PEMBAHASAN
3
Pada konseling yang menggunakan pendekatan eksistensial memiliki prinsip-prinsip,
yakni : (1) Membangun interaksi secara baik, dengan tujuan agar konseling dapat berlangsung
secara baik, komunikasi yang baik antar konselor dengan konseli dapat membentuk
keterbukaan; (2) Menciptakan hubungan menggunakan potensi dan keterbatasan yang dimiliki
konselor agar konseli bisa menerima diri; (3) Memancing kepekaan emosi konseli, yang mana
emosi tersebut dapat merangsang kesadaran diri dari konseli; (4) Mendorong konseli agar
mampu menemukan solusi dari masalah yang dimilikinya, tujuan dari itu agar menciptakan
konseli yang mandiri ; (5) Meningkatkan emosi positif dan potensi konseli, hal ini sejalan
dengan tujuan konseling eksistensial humanistik yaitu membantu konseli menyadari atas potensi
yang dimiliki lalu membantu mengembangkan yang tentunya tergantung berdasarkan pilihan
konseli sendiri (Khoirina, 2018).
Eksistensialisme awalnya adalah filsafat bahwa, apapun yang terjadi pasti berakhir dari
eksistensi atau kehadiran. Eksistensialisme lebih berfokus kepada kehadiran daripada esensi
atau hakikat. Eksistensi umumnya adalah keberadaan, tetapi secara khusus adalah bagaimana
manusia hidup di dunia.
Pendekatan eksistensial lebih tertuju pada diri manusia. Dalam hal ini menekankan
bagaimana pentingnya pemahaman manusia. Pendekatan humanistik eksistensial mencoba
membawa fokus sentral ke manusia, yaitu untuk menyampaikan citra manusia pada tingkat
tertinggi. Eksistensial ini fokusnya pada esensi keberadaan individu, hal ini mencangkup
kapasitas dalam diri, individu secara sukarela untuk menentukan keputusan sendiri, tanggung
jawab dan kebebasan, ketakutan selaku elemen fundamental, pencarian makna unik di dunia
yang tidak berarti, sendiri dalam hubungan dengan orang lain tak terbatas dan kematian, dan
kecenderungan aktualisasi diri.
Corey menyatakan dalam Yulianti tahun 2019, yaitu: (1) kesadaran diri, kesadaran diri
seseorang dapat mewujudkan dirinya. Makin besar kesadaran individu, maka makin besar pula
keleluasaan yang dimilikinya agar dapat memutuskan sesuatu dengan penuh tanggung jawab; (2)
Kecemasan, kebebasan dan tanggung jawab.
4
; (3) Penciptaan makna. Manusia berusaha menemukan tujuan hidup dari hidupnya dan
menghasilkan nilai yang mampu mempengaruhi makna hidup. Eksistensial humanistik memiliki
enam aspek positif dasar yang ada pada manusia, yaitu: (1) Kapasitas akan kesadaran diri; (2)
Kebebasan dan tanggung jawab; (3) Membangun identitas diri sendiri dan membangun
hubungan yang bermakna dengan orang lain; (4) Mencari makna, tujuan, nilai dan sasaran; (5)
Kecemasan sebagai kondisi hidup; (6) Kesadaran akan datangnya kematian dan ketidakadaan,
keenam dimensi tersebut dapat dikaitkan dengan konseling Islam (Anwar, 2011).