Abraham Maslow
Disusun guna memenuhi tugas Psikologi Kepribadian II
Disusun
Oleh:
Subekti Dwi Lestari
(15010111120016)
(15010111120018)
Indrarini Wahyuningtyas
(15010111130046)
Ayu Rahmawati P.
(15010111130093)
(15010111130100)
Darmo Suputra
(15010111130054)
(15010111130038)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2012
Kata Pengantar
1
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul Teori Kepribadian Humanistik Menrurut Abraham Maslow.
Dalam penulisan makalah ini, kami selaku penulis telah berusaha semaksimal
mungkin untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Namun sebagai manusia biasa, kami tidak
luput dari kesalahan. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang berguna bagi kesempurnaan
makalah ini sangat diharapkan.
Kami menyadari, tanpa bimbingan dosen dan bantuan kerabat yang memberikan
banyak bantuan untuk menyelesaikan tugas makalah ini, tidaklah mungkin tugas makalah ini
akan tersusun. Untuk itu kami selaku penulis ingin mengucapkan terima kasih terhadap pihak
yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membantu penyelesaian tugas makalah ini.
Akhirnya semoga makalah ini dapat memberikan sumbangan bagi khasanah ilmu
pengetahuan dan mampu memberi masukan bagi semua pihak yang memerlukannya.
Penulis
DAFTAR ISI
2
Latar Belakang...............................................................4
1.2.
Rumusan Masalah..........................................................4
1.3.
Tujuan............................................................................4
2.2
2.3
Kasus.............................................................................13
3.2 Analisis...........................................................................15
BAB IV. KESIMPULAN .........................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
3
humanistic, yang menitik beratkan pada ranah kesadaran. Selain itu menyesuaikan
dengan kapasitas bawaan dari individu yang menjadikannya sebagai ciri unik
individual. Orang yang dikaji oleh Maslow ini merupakan orang yang sehat dan
kreatif bukan seperti yang dikaji oleh psikoanalisa yaitu orang sakit atau abnormal.
Struktur kepribadian Maslow ini berupa kebutuhan-kebutuhan individu yang dapat
dijelaskan dalam beberapa bagian. Kebutuhan ini merupakan dorongan bagi manusia
untuk berperilaku.
Kebutuhan dibagi menjadi 2 yaitu kebutuhan dasar (basic needs) dan
kebutuhan meta (meta-needs). Kebutuhan dasar merupakan kebutuhan karena
kekurangan. Kebutuhan-kebutuhan dasar meliputi lapar, kasih sayang, rasa aman,
harga diri, dan sebagainya. Sedangkan meta-kebutuhan adalah kebutuhan untuk
perkembangan. Metakebutuhan meliputi keadilan, kebaikan, keindahan, keteraturan,
kesatuan, dan sebagainya. Kebutuhan dasar lebih kuat daripada meta-kebutuhan,
namun meta-kebutuhan dapat disubtitusikan atau diganti. Kebutuhan dasar dan metakebutuhan itu merupakan instingtif yang melekat pada manusia.
Abraham Maslow telah menyusun teori tentang motivasi manusia, dimana
kebutuhan-kebutuhan manusia tersebut digolongkan dan disusunnya ke dalam sebuah
hirearki atau tingkatan berjenjang yang berbentuk seperti piramida yang terdiri dari
lima level. Setiap kebutuhan dapat dipenuhi hanya jika kebutuhan jenjang sebelumnya
telah (relative) terpuaskan terlebih dahulu. Pada dasarnya, kebutuhan manusia yang
lebih rendah mempunyai kekuatan ataupun kecenderungan yang lebih besar untuk
dipenuhi terlebih dahulu. Berikut ini adalah konsep hirearki kebutuhan manusia yang
disusun oleh Abraham Maslow:
Kebutuhan Dasar 1 : Kebutuhan Fisiologis. (Basic Needs)
Kebutuhan fisiologis bersifat homeostatic (bersifat menjaga keseimbangan unsureunsur fisik). Kebutuhan fisiologis berisi kebutuhan-kebutuhan primitif manusia yang
bersifat kuat dorongannya untuk dipenuhi seperti makan, minum, kebutuhan akan
glukosa, kebutuhan akan seks dan kebutuhan akan nutrisi. Sebagai contoh, melalui
pengonsumsian makanan dan air, tubuh mencoba untuk memelihara berbagai macam
keseimbangan dalam darah dan jaringan tubuh.
Kebutuhan Dasar 2 : Kebutuhan Keamanan. (Secure and Safety Needs)
Setelah kebutuhan fisiologis telah cukup terpenuhi, menurut Maslow, muncullah
kebutuhan yang kedua, yaitu kebutuhan akan keamanan, stabilitas, proteksi, struktur
5
hukum, keteraturan, batas, kebebasan dari rasa takut atau cemas. Kebutuhan fisiologis
dan kebutuhan keamanan merupakan kebutuhan manusia dalam mempertahankan
hidupnya. Bedanya, kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan jangka pendek,
sedangkan kebutuhan kemanaan merupakan kebutuhan jangka panjang. Kebutuhan ini
sudah muncul sejak saat bayi dalam bentuk menangis, menjerit, dan hentakan yang
sangat tegang untuk ditangani secara kasar, yang terkejut oleh suara gaduh atau lampu
yang terang. Pada masa kanak-kanak, seseorang akan merasa lebih aman jika diasuh
dalam keluarga yang memiliki suasana keluarga yang teratur, disiplin, terorganisir,
penuh kasih sayang. Pada masa dewasa, kebutuhan akan rasa aman terwujud dalam
bentuk kebutuhan pekerjaan dan gaji yang mantap sehingga masa depan dapat
menjadi lebih terjamin, praktek beragama dengan penuh keyakinan, perlindungan
pada korban-korban perang, pengungsian, dan masih banyak contoh yang lainnya.
Menurut Maslow, kepribadian orang-orang yang menderita obsesif kompulsif banyak
dilatarbelakangi oleh kegagalan memenuhi kebutuhan akan rasa aman ini.
Kebutuhan Dasar 3 : Kebutuhan Dimiliki dan Cinta (Love and Belonging Needs)
Setiap orang berhak merasakan rasa dicintai dan memiliki, karena kebutuhan akan
cinta dan perasaan dimiliki sudah menjadi kebutuhan dasar seserang. Maslow
menolak pendapat Freud bahwa cinta meupakan sublimasi dari insting seks. Menurut
Maslow cinta tidak bersinonim dengan seks, dan cinta adalah hubungan yang sehat
antara orang yang satu dengan yang lainnya yang melibatkan perasaan saling
menghormati, saling menghargai dan attachment dari kedua belah pihak. Ada dua
jenis cinta menurut Maslow, yakni Deficiency Love (D-Love) dan Being Love (BLove). D-Love merupakan cinta yang lebih mementingkan diri sendiri, sedangkan BLove didasari oleh perasaan menerima orang lain apa adanya tanpa ada keinginan
untuk memanfaatkan orang yang dicintainya. Menurut Maslow, kegagalan dalam
pemenuhan kebutuhan akan cinta ini merupakan penyebab hampir seluruh bentuk
psikopatologis.
Kebutuhan Dasar 4 : Kebutuhan Harga Diri (Self Esteem Needs)
Ketika Kebutuhan akan cinta telah relative terpuaskan, maka dorongan dari kebutuhan
akan cinta ini melemah dan digantikan oleh dorongan pemenuhan kebutuhan yang
keempat, yakni dorongan pemenuhan kebutuhan akan harga diri (self esteem).
Menurut Maslow, ada dua harga diri:
a. Menghargai diri sendiri (self respect): kebutuhan penguasan, kekuatan, kompetensi,
prestasi, self confidence, kemandirian dan kebebasan. Seseorang akan merasa dirinya
6
perlu mengenal dirinya sendiri agar dapat merasakan bahwa dirinya berharga
sehingga orang tersebut mampu mengatasi tantangan-tantangan hidup.
b. Mendapatkan penghargaan dari orang lain (respect from others): Kebutuhan
prestise, penghargaan dari orang lain, harga diri, ketenaran,penghormatan dari orang
lain, diterima dan mendapat apresiasi dari orang lain.
Kepuasan kebutuhan akan harga diri akan membuat seseorang menjadi lebih percaya
diri, merasa berharga dan menimbulkan perasaan berguna bagi diri sendiri.
Sebaliknya, ketidaksanggupan dalam pemenuhan kebutuhan ini akan menimbulkan
sikap inferior, canggung, rendah diri, lemah, pasif, tidak berharga, dan tidak berdaya.
Menurut Maslow, penghargaan dari orang lain hendaknya diperoleh berdasarkan
penghargaan terhadap diri sendiri dan seseorang seharusnya memperoleh penghargaan
berdasarkan kemampuanya sendiri
Kebutuhan Meta : Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Actualization Needs)
Setelah empat kebutuhan dasar telah terpenuhi, maka muncullah kebutuhan
selanjutnya, yakni kebutuhan meta yang berupa kebutuhan yang dimiliki seseorang
untuk mengaktualisasikan dirinya dan mengoptimalkan potensi-potensi positif yang
terpendam dalam dirinya. Aktualisasi diri merupakan keinginan untuk memperoleh
kepuasan dengan dirinya sendiri (self fulfilment), untuk menyadari semua potensi
dirinya, dan menjadi kreatif dan bebas dalam mencapai puncak potensi dirinya.
Manusia yang telah mampu memenuhi kebutuhan untuk mengaktualisasikan dirinya
akan menjadi manusia yang utuh, memperoleh kepuasan dari kebutuhan-kebutuhan
yang tidak diketahui semua orang, dan mampu mengekspresikan kebutuhan dasar
kemanusiaaan secara alami. Empat kebutuhan dasar, menurut Maslow merupakan
kebutuhan karena kekurangan atau D-need (deficiency need), sedangkan kebutuhan
meta atau kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan karena ingin berkembang
atau B-need (being need). Menurut Maslow, kebutuhan dasar berisi kebutuhan
konatif, sedangkan kebutuhan meta berisi kebutuhan akan estetik dan kognitif
(contoh: kebutuhan akan keteraturan, kebutuhan akan kesempurnaan, kebutuhan
keanggunan, dsb). Tidak terpenuhinya jenis kebutuhan ini akan berdampak terhadap
kepribadian. Maslow menyebutnya sebagai metaphologies, suatu penyakit psikis
dengan gejala-gejala merasa asing (alienasi), putus harapan, sinis, kebingungan dan
depresi.
B. Dinamika Perkembangan Kepribadian Maslow
7
kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif motif yang
lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu
dan energy untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan
dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak
akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah
payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman
2. Kebutuhan Dasar 2: kebutuhan akan rasa aman. (Secure and Safety Needs).
Setelah kebutuhan fisiologis telah cukup terpenuhi, menurut Maslow, muncullah
kebutuhan yang kedua, yaitu kebutuhan akan keamanan. Manusia cenderung
untuk menghindari bahaya dan memilih untuk mendapatkan keamanan. Cara
manusia untuk mendapatkan keamanan dapat berupa bekerja untuk mendapatkan
rasa aman dari kemiskinan, belajar untuk mendapatkan rasa aman dari nilai jelek,
menabung uang tabungan kita di bank, membeli asuransi, dan tetap tinggal dalam
pekerjaan-pekerjaan yang aman dan terjamin supaya dengan demikian tidak
kehilangan tunjangan tambahan.
3. Kebutuhan Dasar 3: kebutuhan untuk dicintai dan disayangi (Love and Belonging
Needs).
Setelah kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah cukup terpenuhi,
menurut Maslow, muncullah kebutuhan yang ketiga yaitu kebutuhan akan cinta,
yang mendorong manusia untuk mencari teman dan pasangan hidup atau orang
yang menyayanginya. Dari kebutuhan ini, manusia akan termotivasi untuk
mencari pergaulan yang luas, bersikap ramah dan tidak menjengkelkan,
membangun suatu hubungan akrab dan penuh perhatian dengan orang lain atau
dengan orang-orang pada umumnya, dan dalam hubungan-hubungan ini memberi
dan menerima cinta adalah sama penting.
4. Kebutuhan dasar 4 yaitu kebutuhan untuk dihargai (Self Esteem Needs).
Setelah tubuh menjadi sehat dan tidak kelaparan, merasa aman, dan memiliki
teman dan orang yang disayanginya, manusia mulai merasa ingin dihargai oleh
teman di sekitarnya. Kebutuhan akan penghargaan ini akan mendorong manusia
untuk memperlihatkan kelebihan-kelebihan diri masing-masing supaya temanteman lainya menghargainya, bersikap lebih kompetitif, merasa berharga dan
menimbulkan perasaan berguna bagi diri sendiri, memamerkan kekayaan serta
gengsi melalui jenis mobil yang dikemudikan, gaya pakaian, atau melalui tingkah
laku yang mengagumkan dan tangkas.
5.
11
12
BAB III
ANALISIS KASUS
A. Kasus
Biografi Andrea Hinata Seman Said Harun
Andrea Hirata Seman Said Harun lahir di pulau Belitung 24 Oktober 1982,
Andrea Hirata sendiri merupakan anak keempat dari pasangan Seman Said Harunayah
dan NA Masturah. Ia dilahirkan di sebuah desa yang termasuk desa miskin dan
letaknya yang cukup terpelosok di pulau Belitong. Tinggal di sebuah desa dengan
segala keterbatasan memang cukup mempengaruhi pribadi Andrea sedari kecil. Ia
mengaku lebih banyak mendapatkan motivasi dari keadaan di sekelilingnya yang
banyak memperlihatkan keperihatinan.
Andrea tumbuh seperti halnya anak-anak kampung lainnya. Dengan segala
keterbatasan, Andrea tetap menjadi anak periang yang sesekali berubah menjadi
pemikir saat menimba ilmu di sekolah. Selain itu, ia juga kerap memiliki impian dan
mimpi-mimpi di masa depannya.
Seperti yang diceritakannya dalam novel Laskar Pelangi, Andrea kecil
bersekolah di sebuah sekolah yang kondisi bangunannya sangat mengenaskan dan
hampir rubuh. Sekolah yang bernama SD Muhamadiyah tersebut diakui Andrea
cukuplah memperihatinkan. Namun karena ketiadaan biaya, ia terpaksa bersekolah di
sekolah yang bentuknya lebih mirip sebagai kandang hewan ternak. Kendati harus
menimba ilmu di bangunan yang tak nyaman, Andrea tetap memiliki motivasi yang
cukup besar untuk belajar. Di sekolah itu pulalah, ia bertemu dengan sahabatsahabatnya yang dijuluki dengan sebutan Laskar Pelangi.
Di SD Muhamadiyah pula, Andrea bertemu dengan seorang guru yang hingga
kini sangat dihormatinya, yakni NA (Nyi Ayu) Muslimah.
Kegigihan Bu Muslimah untuk mengajar siswa yang hanya berjumlah tak
lebih dari 11 orang itu ternyata sangat berarti besar bagi kehidupan Andrea. Perubahan
dalam kehidupan Andrea, diakuinya tak lain karena motivasi dan hasil didikan Bu
Muslimah. Sebenarnya di Pulau Belitong ada sekolah lain yang dikelola oleh PN
Timah. Namun, Andrea tak berhak untuk bersekolah di sekolah tersebut karena status
ayahnya yang masih menyandang pegawai rendahan. Novel yang saya tulis
merupakan memoar tentang masa kecil saya, yang membentuk saya hingga menjadi
13
Andrea menjadi semkin kecil hati, namun sebaliknya ia menjadi seorang anak
periang.
b. Kebutuhan Dasar 2: kebutuhan akan rasa aman
Andrea pada masa kecilnya dia menjadi seseorang yang pemikir. Dia sangat
bersemangat untuk sekolah. Dia juga memiliki cita cita yang tinggi. Andrea
bersekolah karena ia menginginkan mendapatkan pendidikan yang cukup
sehingga ia dapat memiliki pekejaan yang mapan yang dapat membuatnya
keluar dari masalah kemiskinan.
c. Kebutuhan Dasar 3: kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
Kebutuhan untuk dicinta dan disayangi didapatnya dari gurunya sendiri yaitu
bu Salimah. Ibu Salimah senantiasa memberikaan kasih saying dan
kepeduliannya terhadap anak anak didiknya termasuk juga andrea. Karena
sifat Ibu Salimah tersebut, Ibu Salimah menjadi inspirator bagi Andrea.
d. Kebutuhan dasar 4 yaitu kebutuhan untuk dihargai
Pada saat Andrea menjadi seorang penulis, buku bukunya sangat dihargai oleh
banyak orang. Bahkan dalam kurun waktu setahun setelah peluncuran,
bukunya yang berjudul Laskar Pelangi itu mampu terjual sebanyak 200 ribu
sehingga termasuk dalam best seller. Hingga saat ini, Laskar Pelangi mampu
terjual lebih dari satu juta eksemplar.
e. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri
Berkat otaknya yang cemerlang, Andrea lulus dengan status cum laude dan
mampu meraih gelar Master Uni Eropa. Andrea juga berhasil mengembangkan
kemampuannya untuk menulis buku Laskar Pelangi sehingga masuk kedalam
best seller. Ia juga sekarang sudah memiliki pekerjaan yang cukup memadai.
Dan sampai sekarang pun ia masih dipekerjaan itu sebagai seorang instruktur
di perusahaan Telkom.
2. Perkembangan Kepribadian
Seiring dengan waktu dan pengalaman, kepribadian yang dimiliki oleh Andrea
Hirata juga berkembang dari masa kanak-kanaknya sampai ia dapat mencapai
16
aktualisasi diri. Andrea dibesarkan dalam kondisi keluarga yang hidup sederhana
di tengah kemiskinan desanya. Kebutuhan fisiologis seperti makanan, minuman,
kesehatan, dan sebagainya terpenuhi dengan sederhana. Rasa aman dan kasih
sayang juga didapatkannya dari keluarga, guru dan teman-temannya. Meskipun
secara sederhana, dengan dukungan teman-temannya dan motivasi untuk maju,
Andrea
berusaha
untuk
meningkatkan
jenjang
pendidikannya
dan
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Alwisol. 2008. Psikologi Kepribadian. UMM Press. Malang
18
19