PENGANTAR
Dalam essei tahun 1982 History and Eschatology in the Primitive Pascha, Thomas Talley
menulis:
“Kita selalu hidup di antara marana tha, doa memohonkan/memohonkan kedatangan Tuhan
yang sudah hadir, dan maran atha, pengakuan bahwa Tuhan telah datang, terfokus pada ephapax
(satu kali utuk selamanya) dari tindakan Allah dalam sejarah. Kita selalu hidup antara ingatan dan
harapan, antara kedatangan-Nya dan kedatangan; dan saat ini yang merupakan ambang pintu antara
keduanya, antara ingatan dan harapan, antara masa lalu dan masa depan, masa kini ini adalah locus
akan kekinian Dia yang adalah Tuhan sejarah dan kepenuhannya. Kenangan akan penderitaan dan
pengakuan akan kemuliaan-Nya berjalan bersama satu sama lain, dan sudah ada sejak semula.
Berada dalam 2 ketegangan:
• INGATAN dan HARAPAN
• Masa LAMPAU dan Masa DEPAN
Merujuk kepada: KEKINIAN sebagai LOCUS keselamatan
Seluruh liturgi terjadi pada dua kutub ini, karena itu Tahun Liturgi merupakan kenangan
akan karya penyelamatan Allah:
• “sekali untuk selamanya” dalam sejarah,
• yang dicicipi sekarang sebagai antisipasi dalam harapan,
• yang mencapai kepenuhannya dalam masa depan eskatologis.
Maka Tahun Liturgi bukan:
• Menghidupkan kembali/melakukan kembali kehidupan Yesus
• Mengulangi kembali meditasi terhadap dan devosi akan kehidupan historis Yesus.
Melainkan melalui pesta dan puasa, melalui perayaan dan persiapan, tahun liturgi
• Merayakan Kehadiran Kristus yang disalibkan dan yang bangkit di antara kita
“sekarang (hodie!)” sewaktu kita mengingat (anamnesis) apa yang dilakukan-Nya
“sekali untuk selamanya” dalam sejarah (Ibr 10:10), sewaktu kita bertemu dengan
Dia sekarang, dan sewaktu kita menantikan kedatangan-Nya dalam kemuliaan.
• Merayakan kehadiran-Nya dalam Roh yang memberi arti khusus sekarang dan di sini
dalam pelbagai kacamata: Adven, Natal, Penampakan, Prapaskah, Paskah,
Pentakosta, dan melalui kehidupan para kudus sepanjang masa.
Tahun Liturgi merupakan sarana istimewa:
• Merayakan kenyataan bahwa Injil Yesus Kristus, yang sampai kepada kita melalui
Sabda, Sakramen, dan jemaat.
• Untuk menyampaikan kepada kita, membentuk kita, dan memanggil kita menjadi
umat Paskah, umat Prapaskah, umat Natal, umat Natal, dan anggota persekutuan para
kudus, yang hidup dalam pengharapan dan menanti-nantikan Hari kedatangan-Nya.
Dengan demikian kita diingatkan kembali akan identitas baptisan kita dalam Kristus sebagai umat-
Nya:
1. Natal = kelahiran kita dalam Baptis: Kristus lahir dalam kita.
2. Paskah & Pentakosta = wafat & bangkit kita dalam Kristus, melalui air dan Roh Kudus dlm
pembaptisan.
3. Prapaskah = retret agung tahunan umat, masuk kembali dalam katekumenat dan tobatt, utk
merefleksikan & meneguhkan kembali iman pembaptisan.
4. Adven = harapan akan pemenuhan sempurna dlm Kristus yg akan datang kembali.
5. Perayaan2 org kudus = jaminan & kepastian, serta teladan dalam menerima rahmat Allah.
Kesimpulan:
1. Seluruh Tahun Liturgi selalu merayakan dan terpusat pada Yesus Kristus.
2. Tahun Liturgi mengajak seluruh umat mengalami dinamika misteri Kristus melalui
masa-masa liturgi khusus.
1
Liturgi 2
3. Gereja mengajak umat untuk semakin masuk dalam persatuan dengan Allah melalui
misteri-misteri yang dirayakan.
b. Mistagogi
i. Liturgi adalah suatu inisiasi kepada misteri dan komunikasi serta pengalaman
dari misteri itu sendiri. Apa yang diucapkan melalui kata-kata dan dijelaskan
oleh teologia, dalam liturgi terwujud sebagai pengalam iman, dalam suatu
komunio-komunikasi di mana umat diundang untuk terlibat di dalamnya.
ii. Tahun Liturgi merayakan, mengenangkan, mengaktualisasikan seluruh misteri
Tuhan. Umat diundang masuk ke dalam komunio dengan Sabda yang
Terinkarnasi yang wafat dan dimuliakan.
c. Perayaan
i. Dua poros Tahun Liturgi: Natal dan Paskah menampilkan dengan baik
dinamisme dua perayaan yang dipersiapkan dengan baik dan diperpanjang
dalam suasana gembira.
ii. Tahun Liturgi senantiasa penuh dengan perayaan satu-satunya misteri, dan
masing-masing dengan aspeknya: hari raya dan m asa biasa, penantian dan
kepenuhan.
iii. Liturgi memiliki aspek perayaan, pesta, yang memberikan unsur masa
lampau, sekarang dan masa depan, yang memberikan unsur kepenuhan hidup.
BAB II
PERAYAAN-PERAYAAN IBRANI
2
Liturgi 2
Pengantar
Agama Kristus berasal dan berakar pada penghayatan orang Ibrani.
◦ Penanggalan perayaan-perayaan Ibrani sangat mempengaruhi penanggalan perayaan-
perayaan Kristiani.
◦ Ritus/upacara Ibrani ikut masuk dalam perayaan Kristiani.
Tiga catatan tentang penanggalan Ibrani ini:
◦ Penanggalan Ibrani adalah LUNASOLARIS.
◦ Tahun Baru Israel aslinya pada bulan TISHRI (awal bulan baru di musim gugur),
kemudian setelah pembuangan Babilonia dirayakan pada bulan NISSAN (awal bulan
baru musim semi).
◦ Hari Raya orang Ibrani dimulai sore hari menjelang hari raya sampai sore hari
tanggal perayaan itu.
Penanggalan Babilonia – Yahudi – Arab
Bulan ke Babilonia Yahudi Arab
1. Hari Sabat
a. Mahkota hari-hari sepekan
b. Hari istirahat dan dikhususkan bagi YHWH dan Sabda-Nya.
c. Sabat (Shabbat) = berhenti bekerja, istirahat.
Hubungan hari Sabat dengan sejarah Israel:
d. Berhubungan dengan penciptaan dunia (Kel 20:8-11).
e. Mempunyai fungsi sosial-ekonomi.
f. Kenangan pembebasan dari perhambaan di Mesir & sebagai tanda ikatan perjanjian
dengan Yahwe.
Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan
segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan
melakukan sesuatu pekerjaan, atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-
laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia
berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya
(Kel 20:8-11). Tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan
3
Liturgi 2
sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki,
atau hambamu perempuan, atau lembumu, atau keledaimu, atau hewanmu yang manapun, atau
orang asing yang di tempat kediamanmu, supaya hambamu laki-laki dan hambamu perempuan
berhenti seperti engkau juga (Ul 5:14).
Enam harilah lamanya engkau melakukan pekerjaanmu, tetapi pada hari ketujuh haruslah
engkau berhenti, supaya lembu dan keledaimu tidak bekerja dan supaya anak budakmu perempuan
dan orang asing melepaskan lelah (Kel 23:12).
Sebab haruslah kauingat, bahwa engkaupun dahulu budak di tanah Mesir dan engkau dibawa
keluar dari sana oleh TUHAN, Allahmu dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung; itulah
sebabnya TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau merayakan hari Sabat (Ul 5:15).
Haruslah kamu pelihara hari Sabat, sebab itulah hari kudus bagimu; siapa yang melanggar
kekudusan hari Sabat itu, pastilah ia dihukum mati, sebab setiap orang yang melakukan pekerjaan
pada hari itu, orang itu harus dilenyapkan dari antara bangsanya. 15 Enam hari lamanya boleh
dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh, hari
kudus bagi TUHAN: setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari Sabat, pastilah ia dihukum
mati (Kel 31:14-15)
Aktualisasi penghayatan hari Sabat: “Hari pertemuan kudus… dengan tujuan untuk
menghormati Allah” (Im 23:3). Caranya:
a. Setiap Sabat dipersembahkan kurban khusus (Bil 28:9-10). Sesudah pembuangan
Babel, di sinagoga diadakan Ibadat Sabda yg terarah pada mendengarkan bacaan
Kitab Hukum (Taurat) dan kitab para nabi serta berdoa bersama.
b. Sesudah ibadat di Sinagoga, ibadat dilanjutkan di rumah bersama keluarga.
2. Hari-hari Ziarah: disebut demikian karena setelah berumur 12 tahun setiap orang Yahudi
wajib berziarah ke Kenisah Yerusalem setiap tahun utk menghadiri paling kurang satu dari tiga
pesta ini:
a. Perayaan Pesah (Paskah) dan Mazzot (Roti tak beragi).
b. Perayaan Shavuot / Pentakosta
c. Perayaan Sukkot dan Simkat Torah
Mazzot: Kebiasaan petani Israel menguduskan berkas pertama bulir jewawut (barley).
Selama 7 hari makan roti tak beragi sambil menanti mendapat ragi baru dari tepung gandum
panenan pertama.
Kedua pesta ini dirayakan sebagai satu kesatuan sebagai tanda pembebasan dari
perbudakan Mesir (Kel 12:1-28), dan dirayakan setiap tahun (Kel 13:8.10).
Pesah: Pesta bangsa nomaden yg mempersembahkan anak domba jantan muda sebagai
kurban pada musim semi. Darahnya dipercikkan pada tiang kemah utk mengusir pengaruh roh jahat,
dan dagingnya dimakan setelah dipanggang.
Tujuh minggu setelah pesta rotitak beragi (awal panen) dirayakan “Pesta Tujuh Pekan”
sebagai ucapan syukur atas panen gandum, berpuncak pada hari ke lima puluh: Pentakosta (Tb 2:1),
yang dirayakan di kenisah dengan pelbagai kurban persembahan (Im 23:15-21). Kemudian perayaan
ini disatukan dengan kenangan umat di Sinai yang menerima Dekalog.
Perayaan SUKKOT = perayaan “Pondok Daun-daun” (Im 23:33—36), beralangsung selama
7 hari pada awal bulan purnama dalam bulan Tishri. Disebut demikian karena orang Israel harus
tinggal di dalam pondok-pondok yang terbuat dari daun-daun.
Ada perarakan, tangan kiri memegang setangkai cemara, dan tangan kanan seberkas daun-
daunan dari pelbagai pohon.
Perayaan SIMKAT TORAH = pesta ungkapan kegembiraan akan Kitab Taurat, dirayakan
pada hari ke delapan setelah tujuh hari perayaan Sukkot, sebagai penutupnya.
4
Liturgi 2
b. Shofar dihubungkan dengan kurban Ishak, yang mengingatkan bahwa Allah telah
menggantikan kurban Ishak.
4. Perayaan Jom Kippur (Pertobatan)
a. Diadakan pada tanggal 10 bulan Tishri, didahului dengan pantang dan puasa.
b. Imam besar masuk ke ruangan mahakudus, mengurbankan lembu jantan yg sudah
dikebiri sebagai tanda tobat atas dosa dan kesalahan pribadi dan para imam suku
Lewi (bdk. Im 16).
c. Dirayakan dengan puasa yang keras, rumusan doa yang panjang, bacaan Kitab Suci
serta ungkapan pengakuan dosa segenap umat.
5. Perayaan Hanukkah (Persembahan Kenisah)
a. Dirayakan pada tanggal 25 bulan Kasleu (bulan 9), yakni dalam sekitar November-
Desember.
b. Dirayakan sebagai Pesta Cahaya.
c. Latar belakangnya dari 1Makabe:
Yudas bersama saudara2nya, setelah mengalahkan musuh, berbaris menuju ke
Yerusalem utk membersihkan dan menyucikan kembali ke Perayaan Hanukkah
(Persembahan Kenisah). Dirayakan pada tanggal 25 bulan Kasleu (bulan 9), yakni
dalam sekitar November-Desember. Dirayakan sebagai Pesta Cahaya. Kenisah yang
telah diporakporandakan dan dinajiskan oleh musuh. Mereka membangun altar baru,
tempat kurban sembeliha di tempat altar yang lama dgn bentuk dan ukuran yang sama
(1Mak 4:47-51). Dan pada 25 Kasleu, 3 tahun setelah penistaan kenisah, dirayakan
pemberkatan kenisah yang baru dan dipersembahkan kurban2 pertama.
d. Dikenal kandelar Kanukkah, tempat lilin dengan delapan lengan.
5
Liturgi 2
Sengsara – Wafat – Kebangkitan Kristus adalah pangkal keselamatan manusia à menjadi
pusat Tahun Liturgi Gereja.
Paskah = melewati
Paskah Perdana: Perbudakan - Pembebasan - Laut Merah
Paskah Yahudi : Bangsa Terpilih - Umat Allah - Laut Merah
Paskah Kristiani: Mati dlm dosa - Hidup dlm Kristus - Sengsara, wafat
2. Misteri Paskah Dihadirkan Kembali dalam Liturgi
Paskah = peristiwa historis yang unik, yang mencakup segala masa.
Kristus selalu hadir di tengah-tengah Gereja, secara istimewa melalui ibadah dan perayaan
sakramen à sacramentum salutis
Mediator Dei 140: Public and common prayer offered to God by all at the same time was
customary in antiquity only on certain days and at certain times. Indeed, people prayed to
God not only in groups but in private houses and occasionally with neighbors and friends.
But soon in different parts of the Christian world the practice arose of setting aside special
times for praying, as for example, the last hour of the day when evening set in and the lamps
were lighted; or the first, heralded, when the night was coming to an end, by the crowing of
the cock and the rising of the morning star. Other times of the day, as being more suitable for
prayer are indicated in Sacred Scripture, in Hebrew customs or in keeping with the practice
of every-day life. According to the acts of the Apostles, the disciples of Jesus Christ all came
together to pray at the third hour, when they were all filled with the Holy Ghost;[134] and
before eating, the Prince of the Apostles went up to the higher parts of the house to pray,
about the sixth hour;[135] Peter and John "went up into the Temple at the ninth hour of
prayer"[136] and at "midnight Paul and Silas praying . . . praised God."[137]
3. Pengaturan Perayaan Kristiani dan Artinya
Perayaan Ibrani ada yg berlatar belakang natural, kosmologis, kafir.
Umat Gereja Perdana memahami makna perayaan Yahudi, dan mewarnainya dengan dasar
Kristus: fokus pada Paskah Kristus.
Maka muncul Tahun Kristus (annus Dominus) = Tahun Liturgi, merayakan setiap aspek
misteri Kristus, mulai dari peristiwa Inkarnasi sampai Kenaikan penuh kemuliaan ke Surga.
Pesta-pesta idea muncul pada Abad Pertengahan àmerayakan salah satu kebenaran iman à
pesta devosi, pesta meditasi, pesta dogmatis, pesta tematis.
Kunci segala pesta adalah Ekaristi: kehadiran nyata Kristus (bukan kuasa) yang
menyelamatkan. Menjalin komunio dengan Kristus.
Lingkaran Tahun Liturgi: kembali berputar pada poros yang sama à perjumpaan dengan
Kristus.
Gereja perlu mengatur pesta-pesta yang bermunculan:
Setelah Konsili Trente: Duplex kelas I, duplex kelas II, duplex maius, duplex, semi duplex, simplex.
Duplex = Ibadat Harian & Ekaristi didoakan dua kali (hari yg bersangkutan dan pesta yg dirayakan
hari itu).
Konsili Vatikan II (KL 107) membedakan: Sollemnitas (Hari Raya), Festum (Pesta), Memoria
(Peringatan). Memoria Obligatoria dan Memoria Facultativa.
4. Struktur Tahun Liturgi
Dua tiang penyangga seluruh Tahun Liturgi:
b. Dasar pertama perayaan: Misteri Paskah. Disiapkan dalam bentuk pantang dan puasa
40 hari, mulai dari Rabu Abu. Kegembiraan Paskah diteruskan selama Oktaf, Masa
Paskah 6 pekan, ditutup dengan Pentekosta.
c. Pola yang sama diterapkan pada Natal, dengan 4 minggu persiapan (Adven), dan
dilanjutkan dengan pelbagi misteri penting, berakhir pada pesta Pembaptisan Tuhan.
d. Antara dua masa ini disebut Masa Biasa (Minggu sesudah Pembaptisan Tuhan –
Minggu I Adven) = Temporale.
e. Perayaan-perayaan orang kudus di Masa Biasa = Sanctorale.
6
Liturgi 2
TEOLOGI TAHUN LITURGI
7
Liturgi 2
DV 13: Jadi dalam Kitab Suci – sementara kebenaran dan kesucian Allah tetap
dipertahankan – nampaklah “turunnya” Kebijaksanaan Allah yang menakjubkan, “supaya
kita mengenal kebaikan Allah yang tak terperikan, dan betapa Ia melunakkan bahasa-Nya,
dengan memperhatikan serta mengindahkan kodrat kita.” (Yoh Krisostomus, Tentang Kej
3,9 (homili 17,1). Sebab sabda Allah, yang diungkapkan dengan bahasa manusia, telah
menyerupai pembicaraan manusiawi, seperti dulu Sabda Bapa yang kekal, dengan
mengenakan daging kelemahan manusiawi, telah menjadi serupa dengan manusia.
b. Ibadah adalah jawaban Gereja atas synkatabasis, yang diungkapkan dengan cara istimewa.
1. Gereja menyadari bahwa cinta Allah yang menguduskan itu tidak pernah berhenti,
maka Gereja menanggapinya dengan ibadah yang tidak berhenti pula.
2. Gereja berdoa tiada henti-hentinya, sehingga dalam setiap masa dalam Tahun Liturgi,
Gereja memmbaharui “dialog keselamatan” ini, yang membawa Tubuh Mistik
Kristus semakin menyerupai Kepalanya.
4. Gagasan dari Gereja Byzantin
Beberapa gagasan dari Gereja Timur dapat membantu kita memperdalam pemahaman
akan teologi Tahun Liturgi:
a. Ada 6 momentum penting Tahun Liturgi yang mencakup seluruh tahun liturgi dengan
perayaan khususnya:
i. Epifania (penampakan Tuhan)
ii. Transfigurasi (terang di Tabor)
iii. Staurosis (salib)
iv. Paskah (kebangkitan)
v. Pentakosta (Roh Kudus)
vi. Eskatologis (kenyataan masa depan).
b. Dari enam momentum ini tampak bahwa dalam Liturgi terdapat suatu sintese seluruh
hidup Yesus (abad pertengahan menyebutnya mysteria carnis Christi). Maka dalam
setiap perayaan mengandung keenam momentum ini sekaligus.
Enam Aspek Perayaan:
1. Aspek Filantropis dan Teantropis: Allah mencintai manusia dan yang
menjadi manusia.
2. Aspek misteri: Allah yang menyatakan dirinya dalam misteri yang dalam dan
dahsyat, sehingga umat berjumpa dengan-Nya dalam kekaguman dan penuh
hormat.
3. Aspek keilahian atau teiosis: dalam setiap misteri Allah di dalam Kristus dan
Roh Kudus ditemukan theosis atau keilahian, di mana Kristus yang sekaligus
Allah dan Manusia memungkinkan manusia mengambil bagian dalam natura
ilahi. Inilah kesucian liturgi.
4. Aspek eskatologis atau surgawi: Liturgi adalah surga di atas dunia di mana
semua orang diundang untuk tinggal dalam persekutuan para kudus.
5. Aspek parousia: dalam semua gerak langkahnya, Liturgi adalah antisipasi
kedatangan Tuhan, juga antisipasi apa yang akan dicicipi dalam parousia.
6. Aspek ekklesiologis: dalam setiap perayaan Gereja diwujudkan secara nyata
sebagai tubuh Kristus, yang bersatu bersama Kepala.
Pengantar
Pascua de Navidad (Spanyol)
Paskah (Liturgi Grj Timur)
Salah satu tonggak dari Tahun Liturgi.
8
Liturgi 2
Merupakan lingkaran yang independen dari pesta Paskah, namun tetap dalam kesatuan dengan
Misteri Kristus.
Memiliki kemiripan dengan lingkaran Paskah:
Persiapan (Adven)
Hari Raya (Natal-Epifania)
Perpanjangan masa Natal (pelbagai perayaan – Baptisan Tuhan di Grj Latin) dan
sampai pada Yesus Dipersembahkan di Kenisah.
Data & perkembangan perayaan Adven tdk jelas, namun Gereja Roma & Gereja Timur sudah
memberikan makna teologi dan pastoral.
Beberapa catatan penting untuk memahami perkembangan lingkaran ini, dalam perkembangan
liturgi ditemukan:
a. Dalam kotbah dan perayaan Paskah muncul ungkapan2 dan perayaan misteri
Inkarnasi.
b. Dari perkembangan refleksi teologis misteri Kristus dan Maria, terutama sejak abad
IV, melalui misteri Paskah, terarah pada Inkarnasi Sabda dan keibuan Maria.
c. Di balik perayaan ini ditemukan unsur kepercayaan rakyat/kafir tentang misteri
cahaya dan matahari yang tak terkalahkan, baik di Timur maupun di Barat; pesta
yang oleh umat Kristiani “diinjili” dan disesuaikan.
d. Pengaruh Gereja Induk Yerusalem dengan perayaan-perayaan yang dihubungkan
pada tempat kelharian Yesus di Betlehem, di gua dan Basilika Kelahiran.
A. Adven = Masa Penantian
1. Arti dan Latar Belakang Sejarah
Di Spanyol
Kanon Konsili Zaragoza (380-381) mengundang umuat beriman menghadiri
pertemuan selama 3 minggu mendahului Epifania. Jadi dimulai sekitar 17
Desember.
Umat diundang utk menghindarkan mereka dari pesta kafir masa itu, bersatu
dalam persekutuan, utk menghindari penitensi berlebihan (berjalan tanpa
kasut, bersembunyi di gunung).
Menjadi masa persiapan baptisan, menurut kebiasaan Timur, utk dibaptis
pada Pesta Pembaptisan Tuhan.
Di Perancis
Menurut teks sebelum abad XI yg dianggap berasal dari Hilarius dr Poitiers
(+367), umat menjalankan 3 minggu masa penitensi sebagai reaksi terhadap
pesta kafir pada akhir bulan Desember. Pada abad V ditemukan semacam
“prapaskah” atau masa persiapan Natal 25 Desember, yang dimulai 6 minggu
sebelumnya.
Kotbah St. Maximus dr Turin:”Dalam mempersiapkan Natal Tuhan, kita
membersihkan hati nurani kita dari setiap kecemaran, memenuhinya dengan
pelbagai kelimpahan rahmat …”
Di Ravenna
Sebagai pusat kerajaan, dengan basilika yg indah, budaya yg luar biasa,
persiapan Natal memiliki ciri yg lebih bernuansa misteri, melalui doa-doa yg
menunjuk pada kelahiran Tuhan dan persiapannya dalam PL.
Dalam Kotbah St. Petrus Krisologus & doa2 Rotolo dr Ravenna, yg
diterbitkan bersamaan dengan Sacramentario Veronese, terlihat persiapan
yang lebih kontemplatif terhadap misteri inkarnasi drpd asketik, lebih teologis
drpd penitensi. Di sini disebutkan lbh bnyk tentang misteri Sabda yg
berinkarnasi, keterlibatan Maria, penantian Zakaria & Elisabet.
Di Roma
9
Liturgi 2
Masa Adven yg tetap mulai dikenal dalam abad VI. Dari perayaan 6 minggu
sebelumnya, yg masih ditemukan dalam ritus Ambrosianus, ditetapkan 4
minggu oleh Gregorius Agung.
Ciri eskatologis masa ini sepertinya dipengaruhi oleh St. Columbanus,
ditegaskan dalam homili Gregorius Agung tentang Luk 21:25-33, dengan
tema penghakiman terakhir, yg menandai minggu pertama Adven.
Adven = kedatangan raja, dipakai dalam liturgi sebagai penantian kedatangan mulia
Kristus, yg adalah penampakan definitifnya ke dunia pada akhir jaman.
Bagaimanapun kedua kedatangan Kristus yg tampak dlm Adven sekarang, berasal
dari jaman dulu. Katekese 15 dr Sirilus yang dipakai Gereja dalam Ibadat Sabda
Minggu Pertama Adven merupakan buktinya.
2. Struktur Liturgi Masa Adven Dewasa ini
Terdiri dari 4 minggu. Dibentuk dalam dua periode:
a. Minggu I-16 Desember: penantian eskatologis
b. 17-24 Desember: persiapan merayakan Natal Tuhan.
3. Tiga Tokoh Alkitabiah Masa Adven
i. Yesaya
a. Pewartaan Yesaya lebih memperlihatkan pengharapan besar: meneguhkan
hati dan menghibur hati umat.
b. Dipilih bagian2 paling berarti utk membentuk kesatuan warta pengharapan
abadi bagi manusia segala jaman.
ii. Yohanes Pembaptis
c. Pendahulu Mesias yg menghayati sungguh masa penantian.
d. Seruannya: persiapkan jalan bagi Tuhan …
e. Memperkenalkan dan menunjuk Yesus (Yoh 1:29-34).
iii. Maria
Marialis Cultus 3-4: Adven adalah masa yg tepat merenungkan peranan Maria dalam
karya keselamatan.
Marialis Cultus 3
For example, during Advent there are many liturgical references to Mary
besides the Solemnity of December 8, which is a joint celebration of the Immaculate
Conception of Mary, of the basic preparation (cf. Is. 11:1, 10) for the coming of the
Savior and of the happy beginning of the Church without spot or wrinkle. Such
liturgical references are found especially on the days from December 17 to 24, and
more particularly on the Sunday before Christmas, which recalls the ancient
prophecies concerning the Virgin Mother and the Messiah and includes readings
from the Gospel concerning the imminent birth of Christ and His precursor.
Marialis Cultus 4a
In this way the faithful, living in the liturgy the spirit of Advent, by thinking
about the inexpressible love with which the Virgin Mother awaited her Son,[14] are
invited to take her as a model and to prepare themselves to meet the Savior who is to
come. They must be "vigilant in prayer and joyful in. . .praise."[15] We would also
remark that the Advent liturgy, by linking the awaiting of the Messiah and the
awaiting of the glorious return of Christ with the admirable commemoration of His
Mother, presents a happy balance in worship.
Marialis Cultus 4b
This balance can be taken as a norm for preventing any tendency (as has
happened at times in certain forms of popular piety) to separate devotion to the
Blessed Virgin from its necessary point of reference--Christ. It also ensures that this
season, as liturgy experts have noted, should be considered as a time particularly
suited to devotion to the Mother of the Lord. This is an orientation that we confirm
and which we hope to see accepted and followed everywhere.
10
Liturgi 2
Maka:
a. Sejak hari pertama Adven, ada pelbagai unsur yang menampilkan penantian dan
penerimaan misteri Kristus oleh Perawan dari Nazaret.
b. Hari Raya Maria Dikandung Tanpa Noda ditempatkan sebagai “persiapan pokok
kedatangan Penyelamat dan permulaan yg penuh gembira dari Gereja yang tak
bernoda dan tak berkerut” (MC 3).
c. Pada tanggal 17-24 Maria menjadi tokoh utama dalam bacaan liturgi, prefasi
Adven II yg menampilkan penantian Sang Bunda, dalam doa (terutama 20
Desember) yg menampilkan teks kuno Rotolo dr Ravenna, atau doa persiapan
persembahan Minggu IV Adven yg merupakan seruan khas yg menyatukan
misteri Ekaristi dengan Natal dalam parelisme antar Maria dan Gereja oleh Roh
Kudus.
Maria merupakan Perawan Adven dalam dua dimensi liturgis: penantian dan teladan.
a. Penantian: penantian Maria akan kelahiran Yesus, dan penantian akan
“pemberian” diri Allah dalam Yesus Kristus.
b. Teladan bagi Gereja yg hidup seperti Maria, sebagai Hawa baru, yg bersih dari
dosa, dan taat dalam iman.
4. Teologi Masa Adven
Tiga dimensi teologis masa Adven
a. Adven mengingatkan dimensi historis-sakramentalis keselamatan: Tuhan yang
dinantikan adalah Tuhan dalam sejarah hidup manusia, Tuhan yang menjadi
manusia dalam diri Yesus Kristus.
b. Adven menampakkan dengan jelas dimensi eskatologis kehidupan pengikut
Kristus: menantikan kepenuhan keselamatan Kristus pada kedatangan-Nya ang
definitif.
c. Adven mengingatkan Gereja akan tugas misionernya dan persiapan yang terus
menerus menyambut kedatangan Kerajaan Allah.
5. Spiritualitas Masa Adven
Adven dihayati dengan beberapa sikap dasar: sikap siap siaga, optimisme dalam
pengharapan, tobat dan berpaling pada Allah.
a. Suatu perjalanan Penantian dalam Kristus: dua bentuk kedatangan
i. Seruan Marana tha (datanglah, ya Tuhan) Why 20:22, dan Maran atha
(Tuhan datang) 1Kor 16:22.
ii. Kepastian bahwa penantian dalam PL dan kedatangan Kristus dalam daging,
mendorong penghayatan akan penantian kedatangan-Nya dalam kepenuhan
kemuliaan .
b. Suatu perjalanan bersama Roh Kudus: mendahului kedatangan Yesus
i. Roh Kudus berbicara dengan pengantaraan para nabi
ii. Roh Kudus enginspirasikan nubuat2 mesianis
iii. Roh Kudus memenuhi hati Zakaria, Elisabet, Yohanes dan Maria dengan
sukacita besar.
iv. Roh Kudus pula bernubuat dalam Benedictus dan Magnificat.
c. Suatu perjalanan Gereja misionaris dan peziarah:
i. Liturgi Adven menempatkan Gereja dalam masa penuh ungkapan spiritual:
penantian, pengharapan, doa demi keselamatan universal.
ii. Gereja berdoa bagi Adven definitif, di mana Kristus datang bagi semua orang
di atas bumi yg belum mengenal-Nya.
iii. Gereja menemukan kembali misi pewartaan mesianisnya bagi seluruh bangsa
yang “berkehendak baik”.
iv. Gereja membaharui misi eskatologisnya bagi dunia, menyatakan harapannya,
mengarahkan semua manusia akan kedatangan mesias.
6. Pastoral Masa Adven
11
Liturgi 2
Adven perlu menampakkan harapan bagi dunia sekarang ini yg penuh dengan
konsumerisme dan ketakberdayaan.
i. Sebaiknya diadakan perayaan penitensi yang bertemakan penantian.
ii. Dapat diadakan pelbagai bentuk doa yang menggunakan teks2 liturgi bagi
umat beriman dan anak2.
iii. Menyusun doa-doa yg terinspirasikan kehadiran & penantian Maria di masa
Adven, atau juga menggunakan himne Akathistos atau perayaan lain seperti
Angelus dari OSM.
iv. Dapat dipakai beberapa simbol lain, seperti lingkaran Adven yang
menggambarkan 4 minggu penantian.
v. Di beberapa tempat diadakan novena Adven, yakni penantian dekat kelahiran
Yesus Kristus.
The origin of the feast is assigned by the Lesson to the year 626, when
Constantinople, in the reign of Heraclius, was attacked by the Persians and Scythians
but saved through the intervention of the Mother of God. A sudden hurricane
dispersed the fleet of the enemy, casting the vessels on the shore near the great
church of the Deipara (Mother of God) at Blachernae, a quarter of Constantinople
near the Golden Horn. The people spent the whole night, says the Lesson, thanking
her for the unexpected deliverance. "From that time, therefore, the Church, in
memory of so great and so divine a miracle, desired this day to be a feast in honour of
the Mother of God . . . and called it Acathistus" (Lesson). This origin is disputed by
Sophocles (Greek Lexicon of the Roman and Byzantine Periods, s.v.) on the ground
that the hymn could not have been composed in one day, while on the other hand its
twenty-four oikoi contain no allusion to such an event and therefore could scarcely
have been originally composed to commemorate it. Perhaps thekontakion, which
might seem to be allusive, was originally composed for the celebration on the night
of the victory. However the feast may have originated, the Lesson commemorates
two other victories, under Leo the Isaurian, and Constantine Pogonatus, similarly
ascribed to the intervention of the Deipara.
13
Liturgi 2
B. NATAL
1. AWAL MULA PERAYAAN
o Tahun 336 Natal sudah dirayakan di Roma pada tanggal 25 Desember.
o Yoh Krisostomus: Natal 25 Desember berbeda aspeknya dari perayaan Epifania 6
Januari.
o Gereja mengambil alih perayaan kafir Romawi Dies Natalis Solis Invicti, untuk
mengkristenkan perayaan itu, dan menanggapi bidaah-bidaah Kristologis (konsili
Nicea, Efesus, Calcedon, Konstantinopel).
2. STRUKTUR LITURGI MASA NATAL
A. Sabda Allah
Dihitung mulai Ibadat Sore I Hari Raya Natal – Minggu sesudah Epifania (Pesta
Pembaptisan Tuhan = Minggu Biasa I).
Dalam Tradisi Romawi dirayakan 3 Ekaristi:
Ekaristi Malam (Misa Malaikat) = kelahiran Yesus Kristus di Betlehem (uk 2:1-14).
Ekaristi Fajar (Misa Gembala) = para gembala mengunjungi Yesus (Luk 2:15-20).
Ekaristi Siang (Misa Sabda) = misteri Sang Sabda menjadi Daging (Yoh 1:1-8).
Bacaan dari tiga Misa ini ini memberi kesaksian akan misteri yang dirayakan:
Yesaya: dibacakan karena dialah yang mewartakan pertama kali kegembiraan
mesianis kedatangan Sang Raja.
Paulus: berbicara tentang karunia Allah dan kasihnya kepada manusia, philantrophia
divinia yang terungkap dalam Natal. Penulis surat kepada orang Ibrani
menggambarkan Sabda Allah Bapa yang terwujud dalam Kristus.
Lukas: penulis Injil kanak-kanak Yesus, menawarkan pewartaan tentang kelahiran
Yesus, penghormatan para gembala. Yohanes dalam Prolognya menggambarkan
Sang Sabda yang ada pada Bapa dan menjadi daging.
B. DOA GEREJA
Ada banyak ungkapan yang indah dan kaya tentang Natal:
Poros teologis Natal terlihat dalam tiga prefasi Natal.
Doa Pembuka dan doa-doa lain sangat tepat menggambarkan pebagai aspek misteri
Natal.
Teks-teks Ibadat Bacaan mengisahkan suatu teologi natal yang kaya dengan misteri
Natal. Bisa dilihat dalam Madah Sedulius atau antifon-antifon dari Ibadat Harian
PREFASI NATAL I
Sungguh layak dan sepantasnya, ya Bapa yang kudus, Allah yang kekal dan kuasa, bahwa di
mana pun juga kami senantiasa bersyukur kepada-Mu.
Sebab ketika Sabda-Mu menjadi manusia Engkau memancarkan di hadapan kami
keagungan-Mu yang tak terperikan. Engkau, Allah yang tak kelihatan, kini dapat kami kenal
dalam diri Putra-Mu, Juru Selamat kami. Kabut yang menyelimuti hati dan budi ditembus
sinar surgawi. Maka terbukalah cakrawala baru sehingga kini kami dapat mendambakan
kasih karunia dan penyelamatan-Mu yang tadinya tak terbayangkan.
Dari sebab itu, kami mengumandangkan kidung kemuliaan bagi-Mu bersama para malaikat
dan seluruh laskar surgawi, yang tak henti-hentinya bernyanyi/berseru:
PREFASI NATAL II
Sungguh layak dan sepantasnya, ya Bapa yang kudus, Allah yang kekal dan kuasa, bahwa di
mana pun juga kami senantiasa bersyukur kepada-Mu.
Sebab pada perayaan suci ini Putra-Mu nampak nyata sebagai manusia, meskipun sebagai
Allah Ia tak dapat dilihat mata. Sebagai Allah Ia ada sebelum adanya waktu. Ia datang ke
dunia ini, supaya segala sesuatu yang telah runtuh akibat dosa, ditegakkan kembali dalam
Dia, dan alam semesta yang tercerai-berai dipulihkan keutuhannya; dan di atas semuanya itu:
bangsa manusia yang tersesat dipanggil-Nya kembali masuk kerajaan surga.
14
Liturgi 2
Maka dari itu bersama semua malaikat kami memuliakan Dikau dengan suka ria sambil
berseru/bersnyanyi:
Allah Bapa kami, Engkau membuat malam suci kudus ini bermandikan cahaya sejati.
Kami mohon, semoga kami yang di dunia ini mengagumi misteri cahaya, kelak di
surga dapat menikmatinya pula dengan sukacita. Demi Yesus Kristus, Putra-Mu,
Tuhan dan pengantara kami …
Allah Bapa kami yang mahakuasa, kami telah Kausinari cahaya baru, ialah cahaya
Sabda-Mu yang menjadi manusia. Kami mohon, semoga cahaya itu memancar di
dalam karya kami, sebagaimana memancar di dallam budi kami karena iman. Demi
Yesus Kristus …
Ada banyak ungkapan yang indah dan kaya tentang Natal:
Poros teologis Natal terlihat dalam tiga prefasi Natal.
Doa Pembuka dan doa-doa lain sangat tepat menggambarkan pebagai aspek misteri
Natal.
Teks-teks Ibadat Bacaan mengisahkan suatu teologi natal yang kaya dengan misteri
Natal. Bisa dilihat dalam Madah Sedulius atau antifon-antifon dari Ibadat Harian.
SEDULIUS A SOLIS ORTUS CARDINE
A solis ortus cardine
Adusque terre limitem
Christum canamus principem
Natum Maria virgine.
Beatus auctor seculi
Servile corpus induit,
Ut carne carnem liberans
Non perderet, quos condidit.
Caste parentis viscera
Celestis intrat gratia,
Venter puelle baiulat
Secreta, que non noverat.
Domus pudici pectoris
Templum repente fit Dei,
Intacta nesciens virum
Verbo creavit filium
Enixa est puerpera,
Quem Gabriel predixerat ,
Quem matris alvo gestiens
Clausus Johannes senserat.
Feno iacere pertulit,
Presepe non abhorruit
Parvoque lacte pastus est,
Per quem nec ales esurit.
Gaudet chorus celestium,
Et angeli canunt Deum,
Palamque fit pastoribus
Pastor creator omnium .
Hostis Herodes impie,
Christum venire quid times?
Non eripit mortalia,
Qui regna dat celestia.
C. EKARISTI NATAL
15
Liturgi 2
Pusat perayaan Natal ada pada Ekaristi. Natal menjadi misteri yang hadir nyata, bukan
karena lahirnya bayi YESUS di atas altar, tetapi karena dalam Ekaristi hadir Sabda yang
Berinkarnasi, yang wafat dan yang dimuliakan.
Dalam teologi Yohanes, Roti Hidup adalah Roti yang turun dari Surga.
Dalam perayaan Ekaristi dan dalam communio ekaristis, misteri Natal adalah kehadiran yang
menyelamatkan dari Dia yang lahir bagi kita.
D. BEBERAPA PERAYAAN SELAMA MASA NATAL
Sesudah Natal dirayakan tiga pesta orang kudus, yang disebut Pendamping Kristus (comites
Christi)
St. Stefanus
St. Yohanes Rasul
Para Kanak-kanak Suci, martir
Minggu dalam oktaf Natal dirayakan Pesta Keluarga kudus, yg bisa digolongkan devosional,
dari Kanada abad XIX.
What will you gain by doing this? Your light will then burst forth like the dawn. Your light is
your God; he is your dawn, for he will come to you when the night of time is over. He does
not rise or set but remains for ever.
In loving and caring for your neighbor you are on a journey. Where are you traveling if not
to the Lord God, to him whom we should love with our whole heart, our whole soul, our
whole mind? We have not yet reached his presence, but we have our neighbor at our side.
Support, then, this companion of your pilgrimage if you want to come into the presence of
the one with whom you desire to remain for ever.
Paus Leo XIII menetapkan pesta ini pada tahun 1892 agar umat menghormati Keluarga
Kudus di mana2, agar umat beriman dapat menjadikan keluarga kudus sebagai model
kehidupan keluarga. Pada tanggal 26 Oktober 1921 Kongregasi Ibadat Ilahi (di bawah Paus
Benediktus XV) memasukkan Pesta ini ke dalam Kalender Liturgi Latin.
Pada tahun 1972 Paus Paulus VI menulis dalam Seruan Apostolik Marialis Cultus:
Pada Pesta Keluarga Kudus Yesus, Maria dan Yusuf (Minggu dalam Oktaf Natal) Gereja
merenungkan dengan rasa hormat yang mendalam terhadap hidup kudus yang dijalani dalam
rumah di Nazaret oleh Yesus, Anak Allah dan Anak Manusia, Maria ibunya, dan Yusuf yang
tulus (cf. Mat. 1:19).
1 Januari: Hari Raya Maria Bunda Allah.
A. Beberapa Teori:
i. Sebagai tanggapan atas pesta kafir Ianus Bifronte dengan sukaria tak
terkendali dan kemesuman.
ii. Sebagai bentuk penghormatan akan peran Maria sebagai theotokos dan
tanggapan atas bidaah Nestorius (Konsili Efesus).
St. Agustinus: “Orang-orang itu suka saling memberi hadiah pada hari tahun baru,
tetapi kamu harus memberi sedekah; mereka suka menyanyikan lagu-lagu kotor sambil
16
Liturgi 2
berteriak-teriak, tetapi kamu harus mengarahkan perhatianmu apda kata-kata Kitab Suci;
mereka suka bergegas ke teater, tetapi kamu hendaknya ke dalam gereja; mereka suka
mabuk-mabukan dan pesta pora, tetapi kamu harus berpuasa (Sermo 198).”
Pada sekitar tahun 500 Gereja Timur merayakan hari “Theotokos” baik sebelum atau
sesudah Natal. Pesta Maria ini kemudian jatuh pada 26 Desember dalam kalender Byzantin
dan 16 Januari pada kalender Koptik. Di Barat, Natal biasanya dirayakan dalam suatu oktaf.
Kalender Gregorian pada abad ke 7 merayakan Natal dengan penekanan yang kuat pada
Maria. Akhirnya di Barat hari ke delapan dirayakan dengan Pesta Penyunatan Yesus.
Desakan utk merayakan keibuan Maria secara resmi dimulai di Portugal, dan pada tahun
1751 Paus Benediktus XIV mengijinkan gereja2 Portugal pada minggu pertama Mei, yang
kemudian menyebar ke mana-mana. Pesta ini kemudian dirayakan pada tanggal 11 Oktober.
Pesta ini menjadi pesta seluruh Gereja pada tahun 1931.
Pemindahan pesta ini pada 1 Januari, yang jatuh pada masa Natal dan mempunyai
mana ekumenis, bertepatan dengan pesta lain: Penyunatan Yesus, Pesta Nama Kudus Yesus
(berasal dari 1721). Paus Paulus memberikan alasan pemindahan ini:
Pada pengaturan kembali masa natal, kita semua harus mengarahkan pikiran untuk
mengembalikan Hari Raya Bundah Allah. Pesta ini masuk dalam kalender liturgi kota Roma
pada 1 Januari. Alasan perayaan ini adalah untuk menghormati peranan Maria dalam misteri
penyelamatan, dan pada saat yang sama menyanyikan pujian atas martabat khusus yang
dibawakan misteri ini kepada ‘Bunda Suci … yang melalui dia kita mendapatkan karunia
menyerima Pencipta kehidupan’. Pesta ini juga menawrakan kesempatan yang baik untuk
membaharui penghormatan kepada Pangeran Perdamaian yang baru lahir, untuk
mendengarkan sekali lagi nyanyian gembira malaikat, dan memohon kepada Tuhan, melalui
Ratu Damai, karunia istimewa akan damai. Karena itulah dan atas kenyataan bahwa oktaf
Natal bertepatan dengan hari pengharapan, hari pertama dari Tahun Baru, kami
menetapkannya sebagai Hari Perdamaian Sedunia (Marialis Cultus, 2 Feb 1974, No. 5).
2. Perayaan Liturgis
PEWARTAAN SABDA
a. Dalam pesta di Roma, pesta Epifani diwarnai oleh Injil Matius 2:1-12 tentang
kunjungan para majus (magi).
Majus = magoi (Yun), dari bhs Persia = kelompok imam. Pada abad III dipandang
sebagai raja. Abad ke VI diberi nama: Bithisarea, Melichior, and Gathaspa. Abad ke
XIV, menurut tradisi Armenia, disebut sebagai Balthasar, Raja Arabia; Melchior,
Raja Persia; and Gasper, Raja India.
b. Teks Injil ini memberi makna pada misteri cahaya dari nabi Yesaya (60:1-6) yang
menyanyikan kemuliaan Yerusalem, dan dari Mzm 71 (raja dan mesias).
c. Paulus (Ef 3:2-6) menawarkan teologi tentang penampakan Tuhan kepada para
bangsa, yang kemudian dikutip dalam doa dan prefasi.
d. Dalam pearyaan Pembaptisan Tuhan dibacakan teks tentang pengurapan Yesus oleh
Roh Kudus (Yes 42:1-4.6-7), tentang kesaksian para Rasul menyangkut pembaptisan
(Kis 10:34-38) Injil tentang Pembaptisan Tuhan diambil dari Sinpotik sesuai dengan
tahunnya.
Doa Gereja
a. Dalam teks2 doa Misa dimasukkan banyak tema yang sesuai dengan misteri yang
dirayakan: TERANG dan KEMULIAAN pewahyuan; makna persembahan;
penugasan dalam hidup dan penantian akan penampakan definitif Tuhan.
b. Dengan Prefasi yang indah.
c. Dalam Pembaptisan Tuhan, doa2 menampakkan penampakan Kristus di sungai
Yordan dan pembaptisan kita, Anak Domba menyucikan dunia dari noda,
mendengarkan dan mengikuti Yesus untuk menjadi murid-Nya.
18
Liturgi 2
PERAYAAN PASKAH
MASA PRAPASKAH
A. SEJARAH SINGKAT
Sampai abad II sudah ada perbedaan praktek puasa di tiap Gereja lokal.
Ireneus dlm surat kepada Paus Victorius, Historia Ecclesiae, V 24:12:
Kontroversi yang muncul bukan hanya tentang hari, tetapi bentuk puasa. Ada yg percaya
hanya perlu puasa satu hari saja, ada yang dua, ada yang mengatakan lebih dari itu, ada pula yang
meneteapkannya pada hari dalam quaranta ore (40 jam) dari pagi sampai malam. Perbedaan
pelaksanaan puasa tidak muncul pada masa ini, namun sudah terjadi pada masa-masa lalu.
Secara khusus di Roma masa persiapan yang dijalani selama sepekan disertai puasa berubah
menjadi tiga pekan di mana dibacakan Injil Yohanes, yang memberi inspirasi di mana Yesus
berpuasa di padang gurun selama 40 hari.
Masa puasa diatur demikian:
6 minggu sebelum Paskah.
Hari Minggu tidak dihitung sebagai hari puasa.
Termasuk hari Jumat dan Sabtu dalam Pekan Suci, yang merupakan puasa istimewa
(sesuai dengan Traditio Apostolica dari Hippolitus).
19
Liturgi 2
Jadi kalau dihitung, masa Prapaskah kita berlangsung selama 46 hari (Rabu Abu – Sabtu
Suci: 40 hari puasa, kecuali 6 hari Minggu: 5 Minggu Prapaskah & 1 Minggu Palma).
Bacaan Injil dan Perjanjian Lama, yang dipilih sedemikian rupa, saling
berhubungan dan mengandung banyak tema yang sesuai dengan ciri khas Mas
Prapaskah, sesuai dengan spiritualitas masa itu. Mulai dari senin pada Minggu
IV diberikan suatu bacaan semi continyu dari Yohanes, dengan mana Injil ini
lebih sesuai dengan ciri khas Masa Prapaskah” (No. 98).
ii. Tema-tema bacaan dapat dibagi sebagai berikut:
Rabu Abu – Sabtu Pekan Prapaskah III: perjalanan/peziarahan umat
kristiani, murid dan pengikut Kristus.
Senin Pekan Prapaskah IV – Sabtu Pekan Papaskah V:
perjalanan/peziarahan Kristus menuju Paskah dalam Injil Yohanes,
dengan masa-masa tegang pertentangan Yesus dengan kaum Farisi.
b. Bacaan Minggu
ii. Bacaan Minggu sangat luas dan menarik dalam tiga lingkaran tahun A, B dan
C.
iii. Catatan dari Ordo Lectionum Missae sangat menarik:
PL: “Bacaan dari Perjanjian Lama menggambarkan sejarah
keselamatan yg menjadi salah satu tema khusus katekese Prapaskah.
Dengan demikian untuk setiap tahun disusun suatu deretan teks-teks
yang menggambarkan tahapan terpenting dalam sejarah keselamatan
20
Liturgi 2
itu sendiri, mulai dari awal hingga pemenuhan janji dalam Perjanjian
Baru.
Epistola: “Bacaan dari surat Rasul dipilih dengan kriteria agar sesuai
secara tematis dengan Injil dan Perjanjian Lama, dan disusun
sedemikian rupa agar sedekat mungkin dengan tema kedua bacaan itu.
Injil: Dalam dua minggu pertama dibacakan tentang kisah pencobaan
di padang gurun dan peristiwa transfigurasi, menurut ketiga Injil
Sinoptik.
Doa Gereja dalam Masa Prapaskah
Doa-doa Gereja di masa ini sangat kaya:
o Sangat menonjolkan tema puasa dan mati raga.
o Tampak aspek tobat dalam doa dan Ibadat Harian.
o Lima Prefasi dalam Masa Prapaskah dengan penekanannya yang sesuai
dengan tema Injil Tahun A. Juga ada Prefasi lain yang bisa dipakai “secara bebas”.
Tiga aspek rekonsiliasi:
o Aspek komunitaria dan personal dosa dan pertobatan.
o Panggilan kepada pertobatan melalui pewartaan dan perayaan Sabda.
o Ungkapan komunitaria akan pertobatan dan ucapan syukur melalui doa-doa
komunitas Gereja.
Aspek paling kaya dan menjadi ciri khas masa ini adalah persiapan pembaptisan dan
perayaan ritus inisiasi orang dewasa.
Ikon Prapaskah
a. Ikon utama: Kristus, karena Dia adalah “Akulah Dia”, Vultus Christi.
b. Transfigurasi
c. Kebangkitan Lazarus
21
Liturgi 2
e. Roh Kudus menjadi tokoh yang “diam” selama perjalanan Yesus menuju Paskah. Dia
yang membawa Yesus ke padang gurun, masuk ke Yerusalem, menghibur di taman
Getsemani – dan menurut penafsiran patristik – sampai memberikan hidupnya
dengan mencurahkan Roh Kudus. Roh Kudus ini pula yang membimbing Gereja
menuju Paskah, menguatkannya, dan mendampingi para katekumen kepada
pembaptisan.
o Unsur Ekklesial
a. Pertobatan yang menginggatkan akarnya pada pembaptisan. Gereja selalu hidup
dalam suatu pertobatan terus menerus.
b. Dinamika Sabda yang didengarkan, doa yang intensif, puasa materi dan spiritual,
amal kasih antara satu sama lain.
Kisi-kisi:
1) Sebutkanlah hari-hari raya Yahudi.
2) Apakah makna marana tha, maran atha, dan ephapax?
3) Terangkanlah 3 konsep dinamis Tahun Liturgi Gereja: pedagogi, mistagogi dan perayaan.
4) Di dalam tahun liturgi ditemukan hubungan erat antara pengudusan dan ibadah. Apa
hubungannya?
5) Sebutkanlah Teologi Hari Minggu.
6) Sebutkan dan terangkan tiga tokoh utama Masa Adven!
7) Bagaimana sikap dasar penghayatan Masa Adven?
8) Apakah Platytera itu?
9) Dalam tradisi Romawi dirayakan 3 misteri Natal, apa saja? Dan apa yang menjadi teologi
perayaan Natal?
10) Jelaskanlah apakah perayaan Epifania.
11) Masa prapaskah melibatkan tiga pihak: umat, katekumen dan peniten. Terangkalah.
22