OBAT
FK UMP 2020
SASARAN PEMBELAJARAN
Menjelaskan macam dan sifat suatu Bentuk
Sediaan Obat
Memahami dasar-dasar peresepan dan
formula peresepan
Memilih bentuk sediaan obat yang akan
digunakan dalam terapi pasien
RESEP OBAT
the Latin word "praescriptus." It has the
prefix "pre" which means "before" and
"script" which means "writing;" so, a
prescription has to be written before a
drug is compounded. Historically,
prescriptions were written in Latin and
are still written that way today.
Resep : Permintaan tertulis seorang dokter,
dokter gigi atau dokter hewan yang berizin
resep bagi penderita berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku kepada seorang
apoteker pengelola apotek untuk
menyediakan dan menyerahkan obat sesuai.
BAHASA LATIN
Bahasa Latin, Peran dan Prospeknya dalam terminologi
medis
RESEP
PEMBAGIAN RESEP YANG
LENGKAP
Tanggal dan tempat
penulisan resep
(inscription)
Tanda buka penulisan
resep dengan R/
(invocation)
Nama obat, jumlah, cara
pembuatan (praescriptio)
Aturan pakai dari obat
yant tertulis (signatura)
Paraf / tanda tangan dari
yang menulis resep
(subscription)
CONTOH RESEP LN (PRESCRIPTION)
SINGKATAN SIGNA (PENANDA) LATIN
singkatan dan kode signa yang biasanya ditemukan pada resep; tidak ada panduan
yang dapat membantu teknisi farmasi atau apoteker menguraikan tulisan tangan
seorang dokter.
HOW TO WRITE A PRESCRIPTION? (WITH FORMAT)
PHARMACOLOGY
golongan
Obat ini hanya bisa
diperoleh dengan resep
dokter
Obat-obat yang
mengandung codeine
(golongan Narkotik)
berada di bawah
pengawasan ketat oleh
Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia
BENTUK SEDIAAN OBAT (BSO)
Faktor yg mempengaruhi pemilihan BSO
1. Faktor obat
- rasa obat pahit, amis, tidak enak →kapsul, emulsi, (tablet
salut gula)= dragee.
- obat dirusak asam lambung (terutama jika diberikan p.o)→
maka dibuat sbg bso: tablet salut enterik, parenteral,
suppositoria, tablet sublingual, tablet buccal.
2. Faktor penderita
- bayi & anak →sirup, pulveres (p.o)
- tidak sadar/pingsan, tidak kooperatif/gila →parenteral,
- rektal (suppositoria, enema).
- tingkat ekonomi →harga tablet/kapsul berbeda dg sirup.
3. Faktor penyakit
- gawat/emergency →parenteral, aerosol, nebulizer.
- letak penyakit →mis : mata (TT, ZM), telinga (TT).
- penyakit kronis & frekuensi pemakaian yg sering →mis: peny.
Jantung (SR, oros, CR).
DESIGN TEKNOLOGI SEDIAAN
FARMASI
Oros tablet
= The osmotic-
controlled release
oral delivery
system (OROS) is
an advanced
controlled release
oral drug
delivery system
in the form of a
rigid tablet with a
semi-permeable
outer membrane
and one or more
small laser drilled
holes in it.
FUNGSI BSO DARI SISI BIOFARMASETIKA
1. melindungi agar zat aktif tidak rusak oleh udara,
kelembaban/cahaya →tablet salut.
2. melindungi zat aktif tidak dirusak asam lambung jk
digunakan per oral →tablet salut enterik (tdk larut atau
hancur di lambung), tab.sub lingual, tab.buccal.
3. menutupi / menghilangkan rasa pahit, rasa & bau yg
tidak enak dari obat →kapsul, tablet salut, sirup.
4. membuat serbuk yg tidak larut / tdk stabil dalam larutan
dibuat serbuk yg tidak larut & terdispersi dalam air
(suspensi).
5. mencampur cairan seperti minyak agar terdispersi
dalam larutan air menjadi emulsi, melindungi rasa & bau
tak enak dari minyak (emulsi minyak ikan).
6. memudahkan penggunaan obat untuk pengobatan
setempat shg diperoleh efek maksimal di tempat yg
diobati →TM, TT, tetes hidung, salep/cream untuk kulit.
Fungsi bso lanjut-->…
7. Agar obat mudah masuk dalam lubang badan, yaitu :
- rektum →suppositoria, enema.
- vaginal →insert/suppositoria vaginal, douche
- mata →TM, dll.
8. Mengatur pelepasan obat yg teliti, tepat, aman shg
diperoleh efek yg lama & teratur.
9. agar obat dapat segera masuk dalam peredaran
darah / jaringan badan (injeksi i.v. ; i.m.)
10. memperoleh aksi obat yg optimal dalam saluran
pernapasan (inhalasi / aerosol)
11. membuat sediaan obat yg berupa larutan, dimana
obatnya larut dalam zat pembawa yg dinginkan.
KLASIFIKASI BSO BERDASARKAN
KONSISTENSINYA
1. BSO Padat
pulvis, pulveres, tablet, tab.salut (gula, film,enteric),
tab.lepas lambat, tab. Effervescent, tab.sublingual. Tab.
Bukal, tab. Kunyah, tab. Hisap, kapsul, tab. Vaginal,
suppositoria, ovula, pil, implan.
3. BSO Cair
larutan, eliksir, sirup, suspensi, emulsi, obat tetes, infusa,
kolutorium (OK), lotio, enema, vaginal douche, vaksin,
imunoserum, infus i.v., injeksi, inhalasi, aerosol.
BSO PADAT
1. PULVIS (serbuk tidak terbagi)
Campuran homogen & kering bahan obat yg
dihaluskan, untuk pemakaian dalam/p.o.
Contoh : lacto-b, smecta.
TABLET (compressi)
sediaan padat, mengandung 1 jenis obat atau lebih
obat dengan atau tanpa zat tambahan.
9. Tablet effervescent
Tablet berbuih yg dibuat dg cara kompresi granul yg
mengandung garam effervescent (Na-bikarbonat &
asam organik : sitrat, tartrat) atau bahan lain yg mampu
melepaskan gas CO2 ketika bercampur dg air.
10. Tablet vaginal / vaginal insert /
suppositoria vaginal
Tablet yg dimasukkan dalam vagina dg alat penyisip
khusus, di dalam vagina obat dilepaskan & berefek
lokal.
Ex : flagystatin (metronidazol) tablet vaginal.
16. OVULA
sediaan padat yg digunakan melalui vagina , umumnya
berbentuk telur , dapat melarut, melunak / meleleh
17. SUPPOSITORIA
Bentuk sediaan padat yg digunakan dg cara
dimasukkan melalui lubang / celah pd tubuh (rektum,
vagina, saluran urin), umumnya berbentuk terpedo,
dapat melarut, melunak / meleleh pd suhu tubuh,
memberikan efek lokal / sistemik.
2. krim / cremores
sediaan setengah padat, berupa emulsi, mengandung 1
atau lebih bahan obat terlarut / terdispersi dalam
bahan dasar yg sesuai , digunakan sebagai emolien /
untuk pemakain luar pd kulit.
3. jelly / gel
salep yg lebih halus, umumnya cair, mengandung
sedikit lilin / tanpa lilin, digunakan pada membran
mukosa, sebagai pelicin / dasar salep campuran
sederhana minyak & lemak dg titik lebur rendah.
4. pasta
1. sediaan berupa massa lembek , untuk pemakaian luar,
digunakan sebagai antiseptic / pelindung kulit, cara pakai
: dioleskan lebih dulu pada kain kasa.
2. Sediaan semi padat yg mengandung 1 / > bahan obat,
untuk pemakaian topikal (kulit luar). Perbedaan dg salep :
persentase bahan padat pd pasta > besar shg pasta >
kaku dp salep.
ex : pasta Zink oksida.
6. linimenta
sediaan yg dipakai dg dioles & digosok dg penekanan
agar bahan obat menembus kulit.
7. Sabun
Sediaan setengah padat yg diperoleh melalui reaksi
saponifikasi (reaksi penyabunan alkali dg asam lemak
rantai panjang).
Konsistensi sabun tergantung dari alkali yg digunakan :
KOH (lunak), NaOH (keras).
BSO BENTUK SEDIAAN CAIR
1. Potio : bentuk sediaan cair yg diminum.
2. ELIKSIR
larutan yg mempunyai rasa & bau sedap, selain
mengandung obat juga zat tambahan seperti : gula
(sirup gula, sorbitol, gliserin, sakarin), zat warna, zat
pewangi, zat pengawet; untuk obat dalam; pelarut
utama : etanol (5 – 10%) untuk mempertinggi
kelarutan obat.
3. SIRUP
sediaan cair berupa larutan , mengandung sakarosa
dg kadar tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari
66,0%.
ex : sirup simpleks (sirup bukan obat)
4.SUSPENSI
sediaan yg mengandung bahan obat padat
dalam bentuk halus & tidak larut, terdispersi
dalam cairan pembawa.
Sediaan cair yang mengandung bahan obat
padat yang terdispersi dalam suatu cairan.
Ditambahkan emulgator atau suspending
agent (bahan pensuspensi) untuk
menambahkan viskositas cairan sehingga
pengendapan obat dapat diperlambat.
Contoh : Mylanta suspension
4. SUSPENSI
Syarat suspensi :
20. IMUNOSERUM
sediaan cair / kering beku,mengandung immunoglobulin
khas dari pemurnian serum hewan yg telah dikebalkan,
khasiat : menetralkan toksin kuman / bisa ular /
mengikat kuman / virus / antigen lain yg sama dg yg
digunakan pada pembuatannya.
22. INJEKSI
Sediaan steril yg disuntikkan dg cara merobek jaringan
23. INHALASI
sediaan obat / larutan / suspensi terdiri dari 1 / > bahan
obat yg diberikan melalui saluran nafas hidung (mulut),
disedot dg memakai alat semprot mekanik, untuk
memperoleh efek lokal / sistemik. Sediaan obat biasanya
dalam bentuk butiran kabut yg sangat halus & seragam
shg dapat mencapai bronkioli. Ex : ventolin nebules
24. AEROSOL
sediaan yg mengandung 1 / > zat berkhasiat dalam wadah
bertekanan, berisi propelan / campuran yg cukup untuk
memancarkan isinya hingga habis, dapat untuk obat luar /
untuk obat dalam. jika untuk obat dalam / inhalasi aerosol
dilengkapi dg pengatur dosis.
ex : kenalog spray (untuk obat luar, anti-inflamasi topikal).
25. Bentuk sediaan lainnya : PLESTER
bahan yg digunakan untuk pemakaian luar terbuat dari
bahan yg dapat melekat pd kulit & menempel pd pembalut.
Tujuan : melindungi & menyangga / memberikan daya
perekat & daya maserasi & memberikan pengobatan jika
melekat pd kulit.
ex : plester estraderm TTS 50.
TTS = transdermal terapeutic system
cara pakai obat Obat yang berbentuk
sediaan
REF
Jakarta. Ditjen POM, (1995), Farmakope
Indonesia, Edisi IV, Depkes RI, Jakarta.
Howard, C. Ansel.(1989), Pengantar Bentuk
Sediaan Farmasi, Edisi IV, UI Press, Jakarta.