Tuguran 1
IBADAT TUGURAN
“Liturgi Ekaristi Menginspirasi Transformasi
dalam Gereja Sinodal”
Pendahuluan
Ibadat Tuguran adalah tradisi yang dihidupi oleh
Umat Katolik sebagai “Saat-saat khusuk bersama Yesus
dalam sakratul-maut-Nya.” Allah yang menjadi manusia
tiba pada saat merasakan kondisi akhir keterbatasan
seluruh manusia, yakni kematian, yang dimulai dengan
saat-saat kritis yang disebut sakrat-maut. Maka bagi
umat beriman, Ibadat yang dilakukan setelah Perjamuan
Malam Terakhir (Ekaristi Kamis Putih) ini menjadi
bentuk kesediaan untuk mengosongkan diri dan hati,
membuka pintu batin selebar-lebarnya bagi rahmat agung
yang berasal dari lambung kudus Kristus yang terluka
dan tercurah pada Jumat Agung.
Dalam Liturgi Ekaristi, kita diajak untuk mengalami
persekutuan Ekaristis yang menjadi dasar persekutuan
Gereja Sinodal; yaitu berjalan bersama dalam semangat
Injil sebagai cara hidup (modus vivendi) dan cara
bertindak (modus operandi) dalam menghayati dan
mewujudkan iman kita. Harapannya Ekaristi yang kita
rayakan mampu mentransformasi seluruh aspek hidup
kita dalam hidup menggereja dan bermasyarakat.
Semoga kita dapat terus mempraktekkan tradisi ini
secara universal, dengan melakukan doa dan ibadat
Tuguran 2
yang menciptakan suasana diam dan hening serta
kontemplasi yang mendalam agar semakin intim dalam
kekhusukan bersama Yesus yang amat bersengsara,
namun yang hendak mencurahkan cinta sehabis-
habisnya itu bagi seluruh manusia yang berdosa. Untuk
itu perikop Kitab Suci menjadi sangat penting dibacakan
dengan kidmat dan hening agar umat masuk dalam
keintiman pribadi dengan Tuhan yang menderita.
Semoga pada akhirnya umat yang tertebus, yang
sudah merasakan kasih-Nya yang paling agung dan
tiada tara itu dapat berbuah setelah mengalami jalan
bersama dengan Yesus yang bangkit dan menyertai kita.
Tuguran 3
NYANYIAN PEMBUKA:
Adoro Te atau “Kau Kusembah” (PS 555)
Petugas 1
TANDA SALIB DAN SALAM
P : Dalam nama (†) Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U : Amin.
P : Semoga rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta
kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus selalu
beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya.
Tuguran 4
PENGANTAR
Tuguran 5
mereka berkobar-kobar ketika Yesus berbicara dengan
mereka dan ketika Yesus menerangkan Kitab Suci (Luk
24:32).
Para Murid mengenali Yesus pada waktu Ia
memecah-mecahkan roti (Luk 24:35), semoga melalui
liturgi Ekaristi kita semakin Mengenal Yesus dan
menyadarkan kita betapa pentingnya berjalan bersama
dalam mengemban tugas perutusan. Yesus menjadi
Teladan utama pelayanan, yang Ia contohkan dalam
pembasuhan kaki para murid, yang kita lakukan dalam
perayaan Ekaristi hari ini. Kiranya semangat dan
kesetiaan Yesus yang telah memelihara dan menjaga
kita dengan berkat-Nya mendorong kita untuk terus
berusaha meningkatkan mutu hidup beriman kita dan
menjadikan ”Liturgi Ekaristi Menginspirasi
Transformasi dalam Gereja Sinodal”.
Marilah kita dekatkan diri dan hati kita pada Yesus,
yang hadir dalam Sakramen Mahakudus, dan mohon
kekuatan-Nya untuk melawan kuasa kegelapan,
kejahatan, ketakutan dan dosa yang ada di sekitar kita.
Semoga kita pun pantas menyambut perayaan Paskah
Kebangkitan Yesus Kristus, Tuhan kita.
Tuguran 6
... Kita hening sejenak menyadari kehadiran Tuhan Yesus dan berdoa
....
Petugas 2
P : Terpujilah Engkau, ya Tuhan Yesus untuk selama-
lamanya.
U : Ya, Yesus dalam Sakramen Mahakudus.
P : Salam, ya Tuhan Yesus Kristus yang hadir dalam
Ekaristi Mahakudus.
U : Engkaulah Roti yang turun dari surga, Engkaulah Roti
yang memberi hidup.
P : Salam, ya Tuhan Yesus Kristus yang hadir dalam
Perayaan Ekaristi.
U : Engkaulah sumber cahaya hidup yang memberi terang
bagi mereka yang mengalami kegelapan.
P : Salam, ya Tubuh Kristus yang diserahkan bagi kami
sebagai kurban. Salam ya Darah Kristus yang
ditumpahkan untuk keselamatan kami.
U : Lambung-Mu yang terbuka telah mencurahkan Roh
Kudus dalam Air dan Darah sebagai anugerah
Sakramen Gereja dan kasih yang tanpa batas.
P : Bersama seluruh malaikat dan semua orang kudus.
U : Kami menyembah Engkau, ya Tuhan yang hadir dalam
Sakramen Mahakudus untuk menyelamatkan kami.
Tuguran 7
Petugas 2
DOA PEMBUKA:
P : Marilah menimba air kehidupan.
U : Dari sumber-sumber keselamatan.
P : Marilah berdoa – (hening sejenak)
Allah Bapa Mahakasih, puji dan sembah kami
haturkan kehadirat-Mu, sebab pada malam yang
suci ini Engkau memperkenankan kami hadir
kembali di hadapan Putra-Mu Yesus, yang sedang
bersengsara di Taman Zaitun. Semoga melalui
tuguran ini, kami umat-Mu, di Paroki……….
Keuskupan Sufragan Bogor, siap sedia bersama Dia,
melaksanakan tugas mulia memulihkan derajat
kehidupan kami yang luhur sesuai dengan kehendak-
Mu sendiri. Dengan rendah hati kami mohon ampun
dan belas kasih-Mu atas segala dosa kami, agar kami
pantas mewarisi rahmat surgawi melalui jasa
penebusan Kristus, yang secara sakramental Ia awali
pada malam ini. Demi Dia, yang hidup dan berkuasa
bersama Engkau, dalam kesatuan dengan Roh
Kudus, kini dan sepanjang masa.
U : Amin.
Tuguran 9
RENUNGAN SINGKAT (Petugas 1)
Saudari dan saudara sekalian yang terkasih dalam
Tuhan Yesus. Malam ini kita mengadakan tuguran;
focus kita ialah berjaga-jaga bersama dengan Yesus yang
sedang mengalami pergulatan batin. Pada tuguran, kita
mengenangkan saat Yesus mengalami pergulatan batin
hingga berpeluh darah di Taman Getsemani (Mat 26:36-
46), “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya.
Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku....
Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku.”
(Mat 26: 38.40).
Jadi, dalam tuguran, kita mau berjaga-jaga
menyertai Yesus yang sedang mengalami pergulatan
batin dalam mengikuti kehendak Bapa. Suasana
tuguran, suasana solider dengan Yesus yang sedang
menderita teramat berat, suasana prihatin dan tirakat.
Kita bisa merenungkan betapa berat pergulatan batin
Yesus yang melihat semua penderitaan dan sengsara,
sampai wafat di kayu salib, seperti yang dikehendaki
Bapa.
Pergumulan berat yang Yesus hadapi ini harus
Dia hadapi sendiri. Tidak ada orang-orang di sekeliling
Dia yang mengerti. Para murid utama yang Dia berikan
kepercayaan lebih, yaitu Petrus, Yakobus, dan Yohanes,
tertidur dan membiarkan Dia menghadapi semuanya
sendiri. Apakah yang sebenarnya Yesus harapkan dari
mereka? Yesus membawa mereka untuk berjaga-jaga
dengan Dia di dalam doa (ay. 38, 41),
Tuguran 10
tetapi mereka tidak mengerti. Mereka begitu lelah dan
akhirnya tertidur karena mereka pikir malam ini adalah
malam yang sama dengan malam-malam lainnya.
Tetapi andaikata mereka tahu bahwa malam ini
adalah malam Yesus akan ditangkap dan diserahkan
untuk disalibkan, maka tentu mereka akan berdoa dan
berjaga-jaga, sesuai dengan keinginan Yesus (ay. 41).
Demikian juga saat ini bagi kita sekalian. Jika kita tidak
sadar betapa berbahayanya hidup tanpa topangan
Tuhan, maka kita tidak akan berjaga-jaga di dalam doa.
Kita akan berusaha sendiri, berjuang sendiri, bergerak
sendiri, dan melakukan semua dengan bergantung pada
tangan sendiri.
Tetapi jika kita tahu bahwa yang sedang terjadi di
dalam dunia dan yang akan terjadi di dalam sejarah
manusia adalah hal-hal yang akan menjauhkan kita dari
Allah dan anugerah-Nya, maka kita akan dengan tekun
berdoa memohon kepada Tuhan untuk memberikan
kekuatan dan perlindungan-Nya. Jika kita sadar kita
sedang berada di dalam bahaya, maka pasti kita tidak
akan terlena dan santai, apalagi tertidur.
Tetapi Yesus menyadari waktu yang krusial ini
sendirian. Yesus menghadapi saat-saat penuh
pergumulan ini di Taman Getsemani seorang diri.
Dimanakah para murid? Tinggal di tempat yang terpisah
dari Yesus (ay. 36). Di manakah Petrus, Yakobus, dan
Yohanes? Tertidur.
Tuguran 11
Saudara-saudari terkasih, Sikap peduli dan solider
membangkitkan kekaguman akan kemantapan Yesus
untuk melakukan kehendak Bapa betapapun sulit dan
sakit. Kekaguman itu juga akan melahirkan dalam batin
kita rasa cinta yang berkobar kepada Yesus, ketika
merenungkan beban berat pengorbanan yang
ditanggung Yesus demi cinta-Nya kepada kita, orang
berdosa ini. Karena itu, bacaan Kitab Suci, doa-doa,
nyanyian-nyanyian dan renungan singkat harus
mengungkapkan sikap solider dan prihatin ini, karena
sudah mulai hari sengsara Tuhan.
Perayaan Ekaristi yang baru saja kita ikuti dan kita
lanjutkan dengan tuguran ini, membantu kita
mengalami perubahan atau transformasi dalam
kehidupan sehari-hari. Semoga perubahan itu pun
berdampak baik bagi hidup kita, anggota keluarga, dan
semua orang yang kita jumpai, sehingga mereka dapat
mengalami kehadiran Tuhan melalui kesaksian hidup
kita.
Tuguran 12
❖ Waktu hening ini supaya sungguh dimanfaatkan
dengan baik, karena inilah inti dari tuguran kita,
berjaga bersama dengan Yesus, dalam keheningan.
❖ Lama waktu hening disesuaikan dengan
sikon/kebutuhan/jadwal yang ditentukan.
❖ Waktu hening ditutup dengan mendoakan Bapa Kami.
BERKAT (Petugas 1)
Tuguran 13
P : Tuhan beserta kita
U : Sekarang dan selama-lamanya
P : Semoga segala usaha kita untuk menghadirkan
misteri inkarnasi “Yesus yang bangkit dan berjalan
bersama-sama mereka” meneguhkan kita sekalian:
Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U Amin
P : Saudara-saudari, Ibadat Tuguran kita sudah
selesai
U : Syukur kepada Allah.
Tuguran 14
sekretariatpuspas@gmail.com
Tuguran 15