Liturgi adalah ibadat penyembahan yang dilaksanakan oleh Tubuh Mistik Kristus secara
keseluruhan, yaitu Kepala dan anggota-anggotanya.
“Liturgi adalah ibadat publik yang dilakukan oleh Penebus kita sebagai Kepala
Gereja kepada Allah Bapa dan juga ibadat yang dilakukan oleh komunitas umat
beriman kepada Pendirinya [Kristus], dan melalui Dia kepada Bapa.(Paus Pius XII)
Katekismus Gereja Katolik (KGK.1168) mengajarkan bahwa zaman baru kebangkitan Kristus
menerangi seluruh Tahun Liturgi dengan Trihari Paskah: penderitaan, kematian, dan
kebangkitan sebagai sumber terangnya.
Tahun Liturgi adalah penghayatan tahunan Gereja atas peristiwa-peristiwa mulai dari hidup,
wafat, dan kebangkitan Yesus Kristus.� Tahun itu dibagi ke dalam 2 masa besar:
Adven/Natal dan Puasa/Paskah/Pentakosta, dengan Masa Biasa di antara kedua masa itu.�
Masing-masing masa mempunyai waktu persiapan dan pelaksanaan perayaannya.
Makna yang terkandung dalam Tahun Liturgi:
Pesta-pesta Yesus disusun menurut urutan historis, memberi kita kesempatan untuk
menghayati kembali peristiwa-peristiwa besar dari hidupNya melalui sikap doa dan
meditasi.� Yesus adalah PENEBUS sejak inkarnasiNya.� Maka dari itu, kita merayakan dan
mengalami kuasa penebusanNya dalam setiap peristiwa yang disajikan tahun liturgi Gereja
kepada kita.
serta 32 atau 33 hari Minggu yang merupakan masa biasa di antara kedua lingkaran
tersebut.
Tahun liturgi dimulai dari Minggu Pertama Adven dan berakhir pada Hari Raya Kristus Raja
Semesta Alam.
Warna Liturgi
Warna Putih atau Kuning : warna putih atau kuning melambangkan tentang warna
kesucian, kemulian, kesempurnaan, kemurnian, keabadian, dan kemenangan. Warna ini bisa
dipakai pada waktu Natal, Paskah, Kamis putih, dan Hari Raya Orang Kudus atau Hari Raya
Khusus yang diperingati oleh gereja.
Warna Merah : warna merah melambangkan pengorbanan dan keberanian. Biasanya
warna ini dahulu dipakai oleh para martir. Warna ini biasa dipakai pada waktu hari raya
Jumat Agung, Minggu Palma.
Warna Merah Muda Pink : warna ini melambangkan sukacita atau kegembiraan. Biasanya
digunakan pada waktu minggu adven ketiga (minggu gaudete) dan minggu prapaskah ke-4.
Warna Hijau : warna hijau melambangkan kesuburan dan kehidupan. Warna liturgi ini
dipakai pada hari minggu biasa
Warna Ungu : warna ungu melambangkan tentang pertobatan. Warna ungu biasa dipakai
pada masa prapaskah atau juga masa adven. Selain itu juga dapat dipakai pada waktu misa
arwah (misa requiem) ketika ada umat yang meninggal.
Warna hitam : dahulu warna ini pernah digunakan untuk misa kematian. Karena dianggap
bahwa kematian adalah hal yang gelap. Tetapi sekarang warna ini sudah tidak digunakan
lagi oleh gereja dan diganti dengan warna ungu.
Dalam perayaan Liturgi Warna sudah diatur dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
Tidaklah baik jika warna perayaan liturgi gereja kita ganti sesuka hati. Karena gereja sudah
menetapkan warna yang digunakan liturgi sesuai dengan maknanya.
Gereja Katolik menggunakan warna liturgi merah muda (pink/rose) pada kasula imam,
maksudnya untuk menandai bahwa saat hari Minggu itu kita telah berada di pertengahan
masa Adven dan Prapaskah. Selain digunakan pada Hari Minggu Adven III, warna pink/rose
ini juga dipakai pada Hari Minggu Prapaskah IV (hari Minggu setelah hari Kamis yang
merupakan pertengahan masa Prapaskah). Namun jika di paroki/STASI tidak ada kasula
imam warna merah muda (pink/rose) tersebut, warna liturgi ungu tetap dapat digunakan.
Warna liturgi ini hanya digunakan pada Hari Minggu Adven III dan Hari Minggu Prapaskah
IV saja. Sementara pada hari-hari biasa pekan III Adven maupun hari-hari biasa pekan IV
Prapaskah tetap menggunakan warna liturgi ungu.
Pada Minggu Adven ketiga ini juga disebut Minggu Gaudete, yaitu minggu yang memiliki
suasana kegembiraan dan sukacita. Nama “sukacita” ini diambil dari antifon pembuka pada
Minggu Adven Ketiga: “Gaudete in Domino semper: iterum dico, gaudete: ….” Dalam bahasa
Indonesia: “Bersukacitalah selalu dalam Tuhan. Sekali lagi kukatakan bersukacitalah! Sebab
Tuhan sudah dekat.” yang diambil dari Filipi 4:4-5. Pada gereja-gereja atau kapel yang
memiliki lilin warna merah muda (rose/pink) pada Minggu Adven III ini juga ditandai dengan
penyalaan lilin warna merah muda (rose/pink).
Minggu prapaskah IV disebut juga dengan Minggu Laetare. Nama ini diambil dari antifon
pembukaan pada perayaan hari Minggu Prapaskah IV: Laetare Ierusalem (Bersukacitalah
Yerusalem). Antifon ini diambil dari Yesaya 166:10,11 dengan ayat dari Mazmur 121. Karena
nuansa kegembiraan ini di tengah Prapaskah, dan bahwa setengah masa puasa sudah
dilewati, kesuraman Liturgis prapaskah sedikit berkurang.
------------I-----------------------------------------------------------I----------------------------I----------