GIZI BURUK
A. DEFINISI
Gizi buruk adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan kalori protein. (Suriadi,
2001:196). Gizi buruk adalah malnutrisi berat pada bayi sering ada di daerah dengan
makanan tidak cukup atau higiene kurang. Sinonim marasmus diterapkan pada pola penyakit
klinis yang menekankan satu ayau lebih tanda defisiensi protein dan kalori. (Nelson,
1999:212).
Zat gizi adalah zat yang diperoleh dari makanan dan digunakan oleh tubuh untuk
pertumbuhan, pertahanan dan atau perbaikan. Zat gizi dikelompokkan menjadi karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, mineral dan air. (Arisman, 2004:157). Dapat di simpulkan bahwa
gizi buruk adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat kekurangan kalori
yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan dan mengurusnya
lemak bawah kulit dan otot.
B. KlASIFIKASI
Untuk kepentingan praktis di klinik maupun di lapangan klasifikasi MEP ditetapkan dengan
patokan perbandingan berat badan terhadap umur anak sebagai berikut:
1) Berat badan 60-80% standar tanpa edema : gizi kurang (MEP ringan)
2) Berat badan 60-80% standar dengan edema : kwashiorkor (MEP berat)
3) Berat badan <60% standar tanpa edema : marasmus (MEP berat)
4) Berat badan <60% standar dengan edema : marasmik kwashiorkor
(Ngastiyah, 1997)
C. ETIOLOGI
Penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi karena : diet yang
tidak cukup, kebiasaan makan yang tidak tepat seperti yang hubungan dengan orangtua-anak
terganggu,karena kelainan metabolik, atau malformasi kongenital. (Nelson,1999).
Marasmus dapat terjadi pada segala umur, akan tetapi yang sering dijumpai pada bayi yang
tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi makanan penggantinya atau sering diserang diare.
Marasmus juga dapat terjadi akibat berbagai penyakit lain seperti infeksi, kelainan bawaan
saluran pencernaan atau jantung, malabsorpsi, gangguan metabolik, penyakit ginjal menahun
dan juga gangguan pada saraf pusat. (Dr. Solihin, 1990:116)
D. PATOFISIOLOGI
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori, protein, atau
keduanya tidak tercukupi oleh diet. (Arisman, 2004:92). Dalam keadaan kekurangan
makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan
pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak
merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa)
dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh
untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi
kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan
menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selam
puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat
mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan
makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah
protein lagi seteah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh. (Nuuhchsan Lubis an Arlina
Mursada, 2002:11).
F. PENATALAKSANAAN
1. Keadaan ini memerlukan diet yang berisi jumlah cukup protein yang kualitas biologiknya
baik. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin.
2. Pemberian terapi cairan dan elektrolit.
3. Penatalaksanaan segera setiap masalah akut seperti masalah diare berat.
4. Pengkajian riwayat status sosial ekonomi, kaji riwayat pola makan, pengkajian
antropometri, kaji manifestasi klinis, monitor hasil laboratorium, timbang berat badan,
kaji tanda-tanda vital.
A. Pengkajian
1. Focus pengkajian marasmus menurut Mi Ja Kim adalah :
a. Data Subjektif
1) Rasio berat badan
2) Kehilangan BB dengan asupan makan yang adekuat.
3) BB 20% atau lebih dibawah BB ideal untuk tinggi badan& bentuk
tubuh yang normal.
2. Tinggi aktivitas
Berkurangnya aktivitas tampak pada kebanyakan kasus marasmus. Anak tampak lesu
dan tidak bergairah& pada anak yang lebih tua terjadi penurunan produktivitas kerja.
3. Masukan atau intake nutrisi
Melaporkan asupan makan yang tidak adekuat kurang dari jumlah harian yang
dianjurkan.
Melaporkan / terlihat kurang makan.
Melaporkan perubahan dalam hal merasakan makanan.
4.sesuai dengan
program
5. V Tujuan : pengetahuan1. Tentukan tingkat 1.agar keluarga
pasien dan keluarga pengetahuan orangtua pasien mengetahui
bertambah pasien kesehatan lebih
Kriteria hasil : lanjut
Menyatakan kesadaran 2.program kesehatan
dan perubahan pola2. Mengkaji kebutuhan
hidup,mengidentifikasi diet dan jawab
hubungan tanda dan pertanyaan sesuai
gejala. indikasi 3.proses pemulihan
3. Dorong konsumsi penyakit
makanan tinggi serat dan
masukan cairan adekuat
4.meningkatkan
4. . Berikan informasi pengetahuan orang
tertulis untuk orangtua tua
pasien
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
1. Mendapatkan riwayat diet
2. Mendorong orangtua atau anggota keluarga lain untuk menyuapi anak atau ada
disaat makan
3. Meminta anak makan dimeja dalam kelompok dan buat waktu makan menjadi
menyenangkan
4. Mengunakan alat makan yang dikenalnya
5. Perawat harus ada saat makan untuk memberikan bantuan, mencegah gangguan
dan memuji anak untuk makan mereka
6. Menyajikan makansedikit tapi sering
7. Menyajikan porsi kecil makanan dan berikan setiap porsi secara terpisah
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Masalah dikatakan teratasi apabila Pasien mendapat nutrisi yang adekuat dan mampu
meningkatkan masukan oral.