Anda di halaman 1dari 69

DR. Apt. AHMAD AINUROFIQ.,S.Si.M.Si.

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FMIPA UNS
SEJARAH SEDIAAN SERBUK

- Asal mula serbuk : dibuat dr. bagian tanaman


keras (akar, kulit kayu & kayu).
- Obat sintetik : kalomel, grm. Bismuth, merkuri
& kapur.
- Bisa untuk pemakaian dalam & luar  berupa
serbuk atau granul.
- Bisa dikemas sebagai serbuk terbagi atau
tidak terbagi.
- Preparat lain berbentuk serbuk:
• insuflasi (utk. telinga, hidung, tenggorokan)
• sirup kering
• injeksi kering
• inhaler serbuk kering
DEFINISI
SERBUK :
• Partikel-partikel halus yang merupakan hasil
suatu proses pengecilan ukuran partikel dari
suatu bahan kering
• campuran yang homogen dari beberapa bahan
obat yang diserbukkan dalam keadaan relatif
kering dan halus
• secara kimia fisik
partikel bahan padat yang mempunyai ukuran
antara 10.000 nm – 0,1 m
• campuran kering bahan obat atau zat kimia
yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian
oral atau pemakaian luar (Farmakope
Indonesia Ed V)
3
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
SERBUK
KELEBIHAN KELEMAHAN
 Dokter lebih leluasa dalam  Tidak tertutupnya rasa tidak
memilih dosis yang sesuai dengan
keadaan sipenderita
enak seperti pahit, sepat,
 Lebih stabil daripada sediaan cair lengket dilidah (Bisa diatasi
terutama untuk obat yang rusak dengan corrigens saporis)
oleh air.  Kurang baik untuk BO yg
 Penyerapan lebih cepat dan lebih
sempurna dibanding, sediaan
mudah rusak/terurai dg
padat lainnya.shg efek cepat adanya kelembaban/kontak
 Cocok digunakan untuk anak-anak dg udara
& dewasa yang sukar menelan  Peracikannya relatif lama
 Obat yang terlalu besar volumenya
untuk dibuat tab/kapsul
 Sbg campuran bahan obat 
sesuai kebutuhan
SYARAT-SYARAT SERBUK

KERING

HALUS

HOMOGEN
KARAKTERISTIK SERBUK YANG BAIK
1. Homogen dan kering
Homogenitas dipengaruhi faktor:
a. Ukuran Partikel
- perbedaan uk. besar  campuran berlapis  sebelum dicampur
hrs. dibuat sama dulu.
R/ Vitamin C ---> serbuk halus
Sacch. Album ---> kristal
a. Densitas/berat jenis
- perbedaan besar --> campuran berlapis
- atasi dg. mixing tumbler/poedermengdoos
2. Kering : tidak boleh menggumpal atau mengandung air
3. Punya derajat kehalusan tertentu
- Sediaan lebih homogen
- Disolusi makin cepat
- Permukaan serbuk jadi luas dan punya daya absorbsi besar
(antasida atau karbo adsorben cocok)
- AYAKAN?? 6
Syarat-syarat serbuk tambahan :
 Pulveres :
 Keseragaman bobot :
 Timbang isi dari 20 bungkus satu per satu, campur isi ke 20
bungkus tadi dan timbang sekaligus, hitung bobot isi rata-
rata. Penyimpangan antara penimbangan satu per satu
terhadap bobot isi rata-rata tidak lebih dari 15% tiap bungkus
dan tidak lebih dari 10% tiap 18 bungkus.
Syarat-syarat serbuk tambahan :
 Serbuk oral tidak terbagi:
 Pada serbuk oral tidak terbagi hanya sebatas pada obat
yang relatif tidak potent seperti :
 Laksantive
 Antasida
 Makanan diet
 Analgesik tertentu
 Serbuk tabur:
 Pada umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan
dengan derajad halus 100 mesh,agar tidak menimbulkan
iritasi pada bagian yang peka.
Derajad halus dan Pengayak
 Tujuan Pengayak :
 Pengukuran derajad halus serbuk untuk sebagian besar
keperluan farmasi
 Meningkatkan penyerapan obat dalam saluran cerna

 Pengayak untuk pengujian secara farmakope :


 Anyaman kawat bukan tenunan.
Derajat halus serbuk
dinyatakan dengan satu atau dua nomor dari pengayak
yang digunakan
satu nomor : semua serbuk dpt melewati pengayak
pada no.tsb
dua nomer : semua serbuk dpt melewati pengayak
dgn no.terendah dan tdk lebih dari 40%
melewati pengayak dgn no.tertinggi
Nomer pengayak : menunjukkan jumlah lubang tiap
2,54 cm dihitung searah panjang kawat

10
- Serbuk sangat kasar = 5/8
- Serbuk kasar = 10/40
- Serbuk agak kasar = 22/60
- Serbuk agak halus = 44/85
- Serbuk halus = 85
- Serbuk sangat halus = 120
- Serbuk sangat halus =200/300

11
DERAJAD HALUS SERBUK DAN PENGAYAK
Simplisia Nabati & Hewani Bahan Kimia
Klasifikas No. Batas derajad halus2 No. Batas derajad halus2
i Serbuk Serbuk1 % No. Serbuk1 % No.
Pengayak Pengayak
Sangat
8 20 60
kasar
Kasar 20 40 60 20 60 40
Setengah
40 40 80 40 60 60
Kasar
Halus 60 40 100 80 60 120
Sangat
80 100 180 120 100 120
halus

Ket :
1. Semua partikel serbuk melalui pengayak dengan nomer nominal tertentu
2. Batas persentase yang melewati pengayak dengan ukuran yang telah
ditentukan.
Tabel ukuran rata2 lubang pengayak baku anyaman kawat
Penandaan pengayak Penandaan pengayak

Nomer Nominal Ukuran lubang Nomer Nominal Ukuran lubang


Pengayak Pengayak
2 9.5 mm 45 355 µm
3.5 5.6 mm 50 300 µm
4 4.75 mm 60 250 µm
8 2.36 mm 70 212 µm
10 2.00 mm 80 180 µm
14 1.40 mm 100 150 µm
16 1.18 mm 120 125 µm
18 1.00 mm 200 75 µm
20 850 µm 230 63 µm
25 710 µm 270 53 µm
30 600 µm 325 45 µm
35 500 µm 400 38 µm
40 425 µm
PEMBAGIAN SERBUK
Serbuk yang tidak terbagi (PULVIS)
• Laksansia
• Antasida
Dalam • Makanan diet
• dll

• Serbuk gigi
Luar • Serbuk tabur
JENIS PULVIS
Pulvis • Serbuk ringan, bebas dari butiran kasar
Adspersorius dan dimaksudkan untuk obat luar.

• Serbuk gigi biasanya menggunakan carmin


Pulvis Dentifricius sebagai pewarna yang dilarutkan terlebih
dahulu.

Pulvis • Serbuk bersin yang penggunaannya dihisap


melalui hidung, sehingga serbuk tersebut
sternutatorius harus halus sekali

Serbuk biasa yang sebelum ditelan dilarutkan


Pulvis Effervescent terlebih dahulu dalam air dingin atau hangat
sehingga akan mengeluarkan gas CO2.
PULVIS ADSPERSORIUS / SERBUK
TABUR
 Umumnya dikemas dalam wadah yang bagian atas
berlubang halus untuk memudahkan penggunaan pada
kulit.
 Talk , kaolin dan bahan mineral yang digunakan harus
memenuhi syarat bebas bakteri Clostridium Tetani,
Clostridium Welchii, dan Bacillus Anthracis (krn menular
lewat kulit)
 Serbuk tidak digunakan pada luka terbuka
 Harus melewati ayakan 100 mesh agar tidak menimbulkan
iritasi
 Bisa distrerilkan dengan pemanasan kering pada suhu 150
derajat Celcius selama 1 jam
Pulvis adspersorius:
sediaan serbuk bebas dari butiran kasar dan utk obat
luar.
Syaratnya:
Homogen, bebas dari sifat fisik yg menyebabkan
iritasi
Mudah mengalir, tersebar merata dan melekat di kulit
Sesuai tujuannya, misal: menyerap air
PULVIS ADSPERSORIUS (SERBUK
TABUR)
BAHAN YG DIGUNAKAN:
 Bersifat absorben: bentonit, kaolin, talk, amilum
 Sbg pelincir dan pendispersi : Zn stearat, Mg
stearat, talk
 Sbg pelekat : Zn stearat, Al stearat
 Sbg BO: sulfur (antimikroba), as tanin, AlCl3
(adstringen), mentol-kamfer (pendingin &
antigatal)
Contoh sediaan serbuk tabur
 Zinci Undecylenatis Pulvis Adspersorius (For.Nas)

 Sulfanilamidi Pulvis Adsp. (Form.Ind)

 Pulvis Paraformaldehydi Compositus (Form.Ind)

 Pulvis Salicylatis Compositus (Form.Ind)


Serbuk Tabur/Pulvis adspersorius

# Pengayakan :
- Serbuk tanpa lemak : ayakan No. 60
- Serbuk mgd. lemak : ayakan No. 44

# Cara Pembuatan :
- Sama spt. sediaan serbuk pada umumnya
- Penambahan miny. atsiri --> sbg. corrigen
--> ditambahkan setelah serbuk diayak
- Pengayakan : setelah bahan-bahan dicampur
semua --> serbuk tabur harus diayak

# Contoh serbuk tabur :


- Pulvis Acidi Salicylici cum Talco
- Bedak Purol
Pulvis dentifricius / serbuk gigi
 * Mengandung : - bahan penggosok
- deterjen / sabun
- flavor
* Macam bahan
- Penggosok/abrasive : CaCO3
- Penyabun : Sapo medicatus, Na-lauril SO4
- Pemanis : Saccharin Na
- Flavor : Ol. Menthae Piperitae
- Pewarna : Karmin
- Obat : NaF, ZnSO4, NaCl

PULVIS STERNUTATORIUS
 Serbuk bersin
 Dihisap hidung
 Serbuk halus sekali
SERBUK EFFERVESCENT
Serbuk effervescent: sediaan padat bentuk serbuk utk
pemakaian dlm tdd camp asam-basa, saat dilarutkan dlm
air akan melepas CO2.
Asam: asam sitrat, asam tartrat
Basa : Na bicarbonat
ALASAN PENGGUNAAN :
 Menutup rasa pahit/ tak enak (krn ada CO2)
 Gas CO2 mempercepat penyerapan, krn merangsang cairan
lambung+karminatif
 Serbuk lebih stabil daripada potio
 Khasiat : penyegar , obat berkhasiat lebih cepat (reaksi)
 Larutan tidak boleh terdapat endapan
Serbuk Effervescent

* Asam : - organik : asam sitrat, asam tartrat


- anorganik : Na. Bifosfat
* Basa : - Na. Bikarbonat

* - Serbuk dibuat granul --> uk. part. > --> kec.


reaksi < --> sed. lebih stabil
- Jumlah asam - basa harus ekivalen
- Agar rasa enak --> jumlah asam dilebihkan
- Hasil yg. baik :
R/ Asam sitrat 19 %
Asam tartrat 28 %
Na bikarbonat 63 %

- Sebagai pemanis : gula, sakarin


FORMULA UMUM SEDIAAN SERBUK
R/ Bahan obat (Remidium cardinale)
Bahan pembantu .
m.f.l.a. pulv. ………

Bahan Obat :
1. Padat : asetosal, parasetamol, dll.
2. Setengah padat : ekstrak kental, adeps lanae
3. Cair : tingtur, ekstrak cair

Bahan Pembantu  Ditambahkan untuk :


- menambah bobot/volume sediaan
- memperbaiki rasa
Misal : talk, saccharum lactis, glukosa, sakarin
PULVERES
R/ Asetosal 250mg R/ Asetosal 3
CTM 1 mg CTM 20 mg
SL qs SL qs
mf pulv dtd no XV mf pulv no XV
s tdd p I s tdd p I
Pro : Wati (8th) Pro : Andi (8th)

26
CARA PEMBUATAN
a. Memperkecil ukuran partikel bahan
b. Pencampuran bahan-bahan
c. Membagi serbuk
d. Membungkus serbuk
CARA PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK

TAHAPAN pembuatan serbuk terbagi:


A. Memperkecil ukuran partikel :
- penggerusan
- penggilingan
- pulverization by intervention

B. Pencampuran : - cara spatulasi


- cara penggerusan
- pengayakan
- penggulingan
CARA PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK

C. Membagi serbuk :
- penimbangan
- blocking and dividing
- visual
- pengukuran

D. Membungkus
A. Memperkecil Ukuran Partikel B.O.

Ada 3 cara:
1. Penggerusan /trituration
--> dg. menggerus bhn. dlm. mortir dg. stamper -
penekanan --> pengecilan ukuran partikel
- pengadukan --> pencampuran agar homogen

* Mortir & stamper bisa terbuat dr. kaca, por-


selin, dan besi.
A. Memperkecil Ukuran Partikel B.O.

2. Penggilingan / levigation
--> dg. pertolongan bhn. kedua (cairan yg. tdk.
mudah menguap & tdk. melarutkan bhn. tsb)
--> digiling dlm. mortir ad konsistensi kental
--> jarang digunakan dlm. pembuatan serbuk
Mis. : ZnO + gliserin aa --> gerus kuat

3. Pulverization by intervention
 proses memperkecil uk. part. dg. pertolong-
an bhn. kedua/pelarut yg. mudah dipisahkan
setelah proses berakhir.
A. Memperkecil Ukuran Partikel B.O.

pelarut : pelarut organik yg. mdh. menguap


- alkohol, eter, aseton.
 bahan obat : kamfer, mentol, as. salisilat,
naftol, as. benzoat.
 cara penghalusan :
bhn. obat + pelarut ad tepat larut  + bhn.
padat inert  aduk ad kering & homogen
(b.o. dlm. kead. terlarut --> ia berada dlm uk. koloid -->
bila di+ bhn. pdt. lain --> digerus --> setelah pelarut
menguap --> b.o.
tetap dlm. ukuran halus).
B. Pencampuran Bahan-bahan

B.1. Spatulasi
--> Utk. bhn. jumlah kecil dan halus
--> Cara : dicampur di atas kertas/papan pil dg.
pertolongan sudip/spatel
--> Kerugian :
- Homogenitas kurang terjamin --> tdk. co-
cok utk. : - serbuk jumlah >
- b.o. yg. poten
B.2. Penggerusan
 Bhn. digerus dlm. mortir --> utk. mendptkan:
- ukuran partikel yg. kecil
- campuran yg. homogen
 Cara : mencampur b.o. satu per satu, sedikit
demi sedikit  dimulai dr. b.o. yg. jumlahnya
sedikit.
 Geometric dilution method :
- b.o. (a) + bhn. pengisi (a)  gerus homogen (2a)
- (2a) + bhn. pengisi (2a)  gerus homogen (4a)
dst.
Jika kedua b.o. dlm jumlah besar  alternate
addition by portion.
 Utk. melihat homogenitas :
dpt. ditambah zat warna (< 0,1%)
B.3. Pengayakan
 utk. bhn. yg. ringan & mudah mengalir
 Cara : bhn. ditaruh di ayakan  diayak

B.4. Penggulingan/tumbling
 utk. bahan yg. ringan, tdk. boleh ditekan, &
memp. perbedaan BJ besar
 Cara : serbuk diguling-gulingkan dlm. wadah
tertutup rapat
 pencampuran serbuk dg. tekanan minimum
 tdk. terjadi pengecilan ukuran partikel
Proses pencampuran bahan obat
1. Lumpang dilapisi dgn sedikit bahan penambah
2. Dimulai dgn menambahkan obat yg jumlahnya sedikit
3. Obat yang volumenya lebih kecil dimasukkan lebih
dulu
4. Bahan obat yang berlainan warna diaduk bersamaan
agar nampak serbuk sudah merata
5. Bahan obat yg kasar dihaluskan terlebih dahulu
6. Bahan obat yg berbobot ringan dan mudah menguap
dimasukkan terakhir
7. Obat bentuk kristal digerus lebih dulu
8. Obat berkhasiat keras dalam jumlah sedikit dicampur
dengan penambah (konstituen) dalam mortir. 36
Lanjutan
Bahan padat
1. Halus sekali
a. berkhasiat keras:
Dalam jumlah banyak.
Digerus dalam mortir dengan dilapisi
zat tambahan.
Dalam jumlah sedikit (kurang dari 50 mg
), dibuat pengenceran.
Zat yang beratnya antara 1 mg-
50 mg, dibuat pengenceran langsung.
Zat yang beratnya antara0,1 mg-1 mg,
dibuat pengenceran bertingkat.
b. tidak berkhasiat keras
- Belerang; tdk diayak dgn bahan sutra/logam
- Iodoform; diayak dgn ayakan khusus dan terpisah; bau
tdk enak dan lengket
37
Lanjutan
2. Hablur/kristal
- Champhora; ditetesi etanol 95%; mudah mengkristal
Champhora sangat mudah mengumpul lagi, untuk mencegahnya
dikerjakan dengan mencampur dulu dengan eter atau etanol 95 %
(untuk obat dikeringkan dengan zat tambahan).
- asam salisilat,; ringan, mudah beterbangan
→ tetesi etanol tambahkan zat tambahan
Serbuk sangat ringan dan mudah terbang yang akan
menyebabkan rangsangan terhadap selaput lendir hidung dan
mata hingga akan bersin. Dalam hal ini asam salisilat kita basahi
dengan eter dan segera dikeringkan dengan zat tambahan.
- as.benzoat, naftol, salol, timol,; campuran mudah mencair ;≈
as.salisilat. Dikerjakan seperti diatas. Untuk obat dalam
dipakai etanol 95%,sedangkan untuk obat luar digunakan eter.
- Garam-garam yang mengandung kristal (mempunyai sifat
higroskopis = menyerap air dari udara). Dapat dikerjakan dalam
lumpang panas, misalnya KI dan garam- garam bromida.

38
 Garam- garam yang mempunyai garam
exiccatusnya (bentuk keringnya).
diganti dengan exiccatusnya. Penggantiannya
adalah sbb :

Nama bahan obat Jumlah penggantian

Natrii Carbonas 50 % atau ½ bagian

Ferrosi Sulfas 60 % atau 2/3 bagian

Aluminii et Kalii Sulfas 67 % atau 2/3 bagian

Magnesii Sulfas 67 % atau 2/3 bagian

Natrii Sulfas 50 % atau ½ bagian


Lanjutan
Bahan setengah padat
- jumlah banyak → bahan dilebur terlebih dulu
- jumlah sedikit → tetesi aseton, eter
contoh : adepslanae, cera, paraffin padat, vaselin

Bahan Cair
- minyak atsiri; diteteskan terakhir
- kalii arsenitis solutio; diuapkan samp.kering, tambahkan zat
tambahan
- sol.formalida (formalin); diganti dgn btk padatnya
(paraformaldehid) jumlah ≈kadar formalin tersedia
- tingtur; menguap dan tdk menguap
- ekstrak; kering → spt bhn padat lain
kental →etanol 70%/90% dlm lumpang panas
cair → dikerjakan spt tingtur
40
C. Membagi Serbuk
 Cara penimbangan tepat dan akurat(keuntungan,
kerugian, caranya??)
 Blocking and dividing kurang teliti bentuk segiempat
 Visual  kerucut langsung di atas perkamen
 Dengan alat pengukur sendok atau gelas pengukur
 Pembagian secara visual (juml.maks.10 bgks)
 Juml.lebih dari 10 bgks; dibagi melalui penimbangan bbrp
bagian shg bisa dibuat maks.utk 10 bgks, dan jika juml.nya
ganjil ditentukan berat ratanya dan timbang juml.bungkus
secukupnya lalu sisanya dibagi.
 Pemakaian dgn DM>80% harus ditimbang satu per satu,
hasil akhir ditimbang sbg berat rata-rata dan timbang satu
persatu.
C. Membagi Serbuk

Ada 4 cara : C.1. Penimbangan


C.2. Blocking and dividing
C.3. Visual
C.4. Pengukuran

--> umum digunakan : cara visual


Kecuali : Dosis > 80% TM --> harus ditimbang
satu per satu
# Cara Visual :
- Sekali membagi maks. 10-20 bagian
- Mis. 10 bagian --> dibagi 2 sama banyak dg.
timbangan --> masing2 dibagi 5 scr. visual
Membagi serbuk secara visual
D. Membungkus serbuk
 umumnya : dg. kertas perkamen
 bisa juga : kertas berlilin, kertas perak, dll.
 bungkus hrs. mudah dilipat & tidak menghi-
sap air.

WADAH
 tertutup baik
 melind. dr. cahaya, udara (lembab, O2, CO2)
 mencegah menguapnya bhn. dlm. serbuk
 mudah mengambil sediaan dr. wadahnya
 bisa pakai dos serbuk, pot, botol mulut lebar
Cara membungkus serbuk
CONTOH SOAL:
Diminta membuat 10 bungkus puyer,
dr. Saraswati Paramita,SpA. masing2 dengan dosis seperti tertulis
SID 99.001/ID/III/99 dalam resep (dtd). Jika setiap bungkus
Jl. Dharmawangsa 999 Surabaya puyer dibuat 300 mg beratnya, maka:
30/04/12
Surabaya, …………

R/ Parasetamol 0,150 10 x 0,150 = 1,500 g


Luminal 0,010 10 x 0,010 = 0,100 g
Glucose q.s. 10 x 0,300 – 1,600 = 1,400 g
m.f.l.a. pulv. dtd No X
S 3 d d pulv I (prn)

Pro : ..…………………………
Anggita Umur : ……..
4 th
Alamat : ……………………………………....
dr. Saraswati Paramita,SpA.
SID 99.001/ID/III/99 Cara peracikan:
Jl. Dharmawangsa 999 Surabaya
30/04/12
Surabaya, …………
1. Timbang 100 mg Luminal  gerus ad
halus + karmin qs  aduk ad
R/ Parasetamol 0,150 homogen
Luminal 0,010 2. Timbang glucose 1,4 g  gerus ad
Glucose q.s.
m.f.l.a. pulv. dtd No X
halus.
S 3 d d pulv I (prn) 3. (1) + (2) secara geometric dilution 
aduk ad homogen.
4. Timbang parasetamol 1,5 g  gerus ad
halus.
5. (3) + (4)  aduk ad homogen.
6. (5) dibagi 2 aa dengan timbangan 
masing2 dibagi 5 secara visual 
dibungkus  masuk wadah, beri etiket
Pro : ..…………………………
Anggita Umur : ……..
4 th
Alamat : ……………………………………....
putih dan label NI.
Part 2
PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS

1. Bahan Obat Padat


a. B.O. berkhasiat keras/jumlah <<
b. Serbuk menjadi basah
1. Bhn. Higroskopis dan delikuesen
2. Bhn. Eflorescen
3. Campuran eutektik
c. Tablet dlm. sed. serbuk
d. Kapsul dlm. sed. serbuk

2. B.O. semi padat


3. B.O. cair
a. Tingtura c. Sari kental
b. Sari cair d. Cairan non alkoholis
PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS

1. Bahan Obat Padat


a. Berkhasiat Keras/jumlah <<
- Homogenitas --> dg. me+ zat warna
- Berat < 50 mg --> pengenceran
10 bungkus:
Mis. : R/ Atropin SO4 0,75 mg -> 7,5mg < 50mg
S.L. q.s.
m.f. pulv. d.t.d. No. X

Cara: 1. Timb. Atr. SO4 50mg


2. Timb. SL & z. warna q.s. ad 500 mg
3. (1) + (2) (geometric dilution) --> gerus
ad homogen
4. (3) timbang yg. diperlukan (=75 mg)
PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS

B. Serbuk menjadi basah

B.1. B.O. Higroskopis dan Delikuesen


- serbuk menjadi lengket / pasta
- mis. NH4Br, NH4Cl, NH4I, NaBr, NaI,
ephedrin, dll.
- Mengatasi :
# digerus dlm. mortir kering & hangat
# ditambah absorben : MgO, MgCO3
# bungkus yg. baik & rapat
- Bhn. delikuesen sebaiknya tdk dibuat sed.
serbuk
PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS

B.2. B.O. bersifat efloresen


--> bila diserbuk --> melepaskan air kristal -->
serbuk lembab
Mis. asam sitrat, FeSO4
--> Mengatasi :
1. Diganti bentuk anhidrus --> dg. jumlah
sesuai
2. Panaskan pada temperatur tertentu ad
berat konstan
PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS

B.3. Campuran eutektik


--> serbuk menjadi basah
Mis. kamfer dg. mentol (53-74% mentol)
-Mengatasi :
1. Ditambah absorben : amilum, MgCO3, MgO
--> msg2 bahan dicampur dulu dg. absorben
2. Diberikan terpisah
3. Campuran eutektik yg. mencair --> khasiat
tdk. berubah --> biarkan mencair kmd. di +
absorben
Serbuk dengan bahan padat
1. Serbuk halus sekali : belerang , iodoform,
2. Serbuk sangat halus dan berwarna : rifampisin,
carbo adsorbens, Stibii Penta Sulfidum
3. Serbuk halus berkhasiat keras
luminal, atropin sulfas
4. Serbuk hablur dan kristal : champora, asam salisilat,
asam benzoat, naftol, mentol, KI, garam bromida
PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS

C. Tablet dlm. Sediaan Serbuk

1. Tablet digerus --> campur dg. bahan lain


2. Jumlah tablet dlm. pecahan (mis. 4,5 tabl.)
--> ditimbang 5 tabl. --> digerus halus --> di-
timbang lagi seberat 4,5/5 X berat 5 tablet.

Contoh : 10 bungkus :
R/ Pehachlor tab. 3/4 7,5 tablet
Panadol tab. 1/2 5 tablet
m.f. pulv. d.t.d. no. X
PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS

D. Kapsul dlm. Sediaan Serbuk

1. Juml. kapsul bulat --> keluarkan isinya -->


digerus halus --> dicampur dg. b.o. lainnya
2. Juml. kapsul pecahan (mis. 5,8 kapsul) -->
ambil 6 kapsul --> timbang seluruh isinya -->
gerus homogen --> timbang 5,8/6 X berat
isi 6 kapsul

Contoh : 12 bungkus
R/ Amoxycillin mg 200 2400 mg
S.L. q.s.
m.f. pulv. d.t.d. No. XII
PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS

B.O. Setengah Padat dlm. Sediaan Serbuk


- Ekstrak kental :
--> larutkan dlm. pelarut organik yg. sesuai
di mortir hangat --> + bahan pengering
yg. inert
--> Ekstr. Belladon & Ekstr. Hyosciami +
alkohol 70 %
--> Ekstr. Cannabis indicae + alkohol 90 %
- Adeps lanae & vaselin :
* Jumlah < --> larutkan dlm. pelarut organik
yg. sesuai --> + bahan pengering yg. inert
* Jumlah > --> dilumerkan di atas penangas
air --> + bahan pengering yg. Inert
Pengering: amilum, SL
PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS

B.O. Cair dlm. Sediaan Serbuk


a. Tingtura
1. Bhn. berkhasiat tahan pemanasan :
mis. Tingtura Opii
- Juml. < --> langsung ditambahkan di mor-
tir hangat --> + bhn. pengering
- Juml. > --> diuapkan di wb/m.h. ad 1/3 bagian
--> + bhn. Pengering
2. Bhn. berkhasiat tdk. tahan pemanasan :
- Dpt. diganti dg. komponennya (mis. TOB, Iodii, sol
camphora spirituosa)
--> ambil komponennya tanpa bhn. Cairnya
- Tdk. dpt. diganti (mis. TOC, Tinct Valeriana) --> Jumlah
besar: uapkan pd. suhu rendah ad 1/3 bag. --> + bhn.
Pengering.- jumlah kecil dpt langsung ditambahkan
PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS

B. Ekstrak Cair
--> sama dg. pengerjaan tingtura
--> bila diketahui sisa keringnya --> ganti dg.
ekstrak keringnya.
misal: Extrac Rhamni Purshianae liq, sisa keringnya 25
% ganti btk kering 25 % berat.
C. Ekstrak Kental
--> B.O. dlm. mortir hangat + pelarut yg. se-
suai ad larut --> + bhn. pengering yg. inert
- Pelarut : tgt. yg. digunakan dlm. pembuatan
ekstrak tsb. (mis. alkohol 70% utk. Ekstr.
Belladon & Ekstr. Hyosciami, Alkohol 90%
utk. Ekstr. Cannabis indicae)
- Bhn. Pengering : S.L., Amylum, Radix Liq.
PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS

D. Cairan Non Alkoholis dlm. Sediaan Serbuk


Mis. Liquor Arsenicalis Fowleri --> 1% As2O3
- Juml. < --> langsung ditambahkan
- Juml. > --> diuapkan di atas p.a. ad 1/3 -->
+ bhn. Pengering

E. Miny. Atsiri dlm Elaeosacchara (gula-minyak)


- Campuran dari : 2 g Saccharum album +
1 tetes Minyak atsiri
- Mis. : Elaeosacchara Foeniculi
Elaeosacchara Citri
- Jika dlm. serbuk ada b.o. lain --> m. atsirinya
di+kan terakhir
PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS

- Jika jumlah Elaeosacchara tidak genap (mis.


3 g) --> dibuat dulu sejumlah 4 g Elaeosac-
chara (4 g gula + 2 tts. Miny. Atsiri) --> di-
timbang sejumlah 3 g.
Serbuk dengan ekstrak
Extractum siccum Extractum Spissum Extractum Liquidum
Ekstrak kering Ekstrak kental Ekstrak cair
Dicampur biasa seperti Dicampur dalam Dicampur seperti
serbuk dengan zat mortir panas dengan membuat serbuk
padat halus sedikit pelarut lalu dengan tintur
ditambah zat
tembahan sebaga I
pengering
Opii extractum Belladonnae extractum Ext. Rhamni Purshianae
Strychni extractum Hyoscyami extractum Ext. Hydrastis Liq
Ext. cnnabis Indicae
Ext.Valerianae
Ext. Filicis
Cara pembuatan serbuk
a. Cara kering:
serbuk dikeringkan & dihaluskan kec asam sitrat.
Lalu campur asam sitrat panaskan 100oC dalam
oven. As sitrat melepas air kristal serbuk jd lembab
membentuk pasta, lalu digranul ayakan no 6,
keringkan suhu 50oC
b. Cara basah. Bhn pembasahnya alkohol 95%. Semua
serbuk dicampur lalu + alkohol 95 % sedikit-sedikit
aduk ad massa granul, ayak no 6, keringkan suhu
50oC
PENAMBAHAN TABLET DALAM
RESEP SERBUK
 Bila ada zat aktif saja ambil zat aktif saja
 Bila tidak: tablet digerus dulu, campur dg serbuk lain,
ayak
 Bila jumlah tablet pecahan timbang dalam
perbandingan. Misal: CTM 1/6 tab.Berat 1 tab= 200mg
ambil 1 tablet gerus +SL ad berat camp 600 mg. Lalu
ambil 100 mg campuran.
LATIHAN
 R/ Salycil talc 2 % 100
mfds pulvis adspersorius
 R/ Menthol 7
camphor 3
ZnO 10
Calamin 10
Talk ad 100
 R/ NaCl 0,700
KCl 0,300
Na bicarbonat 0,500
Glucosum 5
mf pulv dtd no III
 R/ TOB 1
SL qs
mf pulv dtd no X
 R/ Aspirin tab 0,5 tab
Parasetamol 0,25 tab
Coffein 25 mg
mf pulv dtd No XV
 R/ Pulv aerophorus 10
Adde Ac Ascorbic 5
mf pulvis
WADAH SEDIAAN SERBUK

* Kuat
* Dapat melindungi serbuk dari :
- cahaya
- udara
- lembab
* Rapat --> dapat mencegah menguapnya bahan
* Sediaan mudah terambil
* Wadah bervariasi --> tergantung kebutuhan
* Contoh : doos serbuk, pot, botol mulut lebar
Daftar Buku Acuan

Allen, L.V., 1998. The Art, Science and Technology of Pharmaceutical


Compounding, Washington, D.C.: American Pharmaceutical
Association, pp. 157-165.
Aulton, M.E., 2002. Pharmaceutics the Science of Dosage Form esign 2nd
edition, Edinburgh: Churchill Livingstone, pp. 534-543.
Departemen Kesehatan RI, 2014. Farmakope Indonesia edisi V Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI, 1995. Farmakope Indonesia edisi IV, Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
King, R.E., 1984. Dispensing of Medication 9th edition, Easton
Pennsylvania: Mack Publishing Company, pp. 100-108.
Thompson, J.E., 2004. A practical guide to contemporary pharmacy
practice 2nd edition, Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai