Anda di halaman 1dari 5

Tokoh Teori Humanistik

1. Abraham Maslow
Abraham Maslow adalah pelopor psikologi humanistik. Ia berasal dari Amerika yang
tepatnya berada di Brooklyn Newyork. Ia dilahirkan pada tahun 1930. Ia merupkan anak pertama
dari tujuh bersaudara. Orangtuanya merupakan imigran dari Rusia. Sedangkan, latar belakang
keluarga Abraham Maslow adalah bukan dari latar belakang keluarga yang berpendidikan.
Dengan keadaan yang sepeti itu, ayah Abraham Maslow mengharapkan kesuksesan dalam
berpendidikan dan dalam bidang yang diminati di kemudian hari (Amalia, 2019).

Abraham Maslow telah dikenal sebagai bapak psikologi humanistik. Ia meyakini, bahwa
manusia berperilaku untuk mengapresiasi diri mereka sebaik-baiknya. Selain itu, manusia juga
melakukan aktivitas dalam memenuhi kebutuhannya. Dari situlah kemudian, Abraham Maslow
memunculkan sebuah teori hirarki kebutuhan manusia yang terkenal hingga saat ini. Dari teori
hierarki kebutuhan tersebut, manusia memiliki lima macam kebutuhan, antara lain: kebutuhan
fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan rasa kasih sayang, kebutuhan akan harga diri
dan kebutuhan akan aktualisasi diri.

2. Carl R. Rogers

Oakpark merupakan tempat kelahiran Carl Rogers Carl Rogers dilahirkan pada tahun
1902. Dalam psikologi humanistik, Carl Rogers memiliki dua konsep. Konsep yang pertama
adalah jika manusia bisa memberikan peluang kepada diri sendiri dalam mengeksplorasi,
menganalisis, memahami dan memecahkan persoalan masalah. Konsep yang kedua adalah
freedom to learn (teori belajar bebas). Hal yang dimaksud adalah pendidikan yang bertujuan
untuk membimbing peserta didik ke arah kemerdekaan dan kebebasan.

Rogers juga meyakini, bahwa pengalaman seseorang di dalam hidupnya akan


menentukan masukan-masukan yang nantinya akan diterima olehnya, sehingga masukan-
masukan tersebut akan mengarahkan hidupnya secara mutlak ke arah pemenuhan-pemenuhan
kebutuhan di dalam dirinya. Pada konsep belajar, Roger juga telah mengeluarkan gagasan-
gagasan yang berpengaruh terhadap pemikiran dan praktek pendidikan. Gagasan yang dimaksud
adalah prinsip-prinsip belajar yang humanistik, seperti: hasrat untuk belajar, belajar yang berarti,
belajar tanpa ancaman, belajar atas inisiatif sendiri dan belajar untuk perubahan. Proses belajar
dengan konsep belajar Rogers adalah membangun kemauan belajar murid dalam memperoleh
eksistensi dirinya di tengah-tengah lingkungan sekolah maupun masyarakat (Self Realization).

3. Arthur Combs

Arthur Combs juga adalah tokoh humanistik yang telah mencetuskan gagasannya yang
juga memiliki keterkaitan dengan dunia pendidikan. Menurut Combs, bahwa pendidik perlu
memahami tingkah laku peserta didik dengan melihat berbagai sudut pandang dari peserta didik
itu sendiri. Hal tersebut akan berdampak pada ranah kognitif dan afektif peserta didik dalam
proses pembelajaran. Pada tahun 1904-1967, Combs bersama Donald Syngg menjelaskan
tentang meaning. Hal yang dimaksud adalah peserta didik harus memperoleh kebermaknaan
dalam proses pembelajaran. Dengan hal itu, peserta didik diharapkan untuk mengembangkan
pengetahuan yang diperoleh dari proses pembelajaran dengan perubahan tingkah lakunya di
dalam kehidupan sehari-hari. Arthur Combs juga mengatakan, bahwa setiap orang memiliki
potensi yang perlu dikembangkan. Pada intinya, Combs menjelaskan hal tersebut ke dalam lima
hal yang berkaitan dengan pandangan psikologi humanistik, antara lain: keterbatasan fisik,
kesempatan, kebutuhan manusia, konsep diri dan penolakan akan ancaman.

4. Kolb, Honey dan Humford, Hebermas

Menurut Kolb, bahwa belajar dapat dibagi empat tahap, antara lain: pengalaman konkret,
pengalaman reflektif dan kreatif, konseptualisasi dan eksperimen aktif.

Pengalaman konkret merupakan pengalaman yang dialami secara langsung oleh peserta
didik. Akan tetapi, para peserta didik belum mengetahui alasan dari pengalaman tersebut bisa
terjadi. Bisa dibilang, hal ini merupakan tahap awal dalam proses pembelajaran.

Selanjutnya, reflektif dan kreatif merupakan tahap yang menunjukkan bahwa siswa
telah melakukan aktvitas mengamati dalam proses pembelajaran serta mulai berusaha untuk
memahamiya.
Lalu, konseptualisasi merupakan aktivitas yang telah dilakukan oleh siswa berupa
penciptaan abstraksi dan teori-teori. Hal ini dilakukan siswa dengan menunjukkan sikap aturan-
aturan prinsip yang digeneralisasikan terhadap berbagai fenomena yang terjadi.

Terakhir, eksperimen aktif merupakan tahapan peserta didik dalam


mengimplementasikan suatu aturan umum yang telah diterima kepada situasi yang baru atau
yang akan terjadi, sehingga peserta didik dapat menyelesaikan masalah-masalah yang mereka
alami di dalam kehidupan sehari-hari khususnya pada proses pembelajaran.

Honey dan Humford mengkategorisasikan peserta didik menjadi empat macam, antara
lain: aktifis, reflektor, teoris dan pragmatis (Nurjan, 2016). Tipe aktifis merupakan tipe siswa
yang cenderung antusias terhadap hal-hal baru atau pengalaman-pengalaman baru yang
mengedepankan pemikiran-pemikiran yang terbuka. Sedangkan, tipe reflektor merupakan tipe
peserta didik yang cenderung skeptis dalam melangkah dan melakukan sesuatu. Lalu, teoris
merupakan tipe peserta didik yang selalu tertarik terhadap fenomena-fenomena yang bersifat
kritis, serta mereka juga selalu tertarik terhadap fenomena yang bersifat objektif analisis dan
tidak menyukai kesubjektifitasan sesuatu. Terakhir, pragmatis merupakan murid yang selalu
tertarik terhadap fenomena yang bersifat praktis.

Sedangkan menurut Hebermas, bahwa proses belajar dipengaruhi oleh interaksi yang
dialami peserta didik baik di lingkungan alam maupun lingkungan masyarakatnya. Hebermas
membagi tipe belajar menjadi tiga macam, antara lain: belajar teknis, belajar praktis dan
belajar emansipatoris. Tipe belajar teknis merupakan tipe belajar peserta didik yang
menyukai interaksi dengan lingkungan alamnya. Lalu, tipe belajar praktis merupakan tipe
belajar peserta didik yang menyukai akan interaksi langsung dengan sesamanya. Terakhir, tipe
belajar emansipatoris merupakan tipe belajar peserta didik yang berusaha untuk memahami
dan mendalami perubahan-perubahan kultural yang terjadi di lingkungan masyarakatnya.

Referensi:
Alindra, Bagoes Malik. 2021. TOKOH-TOKOH TEORI BELAJAR HUMANISTIK DAN
URGENSINYA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Journal of
Education and Development. Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Tambahan Tokoh:

1. Jean Paul Sartre dan Albert Camus

Sartre mengungkapkan mengenai eksistensialisme yang menyatakan bahwa manusia itu


memiliki kebebasan. Yang paling terkenal dari ide Sartre adalah Bein and Nothingness. Seperti
Sartre, Camus juga memiliki kontribusi ide mengenai humanistik. Camus menyatakan bahwa
manusia adalah makhluk yang absurd. Absurd yang dimaksud adalah manusia mengarah
kepada masa depan namun di sisi lain masa depan juga mengarah kepada kematian. Menghindari
keabsurdan tersebut, banyak dari manusia yang mengeksplorasi dan mendekatkan diri pada
agama, ilmu pengetahuan, dan pencarian makna.

2. Martin Heidegger

Heidegger untuk humanistik diantaranya adalah Dasein. Maksud dari Dasein adalah


hubungan manusia dengan alam/dunia. Bagi Heidegger, manusia dan dunia saling berkaitan satu
sama lain. Sehingga fokus Heidegger ada pada ke khususan manusia. Manusia bukan semata-
mata organisme yang dimodifikasi dengan pengalaman dan budaya tapi sebagai pribadi yang
dapat merenungkan keberadaannya.

3. Ludwig Binswanger

Salah satu konsep Binswaner yang paling penting adalah Weltanschauung atau desain
dunia. Secara umum, desain dunia adalah bagaimana seseorang memandang dan memeluk dunia.
Desain dunia ini bisa terbuka ataupun tertutup, ekspansif atau konstruktif, positif atau negatif,
sederana atau rumit, atau yang lainnya tergantung baaimana cara pandang yang digunakan. Dari
konsep tersebut dapat dikatakan bahwa manusia hidup dengan desain dunianya sendiri. Cara
pandang akan sangat memengaruhi bagaimana orang tersebut menjalani kehidupannya.
4. Rollo May

May menunjukkan bahwa manusia adala objek, dalam artian manusia ada secara
fisik dan karena itu ada hal-hal yang terjadi pada manusia. Namun, May juga menyatakan
bawa manusia juga sebagai subjek. Manusia tidak secara tiba-tiba dapat berpengalaman
melakukan sesuatu tanpa adanya penafsiran, penghargaan, dan membuat pilihan mengenai
pengalaman tersebut.  Orang yang sehat akan menggunakan kebebasannya untuk merangkul
keidupan dan mencapai potensi sepenuhnya.

5. George Kelly

Pendekatan terapi menurut Kelly berdasarkan pemikiran bahwa masalah psikologis


merupakan kesalahan dalam persepsi, sehingga terapis berfungsi untuk membantu klien melihat
sesuatu dengan cara yang berbeda. Kelly memulai terapi dengan meminta klien menuliskan self-
characterization, dari hal tersebut, Kelly dapat melihat bagaimana klien memandang dirinya
sendiri, dunia, serta orang lain. Selanjutnya, Kelly menuliskan peran yang harus dilakukan klien
selama dua minggu, karakteristik yang diperankan berbeda dengan karakteristik yang ada pada
klien. Terapi bertindak sebagai supporter untuk membantu klien untuk menyediakan
berbagaimacam pengalaman yang akan di konstruksikan di dalam sistem yang baru.

Anda mungkin juga menyukai