Kepada Yth
MAJELIS PEKERJA RESORT
Se SINODE GMIST
Di –
Tempat
Pedoman Perayaan
Minggu Sengsara, Jumat Agung, Paskah,
Kenaikan Yesus ke Sorga dan Ketuangan Roh Kudus
PROLOG
Tidak terasa kita sudah sedang menjalani perayaan yang berhubungan dengan
Masaraya Paskah, Kenaikan Yesus ke Sorga dan Ketuangan Roh Kudus.
GMIST memulai masa raya Paskah dengan merayakan Minggu-minggu
Sengsara. Sebagai Gereja yang menganut azas Presbiterial Sinodal, kita harus
mengutamakan „perjalanan bersama“ dalam berbagai aspek hidup dan
pelayanan berjemaat. Dalam rangka itulah perlu adanya panduan pelaksanaan
aktivitas dan atau berbagai perayaan.
Dalam jiwa dan semangat ini, MPS mengucapkan selamat menghayati dan
memaknai Minggu-minggu Sengsara, Jumat Agung, Paskah, Kenaikan dan
Ketuangan Roh Kudus.
Bagi Dia yang telah berkorban demi keselamatan dunia dan kita-manusia,
hormat dan pujian layak disembahkan.
Minggu Sengsara adalah pekan di mana kita masuk pada hari-hari terakhir
kehadiran Yesus (secara fisik) di antara manusia. Hari-hari terakhir itu adalah
hari-hari di mana Yesus mengalami sengsara: mulai dari rencana/kesepakatan
manusia membunuh Yesus hingga penguburan-Nya. Sengsara / derita yang
dialami Yesus selama itulah yang diingatkan untuk dihayati pada minggu-
minggu sengasara.
Hitungan tujuh minggu tidak berdasarkan pada hitungan hari (kronos), tetapi
hitungan pada titik atau saat peristiwa (khairos), di mana Yesus mengalami
derita: Mulai dengan (1) Perjamuan malam, (2) Getsemani, (3) disesah dan
penjatuhan hukuman mati dipelataran istana Pilatus, (4) Derita di jalan menuju
Golgota, (5) Di paku di salib, (6) ditusuk di lambung, (7) mati dan dikuburkan.
Berdasarkan itu yang juga dituangkan dalam Almanak Geredja Masehi Indjili
Sangihe & Talodda sejak tahun 1950”1 bahkan berdasarkan kesepakatan
liturgis, maka GMIST menghayati Sengsara Yesus selama 7 (tujuh) Minggu
menjelang Paskah. Tahun 2024 ini mulai pada 11 Februari hingga 24 Maret.
Selain itu, dalam sejarah kalender perayaan gerejawi, Minggu Sengsara selama
Tujuh Minggu dihitung dari minggu pembukaan Puasa yang pada minggu
tersebut dalam Gereja Katolik dirayakan dengan Rabu Abu. GMIST belum
menerapkan perayaan Rabu abu, karena perayaan Rabu tidak dapat dipisahkan
dari Puasa yang sampai sekarang dilakukan oleh Gereja Katolik. Karena
gereja-gereja Protestan tidak melakukan puasa menjelang Jumat Agung dan
Paskah; dengan demikian juga tidak atau belum merayakan Rabu Abu.
1
Badan Pengurus Synode. Geredja Masehi Ingjili Sangihe & Talodda: Almanak untuk tahun
1950. (Zurich: Boekendepot G.M.I.S.T. 1950) hlm. 5-9
Sebab jika Rabu Abu dirayakan maka dengan sendirinya Puasa juga harus
dilakukan. Rabu Abu adalah titik awal permulaan untuk Puasa. Sejalan dengan
itu juga, perayaan-perayaan lainnya seperti Transfigurasi, Kamis Putih, Sabtu
Sunyi/Teduh di GMIST secara dogmatis belum ada kesepakatan dan karena
itu juga belum diatur secara liturgis.
2
Mathias Schreiber: Heilige Nägel und Knochen. In: Spiegel Geschichte, Heft 6/2011, 29.
November 2011. – Nama latin ini tidak lagi digunakan, tetapi diganti dengan Ziziphus vulgaris Lam.
Sebagai sinonim dari Ziziphus jujuba Mill.
Sementara itu, warna ungu adalah warna derita. Ia adalah visualisasi darah beku
yang menumpuk pada kulit memar akibat hantaman pukulan-pukulan keras.
Itulah warna yang bertebaran di tubuh Yesus sejak di pelataran istana Pilatus
hingga di Kalvari. Itulah warna bilur-bilur yang menyembuhkan dan
menyelamatkan kita (Yes 53:5 ). Derita yang dijalani Yesus tanpa keluhan di
senyap kepasrahan dialami-Nya demi keselamatan dunia, manusia dan
jagatraya.
B. Jumat Agung
Perayaan Jumat Agung pada tahun 2024 ini jatuh pada hari Jumat, 29 Maret
2024. Tata Ibadah yang digunakan sebagaimana yang telah disiapkan untuk itu.
Ibadah Jumat Agung dapat juga dirangkaikan dengan Perjamuan Kudus atau
Perjamuan Asa Yang Kudus (PAYK). Khotbah mengikuti ketentuan yang
diatur dalam buku Mercusuar.
C. Paskah
Hari Kenaikan Tuhan Yesus dirayakan oleh GMIST untuk memaknai peristiwa
kenaikan Tuhan Yesus yang disaksikan oleh para murid setelah Tuhan Yesus
menampakkan diri secara berulang-ulang selama 40 hari (Kisah Para Rasul
1:3), peristiwa Kenaikan Tuhan Yesus disimbolka oleh GMIST dengan
ornamen: Perahu berwarna putih di atas tiga ombak dengan kain berwarna biru
tua.
Perayaan Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga menggunakan Tata Ibadah
Kenaikan Tuhan Yesus yang sudah dipergunakan selama ini sebagaimana Tata
Ibadah GMIST. Tahun 2023 ini, Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga
jatuh pada: Kamis, 9 Mei 2024.
Hari raya Ketuangan Roh Kudus atau Pentakosta atau juga sering disebut hari
ke-50 dirayakan oleh GMIST, memaknai peristiwa turunnya Roh Kudus
kepada Rasul-Rasul (Kisah Para Rasul 2:1-13). Hal ini dimaknai sebagai
penggenapan janji Tuhan Yesus tentang sang “penolong” (Yohanes 14:25-26)
yaitu Roh Kudus yang dikaruniakan bagi Gereja. Sehingga GMIST meyakini,
Roh Kudus itulah yang terus menolong GMIST melakukan pelayanannya.
Hari Pentakosta pertama jatuh pada hari Minggu, 19 Mei 2024 dan Hari
Pentakosta kedua pada hari Senin, 20 Mei 2024. GMIST merayakan
Pentakosta menggunakan Tata Ibadah hari Pentakosta Pertama dan Pentakosta
kedua. Simbol hari Pentakosta ialah: Seekor burung Merpati yang menukik ke
arah Sebuah “Dalombo atau jala yang ditebar” dengan warna kain merah
sebagai lambang lidah-lidah Api Roh kudus yang tercurah bagi Gereja.
F. Referensi Sumber lagu dan Perikop bacaan untuk Khotbah
11 Februari - 24 Maret
1 Minggu Sengsara Minggu Sengsara I-VII
2024
5
EPILOG
Kiranya informasi, penjelasan dan petunjuk dalam leaflet ini menjadi panduan
bersama, khususnya dalam perayaan tahun gereja di Jemaat GMIST.
Mengutip saran para Pendahulu kita, pada bagian penjelasan Peraturan Gereja
tahun 1970 khusus “Peraturan Geredja Tentang Liturgia” demikian:
“…oleh karena dasar pemakaian liturgi itu ialah keseragaman dan ketertiban, maka
setiap chadim hendaknja mantaati dan mengindahkan peraturan ini dan tidak lagi
dibenarkan kepada Pendeta/Theolog? Chadim jang melajani kebaktian kepada segala
djamaat GMIST memakai liturgia jang lain atau liturgia sendiri.
Di atas dan oleh kepatuhan dalam kebersamaan ini kita menunaikan pelayanan
dalam keteraturan dan kesatuan GMIST. Mawu mangalramate si kita kebi.