Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP DASAR DAN PENGGOLONGAN


OBAT

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

ANGGOTA :

1. SITI FATIMAH AZZAHRA


2. HARYATI SAMSYUDDIN
3. NIA APRILIA PUTRI
4. DWI SULASTRI

PRODI D-IV KEPERAWATAN BIMA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

2017/2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa selesaikan
makalah ini mengenai konsep dasar obat dan penggolongan obat.

Makalah ini sudah selesai kami susun dengan maksimal dengan bantuan
pertolongan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
sudah ikut berkontribusi didalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
kami terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca sehingga kami bisa melakukan perbaikan makalah ini
sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.

Akhir kata kami meminta semoga makalah ilmiah tentang konsep dasar
dan penggolongan obat ini bisa memberi manfaat utaupun inpirasi pada pembaca.

. Bima, Februari 2018

. Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN

BAB II PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR OBAT


1. PENGERTIAN OBAT
2. NAMA-NAMA OBAT
3. BENTUK OBAT
4. FARMAKOKINETIK
B. PENGGOLONGAN OBAT

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk
digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau
kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk
memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia.
(Kep. MenKes RI NO.193/KAB/B.VII/71)

Sebagai konsumen tentunya kita harus mengetahui apa yang kita


konsumsi. Mulai dari makanan, minuman maupun obat. Namun dalam
makalah ini penulis hanya membahas mengenai obat yaitu konsep dasar
dan penggolongan obat, dalam rangka memperdalam ilmu mengenai obat
sekaligus menyelesaikan tugas farmakologi yang di berikan oleh dosen
pembimbing kami, Ibu Martiningsih .

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja yang terdapat dalam konsep dasar obat?
2. Bagaimana penggolongan obat?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep dasar obat.
2. Untuk mengetahui penggolongan obat.
BAB II

PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR OBAT
1. Pengertian obat
Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan
untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah,
mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala
penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau
hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian
badan manusia.
(Kep. MenKes RI NO.193/KAB/B.VII/71)

Obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa


sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau
hewan. ( Ansel, 1985)

Obat adalah sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap untuk di


gunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan dan kontrasepsi. (
Kebijakan obat nasional, departemen kesehatan RI, 2005)

Jika di simpulkan obat merupakan benda yang dapat di gunakan untuk


merawat penyakit, membebaskan gejala, atau memodifikasi proses
kimia dalam tubuh. Obat merupakan senyawa kimia selain makanan
yang bisa mempengaruhi organisme hidup, yang pemanfaatannya bisa
untuk mendiagnosis, menyembuhkan, mencegah suatu penyakit.

2. Nama-nama obat
a. Nama kimia
Nama kimia memberikan gambaran pasti komposisi obat.
Contohnya, asam asetilsalisilat yang biasa di kenal sebagai aspirin.
b. Nama generik
Nama generik di berikan oleh pabrik yang pertama kali
memproduksi obat tersebut sebelum mendapat izin dari FDA dan
hal ini di lindungi hukum. Aspirin dan verapamil hidroklorida
adalah contoh nama generik.
c. Nama resmi
Nama resmi obat adalah nama obat yang terdapat dalam publikasi
resmi, misalnya dalam united states pharmacopeia (USP). Sebuah
nama obat generik seringkali menjadi nama resmi misalnya pada
kasus aspirin.
d. Nama dagang, nama merek, atau nama pabrik
Adalah nama yang di gunakan pabrik dlam memasarkan obat.
Sebuah obat generik dapat memiliki nama dagang yang berbeda.
Contoh, aspirin di kenal dengan nama dagang bufferin dan
verepamil hidroklorida di kenal dengan nama dagang calan dan
isoptin. Nama dagang memiliki simbol ® di sebelah kanan atas
nama obat, yang mengindikasikan bahwa obat terdaftar.

3. Bentuk obat
a. Kaplet

Bentuk dosis padat untuk pemberian oral . bentuknya seperti


kapsul dan bersalut, sehingga mudah di telan.
b. Aerosol
Adalah sediaan yang dikemas dibawah tekan, mengandung zat
aktif terapeutik yang di lepas pada saat sistem katup yang sesuai
ditekan. Sediaan ini di gunakan untuk pemakaian topikal pada kulit
dan juga untuk pemakaian lokal pada hidung (aerosol nasal), mulut
(aerosol lingual) atau paru-paru (aerosol anhilasi)
c. Kapsul

Bentuk dosis padat untuk pemberian oral;obat dalam bentuk


bubuk, cairan, atau minyakdan di bungkus oleh selongsong gelatin;
kapsul diwarnai untuk membantu identifiksi produk.
d. Eliksir
Cairan jernih berisi air dan/atau alkohol; di rancang untuk
penggunaan oral; biasanya di tambah pemanis.

e. Tablet enterik bersalut


Tablet untuk pemberian oral yang dilapisi bahan yang tidak larut
dalam lambung, lapisan larut di dalam usus, tempat obat
diabsorpsi.
f. Ekstrak
Bentuk obat pekat yang di buat dengan memindahkan bagian aktif
obat dari komponen lain obat tersebut (misalnya ekstrak cairan
adalah obat yang dibuat menjadi larutan dari sumber sayur-
sayuran).
g. Gliserit
Larutan obat yang dikombinasikan dengan gliserin untuk
penggunaan luar, berisi sekurang-kurangnya 50% gliserin.
h. Cakram intraokular (intraocular disk)
Bentuk oval, fleksibel berukuran kecil terdiri dari dua lapisan luar
yang lunak dan sebuah lapisan tengah berisi obat. Saat
dilembabkan oleh cairan okuler (mata), cakram melepas obat
sampai satu minggu.
i. Obat gosok (liniment)
Preparat biasanya mengandung alkohol, minyak atau pelembut
sabun yang dioles pada kulit.
j. Losion
Obat dalam cairan, suspensi yang dioles pada kulit untuk
melindunginya.
k. Salep

Semisolid (agak padat) preparat yang dioles pada kulit, biasanya


mengandung satu atau lebih obat.
l. Pasta
Preparat semisolid, lebih kental dan lebih kaku dari pada salep,
diabsorpsi melalui kulit lebih lambat dari pada salep.
m. Pil

Bentuk dosis padat berisi satu atau lebih obat, dibentuk ke dalam
bentuk tetesan, lonjong, atau bujur.

n. Larutan

Preparat cairan yang dapat digunakan per oral,parantel,atau secara


eksternal dapat jga dimasukan ke dalam organ atau organ tubuh
(misalnya irigasi kandung kemih) berisih air dan mengandung satu
atau lebih senyawa terlarut harus steril untuk penggunaan
parenteral
o. Supositoria

Bentuk dosis padat yg dicampur dengan glatin dan dibentuk dalam


bentuk peluru untuk dimasukan ke dalam rongga tubuh ( rektum
atau vagia ) meleleh saat mencapai suhu tubuh,melepas obat untuk
diabsorpsi
p. Suspensi
Partikel obat yg dibelah sampai halus dan larut dalam media cair
saat di biarkan,partikel berkumpul dibagian bawah wadah
umumnya merupaka obat oral dan tidak diberikan perintravena
q. Sirup
Obat yg larut dalam larutan pekat mengandung perasa yg membuat
obat terasa lebih enak
r. Tablet

Bentuk dosis bubuk yg dikompresi ke dalam cakram atau slinder


yg keras selain obat utama, mengandung zat pengikat ( perangkat
untuk membuat bubuk menyatu ),zat pemisah ( untuk
meningkatkan pelarut tablet ),lubrika ( supaya mudah di buat
dipabrik ) dan zat pengisi ( supaya ukuran table cocok )
s. Cakram atau lempeng transdermal
Obat berada dalam cakram (diks) atau patch mebran
semipermeabel yg membuat obat dapat diabsorpsi perlahan-lahan
melalui kulit dalam periode waktu yg lama
t. Tingtural
Alkohol atau larutan obat air-alkohol
u. Tablet isap (troche lozenge)
Bentuk dosis data ,bundar mengandung obat citarasa,gula,dan
bahan perekat cair larut dalam mulut melepas obat

4. Farmakokinetik
Merupakan fase farmakologi dimana obat yang masuk kedalam tubuh
akan mengalami serangkaian peristiwa yaitu absorpsi, metabolisme
dan ekskresi (ADME) untuk mencapai kerja obat tersebut. Dapat di
katakan bahwa farmakokinetika mempelajari tentang pengaruh tubuh
(nasib obat dalam tubuh).
a. Absorpsi
Merupakan proses penyerapan partikel-partikel obat dari
tempat pemberian ke dalam cairan tubuh melalui absorpsi
pasif, absorpsi aktif atau pinositosis.
 Absorpsi pasif : terjadi melalui difusi ( penggerakan dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah), sehingga obat
tidak memerlukan energi untuk menembus membran.
 Absorpsi aktif : membutuhkan carier( pembawa) untuk
bergerak melawan perbedaan konsentrasi, contoh: obat
berikat dengan enzim atau protein untuk menembus
membran.
 Pinositosis : membawa obat menembus membran dengan
proses menelan.

b. Distribusi
Distribusi adalah proses penyebaran obat dari pembuluh darah
ke cairan tubuh, jaringan atau tempat kerjanya. Faktor-faktor
yang mempengaruhi distribusi adalah aliran darah ( fungsi
kardiovaskuler), afinitas terhadap jaringan, ikatan obat dengan
protein plasma, sifat fisikokimia, dan adanya hambatan
fisiologi tertentu, seperti abses atau kanker. Sedangkan
kecepatan distribusi di pengaruhi oleh permeabilitas membran
kapiler terhadap molekul obat.
c. Metabolisme
Ialah proses perubahan struktur kimia obat yang terjadi dalam
tubuh dan di katalis oleh enzim. Pada proses ini molekul obat
di ubah menjadi lebih polar, artinya lebih mudah larut dalam
air dan kurang larut dalam lemak sehingga lebih mudah di
ekskresikan melalui ginjal. Faktor-faktor yang mempengaruhi
mtabolisme obat antara lain, faktor genetik atau keturunan,
perbedaan spesies dan galur, perbedaan jenis kelamin,
perbedaan umur, penghambatan enzim metabolisme, induksi
enzim metabolisme, faktor lain-lain.

d. Ekskresi
Obat di keluarkan dari tubuh melalui organ ekskresi dalam
bentuk metabolit polar diekskresi dalam bentuk metabolit hasil
biotransformasi atau dalm bentuk asalnya. Obat atau metabolit
polar di ekskresikan lebih cepat dari pada obat larut lemak,
kecuali pada ekskresi melalui paru.
Ekskresi obat juga terjadi melalui keringat, liur, air mata, air
susu, dan rambut, tetapi dalam jumlah yang relatif kecil sekali
sehingga tidak berarti dalam pengakhiran efek obat.liur dapat
digunakan sebagai pengganti darah untuk menentukan kadar
obat tertentu. Rambut pun dapat di gunakan untuk menemukan
logam toksi, misalnya arsen, pada kedokteran forensik.
B. PENGGOLONGAN OBAT
1. Penggolongan obat berdasarkan jenis:

 obat bebas
 obat bebas terbatas
 obat keras
 obat psikotropika dan narkotika.

2. Penggolongan obat berdasarkan mekanisme kerja obat

Dibagi menjadi 5 jenis penggolongan antara lain :

 obat yang bekerja pada penyebab penyakit, misalnya penyakit


akibat bakteri atau mikroba, contoh antibiotik
 obat yang bekerja untuk mencegah kondisi patologis dari penyakit
contoh vaksin, dan serum.
 obat yang menghilangkan simtomatik/gejala, meredakan nyeri
contoh analgesik
 obat yang bekerja menambah atau mengganti fungsi fungsi zat
yang kurang, contoh vitamin dan hormon.
 pemberian placebo adalah pemberian obat yang tidak mengandung
zat aktif, khususnya pada pasien normal yang menganggap dirinya
dalam keadaan sakit. contoh aqua pro injeksi dan tablet placebo.

Selain itu dapat dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, seperti


obat antihipertensi, kardiak, diuretik, hipnotik, sedatif, dan lain lain.

3. Penggolongan Obat berdasarkan Fungsinya atau Jenisnya

Macam-macamnya antara lain : Analgesik, Anastetik, Antipiretik, Anti


Bakteri, AntiVirus, Anti Pirai, Anti Alergi, dll.
 Analgesik.
Analgesik adalah sejenis obat yang dibuat untuk
menghilangkan rasa nyeri tanpa harus menghilangkan
kesadaran seseorang. Analgesik memiliki sifat seperti narkotik,
yaitu menekan sistem saraf pusat dan mengubah persepsi
terhadap rasa sakit yang diderita. Analgesik sering kali
digunakan bersamaan dengan beberapa jenis obat-obatan
lainnya seperti parasetamol dan kodein.
 Anastetik
Anestesi adalah tindakan medis pra-operasi yang bertujuan
untuk mengurangi rasa sakit yang mungkin ditimbulkan selama
prosedur dengan cara menghambat sinyal indera perasa menuju
otak yang membuat seseorang waspada/bangun atau merasakan
sesuatu.
 Antipiretik adalah obat penurun panas. Obat-obat antipiretik
juga menekan gejala-gejala yang biasanya menyertai demam
seperti mialgia, kedinginan, nyeri kepala, dan lain-lain.
 Antibakteri adalah zat yang dapat mengganggu pertumbuhan
atau bahkan mematikan bakteri dengan cara mengganggu
metabolisme mikroba yang merugikan
 Antivirus merupakan salah satu penggolongan obat yang
secara spesifik digunakan untuk mengobati infeksi virus.
 Antipirai adalah obat untuk mengobati pirai (artritis gout) atau
sering disebut penyakit asam urat.
 Antihistamin adalah zat-zat yang dapat mengurangi atau
menghalangi efek histamin terhadap tubuh dengan jalan
memblok reseptor –histamin (penghambatan saingan).

4. Penggolongan Obat berdasarkan tempat atau lokasi pemakaian

 Obat dalam yaitu obat obatan yang dikonsumsi peroral, contoh


tablet antibiotik, parasetamol tablet
 Obat luar yaitu obat obatan yang dipakai secara topikal/tubuh
bagian luar, contoh sulfur, dll

5. Penggolongan Obat berdasarkan cara pemakaian


 Oral : obat yang dikonsumsi melalui mulut kedalam saluran
cerna, contoh tablet, kapsul, serbuk, dll
 Perektal : obat yang dipakai melalui rektum, biasanya
digunakan pada pasien yang tidak bisa menelan, pingsan, atau
menghendaki efek cepat dan terhindar dari pengaruh pH
lambung, FFE di hati, maupun enzim-enzim di dalam tubuh
 Sublingual : pemakaian obat dengan meletakkannya dibawah
lidah., masuk ke pembuluh darah, efeknya lebih cepat, contoh
obat hipertensi : tablet hisap, hormon-hormon
 Parenteral : obat yang disuntikkan melalui kulit ke aliran darah.
baik secara intravena, subkutan, intramuskular, intrakardial.
 Langsung ke organ, contoh intrakardial
 Melalui selaput perut, contoh intra peritoneal

6. Penggolongan Obat berdasarkan efek yang ditimbulkan

 Sistemik : obat/zat aktif yang masuk kedalam peredaran darah.


 lokal : obat/zat aktif yang hanya
berefek/menyebar/mempengaruhi bagian tertentu, dimana
tempat obat tersebut berada, seperti pada hidung, mata, kulit,
dll

7. Penggolongan Obat berdasarkan daya kerja atau terapi

 Farmakodinamik : obat obat yang bekerja mempengaruhi


fisilogis tubuh, contoh hormon dan vitamin
 Kemoterapi : obat obatan yang bekerja secara kimia untuk
membasmi parasit/bibit penyakit, mempunyai daya kerja
kombinasi.

8. Penggolongan Obat berdasarkan asal obat dan cara pembuatannya

 Obat Alamiah : obat obat yang berasal dari alam (tumbuhan,


hewan dan mineral)
Contoh obat yang berasal dari tumbuhan : jamur (antibiotik),
kina (kinin), digitalis (glikosida jantung) dll
Contoh obat yang berasal dari hewan : plasenta, otak
menghasilkan serum rabies, kolagen.
Contoh obat yang berasal dari mineral : vaselin, parafin,
talkum/silikat, dll
 Obat Sintetik : merupakan cara pembuatan obat dengan
melakukan reaksi-reaksi kimia, contohnya minyak gandapura
dihasilkan dengan mereaksikan metanol dan asam salisilat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat di simpulkan bahwa obat merupakan benda yang dapat di gunakan


untuk merawat penyakit, membebaskan gejala, atau memodifikasi proses
kimia dalam tubuh. Obat merupakan senyawa kimia selain makanan yang
bisa mempengaruhi organisme hidup, yang pemanfaatannya bisa untuk
mendiagnosis, menyembuhkan, mencegah suatu penyakit.

Obat memiliki beberapa nama yaitu obat kimia, generik, resmi dan
dagang. Obat juga memiliki berbagai bentuk diantaranya tablet, pil,
lotion, pasta, dan sebagainya.

Obat bekerja melalui beberapa tahap yaitu, absorpsi (penyerapan),


distribusi (penyaluran), metabolisme (penguraian) dan ekskresi
(pengeluaran).

Obat dapat digolongkan berdasarkan jenis, mekanisme kerja obat, cara


pemakaian efek yang di timbulkan, daya kerja atau terapi, dll.

B. Saran
Kami selaku penulis menyarankan agar sekiranya pembaca dapat
memahami dan mengaplikasikan materi yang kami tulis pada makalah
ini. Dan kami berharap agar pembaca tidak hanya berpatokan pada materi
ini, namun juga mengembangkan ilmunya dari berbagai sumber lain.
DAFTAR PUSTAKA

1. Setyawati, Nur falah. 2015.dasar-dasar farmakologi keperawatan. Yogyakarta:


Binafsi Publisher
2. Buku ajar fundamental keperawatan, edisi 4, penulis Potter & Perry, penerbit
buku kedokteran.
3. https://halosehat.com/farmasi/obat/jenis-obat-analgesik-fungsi-efek-samping-
dosisnya
4. https://id.wikipedia.org/wiki/Antibakteri
5. https://dokterairlangga.com/2017/05/03/daftar-lengkap-obat-anti-alergi-
antihistamin-dan-efek-sampingnya/

Anda mungkin juga menyukai