PEMBUKA
Lagu Pembuka: "Ndherek Gusti"
Pengantar
Seruan Tobat
Doa Pembuka
Allah Bapa yang penuh belas kasih, kami bersyukur boleh memasuki masa
prapaskah masa yang penuh rahmat ini. Kami mohon kepada-Mu bimbinglah kami
agar kami dapat memanfaatkan masa prapaskah tahun ini dengan kerelaan hati
yang lebih sungguh untuk mensyukuri rahmat baptisan yang telah kami terima,
mengusahakan pertobatan sejati dan amal kasih yang konkret agar pantas
menyambut sukacita karya keselamatanMu dalam Perayaan Paskah nanti.
Pembacaan Kitab suci diambil dari Kitab Nubuat Yoel (Yoel 2:12-17)
Pendalaman Katekese
Pemandu menyampaikan beberapa pokak gagasan yang dapat digali dari inspirasi
Kitab Suciyang baru saja dibacakan.
➢ Yoel menjelaskan bahwa inti pertobatan sejati pertama-tama tidak terletak dalam
upacara lahiriah atau kebiasaan-kebiasaan yang sudah menjadi tradisi, melainkan
dalam pertobatan hati (ayat 13a: Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu).
➢ Dalam tradisi Bangsa Israel kebiasaan untuk merobek atau mengoyakkan
pakaian menandakan suatu perasaan dukacita atau penyesalan yang sangat
mendalam. Memang tidak seluruh pakaian dirobek atau dikoyak, tetapi hanya
sebagian kecil saja, supaya memperlihatkan bahwa seseorangsedang berduka atau
menyesal. Tetapi kebiasaan inilah yang ditentang oleh Yoel. Simbol merobek atau
mengoyakkan pakaian hanya sebagai simbol luaran yang tidak dilakukan dengan
sungguh-sungguh. Menurut Yoel, kebiasaan untuk merobek pakaian adalah sia-sia
saja, jikalau hal itu itidak mencerminkan kehendak hati yang mendalam (Mzm 51:19,
"Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan
remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah")
➢ Masa prapaskah menjadi moment teragung bagi kita umat Kristiani untuk
menjalani Retret Agung. Selama masa prapaskah itu kita diajak untuk tidak hanya
"merobek dan mengoyakkan pakaian kita, tetapi juga hati kita". Itulah pertobatan
sejati yang justru dikehendaki Allah. Maka, dalam semangat membangun pertobatan
sejati itulah, kita diajak untuk melihat kembali beberapa katekese yang diajarkan
oleh Gereja tentang masa prapaskah.
Pemandu mengajak umat yang hadir untuk bergiliran membacakan masing-masing
pointkatekese mengenai masa prapaskah berikut:
Katekismus Gereja Katolik menyatakan: "Sebab Imam Besar yang kita punya,
bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita,
sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa" (Ibr 4:15).
Oleh masa puasa selama empat puluh hari setiap tahun, Gereja mempersatukan diri
dengan misteri Yesus di padang gurunf (Katekismus Gereja Katolik 540).
Abu merupakan tanda yang mengingatkan kepada kita bahwa kita berasal dari debu
tanah dan akan kembali ke abu/ debu tanah. (bdk. Kej 3:19, Ayb 34:15; Mzm 90:3;
Mzm 104:29; Pengkhotbah 3:20).Kita ketahui bahwa manusia pertama diciptakan
Allah dari debu tanah dan semua manusia akan meninggal, dan tubuhnya akan
kembali terurai menjadi debu tanah. Pada saat kita menerima tanda salib dari abu di
dahi kita pada hari Rabu Abu, kita diingatkan bahwa suatu saat nanti kita akan
kembali ke tanah, yaitu bahwa hidup kita di dunia ini adalah sementara. Maka kita
diajak untuk mengarahkan hati kepada Allah yang menciptakan kita, sebab Dia
berada di atas kita dan segala kesenangan dunia sifatnya sementara.
Puasa berarti makan kenyang (normal) satu kali sehari dengan dua kali makanan
kecil, selama porsi kedua makanan kecil tersebut jika dijumlahkan tidak menjadi satu
porsi makanan normal. Anak-anak tidak diwajibkan berpuasa, namun demikian para
orangtua wajib menjamin bahwa anak-anak mereka memperoleh pendidikan rohani
yang selayaknya dalam hal berpuasa. Mereka yang mempunyai masalah kesehatan
dan karenanya membutuhkan porsi makanan yang lebih besar atau makanan
normal seperti biasanya, dapat dgan mudah memperoleh dispensansi dari imam.
Hari pantang adalah hari di mana umat Katolik yang berumur genap 14 tahun keatas
wajib berpantang daging, atau ikan atau garam, atau jajan atau rokok. Bila
dikehendaki masih bisa menambah sendiri puasa dan pantang secara pribadi, tanpa
dibebani dengan dosa bila melanggarnya. Sekali lagi, mereka yang mempunyai
masalah kesehatan dan karenanya mempunyai kebutuhan makanan yang khusus
dapat dengan mudah memperoleh dispensasi dari imam.
Pekan Suci mencapai puncaknya pada hari Kamis Putih-di mana Kristus merayakan
Misa pertama, Jumat Agung-di mana Yesus disalibkan, dan Sabtu Suci-hari terakhir
dari Masa Prapaskah-di mana Tuhan Yesus terbaring di Makam sebelum
Kebangkitan-Nya pada hari Minggu Paskah, yaitu hari pertama sesudah Masa
Prapaskah.
13. DALAM HAL LITURGI, ADAKAH HAL-HAL KHUSUS YANG PATUT MENJADI
PERHATIAN SELAMA MASA PRAPASKAH?
Dalam perayaan liturgi selama masa Prapaskah, Kemuliaan dan Alleluia tidak
dinyanyikan, kecuali pada hari raya wajib selama masa Prapaskah, yaitu HR St.
Yusuf (tgl. 19 Maret) dan HR Kabar Sukacita (tgl. 25 Maret). Jika hari raya tersebut
jatuh pada hari Minggu Prapaskah maka hari raya tersebut dipindahkan ke hari lain.
Misalnya: tanggal 25 Maret 2018 itu bertepatan dengan minggu palma, maka hari
raya kabar sukacita dipindahkan ke tanggal 9 April 2018. Ikon-ikon kudus ditutupi,
menandakan masa umat di padang gurun, hiasan-hiasan sebaiknya tidak dibuat
mewah, hiasan banga ditiadakan selama masa Prapaskah. Mulai Minggu prapaskah
V, salib diselubungi kain ungu sampai akhir Jumat Agung, sedangkan patung (atau
lukisan utama) sampai awal perayaan Malam Paskah. Khusus selama Kamis Putih
selubung ungu diganti selubung putih. Alat-alat musik hanya boleh dimainkan secara
sederhana untuk mengiringi nyanyian dan yang menggarisbawahi ciri tobat. Sejalan
dengan itu, maka Perayaan-perayaan atau pesta-pesta dan resepsi tidak dianjurkan
selama masa Prapaskah. Demikian biasanya penerimaan Sakramen Perkawinan
dan Imamat ditiadakan selama masa Prapaskah. Tetapi pemberesan perkawinan
bagi mereka yang terkena ekskomunikasi sangat dianjurkan selama Masa
Prapaskah. Pastor paroki dimohon secara bijaksana mencermati dan mengambil
kebijakan sebail: mungkin dalam situasi dan kebutuhan pelayanan umat ini.
Pada Minggu Prapaskah ke-4 ("Laetare") dan pada Haii Raya dan Pesta, orgel dan
alat-alat musik lain dapat dimainkan dan altar dapat dihias dengan bunga-bunga
(FPPC 25). Selama Masa Prapaskah, organ dan alat musik lain hanya boleh
dimainkan untuk menopang nyanyian, kecuali pada Minggu Laetare (Minggu
Prapaskah IV) dan hari raya serta pesta yang terjadi dalam masa ini (PUMR 313).
Doa Penutup
Allah Bapa yang maha kuasa, kami bersyukur kepada-Mu atas Masa Prapaskah
yang Kau anugerahkan' kepada kami. Lewat Masa Prapaskah ini. Engkau
menginginkan kami untuk menyadari segala kebaikan-Mu. Selama Masa Prapaskah
ini Engkau melimpahkan rahmat untuk menyegarkan iman kami. Engkau mengajak
kami untuk bertobat, menyesali kekurangan dan dosa-dosa kami. Engkau
mendorong kami melepaskan diri dari belenggu nafsu yang menyesatkan. Engkau
mengajar kami untuk hidup sederhana, mensyukuri segala anugerah-Mu, dan
membantu orang-orang yang menderitaSemoga karena rahmat-MU, yang Kau
limpahkah selama Masa Prapaskah ini. kami semakin Suci, semakin bersatu dengan
umat kesayangan-MU, dan berani meneladani Yesus Putra- MU, yang rela
menderita sengsara, wafat dan bangkit untuk menyelamatkan kami. Sebab dialah
Tuhan, pengantara kami, kini dan sepanjang masa (Amin)
Pengumuman
(Pemandu menyampaikan pengumuman kepada umat yang hadir untuk membaca
bahansuplemen pertemuan II].
Lagu Penutup:
Sumber: https://www.parokinandan.com/2019/03/pertemuan-i-app-2019.html