Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FARMAKOLOGI

PERAN OBAT
(Amelia Lie Tallaut)

Disusun Oleh

Kelompok 3

1) Anggry Lusiana Ohoiledjaan


2) Anissa Bahar Rumlus
3) Eklesius Julio Caesar Fernatubun
4) Elisabet Meske Huninkore
5) Felomena Rahawarin
6) Gayatri Rahawarin
7) Naimah Ahmad Tukloy
8) Sevalia Erlita Sadsuitubun
9) Srf. Zainah Alatas
10)Tisye Renuw

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL

TAHUN AKADEMIK 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai yang
diharapkan. Dengan judul “PERAN OBAT”. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi
tugas kelompok mata kuliah FARMAKOLOGI, Kami juga berterima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan tugas ini.

Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu kami sangat mengharapkan kritk dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya
makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
dan umumnya bagi pembaca. Dan semoga makalah ini dapat memberikan wawasan luas
kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kekurangan, kami mohon untuk saran dan
kritiknya agar makalah ini dapat menjadi lebih baik.

Langgur, 8 Februari 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………2
Daftar Isi……………………………………………………………………………….3
BAB I Pendahuluan……………………………………………………………………4
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………..4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………..4
1.3 Tujuan……………………………………………………………………....4
BAB II Pembahasan…………………………………………………………………....5
2.1 Pengertian Obat…………………………………………………………….5
2.2 Peran Obat………………………………………………………………….6
2.3 Kerja Obat………………………………………………………………….6
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Kerja Obat……………………………………9
BAB III Penutup……………………………………………………………………….12
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………....12
3.2 Saran………………………………………………………………………..12
Daftar Pustaka………………………………………………………………………….13

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat penyakit,
membebaskan gejala, atau mengubah proses kimia dalam tubuh.untuk itu obat sangat
diperlukan. Terkadang Obat tidak selamanya baik, kadang obat justru berbahaya,
karena takaran tertentu dari suatu obat yang memberikan efek tertentu terhadap suatu
penyakit atau gejala sakit.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan pengertian tentang obat?
2. Jelaskan peran obat untuk manusia?
3. Jelaskan kerja obat dalam tubuh manusia?
4. Jelaskan faktor yang mempengaruhi kerja obat?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pengertian tentang obat.
2. Untuk mengetahui peran obat untuk manusia.
3. Untuk mengetahui kerja obat dalam tubuh manusia.
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kerja obat.

4
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian, Peran, dan Kerja Obat


2.1 Pengertian
Pengertian Obat Secara Umum

Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang dipergunakan oleh semua
mahkluk untuk bagian luar dan dalam tubuh guna mencegah ,meringankan ,dan
menyembuhkan penyakit.

Menurut undang-undang ,yang dimaksud obat adalah suatu bahan atau campuran
bahan untuk dipergunakan dalam menentukan
diagnosis,mencegah ,mengurangi,mengurangi,menghilangkan, menyembuhkan penyakit
atau gejala penyakit,luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan
termasuk untuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia.

Pengertian Obat Secara Khusus

5
1. Obat jadi,adalah obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk
serbuk ,tablet ,pil, kapsul,supositoria,cairan ,salep ,atau bentuk lainnya yang secara
teknis sesuai dengan FI atau buku resmi lain yang ditetapkan pemerintah.
2. Obat paten,yaitu obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama pembuat
yang diberi kuasa atau dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya.
3. Obat baru, yaitu obat-obat yang berisi zat ,baik yang berkhasiat maupun tidak
berkhasiat seperti lapisan,pengisi,pelarut ,pembantu,atau komponen lain yang belum
dikenal sehingga tidak diketahui khasiat dan kegunaannya.
4. Obat asli, yaitu obat yag didapat langsung dari bahan-bahan alamiah Indonesia,diolah
secara sederhana berdasarkan pengalaman dan digunakan dalam pengobatan
tradisional.
5. Obat tradisional,yaitu obat yang didapat dari bahan alam(mineral,tumbuhan,atau
hewan),diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman dan digunakan dalam
pengobatan tradisional.
6. Obat esensial,yaitu obat yang paling banyak dibutuhkan untuk layanan kesehatan
masyarakat dan tercantum dalam Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) yang
diterapkan oleh Menteri Kesehatan RI.
7. Obat generik, yaitu obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam FI untuk zat
berkhasiat yang dikandungnya.

2.2 Peran
Obat merupakan salah satu komponen yang tidak dapat tergantikan dalam pelayanan
kesehatan. Obat berbeda dengan komoditas perdagangan, karena selain merupakan
komoditas perdagangan, obat juga memiliki fungsi sosial. Obat berperan sangat
penting dalam pelayanan kesehatan karena penanganan dan pencegahan berbagai
penyakit tidak dapat dilepaskan dari tindakan terapi dengan obat atau farmakoterapi.
Peran obat secara umum :
1. Penetapan diagnosa
2. Untuk pencegahan penyakit
3. Menyembuhkan penyakit
4. Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan
5. Mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu
6. Peningkatan kesehatan

6
7. Mengurangi rasa sakit

2.3 Kerja Obat


Obat menghasilkan kerja dengan mengubah cairan tubuh atau membran sel atau
dengan beinteraksi dengan tempat reseptor. Jel aluminium hidroksida obat mengubah zat
kimia suatu cairan tubuh (khususnya dengan menetralisasi kadar asam lambung).

1. Fase Farmasetik (Disolusi)

Sekitar 80% obat diberikan melaui mulut. Oleh karena itu,


farmasetik(disolusi) adalah fase pertama dari kerja obat. Dalam saluran
gastrointestinal, obat-obat perlu dilarutkan agar dapat diabsorsi. Obat dalam bentuk
padat (tablet atau pil) harus didisintegrasi menjadi partikel-partikel kecil supaya dapat
larut ke dalam cairan dan proses ini dikenal sebagai disolusi. Disintegrasi adalah
pemecahan tablet atau pil menjadi partikel-partikel yang lebih kecil dan disolusi
adalah melarutnya partikel-partikel yang lebih kecil itu dalam cairan gastrointestinal
untuk diabsorbsi. Rate limiting adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah obat untuk
berdisintegrasi dan sampai menjadi siap untuk diabsorbsi oleh tubuh.

2. Fase Farmakokinetik
Farmakokinetik adalah ilmu tentang cara obat masuk ke dalam tubuh,
mencapai tempat kerjanya, dimetabolisme, dan keluar dari tubuh. Dokter dan perawat
menggunakan pengetahuan farmakokinetiknya ketika memberikan obat, memilih rute
pemberian obat, menilai resiko perubahan keja obat, dan mengobservasi respons
klien. Empat proses yang termasuk di dalamnya adalah : absorpsi, distribusi,
metabolisme (biotransformasi), dan ekskresi(eliminasi).
1) Absorpsi
Absorpsi adalah pergerakan partikel-partikel obat dari konsentrasi tinggi dari
saluran gastrointestinal ke dalam cairan tubuh melalui absorpsipasif, absorpsi
aktif, rinositosis atau pinositosis. Absorpsi aktif umumnya terjadi melalui difusi
(pergerakan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah). Absorpsi aktif
membutuhkan carier atau pembawa untuk bergerak melawan konsentrasi.
Pinositosis berarti membawa obat menembus membran dengan proses menelan.
2) Distribusi

7
Distribusi adalah proses di mana obat menjadi berada dalam cairan tubuh dan
jaringan tubuh. Distribusi obat dipengaruhi oleh aliran darah (dinamika sirkulasi),
afinitas (kekuatan penggabungan) terhadap jaringan, berat dan komposisi badan,
dan efek pengikatan dengan protein.
a) Dinamika Sirkulasi
Obat lebih mudah keluar dari ruang interstial ke dalam ruang
intravaskuler daripada di antara kompartemen tubuh. Pembuluh darah dapat
ditembus oleh kebanyakan zat yang dapat larut, kecuali oleh partikel obat yang
besar atau berikatan dengan protein serum. Konsentrasi sebuah obat pada
sebuah tempat tertentu bergantung pada jumlah pembuluh darah dalam
jaringan, tingkat vasodilasi atau vasokonstriksi lokal, dan kecepatan aliran
darah ke sebuah jaringan. Latihan fisik, udara yang hangat, dan badan yang
menggigil mengubah sirkulasi lokal. Contoh, jika klien melakukan kompres
hangat pada tempat suntikan intramuskular, akan terjadi vasodilatasi yang
meningkatkan distribusi obat.
b) Berat dan Komposisi Badan
Ada hubungan langsung antara jumlah obat yang diberikan dan jumlah
jaringan tubuh tempat obat didistribusikan. Kebanyakan obat diberikan
berdasarkan berat dan komposisi tubuh dewasa. Perubahan komposisi tubuh
dapat mempengaruhi distribusi obat secara bermakna. Contoh tentang hal ini
dapat ditemukan pada klien lansia. Karena penuaan, jumlah cairan tubuh
berkurang, sehingga obat yang dapat larut dalam air tidak didistribusikan
dengan baik dan konsentrasinya meningkat di dalam darah klien lansia.
Peningkatan persentase leak tubuh secara umum ditemukan pada klien lansia,
membuat kerja obat menjadi lebih lama karena distribusi obat di dalam tubuh
lebih lambat. Semakin kecil berat badan klien, semakin besar konsentrasi obat
di dalam cairan tubuhnya, dan dan efek obat yang dihasilkan makin kuat.
Lansia mengalami penurunan massa jaringan tubuh dan tinggi badan dan
seringkali memerlukan dosis obat yang lebih rendah daripada klien yang lebih
muda.
c) Ikatan Protein
Kadar protein yang rendah menurunkan jumlah tempat pengikatan
dengan protein sehingga meningkatkan jumlah obat bebas dalam plasma.
Dengan demikian dalam hal ini dapat terjadi kelebihan dosis, karena dosis
8
obat yang diresepkan dibuat berdasarkan persentase di mana obat itu berikatan
dengan protein.
d) Metabolisme Atau Biotransformasi
Hati merupakan tempat utama untuk metabolisme. Kebanyakan obat
diinaktifkan oleh enzim-enzim hati dan kemudian diubah menjadi metabolit
inaktif atau zat yang larut dalam air untuk diekskresikan. Tetapi, beberapa
obat ditransformasikan menjadi metabolit aktif, menyebabkan peningkatan
respons farmakologik, penyakit-penyakit hati, seperti sirosis dan hepatitis,
mempengaruhi metabolisme obat.
e) Ekskresi atau Eliminasi
Rute utama dari eliminasi obat adalah melalui ginjal, rute-rute lain
meliputi empedu, feses, paru- paru, saliva, keringat, dan air susu ibu. Obat
bebas yang tidak berkaitan dengan protein tidak dapat difiltrasi oleh ginjal.
Sekali obat dilepaskan bebas dan akhirnya akan diekskresikan melalui urin.

3. Fase Farmakodinamik
Farmakodinamik mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia
selular dan mekanisme kerja obat. Respons obat dapat menyebabkan efek fisiologi
primer atau sekunder atau kedua-duanya. Efek primer adalah efek yang diinginkan,
dan efek sekunder bisa diinginkan atau tidak diinginkan. Salah satu contoh dari obat
dengan efek primer dan sekunder adalah difenhidramin (benadryl) suatu antihistamin.
Efek primer dari difenhidramin adalah untuk mengatasi gejala-gejala alergi, dan efek
sekundernya adalah penekanan susunan saraf pusat yang menyebabkan rasa kantuk.
Efek sekunder ini tidak diinginkan jika sedang mengendarai mobil, tetapi pada saat
tidur, dapat menjadi diinginkan karena menimbulkan sedasi ringan.

2.4 Faktor Yang Memengaruhi Kerja Obat   


Akibat perbedaan cara dan tipe kerja obat,respon terhadap obat sangat
bervariasi.Faktor selain karakteristik  obat juga mempengaruhi kerja obat.Klien
mungkin tidak memberi respon yang sama terhadap setiap dosis obat yang
diberikan.Begitu juga obat yang sama dapat menimbulkan respons yang berbeda pada
klien yang berbeda.   

9
1. Perbedaan Genetik
Susunan genetik memepengaruhi biotransformasi obat.Pola metabolik
dalam keluarga seringkali sama.Faktor genetik menentukan apakah enzim yang
terbentuk secara alami ada untuk meembantu penguraian obat.Akibatnya anggota
keluarga sensitif terhadap suatu obat. 

2. Variabel Fisiologi
Perbedaan hormonal antara pria dan wanita mengubah metabolisme obat
tertentu.hormon dan obat saling bersaing dalam biotransformasi karena kedua
senyawa tersebut terurai dalam proses metabolik yang sama..Variasi diurnal pada
sekresi estrogen bertanggung jawab untuk fluktuasi siklik reaksi obat yang dialami
wanita.Usia berdampak langsung pada kerja obat.Bayi tidak memiliki banyak
enzim yang diperlukan untuk metabolisme obat normal.Sejumlah perubahan
fisiologis yang menyertai penuaan memengaruhi respon terhadap terapi
obat.Sistem tubuh mengalami perubahan fungsi dan struktur yang mengubah
pengaruh obat.Perawat harus berupaya untuk meminimalkan efek obat yang
berbahaya dan meningkatkan kapasitas fungsi yang tersisa pada kien.Apabila
status nutrisi klien buruk,sel tidak dapat berfungsi dengan normal,sehingga
biotransformasi tidak berlangsung.seperti semua fungsi tubuh,metabolisme obat
bergantung pada nutrisi yang adekuat untuk membentuk enzim dan
protein.Kebanyakan obat berikatan dengan protein sebelum didistribusi ke tempat
kerja obat. Setiap penyakit yang merusak fungsi organ yang bertanggung jawab
untuk farmakoniketik normal juga merusak kerja obat. Perubahan integritas kulit,
penurunan absorpsi atau motilitas saluran cerna, dan kerusakan fungsi ginjal dan
hati hanya beberapa kondisi penyakit yang berhubungan dengan kondisi yang
dapat mengurangi kemanjuran obat atau membuat klien berisiko mengalami
toksikasi obat.

3. Kondisi Lingkungan
Stres fisik dan emosi yang berat akan memicu respons hormonal yang
pada akhirnya menggangu metabolisme obat pada klien. Radiasi ion menghasilkan
efek yang sama dengan mengubah kecepatan aktivitas enzim. panas dan dingin
dapat memengaruhi respons terhadap obat. Klien hipertensi diberi vasodilator
untuk mengatur tekanan darahnya. Pada cuaca panas,dosis vasodilator perlu di
10
kurangi karnar suhu yang tinggi meningkatkan efek obat. Cuaca dingin cenderung
meningkatkan vasokontriksi, sehingga dosis vasolidator perlu di tambah. Reaksi
suatu obat bervariasi, bergantung pada lingkungan obat tersebut digunakan. Klien
yang dilindungi dalam isolasi dan diberi analgesik memperoleh efek peredaan
nyeri yang lebih kecil dibanding klien yang dirawat di ruang tempat keluarga
dapat mengunjungi klien. Contoh lain ialah jika minum alkohol sendirian; efek
yang timbul hanya mengantuk. Namun. Minum bersama sekelompok teman
membuat individu menjadi ceria dan bergaul.

4. Faktor Psikologis
Sejumlah faktor psikologis memengaruhi penggunaan obat dan respons
terhadap obat. Sikap seseorang terhadap obat berakar dari pengalaman
sebelumnya atau pengaruh keluarga. Melihat orangtua sering menggunakan obat-
obatan dapat membuat anak menerimat obat sebagai bagian dari kehidupan
normalnya.Makna obat atau signifikansi mengonsumsi obat mempengaruhi respon
klien terhadap terapi.Sebuah obat  dapat digunakn sebagai  cara untuk mengatasi
rasa tidak aman.Pada situasi ini ,klien bergantung pada obat  sebagai media
koping dalam kehidupan .Sebaliknya jika klien kesal  terhadap kondisi fisik
mereka ,rasa marah dan sikap bermusuhan dapat menimbulkan reaksi yang
diinginkan terhadap obat.Obat seringkali memberi rasa aman .penggunaan secara
teratur obat tanpa resep atau obat yang dijual bebas.misalnya vitamin,laksatif,dan
aspirin,banyak orang merasa mereka dapat mengontrol kesehatannya.Prilaku
perawat saat memberikan obat dapat berdampak secara signifikan pada respon
klien terhadap pengobatan.Apabila perawat memberi kesan bahwa obat dapat
membantu pengobatan kemungkinan akan memberi efek yang positif.Apabila
perawat terlihat kurang peduli saat klien  merasa tidak nyaman,obat yang
diberikan terbuktif relatif tidak efektif.  

5. Diet  
Interaksi obat dan nutrien dapat mengubah kerja obat atau efek nutrien
dapat mengubah kerja obat atau efek nutrien. Contoh vitamin K(terkandung dalam
sayuran hijau berdaun)merupakan nutrien yang melawan  efek warfarin
natrium(Coumadin)mengurangi efeknya pada mekanisme pembekuan
darah .Minyak mineral menurunkan  absorbsi  vitamin larut lemak.Klien
11
membutuhkan nutrisi  tambahan ketika mengonsumsi  obat yang menurunkan efek
nutrisi .Menahan konsumsi nutrien tertentu dapat menjamin efek terapeutik obat

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan :
 Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat penyakit,
membebaskan gejala, atau mengubah proses kimia dalam tubuh. Obat adalah substansi yang
berhubungan fungsi fisiologis tubuh dan berpotensi mempengaruhi status kesehatan.
Pengobatan / medikasi adalah obat yang diberikan untuk tujuan terapeutik / menyembuhkan. 

3.2 Saran :
Dengan disusunnya makalah ini, penulis mengharapkan kepada semua pembaca agar
dapat mengetahui dan memahami apa itu obat serta peran dan kerjanya dalam tubuh manusia.
Penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat menjadi lebih baik
dari sebelumnya. Demikian saran yang dapat penulis sampaikan semoga dapat membawa
manfaat bagi semua pembaca. 

12
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Annisa.” Sifat Kerja Obat”.08 Juni 2016. http://nissanisso-


fkp11.web.unair.ac.id/artikel_detail-49831-Umum-sifat kerja obat.html.

Potter&perry,1999, Fundamental Keperawatan, Edisi 4, Jakarta: EGC.


Syamsuni.2006.Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi.Jakarta : EGC.

13

Anda mungkin juga menyukai