Anda di halaman 1dari 11

GEREJA MASEHI INJILI SANGIHE TALAUD (G M I S T)

The Christian Evangelical Church of Sangihe Talaud


MAJELIS PEKERJA SINODE
No : 054/I.1.f/G/III-2024 Tahuna, 9 Maret 2024
Hal : Pedoman Jumat Agung dan Paskah
Lamp : Seberkas

Kepada Yth
MAJELIS PEKERJA RESORT
Se SINODE GMIST
Di –
Tempat

Salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.


Bersama ini MPS mengirimkan Pedoman Pelaksanaan Minggu sengsara, Jumat
Agung, Paskah, Kenaikan Tuhan Yesus dan Ketuangan Roh Kudus/Pentakosta.
Diharapkan kepada seluruh Majelis Pekerja Resort se GMIST agar dapat
meneruskan Pedoman ini kepada semua jemaat di wilayah Pelayanan masing-
masing melalui Majelis Pekerja Jemaat berkaitan.
Demikian Pengantar ini, atas perhatian dan pelaksanannya disampaikan terima
kasih.

Teriring Salam Kasih dan Doa


MAJELIS PEKERJA SINODE

Pdt. Dr. Welman Boba Pdt. Clementie M. Oleng, M.Th


Ketua Umum Sekretaris Umum
GEREJA MASEHI INJILI SANGIHE TALAUD
ANGGOTA PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA
MAJELIS PEKERJA SINODE

Pedoman Perayaan
Minggu Sengsara, Jumat Agung, Paskah,
Kenaikan Yesus ke Sorga dan Ketuangan Roh Kudus

PROLOG

Tidak terasa kita sudah sedang menjalani perayaan yang berhubungan dengan
Masaraya Paskah, Kenaikan Yesus ke Sorga dan Ketuangan Roh Kudus.
GMIST memulai masa raya Paskah dengan merayakan Minggu-minggu
Sengsara. Sebagai Gereja yang menganut azas Presbiterial Sinodal, kita harus
mengutamakan „perjalanan bersama“ dalam berbagai aspek hidup dan
pelayanan berjemaat. Dalam rangka itulah perlu adanya panduan pelaksanaan
aktivitas dan atau berbagai perayaan.

Melalui leaflet sederhana ini Majelis Pekerja Sinode menuangkan panduan


dasar yang di dalamnya tertuang latarbelakang untuk diharapkan membantu
kita memahami aktivitas dalam merayakan Minggu Sengsara, Jumat Agung,
Paskah, Kenaikan Yesus ke Sorga dan Pentakosta. Dengan ini juga, MPS
berharap kiranya MPJ bersama semua perangkat Pelayanan di Jemaat dapat
merayakan tahun Gereja dimaksud sesuai kondisi dan kreatifitas masing-
masing yang jemaat.

Kiranya semua aktivitas Pelayanan mulai dari Minggu Sengsara hingga


Ketuangan Roh Kudus diberkati Tuhan untuk semakin mendekatkan kita pada
kebesaran kuasa Kasih Allah yang telah berkorban demi keselamatan kita.
Itulah yang dikalimatkan oleh para leluhur kita dalam syair lagu daerah ini:
Su kalu pinenggantongan,
Mawuku lulairo
Sene rosa niampungan
Su raha-Ne timedo
Nawantele su Efrata
Napohong su Joljuta
Maning kere nawihua
Untung si kau sia

Dalam jiwa dan semangat ini, MPS mengucapkan selamat menghayati dan
memaknai Minggu-minggu Sengsara, Jumat Agung, Paskah, Kenaikan dan
Ketuangan Roh Kudus.

Bagi Dia yang telah berkorban demi keselamatan dunia dan kita-manusia,
hormat dan pujian layak disembahkan.

Pekan Sengsara Yesus 2024

Majelis Pekerja Sinode


URAIAN DAN PENJELASAN

A. Tujuh Minggu Sengsara

Minggu Sengsara adalah pekan di mana kita masuk pada hari-hari terakhir
kehadiran Yesus (secara fisik) di antara manusia. Hari-hari terakhir itu adalah
hari-hari di mana Yesus mengalami sengsara: mulai dari rencana/kesepakatan
manusia membunuh Yesus hingga penguburan-Nya. Sengsara / derita yang
dialami Yesus selama itulah yang diingatkan untuk dihayati pada minggu-
minggu sengasara.

Dalam kalender Yahudi, Minggu Sengsara dihitung dari tanggal 9 bulan


Pertama yakni bulan Abib atau Nisan. Pada waktu itu, Yesus bersama murid-
murid-Nya dari Yerikho masuk ke Betania. Yohanes mencatat enam hari
Sebelum Paskah (Yoh.12:1). Karena dalam lalender Yahudi Paskah mulai
dirayakan pada malam hari menjelang 15 Abib. Maka enam hari sebelumnya
yang dimaksud jatuh pada tanggal 9 Abib.

Hitungan tujuh minggu tidak berdasarkan pada hitungan hari (kronos), tetapi
hitungan pada titik atau saat peristiwa (khairos), di mana Yesus mengalami
derita: Mulai dengan (1) Perjamuan malam, (2) Getsemani, (3) disesah dan
penjatuhan hukuman mati dipelataran istana Pilatus, (4) Derita di jalan menuju
Golgota, (5) Di paku di salib, (6) ditusuk di lambung, (7) mati dan dikuburkan.

Berdasarkan itu yang juga dituangkan dalam Almanak Geredja Masehi Indjili
Sangihe & Talodda sejak tahun 1950”1 bahkan berdasarkan kesepakatan
liturgis, maka GMIST menghayati Sengsara Yesus selama 7 (tujuh) Minggu
menjelang Paskah. Tahun 2024 ini mulai pada 11 Februari hingga 24 Maret.

Selain itu, dalam sejarah kalender perayaan gerejawi, Minggu Sengsara selama
Tujuh Minggu dihitung dari minggu pembukaan Puasa yang pada minggu
tersebut dalam Gereja Katolik dirayakan dengan Rabu Abu. GMIST belum
menerapkan perayaan Rabu abu, karena perayaan Rabu tidak dapat dipisahkan
dari Puasa yang sampai sekarang dilakukan oleh Gereja Katolik. Karena
gereja-gereja Protestan tidak melakukan puasa menjelang Jumat Agung dan
Paskah; dengan demikian juga tidak atau belum merayakan Rabu Abu.

1
Badan Pengurus Synode. Geredja Masehi Ingjili Sangihe & Talodda: Almanak untuk tahun
1950. (Zurich: Boekendepot G.M.I.S.T. 1950) hlm. 5-9
Sebab jika Rabu Abu dirayakan maka dengan sendirinya Puasa juga harus
dilakukan. Rabu Abu adalah titik awal permulaan untuk Puasa. Sejalan dengan
itu juga, perayaan-perayaan lainnya seperti Transfigurasi, Kamis Putih, Sabtu
Sunyi/Teduh di GMIST secara dogmatis belum ada kesepakatan dan karena
itu juga belum diatur secara liturgis.

Gereja-gereja Protestan biasanya hanya memberi tema-tema khusus dalam


bahasa latin pada setiap minggu menjelang Paskah. Tema-tema itu didasarkan
pada bagian-bagian Alkitab tertentu; misalnya „Estomihi“ – jadilah bagiku
gunung batu (Mzm 31:3), „Invokavit“ – ia berseru, aku menjawab (Mzm
91:19), „Reminiszere“ – Ingatlah akan Rakhmat dan Kasih Setia-Mu ya Tuhan
(Mz 25:6), dst. Di GMIST penamaan atau Tema-tema tersebut masih harus
dibicarakan dan disepakati bersama.

Untuk Minggu Sengsara, ornamen/simbol yang digunakan ialah: Mahkota duri


berwarna hitam di atas kain berwarna dasar ungu sebagai simbol pertobatan.
Selama ke-7 Minggu sengsara ini, dalam Tata Ibadah tertera unsur tetap yang
dibacakan setiap Minggu yaitu: “Menapak Tilas Sengsara Tuhan Yesus”
dengan bacaan-bacaan pilihan sebagaimana yang terdapat pada Tata Ibadah.
Ibadah Minggu Sengsara berjalan sesuai unsur Tata Ibadah tanpa menyalakan
lilin di awal Ibadah. Dalam ruang Ibadah sebagai dekorasi dapat diletakkan
Salib besar dengan warna pada Ornamen / simbol.

Beberapa catatan tentang Mahkota duri dan warna Ungu

Mahkota Duri dan Warna Ungu


Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa saat disesah di halaman istana
Pilatus, para Prajurit Romawi mengenakan anyaman ranting pohon berduri
yang dilingkarkan di kepala Yesus sebagai olok-olokan mahkota raja kepada
Yesus yang dianggap raja orang Yahudi. Para peneliti mensinyalir bahwa
lingkaran yang dikenakan dikepala Yesus itu terdiri dari 12 ranting halus
dikumpul dari beberapa jenis tumbuhan berduri yang dirangkai. Sebagian
besar daripadanya adalah tumbuhan yang dalam bahasa latin disebut: Ziziphus
Vulgaris2, Paliurus spina-christi Mill

2
Mathias Schreiber: Heilige Nägel und Knochen. In: Spiegel Geschichte, Heft 6/2011, 29.
November 2011. – Nama latin ini tidak lagi digunakan, tetapi diganti dengan Ziziphus vulgaris Lam.
Sebagai sinonim dari Ziziphus jujuba Mill.
Sementara itu, warna ungu adalah warna derita. Ia adalah visualisasi darah beku
yang menumpuk pada kulit memar akibat hantaman pukulan-pukulan keras.
Itulah warna yang bertebaran di tubuh Yesus sejak di pelataran istana Pilatus
hingga di Kalvari. Itulah warna bilur-bilur yang menyembuhkan dan
menyelamatkan kita (Yes 53:5 ). Derita yang dijalani Yesus tanpa keluhan di
senyap kepasrahan dialami-Nya demi keselamatan dunia, manusia dan
jagatraya.

B. Jumat Agung

Jumat Agung adalah perayaan dan penghayatan peristiwa Penyaliban dan


Kematian Tuhan Yesus di bukit Golgota. Ornamen/Simbol Jumat Agung ialah:
Salib berwarna putih ditera diatas dasar kain berwarna hitam sebagai tanda
perkabungan. Warna putih pada salib adalah warna kesucian dan kemurnian
cinta-kasih Allah yang diberitakan Yesus dalam perkataan dan perbuatan-Nya.
Latar dasar warna hitam adalah derita yang dihadapi, dialami demi Kasih-Nya.

Perayaan Jumat Agung pada tahun 2024 ini jatuh pada hari Jumat, 29 Maret
2024. Tata Ibadah yang digunakan sebagaimana yang telah disiapkan untuk itu.
Ibadah Jumat Agung dapat juga dirangkaikan dengan Perjamuan Kudus atau
Perjamuan Asa Yang Kudus (PAYK). Khotbah mengikuti ketentuan yang
diatur dalam buku Mercusuar.

C. Paskah

Paskah dirayakan oleh GMIST untuk merayakan peristiwa Kebangkitan Tuhan


Yesus pada hari yang ketiga. Kebangkitan yang membebaskan manusia dari
belenggu dosa dan memberikan kehidupan yang kekal, sebab dimana Yesus
berada di situ kita berada (Band. Yohanes 14:3). GMIST juga merayakan
Paskah hari yang kedua atau yang juga disebut: Paskah kedua. Perayaan ini
sudah dilakukan oleh GMIST sejak lama dan ditemukan bukti perayaan
tersebut pada penanggalan Almanak GMIST tahun 1950. Simbol dan ornamen
Paskah ialah: Cangkang Telur yang pecah/menetas dan warna dasar kuning
sebagai simbol kemenangan/kebangkitan.
Pada perayaan Paskah ini, GMIST menggunakan Tata Ibadah Paskah pertama
dan Tata Ibadah Paskah kedua sebagaimana Tata Ibadah GMIST. Perayaan
Paskah pada tahun 2024 ini, untuk Paskah Pertama jatuh pada hari Minggu
tanggal 31 Maret 2024 dan Paskah Kedua pada hari Senin, 1 April 2024.

D. Kenaikan Tuhan Yesus

Hari Kenaikan Tuhan Yesus dirayakan oleh GMIST untuk memaknai peristiwa
kenaikan Tuhan Yesus yang disaksikan oleh para murid setelah Tuhan Yesus
menampakkan diri secara berulang-ulang selama 40 hari (Kisah Para Rasul
1:3), peristiwa Kenaikan Tuhan Yesus disimbolka oleh GMIST dengan
ornamen: Perahu berwarna putih di atas tiga ombak dengan kain berwarna biru
tua.
Perayaan Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga menggunakan Tata Ibadah
Kenaikan Tuhan Yesus yang sudah dipergunakan selama ini sebagaimana Tata
Ibadah GMIST. Tahun 2023 ini, Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga
jatuh pada: Kamis, 9 Mei 2024.

E. Ketuangan Roh Kudus

Hari raya Ketuangan Roh Kudus atau Pentakosta atau juga sering disebut hari
ke-50 dirayakan oleh GMIST, memaknai peristiwa turunnya Roh Kudus
kepada Rasul-Rasul (Kisah Para Rasul 2:1-13). Hal ini dimaknai sebagai
penggenapan janji Tuhan Yesus tentang sang “penolong” (Yohanes 14:25-26)
yaitu Roh Kudus yang dikaruniakan bagi Gereja. Sehingga GMIST meyakini,
Roh Kudus itulah yang terus menolong GMIST melakukan pelayanannya.
Hari Pentakosta pertama jatuh pada hari Minggu, 19 Mei 2024 dan Hari
Pentakosta kedua pada hari Senin, 20 Mei 2024. GMIST merayakan
Pentakosta menggunakan Tata Ibadah hari Pentakosta Pertama dan Pentakosta
kedua. Simbol hari Pentakosta ialah: Seekor burung Merpati yang menukik ke
arah Sebuah “Dalombo atau jala yang ditebar” dengan warna kain merah
sebagai lambang lidah-lidah Api Roh kudus yang tercurah bagi Gereja.
F. Referensi Sumber lagu dan Perikop bacaan untuk Khotbah

Selama masa-masa Minggu Sengsara, Jumat Agung, Paskah, Kenaikan Tuhan


Yesus ke Sorga dan Pentakosta diharapkan pilihan lagu-lagu yang akan
digunakan dalam peribadahan sesuai dengan Tata Ibadah peristiwa gerejani.
Lagu-lagu yang dimaksud bersumber dari: Kidung jemaat dan Pelengkapnya
(KJ dan PKJ), Nyanyikanlah Kidung Baru (NKB). Mazmur dan Nyanyian
Rohani, Dua Sahabat Lama (DSL), Lagu Bahasa daerah.

Perikop bacaan Alkitab untuk khotbah selama Minggu Sengsara, Jumat


Agung, Paskah, Kenaikan Yesus ke Sorga dan Ketuangan Roh Kudus
menggunakan perikop yang diatur dalam buku Mercusuar.
G. Ornamen /Simbol dan Tata Ibadah:

No Hari Raya Gerejawi Tanggal Tata Ibadah Simbol Ornamen

11 Februari - 24 Maret
1 Minggu Sengsara Minggu Sengsara I-VII
2024

2 Jumat Agung 29 Maret 2024 Jumat Agung

Paskah I 31 Maret 2024 Paskah I


Paskah II 01 April 2024 Paskah II

4 Kenaikan Tuhan Yesus Kamis, 9 Mei 2024 Kenaikan Tuhan Yesus

Pentakosta I Minggu, 19 Mei 2024 Pentakosta I


Pentakosta II Senin, 20 Mei 2024 Pentakosta II

5
EPILOG

Demikian Panduan Perayaan masaraya Paskah (minggu sengsara, jumat agung


dan paskah), Kenaikan Yesus ke Sorga dan Ketuangan Rohkudus, kami
sampaikan di hadapan Saudara-saudari.

Kiranya informasi, penjelasan dan petunjuk dalam leaflet ini menjadi panduan
bersama, khususnya dalam perayaan tahun gereja di Jemaat GMIST.
Mengutip saran para Pendahulu kita, pada bagian penjelasan Peraturan Gereja
tahun 1970 khusus “Peraturan Geredja Tentang Liturgia” demikian:

“…oleh karena dasar pemakaian liturgi itu ialah keseragaman dan ketertiban, maka
setiap chadim hendaknja mantaati dan mengindahkan peraturan ini dan tidak lagi
dibenarkan kepada Pendeta/Theolog? Chadim jang melajani kebaktian kepada segala
djamaat GMIST memakai liturgia jang lain atau liturgia sendiri.

Di atas dan oleh kepatuhan dalam kebersamaan ini kita menunaikan pelayanan
dalam keteraturan dan kesatuan GMIST. Mawu mangalramate si kita kebi.

Dalo su Mawu Kaselahenge

MAJELIS PEKERJA SINODE

Pdt. Dr. Welman Boba Pdt. Clementie M. Oleng, M.Th


Ketua Umum Sekretaris Umum

Anda mungkin juga menyukai