Anda di halaman 1dari 21

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM

FARMAKOLOGI DAN IMUNOLOGI GIZI

OLEH:
SUSI ARI KRISTINA, S. Farm., M.Kes., Apt

PROGRAM STUDI ILMU GIZI (S-I)

STIKES RESPATI
YOGYAKARTA
2008

1
KATA PENGANTAR

Buku petunjuk praktikum ini disusun dalam rangka untuk mempermudah


mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum farmakologi dan
imunologi gizi. Buku ini disusun berdasarkan pendekatan farmasetis, dengan
mempertimbangkan aspek-aspek dalam mendukung praktik bidang ilmu gizi.
Profesi ahli gizi tentunya tidak lepas dari penggunaan obat dan food
supplement, dengan berbagai macam bentuk sediaan. Untuk itu, perlu disusun
rangkaian mata praktikum yang mendukung terbentuknya tenaga profesi ahli
gizi yang berkompeten.
Buku ini memuat 2 garis besar kegiatan, yaitu kegiatan pengenalan dengan
demonstrasi, dan kegiatan praktik berkelompok. Sebelum kegiatan praktik
pembuatan bentuk sediaan obat dan food supplement, perlu kiranya
diinformasikan kepada mahasiswa tentang berbagai macam bentuk sediaan
obat, cara menimbang dan menghitung dosisnya, contohnya di pasaran, dan
bentuk sediaan obat yang memerlukan alat khusus. Dengan kegiatan praktik,
diharapkan mahasiswa mampu menginterpretasi resep, menganalisis dosis,
meracik dan memberi etiket obat dan food supplement.
Semoga buku ini bisa memberikan manfaat, kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan, demi kesempurnaan buku petunjuk
praktikum ini.

Penyusun

2
KETENTUAN TATA CARA PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. a. Mahasiswa diharuskan mengenakan seragam institusi/ jas praktikum yang


telah ditentukan
b. Sebelum bekerja, bacalah terlebih dahulu resep yang akan dikerjakan secara
cermat
2. a. Bekerjalah dengan rajin dan selalu menjaga kebersihan
b. Timbanglah bahan obat di dalam wadah yang sesuai
3. Cara menimbang:
a. Sebelum menimbang, diusahakan selalu alat timbangan obat harus dalam
keadaan seimbang
b. Bahan yang ditimbang diletakkan di daun timbangan sebelah kanan, dan
anak timbangan diletakkan di daun timbangan sebelah kiri
4. Setelah selesai menimbng bahan obat terus dimasukkan ke dalam tempat
(mortir, beker glass, labu takar, atau lainnya) untuk siap dikerjakan
5. Jangan menggunakan bahan obat kalau belum akan dikerjakan
6. Catatlah segala penimbangan yang saudara lakukan
7. Etiket obat ada 2 macam, yaitu putih dan biru

Contoh etiket obat:

Laboratorium STIKES Respati


Yogyakarta

No..... Tgl......

Nama Pasien
3x sehari 1 bungkus

paraf

8. Laporan resmi praktikum harus dikumpulkan dalam waktu satu minggu setelah
praktikum
9. Nilai praktikum tergantung pada kedisiplinan, proses kegiatan praktikum,
postes, laporan praktikum, dengan proporsi sebagai berikut:
Kebersihan dan kedisiplinan : 10%
Proses kegiatan : 30%
Postes : 30%
Laporan praktikum : 30%

3
FORMAT LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOLOGI DAN
IMUNOLOGI GIZI

Resep no. :.......................


Bentuk sediaan:.......................

A. Dasar Teori
Dasar teori memuat tinjauan pustaka sediaan obat, ditulis secara
singkat dan jelas, paling banyak 1 halaman folio.

B. Resep
1. resep yang dikerjakan pada hari tersebut ditulis secara lengkap
2. khasiat obat diuraikan secara sigkat
3. perhitungan dosis sekali maupun sehari ditulis lengkap
4. cara kerja harus ditulis singkat dan jelas
5. etiket ditulis

C. Pembahasan
Pembahasan berisi lengkap tentang resep, yang meliputi uraian tentang
sifat bahan obat, problema yang ada, penjelasan dosisnya, dan tujuan
pengobatan untuk apa.

D. Kesimpulan
E. Daftar pustaka

Yogyakarta, 2008

Ttd

(Nama Mahasiswa dan No Mhs)

4
BENTUK SEDIAAN OBAT

Bentuk sediaan adalah bentuk obat sesuai proses pembuatan obat tersebut dalam
bentuk seperti yang akan digunakan.

Berikut ini adalah beberapa macam bentuk sediaan obat :

A. SEDIAAN PADAT

1. PULVIS/SERBUK
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.
Contoh : Enbatic serbuk tabur
Caladine powder

2. TABLET
Adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan
pengisi.

Tablet kunyah
Tablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah, memberikan residu dengan rasa
enak dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit
atau tidak enak. Jenis tablet ini digunakan dalam formulasi tablet untuk anak,
terutama formulasi multivitamin, antasida dan antibiotika tertentu.
Contoh : Erysanbe chew

Tablet salut
Tablet disalut untuk berbagai alasan, antara lain melindungi zat aktif dari
udara, kelembaban atau cahaya, menutupi rasa dan bau yang tidak enak,
membuat penampilan lebih baik dan mengatur tempat pelepasan obat dalam
saluran cerna.
Tablet salut biasa
Umumnya tablet disalut dengan gula, untuk kepentingan estetika dan
identifikasi maka zat penyalut bagian luar biasanya diwarnai.
Tablet salut enterik
Tablet dibuat salut enterik jika obat rusak atau inaktif karena cairan
lambung atau dapat mengiritasi mukosa lambung. Adapun tujuannya
adalah untuk menunda pelepasan obat sampai tablet melewati lambung.
Sinonim dari tablet salut enterik dalam farmakope adalah lepas tunda.
Contoh : Tablet bisakodil (dibuat salut enterik karena obat mengiritasi
lambung).

5
Tablet lepas lambat
Tablet lepas lambat dibuat sedemikian sehingga zat aktif akan tersedia selama
jangka waktu tertentu setelah obat diberikan. Sinonim dari tablet lepas lambat
adalah efek diperpanjang atau efek pengulangan.
Contoh : Profenid CR
Isoptin SR
Adalat OROS

Tablet hisap (lozenges)


Tablet hisap adalah tablet yang dapat melarut atau hancur perlahan dalam
mulut. Dibuat dengan bahan dasar beraroma dan manis. Tablet hisap ditujukan
untuk pengobatan iritasi lokal atau infeksi mulut atau tenggorokan tetapi dapat
juga mengandung bahan aktif yang ditujukan untuk absorpsi sistemik setelah
ditelan. Sinonim tablet hisap : Pastiles (tablet hisap tuang) atau Troches (tablet
hisap kempa).
Contoh : FG Troches.
Enkasari Lozenges

Tablet sublingual dan tablet bukal


Tablet sublingual adalah tablet yang disisipkan di bawah lidah, tablet bukal
disisipkan di pipi. Tablet ini merupakan tablet oral yang direncanakan larut
dalam kantung pipi atau di bawah lidah untuk diabsorpsi melalui mukosa oral.
Cara ini berguna untuk penyerapan obat yang dirusak oleh cairan lambung dan
atau sedikit sekali diabsorpsi oleh saluran pencernaan.
Contoh : Tablet nitrogliserin,
Tablet progesteron.

Tablet effervescent
Tablet effervescent adalah tablet berbuih yang dibuat dengan cara kompresi
granul yang mengandung garam effervescent atau bahan-bahan lain yang
mampu melepaskan gas ketika bercampur dengan air. Contoh :dalam
perdagangan tablet analgesik yang dibuat alkalis sering dibuat berbuih untuk
mendorong lebih cepat hancur dan melarutnya tablet ketika ditambahkan ke
dalam air atau minuman yang berair.
Contoh : Tablet Aspirin effervescent
CDR effervescent

Tablet vaginal (vaginal insert)


Tablet vaginal dimaksudkan untuk diletakkan dalam vagina dengan alat
penyisip khusus, di dalam vagina obat akan dilepaskan dan umumnya untuk
efek lokal.
Contoh : Naxogin complex vaginal
Flagystatin tablet vaginal.
3. KAPSUL
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau lunak yang dapat melarut.

6
Kapsul cangkang keras biasanya diisi dengan serbuk, butiran atau granul, bahan
semi padat atau cairan. Kapsul cangkang lunak biasanya diisi dengan cairan.
Ukuran cangkang kapsul keras bervariasi dari nomor paling kecil (5) sampai
nomor paling besar (000). Berikut ini adalah kapasitas volume rata-rata yang
dapat diisikan dalam cangkang kapsul keras dengan berbagai ukuran.

Ukuran Kapasitas
kapsul volume isi rata-
rata (ml)
000 1,36
00 0,95
0 0,67
1 0,48
2 0,37
3 0,27
4 0,20
5 0,13

Contoh : kapsul tetrasiklin (cangkang keras/hard capsule)


kapsul minyak ikan (cangkang lunak/soft capsule)

4. IMPLAN
Implan atau pelet adalah sediaan dengan massa padat steril berukuran
kecil, berisi obat dengan kemurnian tinggi (dengan atau tanpa bahan eksipien),
dibuat dengan cara pengempaan atau pencetakan. Implan atau pelet dimaksudkan
untuk ditanam di dalam tubuh (biasanya secara sub kutan) dengan tujuan untuk
memperoleh pelepasan obat secara berkesinambungan dalam jangka waktu yang
lama. Implan ditanamkan dengan bantuan injektor khusus yang sesuai atau dengan
sayatan bedah. Bentuk sediaan ini digunakan untuk pemberian hormon seperti
testosterone atau estradiol.
Contoh : Implanon (etonogestrel 68 mg/susuk KB)
Indoplant (levonorgestrel 75 mg/kapsul susuk)

B. SEDIAAN SEMI PADAT

1. SUPPOSITORIA
Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang pemakaiannya
dengan cara memasukkan melalui lubang atau celah pada tubuh, dimana sediaan
tersebut akan melebur, melunak, atau melarut dan memberikan efek lokal atau

7
sistemik. Suppositoria umumnya dimasukkan melalui rektum, vagina, kadang-
kadang melalui saluran urin.
Contoh : Anusol
Dulcolax suppositoria

2. OVULA
Ovula adalah sediaan padat yang digunakan melalui vagina, umumnya berbentuk
telur, dapat melarut, melunak dan meleleh pada suhu tubuh.
Contoh : Flagystatin ovula
Vagistin ovula

3. SALEP
Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit
atau selaput lendir.
Contoh : Kemicetine salep

4. PASTA
Pasta adalah sediaan semipadat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang
ditujukan untuk pemakaian topikal. Pasta sama dengan salep dimaksudkan untuk
pemakaian luar pada kulit. Perbedaan dengan salep terutama dalam
kandungannya, secara umum persentase bahan padat lebih besar dan sebagai
akibatnya pasta lebih kaku daripada salep.

5. KRIM
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Krim biasanya
digunakan sebagai emolien atau pemakaian obat pada kulit.
Contoh : Hidrokortison krim

6. GEL
Gel merupakan sistem semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel
anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu
cairan. Gel, kadang-kadang disebut jeli.
Contoh : Thrombophob gel

C. SEDIAAN CAIR

Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih substansi kimia
yang terlarut atau terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang cocok.

1. Larutan berdasarkan sistem solvennya :


Spirit
Spirit adalah larutan mengandung etanol atau hidroalkohol dari zat mudah
menguap, umumnya merupakan larutan tunggal atau campuran bahan.

8
Beberapa spirit digunakan sebagai bahan pengaroma, yang lain memiliki
makna pengobatan.
Tingtur
Tingtur adalah larutan mengandung etanol atau hidroalkohol dibuat dari bahan
tumbuhan atau senyawa kimia.
Air aromatik
Air aromatik adalah larutan jernih dan jenuh dalam air, dari minyak mudah
menguap atau senyawa aromatik atau bahan mudah menguap lain.
Elixir
Elixir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap,
mengandung selain obat, juga zat tambahan seperti gula dan atau zat pemanis
lainnya, zat warna, zat wewangi dan zat pengawet, digunakan sebagai obat
dalam.
Sirup
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa, kecuali
dinyatakan lain, kadar sakarosa tidak kurang dari 64,0% dan tidak lebih dari
66,0%.

2. Larutan berdasarkan rute penggunaannya :


Larutan oral
Larutan oral adalah sediaan cair yang dimaksudkan untuk pemberian oral
mengandung satu atau lebih bahan aktif terapetik yang larut dalam air atau
sistem air-cosolven.
Larutan topikal
Larutan topikal adalah larutan yang dimaksudkan untuk pemakaian topikal
pada kulit atau membran mukosa oral.
Larutan otik
Larutan otik adalah larutan yang dimaksudkan untuk diteteskan ke dalam
telinga bagian luar.
Larutan nasal
Larutan nasal dimaksudkan untuk disemprotkan atau diteteskan ke dalam
hidung.

Larutan inhalasi
Larutan inhalasi diberikan melalui saluran napas hidung atau mulut
dimaksudkan untuk efek lokal atau absorpsi sistemik dari zat aktif.
Larutan Ophtalmik
Larutan ophthalmik adalah larutan steril, bebas partikel yang diformulasikan
untuk diteteskan pada mata.
Larutan Irigasi
Larutan irigasi adalah larutan steril yang digunakan untuk merendam, mencuci
atau mengaliri luka terbuka, sayatan-sayatan bedah atau rongga-rongga tubuh.
Larutan ini digunakan secara topikal, tidak untuk penggunaan perenteral. Pada
etiket diberi tanda bahwa sediaan ini tidak dapat digunakan untuk injeksi.

9
Larutan parenteral
Larutan parenteral adalah larutan yang diinjeksikan melalui kulit atau
membran pembatas atau secara langsung ke dalam pembuluh darah, otot,
organ dan jaringan lain.

3. SUSPENSI
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut
yang terdispersi dalam fase cair.
Suspensi oral adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi
dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, dan ditujukan untuk
penggunaan oral.
Suspensi topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi
dalam pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan pada kulit.
Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair mengandung partikel halus yang
ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.

4. EMULSI
Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam
cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. Konsistensi emulsi sangat beragam,
mulai dari cairan yang mudah dituang hingga krim setengah padat.

5. MIXTURA
mixtura adalah sediaan cair yang mengandung lebih dari 1 macam bahan
obat, yang dilarutkan dalam pelarutnya. Contohnya Obat Batuk Hitam

6. SATURATIONES
Saturationes adalah sediaan cair yang dijenuhkan dengan CO2.
karbondiksida berfungsi sebagai penyejuk dalam minuman ini. Karbondioksida
diperoleh dari reaksi asam dan basa dari bahan obat, misalnya asam sitrat dan
bikarbonat. Jika tutup botol dibuka, akan mengeluarkan gelembung-gelembung
udara. Contohnya minuman bersoda.

7. LOTIO/LOSIO
Lotio adalah preparat cair yang dimaksudkan untuk pemakaian luar pada
kulit. Lotio dimaksudkan untuk digunakan pada kulit sebagai pelindung atau
untuk obat karena sifat bahan-bahannya. Kecairannya memungkinkan pemakaian
yang merata dan cepat pada permukaan kulit yang luas. Lotio dimaksudkan segera
kering pada kulit setelah pemakaian dan meninggalkan lapisan tipis dari
komponen obat pada permukaan kulit.
Contoh : Vitacid lotion

8. COLLUTORIA/KOLUTORIUM/OBAT CUCI MULUT


Kolutorium biasanya merupakan larutan pekat dalam air yang
mengandung bahan deodorant, antiseptika, analgetika local atau astringen.

10
9. GARGARISMA/OBAT KUMUR/GARGLE
Obat kumur adalah sediaan berupa larutan, umumnya dalam pekat yang
harus diencerkan dahulu sebelum digunakan, dimaksudkan untuk digunakan
sebagai pencegahan atau pengobatan infeksi tenggorok.
Tujuan utama penggunaan obat kumur adalah dimaksudkan agar obat yang
terkandung di dalamnya dapat langsung terkena selaput lendir sepanjang
tenggorokan, dan tidak dimaksudkan agar obat itu menjadi pelindung selaput
lendir.
Contoh : Minosep gargle

D. SEDIAAN KHUSUS

1. VAGINAL DOUCHES
Vaginal douches merupakan larutan untuk disemprotkan pada vagina.
Contoh : Betadine Vaginal douches

2. ENEMA
Enema adalah larutan yang diberikan melalui rektum untuk mendapatkan
efek loKal dari obat atau untuk absorpsi sistemik.
Contoh : Microlax enema

3. INHALASI
Inhalasi adalah sediaan obat atau larutan atau suspensi terdiri atas satu atau
lebih bahan obat yang diberikan melalui saluran napas hidung atau mulut untuk
memperoleh efek lokal atau sitemik.

4. AEROSOL FARMASI
Aerosol farmasi adalah bentuk sediaan yang diberi tekanan, mengandung
satu atau lebih bahan aktif yang bila diaktifkan memancarkan butiran-butiran
cairan dan/atau bahan-bahan padat dalam media gas.

5. INJEKSI
Menurut definisi dalam Farmakope, sediaan steril untuk kegunaan
parenteral digolongkan menjadi 5 jenis yang berbeda yaitu :
1. Obat atau larutan atau emulsi yang digunakan untuk injeksi, ditandai dengan
nama, Injeksi ..
Contoh : Injeksi aminophyllin
2. Sediaan padat kering atau cairan pekat tidak mengandung dapar, pengencer
atau bahan tambahan lain dan larutan yang diperoleh setelah penambahan
pelarut yang sesuai memenuhi persyaratan injeksi, dan dapat dibedakan dari
nama bentuknya, ..Steril.
Contoh :

11
3. Sediaan seperti tertera pada nomor 2 tetapi mengandung satu atau lebih dapar,
pengencer atau bahan tambahan lain, dan dapat dibedakan dari nama
bentukya, .. untuk injeksi.
Contoh :
4. Sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak
disuntikkan secara intravena atau ke dalam saluran spinal, dan dapat
dibedakan dari nama bentuknya, Suspensi.. steril.
Contoh : Suspensi hidrokortison asetat steril
5. Sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai membentuk larutan
yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan
bahan pembawa yang sesuai, dan dapat dibedakan dari nama bentuknya, ..
steril untuk suspensi.
Contoh :

6. INFUS INTRAVENOUS
Infus intravenous adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas
pirogen dan sedapat mungkin dibuat isotonus terhadap darah, disuntikkan
langsung ke dalam vena dalam volume relatif banyak.
Dalam farmakope, yang dimaksud dengan larutan intravena volume besar adalah
injeksi dosis tunggal untuk intravena dan dikemas dalam wadah bertanda volume
lebih besar dari 100 ml. Injeksi volume kecil adalah injeksi yang dikemas dalam
wadah bertanda volume 100 ml atau kurang.
Contoh : Ringer laktat
Asering

E. RUTE PEMBERIAN OBAT

Berikut ini adalah beberapa Rute Pemberian Obat :

Istilah Tempat
Oral Mulut
Per oral Saluran gastrointestinal
melalui mulut
Sublingual Di bawah lidah
Parenteral Selain melalui saluran
GI (melalui injeksi)
Intravena Vena
Intraarteri Arteri
Intracardiac Jantung
Intraspinal/intrathec Tulang
al belakang/punggung
Intraosseous Tulang
Intraarticular Sendi
Intrasynoval Area cairan sendi

12
Intrakutan/intraderm Kulit
al Di bawah kulit
Subkutan Otot
Intramuskular
Epikutan (topikal) Permukaan kulit
Transdermal Permukaan kulit
Conjunctival konjunctiva
Intraocular mata
Intranasal hidung
Aural telinga
Intrarespiratori paru-paru
Rektal rektum
Vaginal vagina

Berikut ini adalah aplikasi rute pemberian obat dengan bentuk sediaannya :

Rute pemberian Bentuk sediaan obat


Oral Tablet
Kapsul
Solution
Sirup
Elixir
Suspensi
Gel
serbuk
Sublingual Tablet
Troches/lozenges
Parenteral Solutio
Suspensi
Epikutan/transdermal Ointment
Krim
Pasta
Plester
Serbuk
Aerosol
Lotion
Sediaan Transdermal
Conjunctival Contact lens insert
ointment
Intraocular/intraaural Solution
suspensi
Intrarespiratori aerosol
Rektal Solution
Ointment
suppositoria

13
Vaginal Solution
Ointment
Busa emulsi
Gel
Tablet
Insert
suppositoria
Urethral Solution
suppositoria

14
PEMBUATAN SEDIAAN OBAT

1. Saturationes
R/ Acid citric 5
Aquae 30
Spirit. Citri 5
Natrii subcarbonas 6
Sir. Simpl. 20
Aquae 110
m.f.pot.eff.
S.duab.vicib.summend.

Pro: Ani

Problema resep:
1. bentuk sediaan obat
2. bahan-bahan yang diperlukan dan jumlahnya
3. etiket yang digunakan
4. cara penggunaan obat

Cara pembuatan:
1. timbang bahan-bahannya
2. masukkan natrii subcarbonas dalam mortir, digerus dan ditambah aqua
sedikit demi sedikit. Natrii subcarbonas yang sudah larut tambahkan lagi
air sedikit demi sedikit. Begitu seterusnya sampai semua natrii
subcarbonas habis terlarut. Tutup dan beri etiket
3. dilarutkan asam sitrat dengan aqua
4. tambahkan ke dalam larutan asam sitrat sirupus simplex dan spirutus citrii,
kemudian campuran tersebut dimasukkan sekaligus dan dengan cepat ke
dalam botol. Segera tutup botol dengan tutup champagne.

Permasalahan:
Tujuan pengobatan dengan bentuk sediaan saturationes

15
2. Emulsi

R/ Scotts emulsion 100 ml


Adde Vit C 500 mg
M.f. emulsi
S.s.d.d C I

Pro: Andi (5 tahun)

Resep standar Scotts Emulsion:

Per 15 ml mengandung:
Cod liver oil 2,94 g
Ca hypophosphite 144 mg
Na hypophosphite 72 mg
Buatlah emulsi sebanyak 100 ml

Pendosisan:
Usia > 12 tahun 1 sendok makan 3x sehari
7-12 tahun 2 sendok makan 2x sehari
1-6 tahun 1 sendok makan 1x sehari

Problema resep:
1. definisi emulsi
2. cara pembuatan emulsi
3. perhitungan dosis untuk usia 5 tahun
4. etiket yang digunakan

16
3. Solutio

R/ Oralit sach No X
S.t.d.d sach I

Pro: Anwar

Resep standar:
Elektrolit

Tiap bungkus mengandung:


Glucose anhydrous 4 g
NaCl 0,7 g
Na bicarbonat 0,5 g
CaCl2 0,3 g

Problema resep:
1. pembuatan serbuk oralit
2. cara penyajian oralit
3. waktu pemakaian oralit

17
4. Mixtura

R/ Tonikum bayer 100 ml Bt I


S.1.d.d. C II

Pro : Ibu Desi

Resep standar
Tonikum bayer:
Per 5 ml mengandung:
Vitamin B1 3,3 mg
Vitamin B6 0,35 mg
Nicotinamid 5 mg
Ethanol 250 mg

Problema resep:
1. penimbangan bahan obat
2. pemilihan bentuk sediaan obat
3. aturan pakai obat

18
5. Kapsul

R/ Cod liver oil gtt 10


m.f. caps. dtd. No X

Pro: An Dwika

Problema Resep:
1. tujuan penggunaan bentuk sediaan
2. jumlah penimbangan bahan obat
3. etiket yang digunakan

19
6. Suspensi

R/ Cotrimoxazol tab 5
Gummi arabic 500 mg
Aquadest 100
m.f. susp Fl.I
S.b.d.d Cth I

Pro: an Andi (5 tahun)

Problema resep:
1. Bentuk sediaan obat, bahan tambahan yang diperlukan
2. cara penggunaan obat oleh pasien
3. etiket yang digunakan

Cara pembuatan:
1. ambil cotrimoksazol sebanyak 5 tablet, gerus sampai halus dalam mortir
2. timbang gummi arabicum sebanyak 500 mg, tambahkan aquadest
secukupnya (50 ml), aduk sampai homogen
3. campur cotrimksazol dengan cairan gummi, aduk homogen, tambahkan
sisa aquadest sedikit demi sedikit sampai habis.
4. masukkan dalam botol, beri etiket

Permasalahan:
1. Tujuan pengobatan
2. perhitungan dosis sediaan cair
3. lama pengobatan antibiotik
4. efek samping yang timbul
5. sediaan serupa yang ada di perdagangan

20
21

Anda mungkin juga menyukai