RESUME
Disusun oleh:
Kelompok 2
Amrina (2021010104040)
Melda Nurmulia(2021010104003)
Nurmila (2021010104032)
Winda (2021010104022)
DOSEN PENGAMPU
PRODI PGMI
2022-2023
A. KONSEP DASAR TEORI PERKEMBANGAN HUMANISME
Teori humanistik adalah salah satu aliran psikologi yang menekankan pada
kekuatan dan sisi positif pada manusia, kesadaran dan kehendak bebas, pemenuhan
potensi manusia, dan sebuah keyakinan terhadap keutuhan sifat manusia. Dalam ilmu
psikologi, teori humanistik dipandang sebagai alternatif kekuatan ketiga dari kedua
kekuatan teori yang sepanjang sejarah selalu menjadi teori yang dominan yaitu
psikoanalisis dan behavioristik. Teori ini dinamakan humanistik karena memfokuskan
diri secara khusus pada tingkah laku manusia. Menurut Yusuf Syamsu (2007, 141)
teori humanistik dapat diartikan sebagai orientasi bersifat teoritis yang menekankan
kepada keunikan kualitas manusia khususnya berhubungan dengan free will atau
kehendak bebas dan potensi untuk mengembangkan diri.
Teori humanistik berpendapat bahwa manusia itu pada dasarnya baik (bertolak
belakang dengan pandangan Psikoanalisis di atas). Bahwa setiap manusia punya
“pandangan tentang dirinya sendiri” yang disebut sebagai konsep diri yang unik dan
membutuhkan pengertian dari pihak lain agar dapat mewujud menjadi nyata. Masalah
kejiwaan dan sosial yang dialami oleh seseorang muncul karena ada penyimpangan
dari konsep diri tersebut yang memang merupakan sesuatu yang alamiah yang pada
diri masing-masing manusia.
Gagasan inti dari teori ini yaitu manusia dapat secara sadar dan bebas
membentuk hidupnya. Manusia bukan objek, melainkan subjek atas kehidupan.
Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat disebutkan bahwa prinsip-prinsip
psikologi humanistik adalah sebagai berikut:
Manusia adalah keseluruhan. Ini memiliki pendekatan holistik yang bertujuan
untuk mempelajari manusia secara keseluruhan dan bukan dalam fragmen.
Manusia memiliki nukleus sentral yang terstruktur dengan baik di mana “Saya”
adalah “diriku” dan struktur proses psikologis.
Manusia memiliki kecenderungan alami untuk mencari realisasi diri formatif.
Manusia adalah sisipan dalam konteks manusia dan juga hidup dalam hubungan
yang erat dengan individu lain.
Manusia sadar akan dirinya dan keberadaannya. Dia dibimbing oleh apa yang ada
di masa lalu dan mempersiapkan masa depan.
Manusia memiliki sejumlah besar kekuatan pengambilan keputusan, kebebasan
dan hati nurani untuk dapat membuat keputusan sendiri.
Manusia itu disengaja, ini berarti bahwa tindakannya yang disengaja tercermin
dalam keputusannya sendiri atau dalam pilihannya.
Isu -isu penting tentang eksistensi manusia menjadi perhatian penting para ahli
psikologi humanistik, teori belajar menurut para ahli seperti aspek cinta, kreativitas,
kesendirian dan perkembangan diri. Para ahli humanistik tidak mempunyai keyakinan
bahwa manusia bisa mempelajari sesuatu dengan melakukan penelitian terhadap
binatang. Para ahli teori humanistik meyakini beberapa hal yaitu:
Teori hirarki kebutuhan merupakan salah satu gagasan Maslow yang sangat
terkenal. Menurut Maslow, manusia memiliki sejumlah kebutuhan yang memang
harus diupayakan untuk dipenuhi agar bisa hidup seutuhnya dan meraih bahagia utuk
berkembang. Adapun hirarki kebutuhan menurut Maslow itu memuat 5 tingkatan
penting, yaitu :
Menurut Rogers, organisme adalah makhluk fisik yang ada dengan semua
fungsinya baik fungsi fisik maupun psikis. Organisme merupakan tempat terjadinya
semua pengalaman yang merupakan persepsi seseorang tentang kejadian yang terjadi
di dalam dirinya sendiri dan juga di luar dunianya.
Keseluruhan dari pengalaman yang didapatkan baik itu sadar maupun tidak
akan membangun medan fenomenal seseorang yang tidak akan diketahui oleh orang
lain kecuali melalui inferensi empatik yang tidak sempurna. Dengan demikian, hal ini
menunjukkan bahwa perilaku manusia bukan merupakan fungsi atau pengaruh dari
kenyataan luar atau rangsangan dari lingkungan, melainkan berupa realitas subjektif
atau medan fenomenal.
2. Self
Dikenal dengan “self concept” atau konsep diri, diartikan oleh Rogers sebagai
persepsi tentang karakteristik ‘I’ atau ‘me’ dan persepsi mengenai hubungan ‘i’ atau
‘me’ dengan orang lain dan berbagai aspek kehidupan, termasuk juga dengan nilai –
nilai yang berhubungan. Pokok utama ini juga ditafsirkan sebagaai keyakinan tentang
kenyataan, keunikan dan kualitas dari tingkah laku itu sendiri. Adanya konsep diri
berarti merupakan gambaran mental yang terbentuk mengenai diri sendiri.
Hubungan antara ‘Self concept’ dengan organisme bisa terjadi melalui dua
kemungkinan, yaitu ‘congruence’ yang berarti hubungan mengandung kecocokan,
dan ‘incongruence’ yang berarti terjadi ketidak cocokan yang keduanya menentukan
perkembangan kematangan, penyesuaian dan kesehatan mental individu.