitarnya. Kebutuhan akan penghargaan ini akan mendorong manusia
untuk memperlihatkan kelebihan-kelebihan diri masing-masing supaya temanteman lainya menghargainya, bersikap lebih kompetitif, merasa berharga dan
menimbulkan perasaan berguna bagi diri sendiri, memamerkan kekayaan serta
gengsi melalui jenis mobil yang dikemudikan, gaya pakaian, atau melalui tingkah
laku yang mengagumkan dan tangkas.
5.

Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri (Self Actualization Needs).


9

Setelah empat kebutuhan dasar telah terpenuhi, maka muncullah kebutuhan


selanjutnya, yakni kebutuhan meta yang berupa kebutuhan yang dimiliki
seseorang untuk mengaktualisasikan dirinya. Kebutuhan ini mendorong manusia
untuk bangkit dari kekalahan dan mengaktualisasi diri dengan berbagai tingkah
laku seperti membaca, belajar, latihan, dan lainnya. Kepuasan pada kebutuhan ini
melibatkan lebih banyak persyaratan dan lebih kompleks dibanding kepuasan
pada tingkat yang lebih rendah. Usaha untuk memperoleh aktualisasi diri
memerlukan prasayarat semua kebutuhan yang lebih rumit dan canggih dibanding
usaha mendapat makanan.
Setiap kebutuhan diatas memerlukan kondisi eksternal-sosial, ekonomi, dan
politik yang mendukung. Dengan adanya kebebasan ekonomi atau tidak ada masalah
ekonomi, seseorang dapat dengan mudah memunculkan perilaku makan, mencari
keamanan baik secara sosial maupun keamanan fisik dan harta benda, maupun
memperoleh rasa cinta dan aktualisasi diri.

C. Perkembangan Kepribadian Maslow


Kebutuhan meta muncul belakangan dalam evolusi perkembangan manusia.
Semua makhluk hidup membutuhkan makan dan minum, tetapi hanya manusia yang
memiliki kebutuhan aktualisasi diri, mengetahui dan memahami. Karena itu semakin
tinggi tingkat kebutuhan yang dimilikinya, semakin jelas beda nilai kemanusiaanya.
Kebutuhan yang lebih tinggi muncul belakangan dalam perkembangan individu.
Aktualisasi diri baru akan muncul pada usia pertengahan. Bayi hanya memiliki
kebutuhan fisiologis dan keamanan, dan pada masa adolesen muncul belonging, cinta,
dan esteem. Kebutuhan meta memberi sumbangan yang lebih besar untuk tumbuh dan
berkembang, dalam bentuk kesehatan yang lebih baik, usia panjang, dan memperluas
efisiensi biologis. Karena alasan-alasan itulah kebutuhan meta disebut juga kebutuhan
berkembang atau kebutuhan menjadi (growth need or being need).
Perkembangan kepribadian Maslow pada puncaknya adalah pencapaian
aktualisasi diri yang merupakan kebutuhan tertinggi dari hirarki kebutuhan manusia.
Konsep tujuan hidup ini mirip dengan konsep Arsetif-self Jung, atau realisasi diri dari
Horney.
10

Menurutnya perkembangan tujuan mencapai aktualisasi diri itu bersifat alami,


yang dibawa sejak lahir. Secara genetik manusia mremiliki potensi dasar yang positif.
Disamping itu juga memiliki potensi dasar jalur perkembangan yang sehat, lebih
mengikuti hakekat alami didalam dirinya.
Kebutuhan Neorotik merupakan perkembangan kebutuhan yang menyimpang
dari jalur alami. Dalam pandangan ini, apa yang baik mendasarkan dan mendekat
pada aktualisasi diri dan yang buruk/abnormal adalah segala hal yang menggagalkan
atau menghambat aktualisasi diri sebagai hakekat alami kemanusiaan.
Aktualisasi diri sebagai tujuan final-ideal hanya dapat dicapai oleh sebagian kecil
populasi dan dalam presentase kecil. Menurut Maslow rata-rata kebutuhan aktualisasi
diri hanya terpuaskan 10%. Kebutuhan aktualisasi diri jarang terpenuhi karen sukar
menyeimbangkan antara kebanggaan dengan kerendahan hati, antara kemampuan
memimpin dengan tanggung jawab yang dipikul, antara mencemburui orang lain
dengan perasaan berharga. Orang akhirnya menyangkal dan menarik diri dari
kebutuhan aktualisasi diri karena perkembangan diri justru menyebabkan perasaan
takut, terpesona, lemah dan tidak mampu. Orang menyangkal dan menolak
kemampuan dan potensi tertingginya serta kreatifitasnya. Maslow menamakan
perasaan takut, gamang, perasaan tidak berharga, dan meragukan diri memperoleh
kemasyhuran dan aktualisasi diri.
Orang gagal mencapai aktualisasi diri karena merasa takut menyadari
kelemahan dirinya sendiri. Masyarakat dapat mendorong aktualisasi diri. Maslow
mengemukakan dua jalur aktualisasi diri, yaitu jalur belajar ; mengembangkan diri
secara optimal pada semua tingkat kebutuhan hirarki dan jalur pengalaman puncak.

11

12

BAB III
ANALISIS KASUS
A. Kasus
Biografi Andrea Hinata Seman Said Harun
Andrea Hirata Seman Said Harun lahir di pulau Belitung 24 Oktober 1982,
Andrea Hirata sendiri merupakan anak keempat dari pasangan Seman Said Harunayah
dan NA Masturah. Ia dilahirkan di sebuah desa yang termasuk desa miskin dan
letaknya yang cukup terpelosok di pulau Belitong. Tinggal di sebuah desa dengan
segala keterbatasan memang cukup mempengaruhi pribadi Andrea sedari kecil. Ia
mengaku lebih banyak mendapatkan motivasi dari keadaan di sekelilingnya yang
banyak memperlihatkan keperihatinan.
Andrea tumbuh seperti halnya anak-anak kampung lainnya. Dengan segala
keterbatasan, Andrea tetap menjadi anak periang yang sesekali berubah menjadi
pemikir saat menimba ilmu di sekolah. Selain itu, ia juga kerap memiliki impian dan
mimpi-mimpi di masa depannya.
Seperti yang diceritakannya dalam novel Laskar Pelangi, Andrea kecil
bersekolah di sebuah sekolah yang kondisi bangunannya sangat mengenaskan dan
hampir rubuh. Sekolah yang bernama SD Muhamadiyah tersebut diakui Andrea
cukuplah memperihatinkan. Namun karena ketiadaan biaya, ia terpaksa bersekolah di
sekolah yang bentuknya lebih mirip sebagai kandang hewan ternak. Kendati harus
menimba ilmu di bangunan yang tak nyaman, Andrea tetap memiliki motivasi yang
cukup besar untuk belajar. Di sekolah itu pulalah, ia bertemu dengan sahabatsahabatnya yang dijuluki dengan sebutan Laskar Pelangi.
Di SD Muhamadiyah pula, Andrea bertemu dengan seorang guru yang hingga
kini sangat dihormatinya, yakni NA (Nyi Ayu) Muslimah.
Kegigihan Bu Muslimah untuk mengajar siswa yang hanya berjumlah tak
lebih dari 11 orang itu ternyata sangat berarti besar bagi kehidupan Andrea. Perubahan
dalam kehidupan Andrea, diakuinya tak lain karena motivasi dan hasil didikan Bu
Muslimah. Sebenarnya di Pulau Belitong ada sekolah lain yang dikelola oleh PN
Timah. Namun, Andrea tak berhak untuk bersekolah di sekolah tersebut karena status
ayahnya yang masih menyandang pegawai rendahan. Novel yang saya tulis
merupakan memoar tentang masa kecil saya, yang membentuk saya hingga menjadi
13

seperti sekarang, tutur Andrea yang memberikan royalti novelnya kepada


perpustakaan sebuah sekolah miskin ini.
Tentang sosok Muslimah, Andrea menganggapnya sebagai seorang yang
sangat menginspirasi hidupnya. Berkat Bu Muslimah, Andrea mendapatkan dorongan
yang membuatnya mampu menempuh jarak 30 km dari rumah ke sekolah untuk
menimba ilmu. Tak heran, ia sangat mengagumi sosok Bu Muslimah sebagai salah
satu inspirator dalam hidupnya. Menjadi seorang penulis pun diakui Andrea karena
sosok Bu Muslimah. Sejak kelas 3 SD, Andrea telah membulatkan niat untuk menjadi
penulis yang menggambarkan perjuangan Bu Muslimah sebagai seorang guru. Kalau
saya besar nanti, saya akan menulis tentang Bu Muslimah, ungkap penggemar
penyanyi Anggun ini. Sejak saat itu, Andrea tak pernah berhenti mencoret-coret kertas
untuk belajar menulis cerita. Setelah menyelesaikan pendidikan di kampung
halamannya, Andrea lantas memberanikan diri untuk merantau ke Jakarta selepas
lulus SMA. Kala itu, keinginannya untuk menggapai cita-cita sebagai seorang penulis
dan melanjutkan ke bangku kuliah menjadi dorongan terbesar untuk hijrah ke Jakarta.
Saat berada di kapal laut, Andrea mendapatkan saran dari sang nahkoda untuk tinggal
di daerah Ciputat karena masih belum ramai ketimbang di pusat kota Jakarta. Dengan
berbekal saran tersebut, ia pun menumpang sebuah bus agar sampai di daerah Ciputat.
Namun, supir bus ternyata malah mengantarkan dirinya ke Bogor. Kepalang
tanggung, Andrea lantas memulai kehidupan barunya di kota hujan tersebut.
Beruntung bagi dirinya, Andrea mampu memperoleh pekerjaan sebagai
penyortir surat di kantor pos Bogor. Atas dasar usaha kerasnya, Andrea berhasil
melanjutkan pendidikannya di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Merasakan
bangku kuliah merupakan salah satu cita-citanya sejak ia berangkat dari Belitong.
Setelah menamatkan dan memperoleh gelar sarjana, Andrea juga mampu
mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan S2 Economic Theory di
Universite de Paris, Sorbonne, Perancis dan Sheffield Hallam University, Inggris.
Berkat otaknya yang cemerlang, Andrea lulus dengan status cum laude dan
mampu meraih gelar Master Uni Eropa. Sekembalinya ke tanah air, Andrea bekerja di
PT Telkom dan Mulailah ia bekerja sebagai seorang karyawan Telkom. Kini, Andrea
masih aktif sebagai seorang instruktur di perusahaan telekomunikasi tersebut. Selama
bekerja, niatnya menjadi seorang penulis masih terpendam dalam hatinya. Niat untuk
menulis semakin menggelora setelah ia menjadi seorang relawan di Aceh untuk para
korban tsunami. Waktu itu saya melihat kehancuran akibat tsunami, termasuk
14

kehancuran sekolah-sekolah di Aceh, kenang pria yang tak memiliki latarbelakang


sastra ini.
Kondisi sekolah-sekolah yang telah hancur lebur lantas mengingatkannya
terhadap masa lalu SD Muhamadiyah yang juga hampir rubuh meski bukan karena
bencana alam. Ingatan terhadap sosok Bu Muslimah pun kembali membayangi
pikirannya. Sekembalinya dari Aceh, Andrea pun memantapkan diri untuk menulis
tentang pengalaman masa lalunya di SD Muhamadiyah dan sosok Bu Muslimah.
Saya mengerjakannya hanya selama tiga minggu, aku pria yang berulang tahun
pada 24 Oktober ini. Naskah setebal 700 halaman itu lantas digandakan menjadi 11
buah. Satu kopi naskah tersebut dikirimkan kepada Bu Muslimah yang kala itu tengah
sakit. Sedangkan sisanya dikirimkan kepada sahabat-sahabatnya dalam Laskar
Pelangi. Tak sengaja, naskah yang berada dalam laptop Andrea dibaca oleh salah satu
rekannya yang kemudian mengirimkan ke penerbit.
Bak gayung bersambut, penerbit pun tertarik untuk menerbitkan dan
menjualnya ke pasar. Tepatnya pada Desember 2005, buku Laskar Pelangi
diluncurkan ke pasar secara resmi. Dalam waktu singkat, Laskar Pelangi menjadi
bahan pembicaraan para penggemar karya sastra khususnya novel. Dalam waktu
seminggu, novel perdana Andrea tersebut sudah mampu dicetak ulang. Bahkan dalam
kurun waktu setahun setelah peluncuran, Laskar Pelangi mampu terjual sebanyak 200
ribu sehingga termasuk dalam best seller. Hingga saat ini, Laskar Pelangi mampu
terjual lebih dari satu juta eksemplar.
B. Analisis Kasus
1. Struktur dan Dinamika Kepribadian
Manusia memiliki struktur psikologis yang analog dengan struktur fisik. Maslow
membagi kebutuhan itu menjadi 5.
a. Kebutuhan Dasar 1 : Kebutuhan Fisiologis. (Basic Needs)
Karena kebutuhan fisiologis ini bersifat homeostatic (bersifat menjaga
keseimbangan unsure-unsur fisik), maka setiap orang perlu memenuhinya
begitu pula dengan Andrea Hinata. Dia juga membututuhkan makan dan
minum. Andrea Hinata tinggal di sebuah desa dengan segala keterbatasan
memang cukup mempengaruhi pribadi Andrea sedari kecil. Ia mengaku lebih
banyak mendapatkan motivasi dari keadaan di sekelilingnya yang banyak
memperlihatkan keperihatinan. Kondisinya yang seperti itu tidak membuat
15

Andrea menjadi semkin kecil hati, namun sebaliknya ia menjadi seorang anak
periang.
b. Kebutuhan Dasar 2: kebutuhan akan rasa aman
Andrea pada masa kecilnya dia menjadi seseorang yang pemikir. Dia sangat
bersemangat untuk sekolah. Dia juga memiliki cita cita yang tinggi. Andrea
bersekolah karena ia menginginkan mendapatkan pendidikan yang cukup
sehingga ia dapat memiliki pekejaan yang mapan yang dapat membuatnya
keluar dari masalah kemiskinan.
c. Kebutuhan Dasar 3: kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
Kebutuhan untuk dicinta dan disayangi didapatnya dari gurunya sendiri yaitu
bu Salimah. Ibu Salimah senantiasa memberikaan kasih saying dan
kepeduliannya terhadap anak anak didiknya termasuk juga andrea. Karena
sifat Ibu Salimah tersebut, Ibu Salimah menjadi inspirator bagi Andrea.
d. Kebutuhan dasar 4 yaitu kebutuhan untuk dihargai
Pada saat Andrea menjadi seorang penulis, buku bukunya sangat dihargai oleh
banyak orang. Bahkan dalam kurun waktu setahun setelah peluncuran,
bukunya yang berjudul Laskar Pelangi itu mampu terjual sebanyak 200 ribu
sehingga termasuk dalam best seller. Hingga saat ini, Laskar Pelangi mampu
terjual lebih dari satu juta eksemplar.
e. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri
Berkat otaknya yang cemerlang, Andrea lulus dengan status cum laude dan
mampu meraih gelar Master Uni Eropa. Andrea juga berhasil mengembangkan
kemampuannya untuk menulis buku Laskar Pelangi sehingga masuk kedalam
best seller. Ia juga sekarang sudah memiliki pekerjaan yang cukup memadai.
Dan sampai sekarang pun ia masih dipekerjaan itu sebagai seorang instruktur
di perusahaan Telkom.
2. Perkembangan Kepribadian
Seiring dengan waktu dan pengalaman, kepribadian yang dimiliki oleh Andrea
Hirata juga berkembang dari masa kanak-kanaknya sampai ia dapat mencapai
16

aktualisasi diri. Andrea dibesarkan dalam kondisi keluarga yang hidup sederhana
di tengah kemiskinan desanya. Kebutuhan fisiologis seperti makanan, minuman,
kesehatan, dan sebagainya terpenuhi dengan sederhana. Rasa aman dan kasih
sayang juga didapatkannya dari keluarga, guru dan teman-temannya. Meskipun
secara sederhana, dengan dukungan teman-temannya dan motivasi untuk maju,
Andrea

berusaha

untuk

meningkatkan

jenjang

pendidikannya

dan

mengaktualisasikan dirinya. Sehingga pada saat dewasa, Andrea berhasil


mendapatkan pekerjaan yang menghindarkannya dari rasa tidak aman akan
kemiskinan. Meskipun telah memiliki suatu pekerjaan tetap, ia terdorong untuk
menuntaskan keinginannya yaitu menulis buku untuk guru dan teman-temannya
yang telah mendukungnya. Menyadari bakat dan usahanya yang lebih, Andrea
kemudian meningkatkan kemampuannya itu dengan kembali menulis sehingga ia
menjadi salah seorang penulis yang dikenal di Indonesia. Dapat dilihat bahwa
Andrea telah mengaktualisasikan dirinya sehingga ia berkembang menjadi
seseorang yang lebih baik dari sebelumnya.

BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
17

Struktur kepribadian maslow, menurutnya struktur kepribadian itu dipengaruhi


oleh 5 kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan rasa
sayang dan dicintai, kebutuhan akan rasa dihargai dan kebutuhan aktualisasi diri.
Kemudian dinamika kepribadian seseorang menurut Maslow bagaimana sebuah
prilaku dapat terjadi adalah karena semata mata untuk memenuhi kebutuhannya, yaitu
5 kebutuhan dasar tersebut. Perkembangan kepribadian Maslow pada puncaknya
adalah pencapaian aktualisasi diri yang merupakan kebutuhan tertinggi dari hirarki
kebutuhan manusia. Menurutnya perkembangan tujuan mencapai aktualisasi diri itu
bersifat alami, yang dibawa sejak lahir.

DAFTAR PUSTAKA
1. Alwisol. 2008. Psikologi Kepribadian. UMM Press. Malang
18

2. Hall, Calvin S & Lindzey, Gardner. 2005. Teori-Teori Holistik

(Organismik-Fenomenologis). Kanisius. Yogyakarta


3. Koeswara, E. 1991. Teori-Teori Kepribadian. Eresco. Bandung

19

Anda mungkin juga menyukai