Anda di halaman 1dari 5

WARNA DAN TAHUN LITURGI

LUDVICK AGUSTO ITO DHAE


KEVIN C. PAKIDING
JOSE A. FEKO DEWA
JULIUS A. NUWA WAMBU
MARIO RONALD K. DHOI
MARTINUS RHAKI
WARNA LITURGI DALAM GEREJA KATOLIK

Setiap warna dalam liturgi Gereja mempunyai arti tersendiri.


Warna liturgi disesuaikan dengan masa liturgi. Maka, penggantian
warna pada stola dan kasula yang dipakai imam bukan untuk variasi,
melainkan disesuaikan dengan masa liturgi dan pesta atau peringatan
liturgi pada hari itu. Warna liturgi merupakan aspek penting dari
perayaan liturgi Katolik. Setiap warna yang digunakan dalam
liturgi memiliki makna simbolis yang dalam dan memberikan
dimensi teologis yang kaya dalam ibadat umat Katolik. Warna-
warna ini berfungsi sebagai pengingat visual akan misteri iman dan
menyampaikan kebenaran teologi Katolik yang mendalam.

Penggunaan warna liturgi dalam perayaan Misa dan ibadat


liturgi lainnya dalam Gereja Katolik telah ada sejak zaman dahulu.
Warna tersebut tetap dilestarikan dan diwariskan dalam tradisi
liturgi Gereja Katolik hingga saat ini. Disini kelompok tiga akan
membahas secara inti berkaitan dengan warna dalam liturgi Gereja.

a. Warna putih atau kuning

Warna putih atau kuning melambangkan kehidupan baru,


kemuliaan, dan kesucian. Warna putih atau kuning digunakan pada
perayaan-perayaan liturgi pada masa natal, paskah, pesta dan
peringatan Tuhan Yesus, Santa Perawan Maria, dan santo-santa
bukan martir.

b. Warna merah
Warna merah melambangkan penumpahan darah dan api. Warna
merah digunaka untuk perayaan sengsara Tuhan, hari raya
pentakosta, pesta para rasul yang umumnya martir, dan pesta atau
peringatan martir.

c. Warna hijau
Warna hijau melambangkan alam yang subur. Warna hijau adalah
warna yang membuat suasana segar dan penuh pengharapan. Warna
hijau dugunakan pda masa biasa.
d. Warna ungu

Warna ungu melambangkan kebijaksanaan dan dan sikap hati-hati.


Melambangkan kesederhanaan, kerendahan hati, dan kesiapan untuk
bertobat serta menghadapi kedatangan Kristus yang akan datang.
Digunakan pada masa-masa penyesalan, persiapan, atau
pengharapan.Ungu adalah warna liturgi yang digunakan dalam perayaan
Misa pada masa-masa penyesalan, persiapan, atau pengharapan, seperti
Masa Prapaskah dan Masa Adven. Ungu melambangkan kesederhanaan,
kerendahan hati, dan kesiapan untuk bertobat serta menghadapi
kedatangan Kristus yang akan datang.
TAHUN LITURGI
Gereja katolik memiliki kalender tersendiri yang mengatur
perayaan pesta, peringatan para orang kudus, dan hari biasa selama satu
tahun. Jadi dalam Gereja Katolik tersebut diatur bacaan-bacaan kitab
suci yang dibacakan dalam ekaristi harian dan mingguan.
Puncak tahun liturgi adalah misteri paskah Tuhan yang dirayakan
selama Trihari Paskah yang puncaknya pada malam paskah. Tahun
liturgi terbagi dalam tiga masa ( Masa khusus, masa biasa, pesta atau
peringatan orang kudus). Masa khusus terdiri dari: lingkaran natal (masa
adven dan masa natal) dan lingkaran paskah ( masa prapaskah dan masa
paskah). Masa biasa terdiri dari 34 pekan biasa puncaknya pada hari
minggu. Pesta peringatan orang kudus merupakan kebiasaan gereja
untuk menghormati orang-orang suci.

MENGENAL TAHUN A B DAN C DALAM


LITURGI
a. Menentukan tahun liturgi
Tahun liturgi ditentukan dengan cara tahun masehi dibagi 3, tahun
a jika hasil pembagian = 1, tahun b jika hasil pembagian = 2, dan tahun c
jika hasil pembagia = 0. Tahun I atau tahun ganjil karena pada kelender
masehi merupakan bilangan ganjil sedangkan, tahun II atau tahun genap
karena pada kalender masehi merupakan bilangan genap.
Selain itu kita juga dapat menentukan tahun liturgi melalui bacaan
injil yang sering dibacakan. Injil menurut matius dibacakan pada tahun
A. injil menurut Markus dibacakan pada tahun B. Injil menurut Lukas
dibacakan pada tahun C, dan injil menurut Yohanes disisipkan dalam
ketiga tahun.
DAFTAR SUMBER
https://seputarputraaltar.blogspot.com/2017/12/tahun-liturgi-dan-
kalender-liturgi.html

https://www.thekatolik.com/2014/08/warna-warna-liturgi-dalam-
gereja-katolik.htm

Anda mungkin juga menyukai