Anda di halaman 1dari 48

Bulan Kitab Suci Nasional

MEWARTAKAN KABAR BAIK


DI TENGAH KRISIS IMAN
DAN IDENTITAS

“Kita telah mengenal dan telah percaya


akan kasih Allah kepada kita”
(1Yoh. 4:16).

Pendalaman Kitab Suci OMK


Komisi Kitab Suci Keuskupan Agung Semarang

LEMBAGA BIBLIKA INDONESIA


2020
Keterangan Gambar Sampul (logo BKSN-2020)
1) Sosok Perempuan: melambangkan
Umat Israel, sebagaimana para nabi yang
berkarya di masa pembuangan, seringkali
menggunakan gambaran feminin untuk
menyebut bangsa Israel, entah sebagai
perempuan, mempelai, maupun pe-
ngantin. Sosok ini juga mengacu pada
Gereja yang juga disebut sebagai Bunda
Gereja dan mempelai Kristus.
2) Pohon Gandarusa dan Kecapi Ter-
gantung: Dua simbol ini menggambar-
kan kesedihan dan krisis identitas bangsa
Israel dalam masa pembuangan ke Babel,
seperti diungkapkan dalam Mzm. 137:1-2:
“Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah
kita duduk sambil menangis, apabila kita
mengingat Sion. Pada pohon-pohon
Gandarusa di tempat itu kita meng-
gantungkan kecapi kita...”
3) Pohon Salib: Gambar Pohon gandarusa yang melingkar membentuk pohon
Salib Kristus di ujung kiri melambangkan dua hal: Pertama, krisis para Murid
karena mengalami peristiwa wafat Kristus, Guru-Nya di kayu Salib. Kedua,
namun justru Salib itu pulalah yang kemudian menjadi kekuatan iman bagi
para Rasul dan Gereja dalam menghadapi tantangan, penderitaan, dan krisis di
setiap zaman. Tampak dalam gambar, perempuan itu bukan hanya sekedar
meratap, tetapi juga mengulurkan tangan, memasrahkan dirinya pada misteri
Salib Kristus.
4) Latar Belakang: terdiri dari beberapa gambar, yakni: a) Kubur Kosong
melambangkan peristiwa di sekitar kebangkitan Kristus. Peristiwa
Kebangkitan ini menjadi titik balik bagi Para Murid yang sebelumnya
mengalami krisis menjadi diingatkan kembali bahwa penderitaan, wafat, dan
kebangkitan Kristus adalah satu rangkaian karya penyelamatan Allah. b) Di
belakang kubur kosong terdapat gambar danau Galilea: Menggambarkan
peristiwa panggilan para murid, secara khusus Petrus ketika diutus menjadi
penjala manusia. Di tepi Danau itu pula, sesudah kebangkitan-Nya, Yesus
mengutus Petrus untuk menggembalakan domba-domba-Nya. Dari manusia
lemah, para murid dimampukan oleh Allah untuk menjadi rasul. c) Pancaran
sinar berjumlah tujuh, melambangkan 7 karunia Roh Kudus sekaligus
peristiwa Pentakosta.
Mewartakan Kabar Baik Di Tengah Krisis Iman dan Identitas 3

Pengantar
Teman-teman muda yang terkasih, identitas merupakan kesada-
ran akan siapa diri kita dan kesadaran ini akan mempengaruhi
bagaimana kita menjalani kehidupan, bagaimana kita bertindak,
bersikap, dan berbicara. Sejak dibaptis kita mendapatkan identitas
sebagai pengikut Yesus dan anggota Gereja Katolik. Kita mengi-
kuti Yesus dalam Gereja Katolik. Sejak menerima baptisan, mene-
rima komuni, menerima Sakramen Penguatan, kita dilatih menjadi
pengikut Yesus dan anggota Gereja Katolik. Kita juga dilatih men-
jalani kehidupan (bersikap dan berperilaku) sesuai dengan jati diri
kita.
Tidak semua Orang Muda Katolik dapat melewati proses itu de-
ngan mudah sehingga banyak yang menghadapi krisis iman dan
identitas. Ada yang sudah dibaptis tetapi tidak memahami iman
Katolik sehingga tidak hidup secara Katolik. Ada yang sudah
dibaptis tetapi tidak berani mengaku sebagai orang Katolik di ha-
dapan orang banyak. Ada yang tidak lagi percaya kepada Tuhan
walaupun sudah menerima baptisan. Ada juga yang tidak peduli
akan identitasnya sebagai orang Katolik lalu menjalani kehidupan
semata-mata mengikuti kesenangan ragawi, dan sama sekali tidak
berpikir tentang makna dan tujuan hidup. Ada juga yang mening-
galkan Gereja Katolik karena tidak memahami keyakinan Katolik
dan melihat tampaknya ajaran dari agama/Gereja lain lebih baik
dan lebih masuk di akalnya.
Berhadapan dengan krisis iman dan identitas, kita dapat belajar
dari orang Yahudi di pembuangan dan dari para rasul yang diting-
galkan oleh Yesus:
1. Orang Yahudi menghadapi krisis iman dan identitas ke-
tika kerajaan mereka dihancurkan, Bait Allah diruntuh-
kan, dan mereka diangkut ke pembuangan. Menghadapi
krisis ini, pemuka Israel menunjukkan kepada mereka
kebenaran mengenai Allah mereka. Dialah yang men-
4 Bulan Kitab Suci Nasional 2020 - OMK

ciptakan segala sesuatu, yang dapat melakukan hal yang


mustahil, yaitu membawa mereka kembali ke tanah air.
Dengan cara demikian, orang Yahudi di pembuangan me-
nyadari identitas mereka, yaitu umat yang percaya kepada
Allah Pencipta dan Mahakuasa. Kesadaran akan identitas
ini membuat mereka menjalani kehidupan sebagai orang
percaya di tanah pembuangan.
2. Para Rasul Yesus menghadapi krisis iman dan identitas
ketika Yesus ditangkap dan disalibkan. Dalam situasi
krisis ini, Yesus yang bangkit dari kematian menjumpai
mereka dan menunjukkan siapa sebenarnya Dia. Dengan
kebangkitan-Nya Yesus membukti-kan bahwa Dia adalah
Anak Manusia berkuasa atas Kerajaan Surga. Ia berkuasa
memasukkan orang ke dalam kerajaan-Nya atau meno-
laknya. Dengan mengenal identitas Yesus, para murid
dapat mengenal identitas mereka, yaitu sebagai pengikut
Anak Manusia yang akan mewarisi Kerajaan Surga, dan
dapat hidup sesuai dengan identitas mereka itu.
Dalam kedua pengalaman tersebut, kita melihat tiga hal yang ha-
rus disadari ketika orang menghadapi krisis iman dan identitas:
1. Kebenaran mengenai Allah. Kebenaran ini menjelaskan
siapa Allah yang kita percaya dan apa yang dikehendaki-
Nya. Kebenaran mengenai Allah inilah kabar baik yang
perlu disadari oleh orang yang menghadapi krisis iman
dan identitas.
2. Identitas orang beriman. Di hadapan Allah yang kita per-
caya, kita dapat mengenal diri kita dan menemukan iden-
titas kita. Dengan melihat kebenaran tentang Allah, kita
dapat melihat relasi kita dengan Allah.
3. Cara hidup menurut identitas. Identitas kita sebagai orang
yang percaya kepada Allah akan menentukan cara hidup
kita. Kesadaran akan identitas ini menuntun kita untuk
menjalani hidup dengan benar.
Mewartakan Kabar Baik Di Tengah Krisis Iman dan Identitas 5

Dalam Pendalaman Kitab Suci ini kita akan mendalami kebena-


ran mengenai Allah yang kita imani diri dan yang menjadi sumber
identitas kita. Kebenaran ini kita temukan dalam Kitab Suci dan
kita akan mendalami empat perikop yang menyatakan kebenaran
mengenai Allah yang menyatakan diri dalam Yesus dan mengenai
orang-orang yang percaya kepada-Nya. Keempat perikop tersebut
adalah :
I. 1Yohanes 4:7-21 yang mengungkapkan bahwa Allah
adalah Kasih. Ia mengasihi manusia dan menyatakan
kasih-Nya melalui Yesus Kristus.
II. Matius 25:31-46 yang menyatakan bahwa Yesus adalah
Anak Manusia yang berkuasa atas Kerajaan Surga.
III. Lukas 5:1-11 yang mengingatkan bahwa di hadapan Tu-
han, kita adalah orang berdosa tetapi dipercaya oleh-Nya.
IV. Kisah Para Rasul 2:37-47 yang mengingatkan kita sebagai
anggota persekutuan orang yang percaya kepada Kristus,
yaitu Gereja.
Fasilitastor (bisa dari salah satu OMK) hendaknya menyampaikan
Pengantar ini kepada teman-temannya sebelum Pertemuan I dimu-
lai untuk memberikan kerangka untuk seluruh pertemuan dalam
Bulan Kitab Suci tahun ini.
Sebagai catatan akhir, sehubungan dengan Gagasan Pendukung
BKSN 2020 yang cukup lengkap dan memakan banyak halaman,
maka tidak kami satukan dengan buku bahan pertemuan umat. Se-
bagai pengganti kami mempersilakan umat yang menghendaki bisa
mengunduh sendiri dengan menggunakan QR Code Reader melalui
barcode yang kami sediakan.

https://bit.ly/GagasanPendukungBKSN2020
Mewartakan Kabar Baik Di Tengah Krisis Iman dan Identitas 7

1
Tujuan :
Allah Adalah Kasih
(1Yohanes 4:7-21)

1. Peserta menyadari dan percaya bahwa Allah adalah kasih.


2. Peserta menyadari identitasnya sebagai orang-orang yang di-
kasihi Allah.
3. Peserta hidup sesuai dengan identitasnya dengan mengasihi
Allah dan sesama.

Waktu : 90 Menit

Gagasan Dasar :
• Allah adalah kasih. Iman Kristiani didasarkan pada kenyataan
bahwa Allah mengasihi manusia, yang diciptakan-Nya. Untuk
memahami kebenaran mengenai Allah ini, kita perlu mema-
hami bagaimana mengasihi. Orang yang mengasihi orang lain
memiliki dua ciri: 1). menghendaki orang yang dikasihinya ber-
bahagia dan 2). rela berkurban demi kebahagiaan orang yang
dikasihinya.
• Terdorong oleh kasih-Nya kepada manusia, Allah menghen-
daki manusia berbahagia bersama Dia di surga selamanya.
Dalam 1Yoh 4:7-21 menegaskan bahwa kasih Allah dinyatakan
kepada manusia dengan mengutus Anak-Nya yang tunggal ke
dunia “supaya kita hidup oleh-Nya.” Hidup yang dimaksudkan
di sini bukanlah hidup dunia, melainkan kehidupan kekal di
surga. Di sana manusia akan hidup dalam persekutuan kasih
yang sempurna dengan Allah. Kebahagiaan itu adalah kebaha-
giaan yang tertinggi karena di dalamnya kita akan melihat Al-
lah yang menciptakan dan mengasihi kita. Kehidupan surgawi
berarti “hidup bersama dengan Kristus dan mengambil bagian
dalam kemuliaan-Nya.
8 Bulan Kitab Suci Nasional 2020 - OMK

• Supaya manusia berbahagia dalam kehidupan kekal, Allah


“rela berkurban.” Allah menghendaki agar kita selamat dan
tinggal bersama Dia di surga. Tetapi, dosa menghalangi ma-
nusia untuk bersatu dengan Allah. Dosa membuat kita tidak
layak untuk bersatu dengan Allah yang kudus di dalam kehidu-
pan surgawi. Terdorong oleh kasih-Nya kepada manusia, Al-
lah mengutus Putra-Nya untuk menyelamatkan manusia dari
kekuasaan dosa. Di kayu salib Yesus Kristus, Anak Allah,
mempersembahkan diri-Nya untuk menghapus dosa kita ma-
nusia. Kematian Yesus di kayu salib menghapuskan dosa kita
dan darah-Nya menyucikan kita (Mat. 26:28). Setelah dosa
dihapus oleh kurban Kristus, manusia dipandang layak untuk
tinggal dalam kebahagiaan abadi di surga. Karena itu, bagi
orang beriman surga bukanlah hasil kerja keras, melainkan ka-
runia yang diberikan oleh Allah yang Maha kasih.
• Hanya mereka yang telah mengalami kasih Allah secara nyata
dapat membagikan kasih itu kepada sesamanya. Allah telah
mengasihi kita, jadi sewajarnya kita membalas-Nya dengan
mengasihi Dia. Tetapi, bagaimana kita harus mengasihi Allah
karena Ia tidak kelihatan dan tidak seorang pun pernah meli-
hat Allah? Allah memang tidak tampak, tetapi kehadiran-Nya
dapat dialami. Allah tersembunyi, namun dalam diri orang
yang percaya Ia hadir dan berkarya. Ia hadir bila kita saling
mengasihi. Kita mengalami kehadiran-Nya ketika kita saling
mengasihi sesama. Kalau orang ingin mengasihi Allah, ia harus
mengasihi sesama. Jika orang mengatakan bahwa ia mengasihi
Allah tetapi membenci saudaranya, ia berdusta karena tidak
mungkin mencintai Allah yang tidak kelihatan tanpa mencin-
tai sesama yang kelihatan (1Yoh. 4:20). Siapa yang mengasihi
Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya (1Yoh. 4:21).
Mewartakan Kabar Baik Di Tengah Krisis Iman dan Identitas 9

Pembuka
Lagu Pembuka
• MB 402 “Jika Ada Cinta Kasih” atau

100% KATOLIK 100% INDONESIA


lirik: Flow, Clara, Mgr Soegijapranata

Dalam hidup minoritas


Jatuh Bangun hal yang biasa
Janganlah mudah menyerah
Jadi tangguh, tumbuh, berbuah
Dalam hidup pluralitas
Perbedaan hal yang biasa
Marilah bersatu padu
Untuk Indonesia Kita

Reff:
100% Katolik 100% Indonesia
Tak sedikitpun ku dibatasi, hidup di dalam perbedaan
100% Katolik 100% Indonesia
Seluruh jiwa dan raga ini ku abdikan untuk Indonesia.
Pancasila sungguh hebat
Bhineka Tunggal Ika dahsyat
Wujudkan mimpi bersama
Jiwaku tetap Indonesia

Tanda Salib dan Salam


P Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus
U Amin
P Tuhan beserta kita
U Sekarang dan selama lamanya
10 Bulan Kitab Suci Nasional 2020 - OMK

Pengantar
Fasilitator menyampaikan/membacakan Gagasan Dasar dari Pertemuan I. Sesu-
dah itu, Fasilitator menyampaikan kata pengantar berikut ini untuk memberikan
penjelasan tentang apa yang hendak dicapai dalam pertemuan ini.

Teman-teman muda yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus.


Kita kembali berkumpul untuk mendengarkan dan mendalami
Sabda Allah. Dalam Bulan Kitab Suci Nasional 2020 ini, kita akan
mendalami tema: “Mewartakan Kabar Baik Di Tengah Krisis Iman
Dan Identitas.” Kita akan mendalami teks-teks Kitab Suci yang
berisi kabar baik bagi orang-orang yang menghadapi krisis iman
dan identitas. Dalam kabar baik ini kita akan melihat kebenaran
mengenai Allah yang kita Imani dan memahami identitas kita
di hadapan Allah. Dengan pemahaman ini kita dapat menolong
saudara-saudara kita yang sedang mengalami krisis iman dan iden-
titas sebagai orang Katolik. Dalam Pertemuan I ini kita akan men-
dalami 1Yoh 4:7-21 yang menegaskan bahwa Allah adalah Kasih.
Marilah kita siapkan hati untuk mendengarkan Sabda Allah.

Doa Pembuka
P Marilah berdoa. Allah Bapa Yang Maha Pengasih, puji dan
syukur kami haturkan kepada-Mu karena segala berkat-Mu,
terutama karena Engkau telah mengasihi kami. Kami hendak
mendengarkan Sabda-Mu yang mengajak kami untuk melihat
Dikau sebagai kasih. Kami mohon utuslah Roh Kudus-Mu
untuk membantu kami memahami Sabda-Mu dan berikan-
lah kami kesanggupan untuk mengasihi Dikau dan sesama di
dalam kehidupan kami setiap hari. Demi Kristus, Tuhan dan
Pengantara kami.
U Amin.
Mewartakan Kabar Baik Di Tengah Krisis Iman dan Identitas 11

Pendalaman Kitab Suci


Pembacaan Kitab Suci
Fasilitator meminta beberapa peserta membaca teks per alinea, satu orang satu
alinea, dengan suara lantang dan tidak tergesa-gesa. Peserta yang lain men-
dengarkan dengan penuh perhatian sambil mengikutinya dalam Alkitab masing-
masing.

Allah Adalah Kasih


(1Yohanes 4:7-21)
7
Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling me-
ngasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang
yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. 8Ba-
rangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab
Allah adalah kasih. 9Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan
di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus
Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup
oleh-Nya. 10Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah menga-
sihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang
telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-
dosa kita. 11Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah
sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling
mengasihi. 12Tidak ada seorang pun yang pernah melihat
Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita,
dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.
13
Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di
dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan
kita mendapat bagian dalam Roh-Nya. 14Dan kami telah me-
lihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya
menjadi Juruselamat dunia. 15Barangsiapa mengaku, bahwa
Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia
dan dia di dalam Allah. Kita telah mengenal dan telah per-
caya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan
barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di
dalam Allah dan Allah di dalam dia.
12 Bulan Kitab Suci Nasional 2020 - OMK

Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita,


17

yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari


penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di
dalam dunia ini. 18Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih
yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan
mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak
sempurna di dalam kasih. 19Kita mengasihi, karena Allah le-
bih dahulu mengasihi kita. 20Jikalau seorang berkata: “Aku
mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia
adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi sau-
daranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah,
yang tidak dilihatnya. 21Dan perintah ini kita terima dari
Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi
saudaranya

Pendalaman
Fasilitator meminta peserta membaca kembali teks Alkitab sambil memper-
hatikan pertanyaan di bawah ini. Para peserta dapat dibagi dalam kelompok dan
setiap kelompok mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu di dalam teks
Alkitab.

1. Siapakah Allah yang diperkenalkan dalam perikop ini? (ay. 8)


2. Bagaimana Allah mengasihi manusia? (ay. 9-10)
3. Mengapa kita harus mengasihi sesama? (ay. 11, 19)
4. Mengapa di dalam kasih tidak ada ketakutan? (ay. 18)
5. Apa yang harus kita lakukan setelah dikasihi oleh Allah? (ay.
21)

Penjelasan
Fasilitator menyampaikan penjelasan di bawah ini. Fasilitator dapat menambah-
kan penjelasan yang diambil dari penjelasan yang terdapat dalam Gagasan Pen-
dukung.

1. Perikop ini menyatakan bahwa Allah adalah Kasih. Pernyataan


ini bukanlah definisi tentang Allah melainkan deskripsi tentang
Allah. Allah tidak hanya mengasihi atau memiliki kasih, tetapi
Mewartakan Kabar Baik Di Tengah Krisis Iman dan Identitas 13

Ia sendiri adalah kasih. Yohanes tidak sekedar menyatakan


bahwa Allah mengasihi, karena mengasihi bukanlah salah satu
perbuatan dari perbuatan-perbuatan yang dilakukan Allah. Se-
gala aktivitas Allah adalah laku kasih dan Ia menyatakan diri
dalam kasih kepada manusia.
2. Allah menghendaki manusia berbahagia bersama Dia di surga
selamanya. Di sana manusia akan hidup dalam persekutuan
kasih yang sempurna dengan Allah. Tetapi, dosa menghalangi
manusia untuk bersatu dengan Allah. Dosa membuat kita ti-
dak layak untuk bersatu dengan Allah yang kudus di dalam
kehidupan surgawi. Terdorong oleh kasih-Nya kepada manu-
sia, Allah mengutus Putra-Nya untuk menyelamatkan manusia
dari kekuasaan dosa. Di kayu salib Yesus Kristus, Anak Allah,
mempersembahkan diri-Nya untuk menghapus dosa kita ma-
nusia. Setelah dosa dihapus oleh kurban Kristus, manusia di-
pandang layak untuk tinggal dalam kebahagiaan abadi di sur-
ga.
3. Dasar dari ajakan untuk saling mengasihi ini adalah iden-
titas Allah yang diimaninya: Allah adalah kasih. Kasih sejati
lahir dari iman akan Kristus, yang diutus oleh Allah Bapa
untuk menyelamatkan manusia. Iman itulah yang mendorong
orang untuk mengasihi orang lain. “Kita mengasihi, karena
Allah lebih dahulu mengasihi kita.” Hanya mereka yang telah
mengalami kasih Allah secara nyata dapat membagikan kasih
itu kepada sesamanya.
4. Kasih Allah akan menjadi sempurna di dalam diri kita kalau
kita mempunyai keberanian untuk percaya pada hari pengha-
kiman. Kalau memang kita sudah merasa dikasihi oleh Allah
dan telah mengasihi sesama dalam kehidupan kita, kita tidak
takut untuk menghadap pengadilan Allah. Kita siap untuk
“dinilai” oleh Allah karena semua yang dilakukannya di dunia
dilakukan karena ia mengasihi Allah. Pertemuan dengan Allah
dalam penghakiman itu tidak membuatnya takut karena pada
14 Bulan Kitab Suci Nasional 2020 - OMK

saat itulah Allah akan menyatakan bahwa dia adalah orang


yang benar di hadapan-Nya. Orang takut menghadapi penga-
dilan Allah bila ia tidak mengasihi Allah, yang berkuasa untuk
menjatuhkan hukuman kepadanya.
5. Allah tidak menunggu kita mengasihi diri-Nya dan baru ke-
mudian Ia mau mengasihi kita. Kasih Allah kepada kita sama
sekali bukan balasan atau imbalan atas kasih kita kepada-Nya,
tetapi kasih kita merupakan tanggapan atas kasih Allah yang
tak terbatas dan abadi. Tanggapan ini hanya mungkin diberikan
bila kita mengerti bahwa Allah telah mengasihi kita dengan ka-
sih yang sedemikian besar. Kita mengasihi sesama karena Al-
lah sudah lebih dahulu mengasihi kita. Jika orang mengatakan
bahwa ia menga-sihi Allah tetapi membenci saudaranya, ia
berdusta karena tidak mungkin mencintai Allah yang tidak ke-
lihatan tanpa mencintai sesama yang kelihatan. Siapa yang me-
ngasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.

Pesan dan Penerapan


Fasilitator menyampaikan pesan yang diambil dari bacaan yang telah direnung-
kan berikut ini:

• Kabar baik untuk manusia: Allah adalah Kasih. Allah menga-


sihi kita dan menghendaki kita berbahagia di surga bersama
Dia selamanya. Karena itu, Ia mengutus Anak-Nya untuk
menghapus dosa kita sehingga kita layak menerima kebahagia-
an abadi itu.
• Identitas kita: Inilah identitas kita sebagai orang Katolik kita
peroleh dari Allah yang kita percaya. Dalam arti umum per-
caya berarti menerima suatu kebenaran tertentu dan segala
sesuatu yang berkaitan dengan kebenaran ini. Karena itu, kita
perlu memiliki pemahaman yang benar mengenai Allah yang
kita percaya.
• Cara hidup kita: Sebagai orang yang dikasihi Allah, kita pun
mengasihi sesama. Dalam kasih tidak ada hitungan bisnis
Mewartakan Kabar Baik Di Tengah Krisis Iman dan Identitas 15

mengenai untung dan ruginya mengasihi seseorang. Kasih itu


bukan soal kata atau lidah, tetapi soal perbuatan. Orang yang
mengasihi sesama menghendaki orang yang dikasihinya berba-
hagia dan ia berani berkurban demi kebahagiaan orang yang
dikasihinya itu.

Fasilitator mengajukan pertanyaan di bawah ini dan memberi kesempatan ke-


pada peserta untuk memberikan jawabannya. Jawaban dari pertanyaan ini ditulis
dan dibacakan satu per satu.

1. Hal-hal yang dapat membantu mengingat kasih Allah kepada


kita melalui kematian Yesus di kayu salib?
2. Tindakan yang dapat menunjukkan bahwa kita adalah orang
yang dikasihi oleh Allah?

Fasilitator mengajukan pertanyaan di bawah ini dan memberi kesempatan ke-


pada peserta untuk memberikan jawabannya. Jawaban dari pertanyaan ini ditulis
dan dibacakan satu per satu.

1. Contoh-contoh orang muda yang mengalami krisis iman dan


identitas sebagai orang Katolik?
2. Apa makna kasih Allah kepada manusia, khususnya bagi
orang-orang muda yang sedang menghadapi krisis iman dan
identitas?
3. Bagaimana menyampaikan pesan kasih Allah kepada orang
muda yang mengalami krisis

Doa Umat
Setelah mendengarkan pesan dari Allah melalui Sabda yang tertulis dalam
Alkitab, seluruh peserta diajak menanggapi Sabda itu dengan doa. Fasilitator
mengajak peserta untuk mempersiapkan doa secara tertulis sebagai tanggapan
atas Sabda yang baru didengarkan. Doa itu bisa berupa pujian, syukur, permoho-
nan, niat, dan sebagainya, dan semuanya berkaitan dengan tema yang direnung-
kan dalam pertemuan ini. Kemudian satu demi satu peserta diminta untuk mem-
bacakan doa yang telah dituliskan. Setelah semua menyampaikan doa, fasilitator
mengajak para peserta untuk mendoakan “Bapa Kami.”
16 Bulan Kitab Suci Nasional 2020 - OMK

Penutup
Doa Penutup
Pemandu mengajak seluruh peserta untuk berdoa memohon bantuan Allah agar
sanggup melaksanakan kehendak-Nya yang telah didengarkan dalam pertemuan.

P Marilah berdoa.
Allah Bapa Yang Maha Pengasih, kami bersyukur atas Sab-
da-Mu yang telah kami dengarkan dalam pertemuan ini. Kami
mohon, bantulah kami dengan Roh Kudus-Mu agar kami da-
pat mengasihi sesama sebagai wujud kasih kami terhadap-Mu.
Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
U Amin.

Tanda Salib
P Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus
U Amin

Lagu Penutup
• MB 400 “Ajarilah Kami Tuhan, Bahasa Cinta Kasih”
Mewartakan Kabar Baik Di Tengah Krisis Iman dan Identitas 17

2
Yesus Adalah Anak Manusia,
Raja Kerajaan Surga
(Matius 25:31-46)

Tujuan :
1. Peserta menyadari bahwa Yesus adalah Anak Manusia atau
Raja Surga yang akan menghakimi manusia pada akhir za-
man.
2. Peserta menyadari diri sebagai hamba-hamba yang setia dari
Yesus Raja Surga.
3. Peserta melaksanakan perbuatan baik terhadap sesama yang
menderita sebagai pelayanan kepada Yesus Raja Surga.

Waktu : 90 Menit

Gagasan Dasar :
• Yesus seringkali menyebut diri sebagai Anak Manusia (Mat.
8:20). Pemahaman mengenai Anak Manusia muncul dalam
penglihatan yang dialami oleh Daniel (Dan. 7:13-14). Anak
Manusia adalah pribadi yang datang dari langit, dari surga, dan
bukan seorang manusia yang datang dari dunia. Allah mem-
berikan kepada-Nya kekuasaan dan kemuliaan sebagai raja.
Kerajaan yang berada di bawah kuasa Anak Manusia itu tidak
akan musnah. Kerajaan ini adalah kerajaan surga yang tidak
terikat pada tempat dan waktu. Anak Manusia itu sendiri akan
menjadi raja yang kekal. Selama-lamanya Ia akan memegang
kuasa sebagai raja atas kerajaan surga. Yesus itulah Anak Ma-
nusia yang dinubuatkan dalam Kitab Daniel. Ia memegang
kuasa atas kerajaan abadi dan pada akhir zaman Ia akan meng-
gunakan kuasa-Nya untuk menentukan siapa yang layak ma-
suk dalam kerajaan-Nya. Semua orang dari segala bangsa akan
18 Bulan Kitab Suci Nasional 2020 - OMK

dibawa ke hadapan Anak Manusia dan setiap orang akan di-


adili menurut perbuatannya.
• Kita, para pengikut Kristus, adalah orang-orang yang percaya
bahwa Yesus adalah Anak Manusia, yang berkuasa atas Ke-
rajaan Surga. Kalau Yesus adalah Raja Kerajaan Surga, kita
adalah hamba-hamba-Nya yang setia kepada-Nya dan senan-
tiasa siap melayani-Nya. Bagaimana kita dapat melayani Dia?
Kristus, Sang Raja yang berkuasa atas Kerajaan Surga itu hadir
di dalam diri orang-orang yang mengalami penderitaan. Ia ada-
lah Raja atas surga dan bumi, tetapi hadir di dalam dunia ini,
dalam diri orang-orang yang menderita. Karena itu, tindakan
yang dilakukan terhadap orang yang mengalami penderitaan
itu, sebenarnya dilakukan terhadap Kristus. Tindakan manusia
di dunia ini, khususnya yang dilakukan terhadap orang yang
menderita, menjadi dasar pertimbangan dalam pengadilan di
akhir zaman itu.
• Karena itu, selama menjalani kehidupan di dunia ini kita
harus memperhatikan sesama yang menderita dengan keyaki-
nan bahwa apa pun yang dilakukannya terhadap mereka se-
benarnya dilakukan bagi Kristus. Pelayanan terhadap orang-
orang yang menderita adalah tanda kesetiaan sebagai hamba-
hamba Kristus, Raja Surga. Tetapi, wajah Kristus tersembunyi
dalam wajah orang-orang yang menderita sehingga banyak
orang mengalami kesulitan untuk memandang wajah Kristus
yang tersembunyi itu. Akibatnya, banyak orang tidak melayani
Kristus yang hadir dalam diri orang-orang yang malang itu.
Kalau kita membina relasi dengan Kristus, kita dapat melihat
wajah-Nya dengan jelas, sekalipun bagi orang lain kabur atau
tidak tampak. Hubungan pribadi kita dengan Kristus akan
membuat kita menjadi lebih peka terhadap kehadiran-Nya dan
menggerakkan kita untuk mengasihi-Nya dalam diri orang-
orang yang menderita.
Mewartakan Kabar Baik Di Tengah Krisis Iman dan Identitas 19

Pembuka
Lagu Pembuka
• MB 456 “Panggilan Tuhan“ atau

WARTAKAN KABAR GEMBIRA


Cipt F. A Rustam. R

Siapakah kita diutus menjadi pewarta suka cita


Siapakah kita dipilih menjadi saksi cinta kasihNya
Siapakah kita ditebus olehNya dengan darah suciNya
Siapakah kita berjalan denganNya bangkit dengan mulia
Diriku, dirimu, satu dalam pembabtisan Tuhan
SabdaNya, firmanNya, padaku untuk dilakukan

Reff :
Bertumbuh tumbuh, berbuah buah
Melimpah limpah rahmatNya
Bertumbuh tumbuh, berbuah buah
Wartakan kabar gembira

Tanda salib dan Salam


P Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus
U Amin
P Tuhan beserta kita
U Sekarang dan selama lamanya

Pengantar
Fasilitator menyampaikan/membacakan Gagasan Dasar dari Pertemuan II. Sesu-
dah itu, Fasilitator menyampaikan kata pengantar berikut ini untuk memberikan
penjelasan tentang apa yang hendak dicapai dalam pertemuan ini

Teman-teman muda yang terkasih, kita bersyukur karena Tuhan


kembali menghimpun kita untuk mendengarkan Sabda-Nya. Pada
20 Bulan Kitab Suci Nasional 2020 - OMK

pertemuan yang lalu kita telah diajak untuk mendalami kebenaran


bahwa Allah adalah Kasih. Kita mengenal Allah dan percaya telah
dikasihi oleh Allah sehingga kita pun mengasihi sesama. Dalam
pertemuan kedua ini, kita akan mendalami Matius 25:31-46. Dalam
perikop ini kita akan melihat bahwa “Yesus adalah Anak Manusia,
Raja Kerajaan Surga.” Ia memegang kuasa atas kerajaan abadi dan
pada akhir zaman Ia akan menggunakan kuasa-Nya untuk menen-
tukan siapa yang layak masuk dalam kerajaan-Nya. Marilah kita
membuka hati dan budi kita untuk mendengarkan Sabda Tuhan.

Doa Pembuka
P Marilah berdoa.
Allah Bapa yang Mahakuasa, kami bersyukur kepada-Mu
karena Engkau telah memanggil kami untuk percaya bahwa
Putra-Mu, Yesus Kristus, adalah Raja Kerajaan Surga. Dialah
yang menunjukkan jalan bagi kami untuk mencapai kebaha-
giaan abadi bersama-Mu. Utuslah Roh Kudus-Mu agar kami
dapat memahami Sabda-Mu dan bukalah hati kami bagi Sab-
da-Mu agar dapat menerima Sabda yang Kausampaikan kepa-
da kami. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami
U Amin

Pendalaman Kitab Suci


Pembacaan Kitab Suci
Fasilitator meminta beberapa peserta membaca teks per alinea, satu orang satu
alinea, dengan suara lantang dan tidak tergesa-gesa. Peserta yang lain mende-
ngarkan dengan penuh perhatian sambil mengikutinya dalam Alkitab masing-
masing.

Penghakiman Terakhir
(Matius 25:31-46)

Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan


31

semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan


Mewartakan Kabar Baik Di Tengah Krisis Iman dan Identitas 21

bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. 32Lalu semua


bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan me-
misahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti
gembala memisahkan domba dari kambing, 33dan Ia akan
menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan
kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.
34
Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah
kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku,
terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak
dunia dijadikan. 35Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi
Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum;
ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;
36
ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika
Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara,
kamu mengunjungi Aku. 37Maka orang-orang benar itu akan
menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat
Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus
dan kami memberi Engkau minum? 38Bilamanakah kami
melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi
Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi
Engkau pakaian? 39Bilamanakah kami melihat Engkau sakit
atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? 40Dan
Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk
salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu
telah melakukannya untuk Aku.
41
Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebe-
lah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-
orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang
telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. 42Sebab
ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika
Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; 43ketika Aku
seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika
Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika
Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku.
44
Lalu mereka pun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan,
22 Bulan Kitab Suci Nasional 2020 - OMK

bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau


sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam
penjara dan kami tidak melayani Engkau? 45Maka Ia akan
menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang
dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga
untuk Aku. 46Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan
yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.”

Pendalaman
Fasilitator meminta peserta membaca kembali teks Alkitab sambil memperha-
tikan pertanyaan di bawah ini. Para peserta dapat dibagi dalam kelompok dan
setiap kelompok mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu di dalam teks
Alkitab.
1. Siapakah Anak Manusia itu? (ay. 31)
2. Apa yang dilakukan-Nya pada akhir zaman? Apa yang menjadi
dasar penghakiman-Nya? (ay. 31-33)
3. Siapakah yang diumpamakan dengan domba dan kambing?
Apa yang mereka lakukan? (ay. 35-36, 42-43)
4. Apa yang dilakukan oleh Anak Manusia terhadap mereka yang
di kanan dan sebelah kiri? (ay. 34, 41)

Penjelasan
Fasilitator menyampaikan penjelasan di bawah ini. Fasilitator dapat menambah-
kan penjelasan yang diambil dari penjelasan yang terdapat dalam Gagasan Pen-
dukung.

1. Dalam Kitab Daniel dinyatakan bahwa Anak Manusia adalah


pribadi yang datang dari langit, dari surga, dan bukan seorang
manusia yang datang dari dunia (Dan. 7:13-14). Allah mem-
berikan kepada-Nya kekuasaan dan kemuliaan sebagai raja.
Kerajaan yang berada di bawah kuasa Anak Manusia itu tidak
akan musnah. Kerajaan ini adalah kerajaan surga yang tidak
terikat pada tempat dan waktu dan Anak Manusia itu akan
menjadi raja yang kekal. Anak Manusia yang dinubuatkan da-
Mewartakan Kabar Baik Di Tengah Krisis Iman dan Identitas 23

lam Kitab Daniel itu adalah Yesus. Ia memegang kuasa atas


kerajaan abadi dan pada akhir zaman Ia akan menggunakan
kuasa-Nya untuk menentukan siapa yang layak masuk dalam
kerajaan-Nya. Walaupun Dia berkuasa atas Kerajaan Surga,
Anak Manusia itu hadir dalam diri orang-orang yang mende-
rita. Karena itu, kebaikan yang dilakukan terhadap orang yang
miskin dan menderita itu dilakukan bagi Dia.
2. Pada akhir zaman, Kristus, Anak Manusia, akan datang dalam
kemuliaan-Nya dengan diiringi oleh para malaikat-Nya. Lalu Ia
akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Karena berse-
mayam di atas takhta, dapat dikatakan bahwa ia adalah seorang
raja (ay. 34). Pada waktu itu semua bangsa akan dikumpulkan
di hadapan Anak Manusia untuk diadili. Walaupun yang di-
sebut adalah semua bangsa, pengadilan ini dilakukan kepada
setiap orang, bukan kepada setiap bangsa. Dengan kata lain,
semua orang dari segala bangsa akan dibawa ke hadapan Anak
Manusia dan setiap orang akan dihakimi. Dalam pengadilan
itu, Anak Manusia akan memisahkan seorang dari yang lain,
seperti seorang gembala memisahkan domba dari kambing: Ia
menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya, sedang-
kan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Dasar yang diguna-
kan oleh Anak Manusia untuk menghakimi adalah perbuatan
yang dilakukan oleh setiap orang dalam kehidupan di dunia.
Perbuatan yang mana? Perbuatan yang dilakukan terhadap
orang-orang yang menderita, yaitu yang lapar, haus, telanjang,
sakit, dan dalam penjara. Mereka adalah saudara dari Anak
Manusia, Raja Kerajaan Surga itu, sehingga apa yang dilaku-
kan terhadap mereka sebenarnya dilakukan terhadap Dia.
3. Domba melambangkan orang benar, yaitu orang yang mela-
kukan kebaikan selama hidup di dunia. Ada enam kebaikan
yang mereka lakukan, yang dapat dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu :
24 Bulan Kitab Suci Nasional 2020 - OMK

a. Memberi makan orang yang lapar dan memberi minum


orang yang haus. Dua perbuatan ini merupakan kebaikan
yang mendasar karena menyangkut kebutuhan dasar ma-
nusia. Orang yang kekurangan makan dan minum akan
menjadi lemah badannya. Hal ini bisa membuat orang
menjadi sakit, dan bila berkepanjangan, orang dapat ke-
hilangan nyawa.
b. Memberi tumpangan kepada orang asing dan membe-
ri pakaian kepada orang yang telanjang. Tempat untuk
berteduh dan pakaian membantu orang untuk bertahan
dalam cuaca, apalagi di malam hari atau pada musim di-
ngin.
c. Melawat orang sakit dan mengunjungi orang yang dipen-
jara. Kehadiran dan perhatian kepada kedua kelompok
orang ini dapat mendatangkan kegembiraan bagi mereka
dan meringankan penderitaan yang mereka alami.
Kambing melambangkan orang terkutuk, yang tidak pernah
memperhatikan apalagi mengasihi Tuhan yang hadir dalam di-
ri orang-orang miskin dan menderita. Mereka tidak memberi-
Nya makan ketika Ia lapar, tidak memberi-Nya minum ketika
Ia haus, tidak memberi-Nya tumpangan ketika Ia seorang asing,
tidak memberi-Nya pakaian ketika Ia telanjang, tidak melawat-
Nya ketika Ia sakit, dan tidak mengunjungi-Nya ketika Ia di
dalam pen-jara.
4. Anak Manusia menyebut mereka yang ditempatkan di sebelah
kanan-Nya sebagai orang-orang “yang diberkati oleh Bapa-
Ku.” Ia juga menyatakan bahwa mereka akan menerima Kera-
jaan yang telah disediakan bagi mereka sejak dunia dijadikan.
Demikianlah, orang benar akan masuk ke dalam hidup yang
kekal, yang juga disebut sebagai Kerajaan, yang telah disedia-
kan bagi mereka. Sebaliknya, orang-orang yang dilambangkan
dengan kambing yang ditempatkan di sebelah kiri-Nya itu akan
Mewartakan Kabar Baik Di Tengah Krisis Iman dan Identitas 25

dienyahkan “ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk
Iblis dan malaikat-malaikatnya.” Api yang kekal itu sebenarnya
tidak disediakan bagi manusia, melainkan untuk Iblis dan para
malaikatnya. Tetapi, apa yang mereka lakukan selama hidup di
dunia telah membawa mereka ke tempat itu.

Pesan dan Penerapan


Kemudian fasilitator mengajukan pertanyaan kepada peserta dan memberi kes-
empatan kepada peserta untuk menjawab (dibatasi beberapa orang).

• Kabar baik untuk manusia: Tuhan Yesus yang kita imani ada-
lah Raja yang berkuasa atas Kerajaan Surga selamanya. Ia me-
megang kuasa atas kerajaan abadi dan memiliki kuasa untuk
menentukan siapa yang layak masuk dalam kerajaan-Nya. Se-
kalipun Ia adalah Raja atas surga, Tuhan Yesus dekat dengan
manusia di dunia ini karena Ia hadir dalam diri orang-orang
yang menderita.
• Identitas kita: Kita, para pengikut Kristus, adalah orang-orang
yang percaya bahwa Yesus adalah Anak Manusia, yang ber-
kuasa atas Kerajaan Surga. Kalau Yesus adalah Raja Kerajaan
Surga, kita adalah hamba-hamba-Nya yang setia kepada-Nya
dan senantiasa siap melayani-Nya.
• Cara hidup kita: Karena kita adalah hamba-hamba dari Raja
Kerajaan Surga, kita senantiasa melayani-Nya. Bagaimana kita
melakukan hal ini? Selama menjalani kehidupan di dunia ini
kita dipanggil untuk memperhatikan sesama yang menderita.
Karena, apa pun yang dilakukannya terhadap mereka sebenar-
nya dilakukan bagi Kristus, Tuhan yang berkuasa atas Kerajaan
Surga. Pelayanan terhadap orang-orang yang menderita adalah
tanda kesetiaan sebagai hamba-hamba Kristus, Raja Surga.
26 Bulan Kitab Suci Nasional 2020 - OMK

Fasilitator mengajukan pertanyaan di bawah ini dan memberi kesempatan kepa-


da peserta untuk memberikan jawabannya. Jawaban dari pertanyaan ini ditulis
dan dibacakan satu per satu.

1. Apa yang selama ini menjadi motivasi bagi kita untuk berbuat
baik kepada sesama, khususnya yang sedang mengalami pen-
deritaan?
2. Setelah membaca teks ini, apa yang seharusnya menjadi moti-
vasi saya dalam melayani sesama?

Fasilitator mengajukan pertanyaan di bawah ini dan memberi kesempatan kepa-


da peserta untuk memberikan jawabannya. Jawaban dari pertanyaan ini ditulis
dan dibacakan satu per satu.

1. Siapakah orang-orang yang mengalami penderitaan yang dapat


aku temui di sekitarku?
2. Apa yang harus aku lakukan untuk mereka? Bagaimana aku
harus melakukannya?

Doa Umat
Setelah mendengarkan pesan dari Allah melalui Sabda yang tertulis dalam
Alkitab, seluruh peserta diajak menanggapi Sabda itu dengan doa. Fasilitator
mengajak peserta untuk mempersiapkan doa secara tertulis sebagai tanggapan
atas Sabda yang baru didengarkan. Doa itu bisa berupa pujian, syukur, permoho-
nan, niat, dan sebagainya, dan semuanya berkaitan dengan tema yang direnung-
kan dalam pertemuan ini. Kemudian satu demi satu peserta diminta untuk mem-
bacakan doa yang telah dituliskan. Setelah semua menyampaikan doa, fasilitator
mengajak para peserta untuk mendoakan “Bapa Kami.”
Mewartakan Kabar Baik Di Tengah Krisis Iman dan Identitas 27

Penutup
Doa Penutup
Pemandu mengajak seluruh peserta untuk berdoa memohon bantuan Allah agar
sanggup melaksanakan kehendak-Nya yang telah didengarkan dalam pertemuan

P Marilah berdoa.
Allah Bapa, Yang Maha Pengasih, kami bersyukur kepada-Mu
atas Sabda-Mu yang telah Kaunyatakan kepada kami. Sab-
da-Mu mengingatkan kami akan kebenaran iman yang kami
terima, yaitu bahwa Yesus, Anak Manusia itu, adalah Raja
yang berkuasa atas Kerajaan Surga. Kami mohon bantulah
kami agar senantiasa menyadari bahwa kami adalah ham-
ba-hamba-Nya, yang senantiasa setia melayani-Nya dengan
perbuatan baik dan pelayanan kasih terhadap sesama terutama
yang menderita. Demi Kristus, Tuhan kami.
U Amin.

Tanda Salib
P Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus.
U Amin.

Lagu Penutup
• MB 463 “Yesus Mengutus” atau lagu lain yang sesuai
Mewartakan Kabar Baik Di Tengah Krisis Iman dan Identitas 29

3
Orang Berdosa Namun Dipercaya
Oleh Tuhan
(Lukas 5:1-11)
Tujuan :
1. Peserta memahami bahwa Yesus adalah Allah yang hidup dan
berkuasa.
2. Peserta menyadari bahwa kita adalah orang yang berdosa na-
mun dipercaya oleh Tuhan untuk memberitakan kasih Allah
kepada sesama.
3. Peserta melaksanakan tugas perutusannya menjadi berkat dari
Allah dengan memberitakan kasih-Nya.

Waktu : 90 Menit

Gagasan Dasar :
• Kisah panggilan para murid ini merupakan kisah penampakan
dari Yang Ilahi (epifani), tetapi dalam peristiwa yang sangat
manusiawi. Mulanya Petrus mengenal Yesus sebagai guru
yang dikagumi oleh orang banyak. Ketika Yesus berada di
pantai Danau Galilea, begitu banyak orang mendengarkan-
Nya sampai-sampai Ia harus naik ke perahu dan mengajar
dari atas perahu. Petrus merelakan perahunya untuk menjadi
tempat duduk Yesus. Terdengar aneh bagi Petrus, ketika Yesus
menyuruhnya bertolak ke tempat yang dalam dan menebarkan
jala untuk menangkap ikan. Sudah sepanjang malam ia me-
nebarkan jala tanpa menangkap seekor ikan pun. Hanya karena
rasa hormatnya kepada Yesus, ia melakukannya.
• Melihat tangkapan ikan yang tidak masuk akal baginya seba-
gai seorang nelayan, Simon langsung menyadari bahwa Yesus
bukanlah manusia biasa. Peristiwa ini menunjukkan kepada-
nya bahwa Allah menyatakan diri dalam diri Yesus yang me-
30 Bulan Kitab Suci Nasional 2020 - OMK

nyuruh mereka menebarkan jala pada siang hari. Berhadapan


dengan Yesus, Simon sujud dan meminta Yesus pergi karena
dia orang berdosa. Kesadaran akan siapa dirinya di hadapan
Tuhan membuat Petrus pun menyadari siapa dirinya: di ha-
dapan-Nya, Petrus hanyalah seorang berdosa. Kesadaran ini
menggerakkan Petrus untuk melakukan apa yang dikehendaki
oleh Tuhan karena Dialah yang berkuasa atas dirinya. Tuhan
memanggilnya untuk mengikuti Dia dan menjadi penjala ma-
nusia. Seluruh diri Petrus hanya tertuju kepada Tuhan sehing-
ga meninggalkan segala sesuatu lalu mengikuti Yesus.
• Simon Petrus adalah teladan bagi orang-orang yang percaya
pada Kristus. Di hadapan Tuhan yang Mahakudus, kita menya-
dari diri sebagai orang berdosa. Tetapi, Tuhan berkenan men-
jumpai kita dan memberikan tugas kepada kita untuk memberi-
takan kasih-Nya kepada sesama. Kesadaran bahwa kita adalah
manusia yang berdosa akan mendorong kita untuk melakukan
tugas itu dengan penuh kesungguhan. Walaupun berdosa, kita
diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk menjadi utusan-Nya.

Pembuka
Lagu Pembuka
• MB 452 “Roh Allah Bangkitkan Kami“ atau

GENERASI MILENIAL INDONESIA


Cipt. Flow Ceswara

Kami adalah generasi milenial Indonesia


Jadi pelaku perubahan untukindonesiaku
Bridge:
Janganlah kau tidur, teruslah berlari
Rise for the brigtest star
Mewartakan Kabar Baik Di Tengah Krisis Iman dan Identitas 31

Reff:
Nyalakan smangatmu tuk kreatifitasmu
Jauhi sensasi jawab dengan karyamu
Don’t delay, chasing your dream
Jadi pribadi inklusif, inovatif, transformatif
Dari Sabang-Merauke, Mianggas-Pulau Rote
Bridge, Reff

Tanda salib dan Salam


P Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus
U Amin
P Tuhan beserta kita
U Sekarang dan selama lamanya

Pengantar
Fasilitator menyampaikan/membacakan Gagasan Dasar dari Pertemuan III. Se-
sudah itu, Fasilitator menyampaikan kata pengantar berikut ini untuk memberi-
kan penjelasan tentang apa yang hendak dicapai dalam pertemuan ini.

Teman-teman muda yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus,


terima kasih untuk kehadiran saudara semua dalam Pendalaman
Kitab Suci ini. Dalam Pertemuan II yang lalu kita telah melihat
kebenaran tentang “Yesus, Anak Manusia Adalah Raja Kerajaan
Surga.” Dalam Pertemuan III ini kita akan mendalami kebenaran
lain mengenai iman kita, yaitu “Kita Orang Berdosa Namun Diper-
caya Oleh Tuhan.” Belajar dari pengalaman panggilan Petrus dan
kawan-kawannya dalam Luk. 5:1-11, kita diajak untuk mengenal
Yesus, Tuhan kita, dan mengenal diri kita di hadapan-Nya. Mari-
lah kita membuka hati kita bagi Sabda Tuhan yang kita dengarkan
dalam pertemuan ini.
32 Bulan Kitab Suci Nasional 2020 - OMK

Doa Pembuka
P Ya Allah yang Maharahim, kami bersyukur atas kasih setia-
Mu yang senantiasa menyertai kami, khususnya di saat kami
berada dalam kesulitan hidup. Terima kasih karena pada ke-
sempatan ini Engkau telah mengumpulkan kami kembali
sebagai saudara seiman. Kami hendak membaca dan mere-
nungkan Sabda-Mu. Terangi kami semua dengan kuasa Roh
Kudus-Mu agar kami dapat memahami kebenaran Sabda-Mu
agar kami dapat mengatur hidup kami seturut kehendak-Mu.
Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.
U Amin.

Pendalaman Kitab Suci


Pembacaan Teks Kitab Suci
Fasilitator meminta beberapa peserta membaca teks per alinea, satu orang satu
alinea, dengan suara lantang dan tidak tergesa-gesa. Peserta yang lain mende-
ngarkan dengan penuh perhatian sambil mengikutinya dalam Alkitab masing-
masing.

Penjala Ikan Menjadi Penjala Manusia


(Lukas 5:1-11)
1
Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret,
sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mende-
ngarkan firman Allah. 2Ia melihat dua perahu di tepi pan-
tai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh
jalanya. 3Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu pera-
hu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahu-
nya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar
orang banyak dari atas perahu.
4
Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: “Berto-
laklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk
menangkap ikan.” 5Simon menjawab: “Guru, telah sepan-
Mewartakan Kabar Baik Di Tengah Krisis Iman dan Identitas 33

jang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap


apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan
menebarkan jala juga.” 6Dan setelah mereka melakukan-
nya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala
mereka mulai koyak. 7Lalu mereka memberi isyarat kepada
teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang
membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka ber-
sama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga
hampir tenggelam.
8
Ketika Simon Petrus melihat hal itu ia pun tersungkur di
depan Yesus dan berkata: “Tuhan, pergilah dari padaku,
karena aku ini seorang berdosa.” 9Sebab ia dan semua
orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena
banyaknya ikan yang mereka tangkap; 10demikian juga
Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi
teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: “Jangan takut,
mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.” 11Dan
sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, me-
reka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus.

Pendalaman
Fasilitator meminta peserta membaca kembali teks sambil memperhatikan per-
tanyaan di bawah. Para peserta dapat dibagi dalam kelompok dan setiap kelom-
pok mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu di dalam teks Alkitab.

1. Di mana peristiwa itu terjadi? (ayat 1)


2. Setelah Yesus selesai mengajar, apa yang diperintahkan Yesus
kepada Simon dan bagaimana reaksi Simon? (ayat 4)
3. Apa yang terjadi ketika Simon menebarkan jala?
4. Melihat kejadian itu, apa yang dilakukan Simon Petrus? (ayat
8)
5. Apa yang dikatakan Yesus kepada Simon ketika mendengar
perkataan Simon? (ayat 10)
34 Bulan Kitab Suci Nasional 2020 - OMK

Penjelasan
Fasilitator menyampaikan penjelasan di bawah ini. Fasilitator dapat menambah-
kan penjelasan yang diambil dari penjelasan cerita yang terdapat dalam gagasan
pendukung.

1. Yesus mengajar orang banyak di pantai Danau Genesaret yang


terletak di wilayah Galilea. Banyak orang mengerumuni Yesus
hendak mendengarkan firman Allah yang hendak disampai-
kan-Nya. Mereka berdesak-desakan untuk dapat mendekati
Dia. Bila orang banyak itu terus mendesak-Nya, tidak akan ada
jarak antara Yesus dengan mereka sehingga Ia tidak akan dapat
berbicara kepada mereka.
2. Setelah selesai menyampaikan pengajaran kepada orang ba-
nyak itu, Yesus meminta Simon bertolak ke tempat yang dalam
dan menebarkan jala di situ untuk menangkap ikan. Perintah
ini terdengar aneh di telinga Simon. Ia adalah nelayan yang
sudah terbiasa mencari ikan di Danau Galilea. Pada malam se-
belumnya Simon dan teman-temannya telah bekerja keras un-
tuk mencari ikan, tetapi tidak menangkap apa-apa. Malam hari
adalah waktu yang cocok untuk menangkap ikan dan Simon
adalah nelayan yang memahami situasi di danau itu. Sepanjang
malam ia telah bekerja keras, tetapi tidak mendapatkan apa-
apa, rasanya tidak ada gunanya untuk menebarkan jala pada
siang hari. Kalau kemudian ia bertolak untuk menebarkan jala,
hal itu semata-mata dilakukannya hanya karena mengikuti per-
kataan Yesus. Bisa jadi Petrus tidak setuju dengan Yesus, tetapi
ia melakukan apa yang dikatakan-Nya.
3. Simon dan teman-temannya menolakkan perahunya ke te-
ngah danau lalu mereka menebarkan jala. Apa yang kemudian
dialami oleh Simon benar-benar di luar dugaannya. Jala yang
mereka tebarkan ternyata menangkap sejumlah besar ikan.
Bahkan, jala itu mulai koyak karena tidak dapat menahan ba-
nyaknya jumlah ikan yang tertangkap. Karena itu, mereka me-
manggil teman-teman mereka yang ada di perahu lain untuk
Mewartakan Kabar Baik Di Tengah Krisis Iman dan Identitas 35

membantu menampung ikan yang mereka tangkap. Simon Pe-


trus menyadari bahwa apa yang sedang dialaminya bukanlah
peristiwa biasa. Dia dan teman-temannya takjub menyaksikan
banyaknya ikan yang mereka tangkap, padahal mereka mene-
barkan jala pada siang hari, atas perintah seorang guru.
4. Simon Petrus menyadari bahwa apa yang sedang dialaminya
bukanlah peristiwa biasa. Dia dan teman-temannya takjub
menyaksikan banyaknya ikan yang mereka tangkap, padahal
mereka menebarkan jala pada siang hari, atas perintah seorang
guru. Sesampainya di darat, ia mendekati Yesus dan sujud
di depan-Nya lalu berkata “Tuhan, pergilah dari hadapanku,
karena aku ini seorang berdosa.” Ketika hendak bertolak un-
tuk menebarkan jala, Simon memanggil Yesus dengan sebutan
“guru”. Setelah peristiwa penangkapan ikan ini, Simon me-
manggilnya “Tuhan.” Kenyataan yang dialami Simon mem-
buat dia sadar siapa pribadi yang sedang dihadapinya. Hal ini
juga membuatnya sadar bahwa dirinya adalah orang berdosa
sehingga tidak layak ada di dekat-Nya.
5. Mendengar perkataan Simon, Yesus berkata kepadanya, “Ja-
ngan takut, mulai sekarang engkau akan menjala manusia.” Ia
meminta Simon untuk tidak merasa takut. Benar bahwa Al-
lah telah menyatakan diri dalam pribadi Yesus, tetapi hal itu
dilakukan bukan untuk membuat mereka hancur dan binasa.
Bahkan, Yesus memanggil mereka untuk menjadi penjala ma-
nusia. “Menjala manusia” merupakan kiasan untuk mencari/
membawa orang menjadi pengikut Yesus. Dalam praktiknya
hal ini nantinya baru akan mereka lakukan setelah Yesus naik
ke surga. Mereka akan memberitakan karya penyelamatan
yang dilakukan oleh Kristus kepada orang Yahudi dan bukan
Yahudi. Mereka bahkan harus meninggalkan negeri mereka
untuk melaksanakan tugas ini. Agar dapat menjalankan tugas
ini, sekarang mereka harus mengikuti Yesus untuk menjalani
kehidupan sebagai murid sehingga dapat mengenal Dia dan
memahami kehendak-Nya.
36 Bulan Kitab Suci Nasional 2020 - OMK

Pesan dan Penerapan


Fasilitator menyampaikan pesan yang diambil dari bacaan yang telah direnung-
kan berikut ini :

• Mukjizat penangkapan ikan yang dialami oleh Simon Petrus


menunjukkan bahwa Yesus yang menyuruhnya menebarkan
jala itu adalah Tuhan yang Mahakuasa. Ia berkuasa untuk
“memerintahkan” alam dan alam pun taat kepada-Nya. Dialah
Tuhan yang kita percaya dan kita sembah. Walaupun demiki-
an, Ia datang dalam kehidupan manusia di dunia ini dan me-
nyatakan diri kepada kita.
• Di hadapan Tuhan yang Mahakuasa itu, Simon menyadari
siapa dirinya. Ia sujud di depan Yesus lalu berkata, “Tuhan,
pergilah dari hadapanku, karena aku ini seorang berdosa.” Di
hadapan Tuhan, kita hanyalah manusia yang berdosa. Kita
mempunyai kecenderungan kepada dosa dan dengan kekuatan
sendiri kita tidak sanggup mengalahkan dosa.
• Walaupun demikian, Tuhan meminta Simon untuk mengikuti
Dia dan menjadikannya penjala manusia. Ia mempercayakan
tugas kepada Simon untuk memberitakan karya keselamatan
yang dikerjakan-Nya untuk manusia. Hal yang sama berlaku
untuk kita yang percaya kepada Tuhan Yesus. Sekalipun kita
adalah orang yang berdosa, Tuhan telah memanggil kita untuk
mengikuti-Nya dan mempercayakan tugas untuk memberita-
kan kasih Allah yang menghendaki keselamatan manusia.

Fasilitator mengajukan pertanyaan di bawah ini dan memberi kesempatan ke-


pada peserta untuk memberikan jawabannya. Jawaban dari pertanyaan ini ditulis
dan dibacakan satu per satu.

1. Kapan dan bagaimana seorang pengikut Yesus dapat menyada-


ri bahwa Allah itu Mahakuasa dan bahwa di hadapan Allah dia
hanyalah manusia yang berdosa?
2. Bagaimana seharusnya sikap kita, manusia yang berdosa ini, di
hadapan Allah yang Mahakuasa? Bagaimana sikap Allah ter-
hadap manusia yang berdosa?
Mewartakan Kabar Baik Di Tengah Krisis Iman dan Identitas 37

Fasilitator mengajukan pertanyaan di bawah ini dan memberi kesempatan kepa-


da peserta untuk memberikan jawabannya. Jawaban dari pertanyaan ini ditulis
dan dibacakan satu per satu.

1. Apa makna “menjadi penjala manusia” untuk orang muda Ka-


tolik di zaman sekarang?
2. Bagaimana kita sebagai orang muda Katolik dapat menja-
lankan tugas yang dipercayakan Tuhan kepada kita itu?

Doa Umat
Setelah mendengarkan pesan dari Allah melalui Sabda yang tertulis dalam
Alkitab, seluruh peserta akan menanggapi Sabda itu dengan doa. Fasilitator
mengajak peserta untuk mempersiapkan doa secara tertulis sebagai tanggapan
atas Sabda yang baru didengarkan. Doa itu bisa berupa pujian, syukur, permoho-
nan, niat, dan sebagainya. Kemudian satu demi satu peserta diminta untuk mem-
bacakan doa yang telah dituliskan. Setelah semua menyampaikan doa, fasilitator
mengajak para peserta untuk mendoakan “Bapa Kami.”
38 Bulan Kitab Suci Nasional 2020 - OMK

Penutup
Doa Penutup
Pemandu mengajak seluruh peserta untuk berdoa memohon bantuan Allah agar
sanggup melaksanakan kehendak-Nya yang telah didengarkan dalam pertemuan.

P Ya Allah Yang Maha Cinta, kami bersyukur atas Sabda-Mu


yang menginspirasi kami. Bantulah kami selalu dengan kuasa
Roh Kudus-Mu agar kami dapat mengenali diri kami di hada-
pan-Mu dan berani mempersembahkan hidup kami untuk ke-
rajaan-Mu. Ingatkanlah kami bahwa dalam keberdosaan kami
sekalipun Engkau tetap merangkul kami dan mempercaya
kami untuk melakukan kehendak-Mu. Demi Kristus Tuhan
kami.
U Amin.

Tanda Salib
P Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus
U Amin

Lagu Penutup
• MB 518 “Betapa Kita Tidak Bersyukur” atau lain yang sesuai
Mewartakan Kabar Baik Di Tengah Krisis Iman dan Identitas 39

4
Tujuan :
Bangga Menjadi Orang Katolik
(Kisah Para Rasul 2:37-47)

1. Peserta mengetahui adanya krisis dalam hidup beriman.


2. Peserta menyadari ada persekutuan orang beriman.
3. Peserta merasakan bahwa dengan hidup bersama dalam per-
sekutuan orang beriman imannya semakin teguh dan berbuah.

Waktu : 90 Menit

Gagasan Dasar :
• Para rasul memberitakan karya penyelamatan yang dilakukan
oleh Yesus Kristus kepada orang-orang Yahudi di Yerusalem.
Banyak orang yang percaya kepada pemberitaan mereka lalu
dibaptis. Semua orang yang telah dibaptis membentuk perseku-
tuan yang kemudian disebut Jemaat/Gereja. Gereja yang telah
dimulai oleh para rasul itu berkembang dari zaman ke zaman.
• Gereja, umat Allah adalah persekutuan para murid Kristus,
yang dibangun di atas dasar para rasul. Gereja adalah kum-
pulan orang-orang yang percaya kepada Kristus dan, mengi-
katkan diri dan hidup dalam persekutuan orang beriman. Kita
yang percaya kepada Kristus dan telah dibaptis dalam nama
Tritunggal masuk dalam persekutuan para murid Kristus dan
menjadi anggota Gereja Katolik. Dengan demikian, dalam diri
kita melekat identitas sebagai pengikut Kristus dan anggota
Gereja Katolik.
• Dalam perikop ini kita dapat melihat bagaimana Gereja Perda-
na, yaitu Gereja yang dibangun oleh para rasul di Yerusalem,
menampakkan cara hidup yang khas. Sebagai anggota Gereja
kita perlu memahami cara hidup Gereja Perdana untuk belajar
40 Bulan Kitab Suci Nasional 2020 - OMK

bagaimana hidup menurut identitas sebagai anggota Gereja.


a. Bertekun dalam pengajaran para rasul: Agar dapat hi-
dup sesuai dengan kehendak Tuhan yang mereka imani,
Jemaat selalu mendengarkan ajaran Tuhan Yesus yang
disampaikan oleh para rasul.
b. Hidup dalam persekutuan. Orang-orang yang percaya ke-
pada Kristus menjadi sebuah keluarga di mana para ang-
gotanya saling mengasihi.
c. Memecahkan roti dan berdoa. Para anggota Gereja Per-
dana memecahkan roti untuk mengenangkan karya pe-
nyelamatan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus.
d. Milik bersama. Para anggota Gereja Perdana tidak me-
mentingkan diri sendiri, tetapi memperhatikan kebutuhan
sesama. Mereka menyerahkan apa yang mereka miliki
untuk membantu para anggota yang berkekurangan.
e. Hidup dalam sukacita. Para anggota Gereja Perdana me-
ngalami sukacita karena telah menerima kabar keselama-
tan Kristus. Mereka telah mengalami karya penyelamatan
itu dan bersyukur atas semua yang telah dilakukan oleh
Kristus bagi mereka.
• Dengan hidup bersama dalam persekutuan orang beriman,
sambil menghayati cara hidup jemaat perdana, kita akan me-
rasa bangga sebagai orang Katolik. Kita bangga mempunyai
Allah seperti Yesus, Tuhan yang berkuasa atas hidup dan mati,
atas surga dan bumi. Dengan mengenal identitas Yesus, kita
mengenal identitas kita sebagai pengikut Yesus. Kita adalah
orang-orang yang percaya kepada Yesus sebagai Anak Manu-
sia, Mesias, Raja Surga. Identitas kita ini menggerakkan kita
untuk menjalani kehidupan sebagai pengikut Yesus, khususnya
menjadi pewarta Injil. Kita pergi ke berbagai penjuru dunia un-
tuk memberitakan karya penyelamatan yang dikerjakan oleh
Yesus supaya manusia di dunia ini menikmati kehidupan abadi
di surga.
Mewartakan Kabar Baik Di Tengah Krisis Iman dan Identitas 41

Pembuka
Lagu Pembuka
• PS 498 “Jika Ada Cinta Kasih” atau

KITALAH GEREJA
Cipt. F.A Rustam R

Kitalah Gereja, berkumpul bersama


Didalam nama Tuhan, berkarya
Kitalah Gereja, bertekun dalam doa
Berpegang sabda dan firmanNya, kabarkan sukacita
Janganlah kau ragu akan Janji Babtismu
Teruslah melangkah bangun dunia yang baru
Angkatlah bebanmu serahkanlah padaNya
Nyatakan dirimu bagian sukacita
Ouwo..o.. O o.o 2x kitalah Gereja
Ouwo..o.. O o.o 2x bersyukurlah padaNya
Ouwo..o.. O o.o 2x kitalah Gereja
Ouwo..o.. O o.o 2x jadi Saksi InjilNya

Tanda Salib dan Salam


P Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus
U Amin
P Tuhan beserta kita
U Sekarang dan selama lamanya

Pengantar
Fasilitator menyampaikan/membacakan Gagasan Dasar dari Pertemuan IV. Se-
sudah itu, Fasilitator menyampaikan kata pengantar berikut ini untuk memberi-
kan penjelasan tentang apa yang hendak dicapai dalam pertemuan ini.
42 Bulan Kitab Suci Nasional 2020 - OMK

Teman-teman muda yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus,


kita bersyukur karena Allah membimbing kita semua sampai pada
pertemuan terakhir di Bulan Kitab Suci Nasional 2020. Dalam
Pertemuan I-III kita telah melihat identitas orang beriman dalam
kaitannya dengan Allah yang menyatakan diri dalam Yesus Kristus:
(1) Kita adalah orang yang percaya bahwa Allah adalah Kasih, (2)
Kita adalah pengikut Yesus, Anak Manusia adalah Raja Kerajaan
Surga, dan (3) Kita adalah orang berdosa namun dipercaya oleh
Tuhan. Dalam Pertemuan IV ini kita melihat identitas kita sebagai
anggota Gereja Katolik, persekutuan orang yang percaya kepada
Yesus yang merupakan pernyataan kasih Allah. Kita akan belajar
untuk “Bangga Menjadi Orang Katolik.” Dengan hidup bersama
dalam persekutuan orang beriman, kita mendapatkan kekuatan
dan peneguhan iman. Mari kita siapkan hati untuk mendengarkan
Sabda Tuhan.

Doa Pembuka
P Marilah berdoa.
Ya Allah Bapa Yang Maha kasih, kami bersyukur atas
anugerah cinta kasih-Mu yang boleh kami rasakan dalam
kehidupan bersama dengan saudara-saudara dalam iman.
Kami mohon utuslah Roh Kudus-Mu untuk membimbing
kami untuk memahami Sabda-Mu dalam Kitab Suci. Berilah
kami kekuatan untuk membangun persekutuan orang beriman
sebagai ciri khas murid-murid Yesus Putra-Mu. Dialah Tuhan
dan pengantara kami, kini dan sepanjang masa.
U Amin.
Mewartakan Kabar Baik Di Tengah Krisis Iman dan Identitas 43

Pendalaman Kitab Suci


Pembacaan Teks Kitab Suci
Fasilitator meminta beberapa peserta membaca teks per alinea, satu orang
satu alinea, dengan suara lantang dan tidak tergesa-gesa. Peserta yang lain
mendengarkan dengan penuh perhatian sambil mengikutinya dalam Alkitab
masing-masing.

Cara Hidup Jemaat Pertama (Kisah 2:37-47)


37
Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terha-
ru, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang
lain: “Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?”
38
Jawab Petrus kepada mereka: “Bertobatlah dan hendaklah
kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama
Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu
akan menerima karunia Roh Kudus. 39Sebab bagi kamulah
janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih
jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah
kita.” 40Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi
suatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam
dan menasihati mereka, katanya: “Berilah dirimu disela-
matkan dari angkatan yang jahat ini.”
41
Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi
diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah
kira-kira tiga ribu jiwa. 42Mereka bertekun dalam pengaja-
ran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu
berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
43
Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul
itu mengadakan banyak mukjizat dan tanda. 44Dan semua
orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala
kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, 45dan selalu
ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu mem-
bagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keper-
luan masing-masing. 46Dengan bertekun dan dengan sehati
44 Bulan Kitab Suci Nasional 2020 - OMK

mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka


memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir
dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tu-
lus hati, 47sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua
orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka
dengan orang yang diselamatkan.

Pendalaman
Fasilitator meminta peserta membaca kembali teks sambil memperhatikan per-
tanyaan di bawah. Para peserta dapat dibagi dalam kelompok dan setiap kelom-
pok mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu di dalam teks Alkitab.

1. Apa jawaban Petrus ketika orang banyak bertanya “Apakah


yang harus kami perbuat, saudara-saudara”? (ay. 38-39)
2. Bagaimana cara hidup jemaat yang pertama? (ay. 42)
3. Dengan cara hidupnya yang khas jemaat Kristiani perdana Ye-
rusalem disukai semua orang. Apa yang dilakukan Allah ter-
hadap mereka? (ay. 47)

Penjelasan
Fasilitator menyampaikan penjelasan di bawah ini. Fasilitator dapat menambah-
kan penjelasan yang diambil dari penjelasan cerita yang terdapat dalam gagasan
pendukung.

1. Orang-orang yang hadir terkesan pada karunia lahiriah Roh Ku-


dus dan pada kotbah Petrus tentang perbuatan-perbuatan Allah
melalui Yesus. Beberapa orang lalu menanyakan apa yang ha-
rus mereka lakukan setelah mendengarkan warta tentang Yesus
Kristus itu. Petrus menjawab, “Bertobatlah, ubahlah cara pikir
dan tingkah lakumu!” Mereka diajak untuk berbalik dari sikap
dan perilaku mereka yang jahat, yang mencapai puncaknya ke-
tika mereka membunuh Yesus. Sikap dan perilaku mereka yang
demikian itu telah menutup diri mereka dari karya keselamatan
Allah. Namun, Ia memberikan kesempatan kepada mereka un-
tuk bertobat agar dapat diselamatkan.
Mewartakan Kabar Baik Di Tengah Krisis Iman dan Identitas 45

2. Mereka bertekun dalam pengajaran para rasul. Yang dimaksud-


kan dengan pengajaran para rasul itu adalah pengajaran yang
diberikan kepada orang-orang yang baru percaya pada Kristus
atau dengan kata lain baru masuk Kristiani. Dalam pengaja-
ran itu Kitab Suci ditafsirkan dengan disinari oleh peristiwa
Yesus Kristus. Jadi yang dimaksudkan dengan pengajaran itu
bukan pewartaan Injil kepada orang-orang yang belum percaya
kepada Kristus. Selain itu, mereka berkumpul untuk memecah-
kan roti dan berdoa. Ungkapan ”memecahkan roti” menunjuk
pada Perjamuan Ekaristi. Sedangkan doa yang dimaksudkan
adalah doa atau sembahyang bersama yang dipimpin oleh
para rasul. Persekutuan mereka diwujudkan secara lebih nyata
dalam hal harta milik. Mereka menganggap bahwa “segala ke-
punyaan mereka adalah kepunyaan bersama.” Milik pribadi
tidak hanya digunakan untuk kepentingan diri sendiri; anggota
umat lain, bahkan seluruh umat boleh menggunakannya. Teta-
pi, cara hidup seperti ini tidak dapat disamakan dengan sistem
komunis karena dalam Jemaat Kristiani Perdana itu harta milik
disediakan untuk kepentingan sesama Jemaat secara sukarela
dan dibagikan menurut kebutuhan masing-masing. Anggota
Jemaat yang miskin dan para janda mendapatkan perhatian
utama dalam hal ini.
3. Cara hidup Jemaat yang saling mengasihi dalam satu perse-
kutuan itu membuat mereka disukai semua orang. Cara hidup
mereka yang seperti itu menarik perhatian banyak orang dan
mereka menggabungkan diri dalam persekutuan itu. Jumlah
mereka makin bertambah. Dari kenyataan ini mereka melihat
bahwa “tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan
orang yang diselamatkan.” Nyata bahwa kehidupan Jemaat itu
menjadi sarana pewartaan iman dan bentuk kesaksian mereka
tentang Kristus. Mereka tidak hanya mewartakan dengan kata-
kata tetapi dengan perbuatan dan seluruh hidup mereka.
46 Bulan Kitab Suci Nasional 2020 - OMK

Pesan dan Penerapan


Fasilitator menyampaikan pesan yang diambil dari bacaan yang telah direnung-
kan berikut ini:

• Kita dibaptis karena percaya kepada Allah yang menyatakan


diri dalam Yesus Kristus. Kita mempercayakan diri kepada
Allah yang adalah Kasih dan mengikuti Yesus Kristus, Raja
Kerajaan Surga. Dengan menerima baptisan itu, kita pun men-
jadi anggota Gereja Katolik, persekutuan orang yang percaya
kepada Kristus. Selayaknya kita bangga mempunyai Allah
yang mengasihi kita melalui Yesus Kristus. Selayaknya juga
kita bangga menjadi anggota Gereja Katolik yang kudus, se-
bagaimana kita ucapkan dalam Credo. Kepercayaan akan Kris-
tus dan kesadaran sebagai anggota Gereja Katolik inilah yang
menjadi identitas kita.
• Identitas kita inilah yang menggerakkan kita untuk menjalani
kehidupan sebagai pengikut Yesus seturut cara hidup jemaat
perdana, yakni: 1). Bertekun dalam pengajaran para rasul, yang
sekarang telah tertulis dalam Kitab Suci yang kita baca dan re-
nungkan. 2), Hidup dalam persekutuan, yakni tidak sekedar
berkumpul, tetapi saling mengasihi. 3), Memecahkan roti dan
berdoa, yakni untuk mengenangkan karya penyelamatan yang
dilakukan oleh Tuhan Yesus, yang sekarang dirayakan dalam
perayaan Ekaristi. 4), Milik bersama, yakni tidak mementing-
kan diri sendiri, tetapi memperhatikan kebutuhan sesama. 5),
Hidup dalam sukacita, yakni kita bersukacita karena telah me-
ngalami karya penyelamatan Kristus dan bersyukur atas semua
yang telah dilakukan-Nya bagi kita.
Mewartakan Kabar Baik Di Tengah Krisis Iman dan Identitas 47

Fasilitator mengajukan pertanyaan di bawah ini dan memberi kesempatan ke-


pada peserta untuk memberikan jawabannya. Jawaban dari pertanyaan ini ditulis
dan dibacakan satu per satu.

1. Berilah contoh-contoh yang menggambarkan orang Katolik


yang merasa minder dengan iman dan identitasnya sebagai
orang Katolik!
2. Berdasarkan perikop yang telah kita baca, sebutkan dan jelas-
kan apa saja yang dapat mengungkapkan kebanggaan kita se-
bagai orang yang percaya kepada Kristus dan anggota Gereja
Katolik!
3. Bagaimana kita sebagai orang Katolik mengungkapkan ke-
banggaan kita itu?

Fasilitator mengajukan pertanyaan di bawah ini dan memberi kesempatan ke-


pada peserta untuk memberikan jawabannya. Jawaban dari pertanyaan ini ditulis
dan dibacakan satu per satu.

• Jelaskan bagaimana kita sebagai persekutuan dalam Lingkung-


an dan Komunitas Basis dapat meneladan cara hidup Jemaat
Perdana!

Doa Umat
Setelah mendengarkan pesan dari Allah melalui Sabda yang tertulis dalam Alkitab,
seluruh peserta akan menanggapi Sabda itu dengan doa. Fasilitator mengajak pe-
serta untuk mempersiapkan doa secara tertulis sebagai tanggapan atas Sabda
yang baru didengarkan. Doa itu bisa berupa pujian, syukur, permohonan, niat, dan
sebagainya. Kemudian satu demi satu peserta diminta untuk membacakan doa
yang telah dituliskan. Setelah semua menyampaikan doa, fasilitator mengajak
para peserta untuk mendoakan “Bapa Kami.”
48 Bulan Kitab Suci Nasional 2020 - OMK

Penutup
Doa Penutup
Pemandu mengajak seluruh peserta untuk berdoa memohon bantuan Allah agar
sanggup melaksanakan kehendak-Nya yang telah didengarkan dalam pertemuan

P Marilah berdoa.
Allah Bapa Yang Maha Pengasih, kami bersyukur atas
Sabda-Mu yang telah kami dengarkan dalam pertemuan ini.
Kami mohon, bantulah kami dengan Roh Kudus-Mu agar
kami dapat meneladani cara hidup Jemaat Perdana dalam
membangun persekutuan persaudaraan kami sebagai orang
Katolik, sehingga kami semakin kuat dan tetap setia dalam
iman. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
U Amin.

Tanda Salib
P Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus
U Amin

Lagu Penutup
• MB 463 “Yesus Mengutus” atau lagu lain yang sesuai

Anda mungkin juga menyukai