Anda di halaman 1dari 62

PENGANTAR

BENTUK SEDIAAN OBAT

FARMASETIKA I

DR. APT. AHMAD AINUROFIQ,M.SI.


Pengertian Obat

Obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-


bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau
gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan
rokhaniah pada manusia atau hewan dan untuk
memperelok atau memperindah badan atau
bagian badan manusia.

Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 193/kab/B.VII/71


Pengertian Obat

Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk


produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi
atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk
manusia.

Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Kesehatan No. 36 tahun 2009


Pengertian Obat Secara Khusus

 Obat Jadi: Obat dalam keadaan murni/campuran (serbuk,


cairan, salep, tablet, pil, suppositoria,dll) yang mempunyai
teknis sesuai FI/lain yang ditetapkan Pemerintah.

 Obat Patent: Obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar


atas nama sipembuat/ yang dikuasakannya dan dijual
dalam bungkus asli pabrik yang memproduksinya.

 Obat Baru: Obat yang terdiri atau berisi zat, baik sebagai
bagian yang berkhasiat, ataupun yang tidak berkhasiat,
misalnya: lapisan, pengisi, pelarut, pembantu atau
komponen lain, yang belum dikenal sehingga tidak
diketahui khasiat dan kegunaannya.
Pengertian Obat Secara Khusus

 Obat Asli: Obat yg didapat langsung dari


bahan-bahan alamiah Indonesia, terolah
secara sederhana atas dasar pengalaman dan
digunakan dalam pengobatan tradisional.

 Obat Esensial: Obat yg paling dibutuhkan


untuk pelayanan kesehatan masyarakat
terbanyak dan tercantum dalam Daftar Obat
Esensial yang ditetapkan oleh MENKES.
Nama Obat di Pasaran

Dalam pemasarannya, obat juga dapat


dikelompokkan menjadi 3 bagian berdasarkan
nama mereknya, antara lain adalah :

a. Obat Paten
b. Obat Generik Bermerek /Bernama dagang
c. Obat Generik
Obat Paten

Obat paten atau specialité adalah obat milik


perusahaan tertentu dengan nama khas
yang diberikan produsennya dan dilindungi
hukum, yaitu merek terdaftar (proprietary
name). Dalam pengertian lain, obat paten
adalah obat yang memiliki hak paten.
Obat Generik Bermerek/Bernama Dagang

o Obat generik bermerek bernama dagang


adalah obat generik dengan nama dagang
yang menggunakan nama milik produsen
obat yang bersangkutan.

(Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.02.02/Menkes/068/I/2010)
Obat Generik

Obat generik adalah obat dengan nama resmi


International Non Propietary Names (INN) yang
ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau
buku standar lainnya untuk zat khasiat yang
dikandungnya. Dalam pustaka lain, obat generik
(generic name) adalah obat dengan nama umum
tanpa melanggar hak paten obat bersangkutan.

(Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.02.02/Menkes/068/I/2010)
Golongan Obat

• OBAT BEBAS

• OBAT BEBAS TERBATAS

• OBAT KERAS (Keras, Keras Tertentu


(Psikotropika), Wajib Apotek (tanpa R/)

• NARKOTIKA
DOSAGE FORM
BENTUK SEDIAAN OBAT (BSO)
MACAM BENTUK SEDIAAN OBAT
Dosage form

•Bentuk sediaan adalah bentuk fisik dari dosis obat,


seperti kapsul atau injeksi. Rute pemberian tergantung
pada bentuk sediaan obat yang diberikan.
•Berbagai bentuk sediaan mungkin ada untuk senyawa
yang sama, karena kondisi medis yang berbeda mungkin
memerlukan rute pemberian yang berbeda. Sebagai
contoh, muntah persisten dapat mempersulit penggunaan
bentuk sediaan oral; dalam hal ini, mungkin disarankan
untuk menggunakan injeksi atau supositoria. Juga, bentuk
sediaan spesifik mungkin diperlukan untuk obat-obatan
tertentu, karena mungkin ada masalah dengan stabilitas,
mis. insulin tidak dapat diberikan secara oral karena
dicerna oleh usus.
Examples
Inhaled dosage forms
Aerosol
Gas
Inhaler & Metered dose inhaler
Solution for nebulizer
Ophthalmic dosage forms
Eye drop (solution or suspension)
Ophthalmic gel
Ophthalmic ointment
continued
Oral dosage forms
Capsule
Powder
Solution
Suspension
Tablet
Buccal or sublingual tablet
Otic dosage forms
Ear drop (solution or suspension)
Parenteral dosage forms
Solution or suspension for injection
continued

Topical dosage forms Vaginal dosage forms


Cream Douche
Gel Intrauterine device
Liniment Pessary (vaginal suppository)
Lotion Vaginal ring
Ointment Vaginal tablet
Paste Rectal dosage forms
Transdermal patch Enema
Suppository
SEDIAAN FARMASI

Bahan aktif farmasi sangat jarang digunakan dalam


bentuk bahan aktif murni, tetapi hampir selalu
diberikan dalam suatu formula tertentu dengan
menggunakan berbagai bahan tambahan atau
eksipien dan dengan teknologi manufakturing yang
tepat sehingga dihasilkan suatu sediaan farmasi
yang berkualitas
Bentuk sediaan farmasi bervariasi mulai dari bentuk
larutan hingga bentuk lain dengan sistem
penghantaran obat yang kompleks. Secara garis
besar, pembuatan sediaan farmasi terdiri atas dua
fase yaitu pengembangan bahan baku (bahan aktif
dan bahan tambahan) serta formulasi dan kontrol
kualitas sediaan jadi
•Tujuan formulasi sediaan adalah untuk
menentukan semua variabel yang diperlukan
dalam mengembangkan dan memproduksi
sediaan farmasi secara optimal. Bentuk sediaan
dikembangkan berdasar formulasi dan teknologi
farmasetik agar menghasilkan sediaan yang
efektif, aman, aseptabel dan stabil dengan tetap
menjaga kriteria mutu sediaan tersebut bila
sediaan diproduksi dalam skala besar
•Pengujian mutu harus dilakukan sebelum suatu
sediaan farmasi akhirnya dilepas ke pasar dan
digunakan oleh konsumen. Selain itu sediaan
farmasi harus digunakan dengan benar untuk
mencapai efek terapi yang diinginkan dan dengan
bioavailabilitas optimal.
•Teknologi farmasi diterapkan untuk
mengembangkan suatu formula sediaan dan
prosedur yang dapat diterapkan secara umum pada
semua tahap proses produksi (pelarutan,
penggerusan, pencampuran, dan lain sebagainya),
yang spesifik pada setiap bentuk sediaan.
Gambar 1. Ruang lingkup farmasetika
•Gambar 1 berikut ini menunjukkan ruang lingkup
farmasetika.
•Empat tahap pengembangan formulasi dari bahan aktif
yang sudah dikenal dapat dilihat pada Gambar 2.

•Mengacu pada penjelasan diatas, maka ruang lingkup


keilmuan Bagian Farmasetika meliputi Farmasi Fisik,
Biofarmasetika, Farmasetika, formulasi dan teknologi
Sediaan: Likuida, Solida, Semi Solida, Steril,
Kosmetika, "Drug Delivery System" dan Radiofarmasi.
Gambar 2. Tahap Pengembangan Formulasi
BENTUK SEDIAAN OBAT (BSO)

Faktor yg mempengaruhi pemilihan BSO


1. Faktor obat
- rasa obat pahit, amis, tidak enak →kapsul, emulsi, (taablet salut
gula) dragee.
- obat dirusak asam lambung (terutama jika diberikan p.o)→tablet
salut enterik, parenteral, suppositoria, tablet sublingual, tablet
buccal.

2. Faktor penderita
- bayi & anak →sirup, pulveres (p.o)
- tidak sadar/pingsan, tidak kooperatif/gila →parenteral,
rektal (suppositoria, enema).
- tingkat ekonomi →harga tablet/kapsul berbeda dg sirup.

3. Faktor penyakit
- gawat/emergency →parenteral, aerosol, nebulizer.
- letak penyakit →mis : mata (TT, ZM), telinga (TT).
- penyakit kronis & frekuensi pemakaian yg sering →mis: peny.
Jantung (SR, oros, CR).
Fungsi BSO dari sisi biofarmasetika
1. Melindungi agar zat aktif tidak rusak oleh udara,
kelembaban/cahaya →tablet salut.
2. Melindungi zat aktif tidak dirusak asam lambung jk
digunakan per oral →tablet salut enterik (tdk larut atau
hancur di lambung), tab.sub lingual, tab.buccal.
3. Menutupi / menghilangkan rasa pahit, rasa & bau yg tidak
enak dari obat →kapsul, tablet salut, sirup.
4. membuat serbuk yg tidak larut / tdk stabil dalam larutan
dibuat serbuk yg tidak larut & terdispersi dalam air
(suspensi).
5. mencampur cairan seperti minyak agar terdispersi dalam
larutan air menjadi emulsi, melindungi rasa & bau tak enak
dari minyak (emulsi minyak ikan).
6. Memudahkan penggunaan obat untuk pengobatan setempat
shg diperoleh efek maksimal di tempat yg diobati →TM, TT,
tetes hidung, salep/cream untuk kulit.
Lanjutan…
7. Agar obat mudah masuk dalam lubang badan, yaitu :
- rektum →suppositoria, enema.
- vaginal →insert/suppositoria vaginal, douche
- mata →TM, dll.
8. Mengatur pelepasan obat yg teliti, tepat, aman shg
diperoleh efek yg lama & teratur.
9. agar obat dapat segera masuk dalam peredaran darah /
jaringan badan (injeksi i.v. ; i.m.)
10. memperoleh aksi obat yg optimal dalam saluran
pernapasan (inhalasi / aerosol)
11. membuat sediaan obat yg berupa larutan, dimana obatnya
larut dalam zat pembawa yg dinginkan.
Klasifikasi BSO berdasarkan konsistensinya

1. BSO Padat
pulvis, pulveres, tablet, tab.salut (gula, film,enteric), tab.lepas
lambat, tab. Effervescent, tab.sublingual. Tab. Bukal, tab.
Kunyah, tab. Hisap, kapsul, tab. Vaginal, suppositoria, ovula,
pil, implan, granules.
2. BSO Semi Padat
salep, cream, jel, pasta, oculenta (SM), linimenta(OG), sabun,
dan sistem obat transdermal

3. BSO Cair
larutan, eliksir, sirup, suspensi, emulsi, obat tetes, infusa,
kolutorium (OK), lotio, enema, vaginal douche, vaksin,
imunoserum, infus i.v., injeksi, inhalasi, aerosol, gargarisma,
saturasi/netralisasi.
PUYER / POWDER

Pulvis : Serbuk tidak terbagi ;

Obat luar (serbuk luka & serbuk tabur)


Obat dalam (digunakan lewat oral),
biasanya untuk obat yang tidak poten.

Mis : Laksansia, Antasida, Suplemen


makanan
PUYER / POWDER
Pulveres : Serbuk terbagi; Digunakan
sebagai obat dalam. Dibagi dalam bagian
yang sama dengan kertas atau bahan lain
yang tidak mempengaruhi isinya.

Satu bungkus / bagian dipakai untuk satu


kali pemakaian

Isi : Tunggal / dapat merupakan campuran dari


Remidia Cardinale (Obat kausatip), Remidia
adjuvantia (Obat simtomatik), Remidia corrigentia
(Obat pembantu) dan Konstituen / Vehiculum
(pembawa obat)
PUYER / POWDER

 Merupakan bentuk sediaan yang tertua


 Merupakan campuran yang kering
 Beberapa keuntungan :
1. Stabil (dibandingkan dengan cairan)
2. Dapat leluasa menakar dosis
3. Dapat leluasa mencampur barbagai macam obat
4. Cocok untuk anak (sukar menelan)
5. Murah (bila menggunakan bahan baku)
 Beberapa kerugian :
1. Ribet / meracik
2. Waktu lama
3. Mahal (menggunakan obat yang sudah jadi)
KAPSUL / capsules

 Sama seperti puyer, tetapi dimasukkan ke dalam kapsul


 Menghilangkan rasa dan bau yang tidak enak
 Dapat dibuat kapsul enterik (pecah di dalam usus)
 Dibagi menjadi kapsul keras (hard capsules) yang dapat
dipisahkan antara tutup dan badannya, dapat dibuat
diapotek, dan kapsul lunak (soft capsules) tidak ada
badan maupun tutup kapsul, tidak dapat dibuat di apotek
 Dapat diisi dengan bahan padat maupun cair (bukan air)
 Bahan kapsul dapat dibuat dari Gelatin. Gelatin campur
gliserin, dan amylaseae.
SUPPOSITORY / SUPOSITORIA

o Bentuk sediaan obat padat yang penggunaannya dimasukkan


ke dalam lubang tubuh misalnya : vaginal dan uretral.
o Dapat melunak / meleleh, larut atau pecah pada suhu tubuh.
o Dapat terdiri dari obat tunggal maupun campuran.
o Dapat berefek sistemik (asma, antipiretik, pelemas
otot/kejang) maupun lokal (trikomoniasis , hemoroid dll).

o Digunakan bila :
1. Obat tidak dapat lewat mulut (mual,muntah atau tidak
sadar).
2. Kontra indikasi penggunaan oral (post operasi, rusak oleh
asam lambung, mengiritasi lambung atau tidak dapat
dicerna)
3. Penggunaan yang lama (lambat diabsorbsi).
4. Dikehendaki efek lokal (hemoroid, dll).
TABLET

 Suatu masa padat yang berisi satu atau lebih bahan obat
dengan atau tanpa bahan tambahan.
 Dibuat dengan pengempaan (compressed) dengan
menggunakan mesin pembuat tablet terutama dari amterial
yang kering. Dan adapula yang dibuat dari material yang
lembab untuk dijadikan molding tablet / triturated tablet (tablet
yang didisain untuk dihancurkan / dilarutkan kembali).
 Ukuran , warna dan berat sangat bervariasi.
 KEUNTUNGAN :
1. Dokter sangat mudah untuk meresepkan.
2. Cepat & mudah disiapkan.
3. Praktis dibawa, menarik. Mudah ditelan dan dosisnya
dijamin akurat.
4. Mudah dan murah dalam proses pembuatan, stabil,
gampang dikemas.
TABLET

 Kerugian :
1. Komposisinya dan dosis
kadang tidak cocok untuk
pasien tertentu.
2. Memerlukan waktu untuk dapat
hancur dan larut dalam tubuh.
Model tablet (menurut cara pembuatannya)

A. Compressed tablets (Tablet yang dibuat


dengan tekanan)
a. Tablet salut gula (Sugar coated tablet)
b. Tablet salut selaput (Film coated tablet)
c. Tablet salut enterik (Enteric coated tablet)

B. Multiple compressed tablet (Tablet kempa


ganda)
 Layered tablet (Tablet berlapis)
 Press-coated tablet (Tablet inti dan lapis luar)
Model tablet (menurut cara pembuatannya)

C. Prolonged–action tablet/Controlled-released
tablet
Dibuat untuk pengobatan dengan periode
tertentu, dosis ganda yang diatur pelepasan
obatnya melalui :
a. Delayed action tablet (DAT). Pelepasan
dosis yang kedua dst ditunda sampai
kondisi fisiologis yang memungkinkan.
b. Repeat action Tablet (RAT). Pelepasan
dosis kedua dst sudah diprogram dengan
satuan waktu tertentu.
c. Extended–release Tablet (ERT) Pelepasan
dosisnya diatur tidak terputus (continously)
dalam waktu yang relatif panjang.
Model tablet (menurut cara pembuatannya)

D. Tablet efervesen (Effervescent tablet)


Selain berisi bahan obat juga ditambahkan
NaHCO3 dan asam organik, yang bila
dimasukkan dalam air akan menghasilkan
CO2. Diminum setelah tabletnya larut
semua (tetapi larutan jenuh dengan CO2).
Model tablet (menurut cara pembuatannya)

E. Vaginal tablet/Compressed suppositories/insert


Tablet yang dimasukkan lewat vagina dengan
aplikator.
F. Lozenges Tablet (tablet hisap)
Manis, odorous, padat , lambat larut. Untuk tujuan
pengobatan lokal dan dapat pula berefek sistemis
G. Buccal and sublingual tablet.
Kecil, datar atau oval , diletakkan dimukosa pipi
(buccal) atau dibawah lidah (sublingual), langsung
melarut dan diserap bila dikehendaki aksi yang
cepat. Contoh tablet untuk angina pectoris.
Model tablet (menurut cara pembuatannya)

H. Implants sustain release (subcutaneously)


Untuk penggunaan jangka panjang. Contoh : obat
KB, immune/antihypertensive/ anticancer agent.
I. Reagent agents /Tablet reagen
Contoh : Hematest tablet (Untuk mengetahui
darah dalam tinja).
Model tablet (menurut cara pembuatannya)

J. MOLDED TABLET

 Dispensing tablet :
Dapat dicampur / diracik lagi menjadi serbuk
atau cairan. Karena bila dalam bentuk cairan
/larutan dalam air tidak stabil (umur ± 10-15
hari). Contoh : Catalin untuk katarak.
 Hypodermic tablets.
Tablet yang dirancang untuk obat suntik ,
sekarang sudah tidak diproduksi karena tidak
memenuhi syarat sebagai obat suntik.
LIQUID /CAIR

 Dapat sebagai obat luar (non oral) maupun obat


dalam
 Solutio : Suatu bentuk cairan yang
mengandung bahan kimia terlarut tunggal
maupun campuran.
 Siap diabsorpsi, mudah tercampur dengan
cairan tubuh tetapi kurang stabil (dibandingkan
dengan bentuk padat) terasa, dan
penggunaannya menggunakan alat tertentu dan
harganya relatif lebih mahal. Sediaan oral
diberikan dengan sendok ( Cth & C ) atau
ukuran volume


LIQUID /CAIR

 Suspensi/mixtura /mixtura agitanda

Bentuk sediaan cair yang mengandung


satu atau lebih bahan kimia tidak terlarut,
terdispersi/tersebar dalam pembawanya
biasanya ditambah pengental (suspending
agent).
LIQUID /CAIR

Emulsi

 Suatu bentuk cairan yang mengandung bahan


cair (dapat minyak atau lemak) yang terdispersi
dalam pembawanya, dan perlu ditambahkan
emulgator (emulsifiying agent).
 Tipe a/m (air dalam minyak ) atau m/a ( minyak
dalam air), tergantung komponen yang lebih
banyak dan emulgatornya.
 Tujuan dibuat emulsi : untuk mengurangi rasa
dan bau yang tidak enak, mempunyai aksi /
absorpsi lebih cepat dari minyaknya sendiri.
LIQUID /CAIR
 Guttae (tetes)
Suatu obat bentuk cairan yang penggunaannya dengan
penetesan. Dosisnya dihitung dengan jumlah tetesan atau
menggunakan skala yang ada pada alat penetes.
o Mempunyai volume yang lebih kecil dari sirup.
o Lebih acceptable (dapat diterima) oleh pasien bayi.
o Dapat digunakan untuk obat luar maupun obat dalam.
➢ Alat penetes:
- pipet ukur ( 1 tetes = 0,05 ml)
- volume pipet (ukuran ml 0,3, 0,6, 0,5, 1 ml)
➢ Macam : - TETES – ORAL (Oral-drops)
- TETES MATA (Guttae ophthalmicae, eye-drops)
- TETES TELINGA (Guttae auricularis, ear-drops)
- TETES HIDUNG (Guttae nasales, nasal-drops)
LIQUID /CAIR

Obat suntik/Injection/Injectio.
Sediaan cair yang steril dapat berupa larutan,
suspensi atau serbuk yang dilarutkan atau
disuspensikan terlebih dahulu maupun emulsi, yang
penggunaannya secara parenteral, suntikan dengan
cara menembus atau merobek jaringan ke dalam
atau melalui kulit atau selaput lendir.

o Wadah :
Ampul untuk pemakaian tunggal
Vial untuk penggunaan tunggal maupun ganda
o Pelarut : dapat aqua pro injectio atau minyak atau
campuran cairan yang lain (air dan gliserin)
SEDIAAN SETENGAH/SEMI PADAT
1. UNGUENTA (Ointment, salap)
➢ Sediaan setengah padat untuk topikal dengan
penggunaan dioleskan pada kulit tipis-tipis
➢ Formula sediaan : -bahan obat
- bahan pembawa
➢ Bahan pembawa: -dasar salap hidrokarbon
- dasar salap absorpsi
➢ Dapat pula sebagai pelumas dan cocok untuk
dermatitis kronik dan kering
➢ Bersifat oklusif, dapat mencegah penguapan air
permukaan kulit
➢ Bedakan dengan sediaan FATTY OINTMENT
Q Salap mata : Unguenta ophthalmicae
atau Occulenta
❖ Sediaan steril
❖ Bahan pembawa tidak mengiritasi mata
❖ Efek obat lama

2. CREAM (Cremores, Krim)


➢ Sediaan setengah padat yang mengandung
banyak air
➢ Bahan pembawa : basis cream/emulsi tipe A/O &
O/A
➢ Dapat sebagai pendingin dan pelembab
➢ Penetrasi obat sangat bagus
2. PASTA
➢ Mengandung bahan padat/serbuk40 – 60 %
➢ Bahan pembawa : bahan dasar berlemak dan
bahan dasar takberlemak
➢ Dapat berfungsi sebagai pengering

2. JELLY (Gel)
➢ Kental dan lengket
➢ Bahan pembawa : bahan dasar tak berlemak
dan larut dalam air
➢ Dapat berfungsi sebagai pendingin
BENTUK SEDIAAN KHUSUS

1. AEROSOL dan Sediaan Obat Inhalasi

➢ Sediaan yang cara penggunaannya dapat


- dihirup melalui mulut atau hidung
- disemprotkaan di kulit (obat topikal)

➢ Bedakan dengan :
- Spray - Turbohaler - Rotahaler
- Inhaler - Disinhaler - Rotacaps
2. INJECTIONES(INJEKSI)
➢ Sediaan steril yang pemberiannya secara
parenteral (i.m., s.c., i.v., dll)
➢ Dapat berbentuk larutan, suspensi, atau serbuk
yang dilarutkan atau disuspensikan sebelum
digunakan
➢ Obat bekerja cepat
➢ Cocok untuk : - obat yang dirusak oleh asam
lambung
- pasien yang tidak sadar atau
tidak kooperatif
- keadaan darurat atau gawat
➢ Bedakan dengan sediaan infusa i.v.
3. SUPPOSITORIA
➢ Sediaan obat yang cara pemberiannya
dimasukkan kedalam dubur, vagina, atau
uretra
➢ Dapat untuk efek sistemik atau lokal
➢ Sediaan ini kurang menyenangkan pasien
➢ Cocok untuk (tujuan sistemik) :
- pasien tak sadar, muntah, post operatif
- obat yang dirusak atau iritatif di lambung
➢ Bedakan dengan :- Ovula
- Tablet vagina
4. VAGINAL DOSAGE FORM

➢ Sediaan untuk dimasukkan ke vagina


➢ Untuk efek lokal antiseptika
antiinfeksi
kouterisasi
➢ Dapat berbentuk cair, padat, setengah
padat vaginal-douche, aerosol ovula,
tablet vagina, salap/krim/jelly
5. SEDIAAN TRANSDERMAL
➢ Suatu sistem dimana bahan obat dapat
menembus kulit dan masuk ke sirkulasi
sistemik atau ke tempat aksi secara cepat
➢ Dikemas spesifik sehingga obat menempel
pada kulit bagian tubuh yang dimaksud
➢ Sistem yang memungkinkan obat bekerja
berhari-hari dan juga cepat dihentikan efeknya
➢ Cocok untuk obat yang dirusak di lambung,
mempunyai t1/2 pendek, mengalami first pass
effect
➢ Contoh : Transderm-Nitro (nitrogliserin)
BSO DALAM PRESKRIPSI (peresepan)

❖ Dipilih secara tepat (optimal, aman,


nyaman, menarik bagi penderita), agar
terwujud terapi yang rasional
❖ Sediaan ada di pasaran dan mudah didapat
❖ Faktor yang menentukan pemilihan BSO
- obat
- bioavailabilitas obat
- kondisi penyakit tujuan terapi
- kondisi penderita
FAKTOR OBAT
➢ merupakan zat aktif farmakologis senyawa kimia

➢ perhatikan sifat fisika-kimia dan farmakokinetik obat


➢ merupakan bahan baku atau formula pabrik
(sediaan jadi/paten)
➢ dosis dan cara pemberian (rute & jadwal)

BIOAVAILABILITAS OBAT
➢ nilai kecepatan dan jumlah obatyagn dapat
sampai ke sirkulasi sistemik
➢ digambarkan dengan kurva konsentrasi (C)
versus waktu (t)
➢ obat dalam produk yang berbeda agar
memberikan efek yang sama bioekivalen
FAKTOR KONDISI PENYAKIT

▪ Terkait dengan tujuan terapi diperlukan pemberian


efek sistemik atau lokal
▪ Kondisi gawat, berat, sedang atau ringan
▪ Kondisi kronis atau akut

FAKTOR PENDERITA

✓ Anak (bayi, balita)


✓ Lasia
✓ Mengalami gangguan fungsi organ tubuh
✓ Apakah kooperatif, sadar, muntah dll
✓ Sosio-ekonomi
Contoh : Pemilihan BSO Paracetamol untuk
penderita anak Arti (2 th, 14 kg)
Q OBAT PARACETAMOL
- Serbuk, stabil, rasa agak pahit, agak sukar larut dalam air
- Tersedia di perdagangan sebagai : - bahan baku
- bahan jadi dengan
berbagai formulasi & harga
- Absorpsi bagus dan tidak mengalami first pass effect
- Dosis anak 10 mg/kg BB/kali, tidak boleh > 0,8 g/hari
Q KONDISI PENYAKIT TUJUAN TERAPI
- Sebagai antipiretika diperlukan efek sistemik & onset cepat
- Pemberian secara oral(untuk kondisi normal, ringan )

Q KONDISI PASIEN
- Anak, balita, kondisi fisik baik
- Sosio-ekonomi ORTU baik BBSSOO???
INVENTARISASI BSO YANG DAPAT
DIGUNAKAN
❖ MACAM SEDIAAN YANG COCOK UNTUK ANAK
- SEDIAAN PADAT Pulveres
- SEDIAAN CAIR
- FORMULA JADI/PATEN
- FORMULA YANG DISUSUN DOKTER
(formula magistralis)

DAFTAR SEDIAAN OBAT


PRIBADI

OBAT – P SEDIAAN OBAT


ANTIPIRETIKA DI PASARAN
Contoh : Daftar Sediaan Obat Paracetamol
NO MACAM BSO KOMPOSISI CONTOH

1. SERBUK dalam 120 mg/sachet BABATON SACHET


bungkus/sachet
2. KAPLET 500 mg/kaplet KAPLET PANADOL
TABLET 650 mg/tablet TABLET DIBRINOL
700 mg/tablet TABLET PIREXIN FORTE
3. TETES ORAL 60 mg/0,6 ml PANADOL DROPS (15 ml)
(Oral - Drops) 80 mg/0,8 ml TEMPRA DROPS (15 ml)
100 mg/1 ml SANMOL DROPS (15 ml)
120 mg/1,2 ml TERMAGON DROPS (15 ml)
4. SIRUP dalam botol 120 mg/5 ml SIRUP PARACETAMOL (60 ml)
SIRUP ZETAMOL (60 ml)
150 mg/5 ml BIOGESIQ LIQUIDA (60 ml)
160 mg/5 ml SIRUP PANADOL (60 ml)
250 mg/5 ml SIRUP PROGESIC (60 ml)
SIRUP dalam sachet 150 mg/7 ml/ BIOGESIC LIQUIDA (7 ml/
sachet sachet)
5. ELIXIR 120 mg/5 ml ZETAMOL ELIXIR (60 ml)

6. SUSPENSI 120 mg/5 ml CALAPOL SUSPENSI (60 ml)


250 mg/5 ml CALAPOL SUSPENSI FORTE
(60 ml)
Pilihan BSO

➢ Berdasar ketepatan dosis(individual 140 mg mg/kali)


PILIHAN YANG TEPAT PULVERES (formula disusun dokter)

➢ UNTUK KECOCOKAN(mudah & rasa yang enak)


PILIHAN : Sediaan cairan (jadi/paten) sirup atau liquida
ADA MANIPULASI DOSIS & BIAYA TINGGI

SEDIAAN
???
DIGUNAKAN 150 mg/kali SIRUP 60 ml

12 X a’5 ml
SIRUP dalam sachet
Pemilihan sediaan obat paracetamol untuk
Arti (2 th, 14 kg)

➢ Ada dua pilihan yaitu


- Pulveres (dosis individual, rasa kurang enak)
- Sediaan cair paten (cari dosis yang sesuai,
rasa enak, harga mahal)
sediaan generik berlogo murah

FORMULA R/

???
RANGKUMAN

❖ Macam BSO diperdagangan dalam berbagai


jenis/tipe.
❖ Setiap jenis/tipe mempunyai spesifikasi,
maksud, dan tujuan tertentu.
❖ Pemilihan BSO dalam preskripsi yang
rasional perlu memperhatikan faktor obat,
bioavailabilitas obat, faktor penyakit dan
penderita.
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai