Anda di halaman 1dari 5

YAYASAN PENDIDIKAN KATOLIK KEUSKUPAN AMBOINA

PERWAKILAN KEI KECIL


SMP SEMINARI SANTO JOHANNES XXIII LANGGUR
Jl. Jend. Soedirman  (0916) 21072,  (0916) 21877

NPSN:69979804
LKPD LITURGI KELAS IX

TAHUN LITURGI
Waktu liturgi melambangakan misteri sejarah keselamatan Allah yang meuncak dalam
Misteri Paskah Yesus Kristus. Hal ini diatur dalam Tata Tahun Liturgi, yang dibuat dengan
Minggu Adven I, memuncak dalam perayaan Paskah dan diakhiri dengan Hari Raya Kristus Raja
Semesta Alam.
Tingkat-tingkat perayaan diatur juga dalam perayaan, yakni hari daya, hari minggu, hari
pesta, hari peringatan wajib dan perayaan fakultatif, hari-hari biasa masa khusus dan hari-hari
biasa tahunan. Hari-hari tersebut dengan cara masing-masing menjelaskan misteri Yesus Kristus
dan karya penyelamatan-Nya.
Hari minggu adalah puncak dan awal pekan mingguan dalam siklus mingguan. Selain
sebagai puncak dan awal pekan mingguan, Hari minggu adalah hari Tuhan, hari dirayakan
misteri kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus. Oleh karena itu, Hari Minggu adalah hari resmi
bagi seluruh umat beriman untuk berkumpul dan mengadakan kebaktian bersama sebagai satu
umat kepada Allah, di mana seluruh umat merayakan kembali peristiwa sengsara, wafat dan
kebangkitan Tuhan.
Pembagian masa-masa dalam Tahun Liturgi dan tingkat-tingkat perayaan, diatur dalam
Kalender Liturgi. Seluruh dan sepanjang tahun dibagi atas masa-masa khusus dan masa-masa
biasa, hari-hari raya dan pesta-pesta, yang dinamakan Masa Liturgi, dan mengatur tingkat-tingkat
perayaan liturgi sepanjang tahun sesuai dengan misteri karya penyelamatan yang dirayakannya.
A. Masa-masa dalam Tahun Liturgi
Masa-masa dalam Tahun Liturgi – dibagi menurut urutannya dalam Kalender Liturgi –
adalah 1) Masa Adven (masa penantian/masa kedatangan), 2) Masa Natal (Masa Kelahiran),
3) Masa Biasa (bagian I), 4) Masa Prapaskah (Masa Puasa), 5) Masa Paskah, dan 6) Masa
Biasa (bagian II).
1. Masa Adven
a. Terdiri dari 4 Pekan (Minggu I, II, III, IV Adven)
b. Makna inti dan isi:
 Memperingati kembali masa penantian yang dialami umat Allah Perjanjian
Lama akan perwujudan janji keselamatan Allah, yang akan terlaksana dengan
datangnya Sang Jurus Selamat, Mesias Terjanji.

1
 Memperingati kita umat Allah Perjanjian Baru, untuk menantikan
keselamatan yang peuh, pada akhir zaman, pada waktu kedatangan Kristus
yang kedua. Hidup kita sekarang sedang menuju keselamatan eskatologis.
 Mengajak kita untuk mempersiapkan diri dalam menantikan Hari Raya
Kelahiran Tuhan pada waktu Natal.
c. Pewartaan Khas Masa Adven:
 Memperingatkan kita bhawa kita masih selalu dalam perziarahan menuju
keselamatan abadi.
 Memperingatkan kita untuk senantiasa bersiap sedia dan bersiaga setiap saat.
 Liturgi Masa Adven dan Natal adalah sarana rohani tahunan untuk kedua hal
di atas.
d. Nada Dasar Liturgi:
 Rasa terkungkung dan tertekan (oleh dosa dan salah);
 Rasa tobat dan sesal;
 Ketidakberdayaan dan ketergantungan.
 Kerinduan akan kebebasan dan harapan akan keselamatan.
e. Warna (pakaian) litrugi:
 Kasula dan stola berwarna ungu;
 Kain penutup altar (bukan kain altar yang selalu putih), penutup standar buku,
dan penutup mimbar bacaan (jika digunakan) berwarna ungu.
f. Liturgi Ekaristi (Misa) selama Masa Adven:
 Nyanyian bagian proporium: khusus, dari masa Adven.
 Nyanyian bagian ordinarium: tidak ada “Gloria”/kemuliaan”.
 Pada hari Minggu ada Syahadat (Credo/Aku Percaya).
 Doa-doa khusus.
 Bacaan khusus menurut lingkaran tahun liturgi (A, B, C).
2. Masa Natal
a. Terdiri dari:
 Hari Raya Natal.
 Hari-hari Oktaf Natal.
 Pesta Keluarga Kudus.
 Hari Raya Maria Bunda Allah.
 Hari-hari biasa selama Masa Natal.
 Hari Raya Penampakan Tuhan.
 Hari Pembaptisan Tuhan.
b. Makna inti dan isi perayaan:
 Memperingati dan merayakan peristiwa (historis) kedatangan (kelahiran) Juru
Selamat dunis di Betlehem.
 Bersyukur dan bergembira karena kedatangan-Nya merupakan tonggak baru
sejarah umat manusia.

2
 Bersyukur dan bergembira karena kedatangan-Nya juga berarti bagi kita
sekarang ini.
 Bersyukur dan bergembira, karena yang dinantikan selama berabad-abad oleh
orang dahulu kala, kitalah yang menikmatinya.
 Bersyukur dan bergembira karena keselamatan bagi umat manusia itu nyata
dan pasti.
c. Pewartaan khas Natal adalah:
 Allah menjelma menjadi manusia seperti kita;
 Allah menjadi Immanuel, Tuhan beserta kita;
 Tuhan sungguh tinggal di antara kita dan dekat dengan kita.
 Kemanusiaan kita diangkat ke tingkat ilahi: kita kembali menjadi anak-anak
Allah.
d. Nada dasar liturgi:
 Damai;
 Suasana batin ceriah dan terang benderang
 Riang gembira
 Ketenangan/kelengangan suci;
 Syukur;
 Kesederhanaan dan kerendahan hati.
e. Warna (pakaian) liturgi:
 Kasula dan stola berwarna putih.
 Kain penutup altar, standar buku, mimbar bacaan berwarna putih.
f. Perayaan Ekaristi selama Masa Natal:
 Natal malam dan pagi: Gloria dinyanyikan secara meriah.
 Hari-hari selama Oktaf Natal: ada Gloria.
 Doa-doa khusus.
 Nyanyian: proporium: khusus masa Natal;
 Bacaan-bacaan khusus menurut lingkaran tahun liturgi.
 Pada Hari Raya Natal, doa/nyanyian Syahadat/Credo, pada kata yang
menggunakan peristiwa incarnasi/penjelmaan diri Allah menjadi manusia,
didoakan sambil berlutut.
3. Masa Prapaskah/Puasa
a. Terdiri dari:
 Hari Rabu Abu (Pembukaan puasa)
 5 Pekan Prapaskah (Minggu I, II, III, IV, V)
 2 Pekan Sengsara:
o Minggu Sengsara I
o Minggu Sengsara II (Minggu Palem); dan seluruh
o Pekan Suci: Senin-Rabu, Kami Putih, dan Jumat Agung.
b. Makna inti dan isi:

3
 Sesal dan tobat, disimbolkan dengan menerima abu pada hari pembukaan
Masa Puasa, yakni hari Rabu Abu.
 Mempersiapkan hati dan batin kita untuk perayaan Paskah sebagai hari raya
iman terbesar.
 Meneladani Puasa Tuhan kita Yesus Kristus yang berpuasa di padang gurun
selama 40 hari/malam sebelum menjalankan tugas perutusan di depan umum.
 Kesempatan untuk melakukan tapa dan silih.
 Kesempatan khas untuk bertobat.
 Secara istimewah merenungkan besarnya kasih Tuhan dan bukannya dosa
kita.
 Merenungkan makna salib, sengsara dan wafat Tuhan bagi keselamatan kita.
 Berpuasa dan bermati raga.
 Meningkatkan kerja amal/kasih.
 Meningkatkan aksi-aksi kerasulan dan aksi puasa.
c. Pewartaan khas Masa Prapaskah:
 Besarnya belas kasih Tuhan yang tak terbatas hingga Putera-Nya diutus ke
dunia;
 Buruk dan jeleknya dosa manusia;
 Penting dan berharganya manusia di mata Tuhan;
 Nilai Salib, sengsara dan penderitaan demi kebaikan.
 Memahami godaan-godaan utama dan akibat-akibatnya.
 Perjalanan menuju Paskah hanya melalui jalan salib.
d. Nada dasar liturgi:
 Rasa bersalah;
 Tobat dan sesal;
 Rasa terkungkung dan diperas;
 Ketidakberdayaan;
 Berdukacita;
 Iman dan harapan akan belas kasih dan pengampunan;
 Berbalik kepada Tuhan yang tidak pernah meninggalkan kita merana.
 Tuhan Maha pengampun dan Bapa yang Maha baik.
e. Warna liturgi:
 Kasula dan stola berwarna ungu.
 Kain penutup alar, standar buku, mimbar bacaan berwarna ungu;
 Bunga dan hiasan lainnya (dekorasi) tidak digunakan (terkecuali di patung-
patung yang ada dalam kapela).
Khusus:
 Minggu Palem: kasula dan stola berwarna merah. Jika pada saat perarakan
imam mengenakan pluviale, pluviale tersebut berwarna merah.
 Kamis Putih: kasula dan stola berwarna putih.

4
Jumat Agung: kasula dan stola merah. Jika imam mengenakan pluviale, harus
berwarna merah.
f. Perayaan Ekaristi selama masa Prapaskah:
 Gloria/kemuliaan tidak ada;
 Alleluia tidak ada;
 Alat musik/organ hanya untuk mengiringi lagu;
 Doa-doa khusus;
 Bacaan-bacaan khusus;
 Hari Minggu ada Aku Percaya (Syahadat/Credo).
4. Masa Paskah
5. Masa Biasa
B. Kalender Liturgi
C. Kelas-kelas Perayaan
 BAHAN YANG SUDAH DIPEROLEH :
Pengertian Liturgi
Warna Liturgis
Peralatan Liturgis
 BAHAN TAMBAHAN :
Perkembangan Arti Liturgis
Buku-Buku Bacaan dan Doa
 Pertemuan 01
Hal positif dan negatif yang muncul dari pemahaman tentang Liturgi

Anda mungkin juga menyukai