Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA MENURUT ABRAHAM MASLOW

DI SUSUN OLEH :

NAMA : ANISA BAHAR RUMLUS


NIM : P07120221005
TINGKAT : 1A
MATA KULIAH : KONSEP DASAR KEPERAWATAN
DOSEN : RAHEL METANFANUAN,S.KEP.,NS.,M.KES

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini membahas tentang
“Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Abraham Maslow”. Dalam penyusunan
makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan.Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik yang bersifat membangun dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
DAFTAR ISI

COVER..................................................................................................................I
KATA PENGANTAR.............................................................................................II
DAFTAR ISI.........................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang....................................................................................................1.1
Rumusan masalah..............................................................................................1.2
Tujuan.................................................................................................................1.3
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Kebutuhan Dasar Manusia...............................................................2.1
Hal-Hal Yang Mendasari Kebutuhan Dasar Manusia.........................................2.2
Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Abraham Maslow......................................2.3
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.........................................................................................................3.1
Saran..................................................................................................................3.2
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................IV
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia dalam usaha pemenuhan kebutuhan hidupnya selalu berusaha mencari
yang terbaik. Sebagai makhluk sosial, dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
manusia selalu memerlukan pihak lain. Seseorang tidak mungkin dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Kebutuhan manusia sendiri jika di tinjau
dari tingkat kepentingannya dibagi menjadi kebutuhan primer, sekunder, dan
tersier. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang sangat penting bagi orang-
orang yang bersangkutan sehingga kebutuhan ini harus di penuhi paling dulu
dan paling utama. Dahulu kebutuhan primer hanya mencakup sandang, pangan,
dan papan. Namun dewasa ini karena kehidupan yang semakin kompleks maka
di tambahkan pula sebagai kebutuhan primer yaitu kebutuhan akan kesehatan,
pendidikan, hiburan dan lain-lain. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-
unsur yang di butuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan
fisiologis maupuan psikologis, yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan
kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow
dalam teori Hirarki. Kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima
kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan
aktualisasi diri (Potter dan Patricia, 1997).
Dalam menerapkan kebutuhan dasar manusia (KDM) yang dapat di gunakan
untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat
memberikan perawatan. Beberapa kebutuhan manusia tertentu lebih mendasar
dari pada kebutuhan lainnya. Oleh karena itu beberapa kebutuhan harus di
penuhi sebelum kebutuhan lainnya. Kebutuhan dasar manusia seperti
makan ,air, keamanan dan cinta merupakan hal yang penting bagi manusia.
Dalam mengaplikasikan kebutuhan dasar manusia tersebut dapat di gunakan
untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia dalam
mengaplikasikan ilmu-ilmu di dunia kesehatan. Walaupun setiap orang memiliki
sifat tambahan, kebutuhan yang unik, setiap orang memiliki kebutuhan dasar
manusia yang sama. Besarnya kebutuhan dasar yang memenuhi penentuan
tingkat kesehatan dan posisi pada rentang sehat-sakit. Hirarki kebutuhan dasar
manusia menurut maslow adalah sebuah teori yang dapat di gunakan perawat
untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat
memberikan perawatan. Menurut teori ini, beberapa kebutuhan manusia tertentu
lebih dari kebutuhan lainnya; oleh karena itu, beberapa kebutuhan harus di
penuhi sebelum kebutuhan yang lain.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian kebutuhan dasar manusia?
2. Apakah hal-hal yang memahami tentang kebutuhan dasar manusia?
3. Apakah kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow?
1.3.Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian kebutuhan dasar manusia.
2. Mengetahui hal-hal yang mendasar tentang kebutuhan dasar manusia.
3. Mengetahui kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kebutuhan Dasar Manusia


Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal seperti makanan, keamanan dan cinta
yang merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup dan kesehatan. Hierarki
kebutuhan manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat di gunakan
perawat untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat
memberikan perawatan. Hierarki kebutuhan manusia mengatur kebutuhan dasar
dalam lima tingkat prioritas. Tingkatan yang paling dasar, atau yang pertama
meliputi kebutuhan fisiologis seperti: udara, air dan makanan. Tingkatan yang
kedua meliputi kebutuhan keselamatan dan keamanan, yang melibatkan
keamanan fisik dan psikologis. Tingkatan ketiga mencakup kebutuhan cinta dan
rasa memiliki, termasuk persahabatan, hubungan sosial dan cinta. Tingkatan
yang keempat meliputi kebutuhan rasa berharga dan harga diri, yang melibatkan
kepercayaan diri, merasa berguna, penerimaan dan kepuasan diri. Tingkatan
yang terakhir adalah kebutuhan aktualisasi diri. Menurut teori Maslow seseorang
yang seluruh kebutuhannya terpenuhi merupakan orang yang sehat, dan
sesorang dengan satu atau lebih kebutuhan yang tidak memenuhi merupakan
orang yang berisiko untuk sakit atau mungkin tidak sehat pada satu atau lebih
dimensi manusia.

2.2. Hal-Hal Yang Mendasari Pemahaman Kebutuhan Dasar Manusia.


Manusia sebagai bagian integral yang berintegrasi satu sama lain dalam
motivasinya memenuhi kebutuhan dasar (fisiologis, keamanan, kasih sayang,
harga diri dan aktualisasi diri). Setiap kebutuhan manusia merupakan suatu
tegangan integral sebagai akibat dari perubahan dari setiap sistem komponen.
Tekanan tersebut di manifestasikan dalam perilakunya untuk memenuhi
kebutuhan atau tujuan sampai terpenuhinya tingkat kepuasan klien. Dasar
kebutuhan manusia adalah terpenuhinya tingkat kepuasan agar manusia bisa
mempertahankan hidupnya. Peran yang utama adalah memenuhi kebutuhan
dasar manusia dan tercapainya suatu kepuasan bagi diri sendiri serta kliennya,
meskipun dalam kenyataannya dapat memenuhi salah satu dari kebutuhan
dampak terhadap perubahan sistem dalam individu.

2.3. Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Abraham Maslow.


Dalam tingkah laku manusia, Maslow memiliki asumsi dasar, bahwa tingkah laku
manusia dapat di telaah melalui kecenderungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidup, sehingga bermakna dan terpuaskan. Untuk itu Maslow menempatkan
motivasi dasar manusia sebagai teorinya. Manusia memiliki sifat dasar yang tidak
akan pernah sepenuhnya merasa puas, karena kepuasan bagi manusia bersifat
sementara. Ketika suatu kebutuhan terpuaskan maka akan muncul kebutuhan
lain yang lebih tinggi nilainya, yang menuntut untuk dipuaskan, begitu pula
seterusnya.
Maslow memiliki konsep fundamental unil dari teorinya, yaitu :
Manusia di motivasikan oleh jumlah kebutuhan dasar yang bersifat sama untuk
semua spesies, tidak berubah, dan berasal dari sumber genetis atau naluriah.
Kebutuhan-kebutuhan itu juga bersifat psikologis, bukan semata-mata fisiologis.
Kebutuhan-kebutuhan itu merupakan inti kodrat manusia, hanya saja mereka itu
mudah di selewengkan dan lemah di kuasai proses belajar, kebiasaan atau
tradisi yang keliru.
Kebutuhan dasar tersebut di susun secara hierarki dalam strata yang bersifat
relatif, yaitu:
1. Kebutuhan fisiologis (Fa’ali/Phsyologic Needs).
2. Kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan ( Safety & Security Needs).
3. Kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki ( Love and Belonging Needs).
4. Kebutuhan akan penghargaan (Esteen Need).
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri ( Self Actualization Need).
Kebutuhan-kebutuhan ini muncul, jika di perlukan tidak secara berurutan, Dalam
pengertian, bahwa kebutuhan yang paling dasar akan muncul terlebih dahulu
dan mendesak untuk di penuhi, dan jika kebutuhan berikutnya akan terpenuhi,
yang juga menuntut untuk di penuhi. Namun di mungkinkan ada sebagian orang
yang kebutuhan dasarnya berbeda struktur hierarkinya dengan yang lain.
Misalnya orang yang memiliki keyakinan tertentu akan memilih dari pada harus
menghilangkan keyakinannya. Seperti kisah Amar bin Yasir yang lebih memilih di
siksa oleh kafir Qurais dari pada berpindah keyakinan, karena dia tidak butuh
menyembah berhala. Suatu hal yang perlu di tegaskan disini adalah, bahwa
pemenuhan-pemenuhan kebutuhan dasar tersebut tidak hanya bersifat materi,
namun lebih dari itu adalah bersifat spiritual. Dengan kata lain, orang yang
memiliki kesehatan mental yang prima akan mudah terpuaskan dari kebutuhan-
kebutuhan dasar tersebut. Karena kebutuhan dasar pada dasarnya adalah
dimotivasi oleh motif kemunduran (deficiency motivation). Sementara orang yang
sehat secara mental lebih dimotivasi oleh motif perkembangan (growth
motivation). Seorang yang mengalami penyakit mental akan merasa puas dari
kebutuhan dasar, bahkan akan merasa kurang.
1.Kebutuhan-kebutuhan fisiologis (Fa’ali/Phsyologic Needs)
Pada saat ini kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan yang paling kuat dan
mendasar di antara yang lain. Dalam hal ini seseorang sangat membutuhkan
oksigen untuk bernapas, udara untuk di minum, makanan, papan, sandang,
buang hajat kecil maupun besar, seks, dan fasilitas-fasilitas yang dapat berguna
untuk hidupnya, ini merupakan kebutuhan fisiologis. Kebutuhan-kebutuhan ini
sangat mendesak dan tidak akan menginginkan kebutuhan lain sebelum
kebutuhan dasar ini terpenuhi. Misalnya seseorang yang sedang haus atau
lapar, tidak akan membutuhkan motivasi lain sebelum rasa haus dan laparnya
hilang. Motivasi untuk mendapatkan kebutuhan ini dengan kuat sehingga
mendorong individu melakukan kejahatan hanya untuk memenuhi kebutuhan ini.
Maslow yakin bahwa kebutuhan ini adalah jalan pertama yang nantinya, bila
terpenuhi akan membawa manusia menuju kebutuhan akan rasa aman.
2.Kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan( Safety & Security Needs).
Sebenarnya tidak dapat di pungkiri, pada awalnya dari aktivitas kehidupan
manusia ini adalah untuk memenuhi kebutuhan fisik ini. Segera setelah
kebutuhan dasar terpenuhi, orang mulai cari-cari Kebutuhan tingkat kedua, yakni
kebutuhan akan rasa aman dan kepastian (safety and security needs), muncul
dan memainkan peran dalam bentuk mencari tempat perlindungan, membangun
privasi individu, menyediakan keterjaminan finansial melalui asuransi atau dana
pensiun, dan sebagainya.
3. Kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki ( Love and Belonging Needs).
Ketika kebutuhan fisik akan makan, papan, sandang berikut kebutuhan
keamanan telah terpenuhi, maka seseorang beralih ke kebutuhan berikutnya
yaitu kebutuhan untuk di cintai dan di sayangi (kebutuhan cinta dan memiliki).
Dalam hal ini seseorang mencari dan menginginkan sebuah persahabatan,
menjadi bagian dari sebuah kelompok, dan yang lebih bersifat pribadi seperti
mencari kekasih atau anak, itu adalah pengaruh dari munculnya kebutuhan ini
setelah kebutuhan dasar dan rasa aman terpenuhi.
4. Kebutuhan akan penghargaan (Esteen Need).
Level keempat dalam hierarki adalah kebutuhan akan penghargaan atau
pengakuan (esteem needs). Maslow membagi level ini lebih lanjut menjadi dua
tipe, yakni tipe bawah dan tipe atas. Tipe bawah meliputi kebutuhan akan
penghargaan dari orang lain, status, perhatian, reputasi, kebanggaan diri, dan
kemashyuran. Tipe atas terdiri atas penghargaan oleh diri sendiri, kebebasan,
kebutuhan, keterampilan, dan kemampuan khusus (spesialisasi). Apa yang
membedakan kedua jenis adalah sumber dari rasa harga diri yang diperoleh.
Pada self esteem tipe, rasa harga diri dan pengakuan bawah diberikan oleh
orang lain. Akibat rasa harga diri hanya muncul selama orang lain mengatakan
demikian, dan hilang saat orang mengatakannya. Situasi tersebut tidak akan
terjadi pada self esteem tipe atas. Pada tingkat-tingkat di harga-harga yang
diperoleh secara mandiri dan tidak tergantung pada hal-hal orang lain. Dengan
kata lain, sekali anda bisa menghargai diri anda sendiri sebagai apa adanya,
anda akan tetap berdiri tegak, madheg pandhito, bahkan ketika orang lain
mencampakkan anda!
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri( Self Actualization Need).
Ketika kebutuhan akan penghargaan ini telah terpenuhi, maka kebutuhan lainnya
sekarang menduduki tingkat teratas adalah aktualisasi diri. Inilah puncak fokus
perhatian Maslow dalam mengamati hierarki kebutuhan. Terdapat beberapa
gambaran untuk menggambarkan level ini, antara lain motivasi pertumbuhan,
kebutuhan, dan aktualisasi diri. Maslow melakukan sebuah studi kualitatif dengan
metode analisis biografi guna mendapat gambaran yang jelas mengenai
aktualisasi diri. Dia riwayat hidup, karya, dan tulisan sejumlah orang yang
dilihatnya telah memenuhi kriteria sebagai pribadi yang beraktualisasi diri.
Termasuk dalam daftar ini adalah Albert Einstein, Abraham Lincoln, William
James, dam Eleanor Roosevelt. Hasil Penelitian tentang orang-orang yang
mengaktualisasikan diri menyangkal teori Freudian yang menyatakan bahwa
ketidak sadaran manusia sendiri-mata buruk, jahat, sinting atau berbahaya. Pada
orang-orang yang mengaktualisasikan diri, jiwa bahwa sadar itu kreatif, penuh
kasih, positif dan sehat.
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal seperti makanan, keamanan dan cinta
yang merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup dan kesehatan. Hierarki
kebutuhan manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat digunakan
untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia. Manusia sebagai
bagian integral yang berintegrasi satu sama lain dalam motivasinya memenuhi
kebutuhan dasar (fisiologis,keamanan,kasih sayang,harga diri dan aktualisasi
diri). Setiap kebutuhan manusia merupakan suatu tegangan integral sebagai
akibat dari perubahan dari setiap sistem komponen. Tekanan tersebut
dimanifestasikan dalam perilakunya untuk memenuhi kebutuhan atau tujuan
sampai terpenuhinya tingkat kepuasan klien. Manusia dan kebutuhannya
berubah dan berkembang. Jika seseorang sudah bisa memenuhi salah satu
kebutuhannya, dia akan merasa puas dan akan menikmati kesejahteraan serta
bebas untuk berkembang menuju potensi kebutuhan yang lebih besar.
Sebaliknya, jika proses pemenuhan kebutuhan itu terganggu, akan timbul suatu
kondisi patologis. 3.2.Saran tentang kebutuhan dasar manusia sangat penting
untuk diterapkan dalam praktik 2000. Sebagai perawat, kita harus mengetahui
kebutuhan dasar dari pasien, karena ini merupakan hal yang mendasar yang
harus dipenuhi. Kita juga harus bisa memprioritas kebutuhan yang mana harus
dipenuhi terlebih dahulu disamping kebutuhan – kebutuhan dasar lainnya. Akan
timbul suatu kondisi patologis.
3.2.Saran
tentang kebutuhan dasar manusia sangat penting untuk diterapkan dalam praktik
2000. Sebagai perawat, kita harus mengetahui kebutuhan dasar dari pasien,
karena ini merupakan hal yang mendasar yang harus dipenuhi. Kita juga harus
bisa memprioritas kebutuhan yang mana harus dipenuhi terlebih dahulu
disamping kebutuhan – kebutuhan dasar lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Nasrul, Erdy. (2000). Pengalaman Puncak Abraham Maslow. Ponorogo: Pusat


Studi Islam dan Barat CIOS-ISID Gontor. G.Goble, Frank. (1992). Mazhab
Ketiga: Psikologi Humanistik Abraham Maslow, terj The Third Force, The
Psycology of Abraham Maslow oleh Drs. A. Supratiknya. Yogyakarta: kanisius.
Muhammad, Hasyim. (2002). Dialog antara Tasawuf dan Psikologi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Purbacaraka, Purnadi dan A. Ridwan Halim. (1982). Hak Milik
Keadilan dan Kemakmuran Suatu Tinjauan Falsafah Hukum. Jakarta: Ghalia
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai