Anda di halaman 1dari 44

Maslow: Holistic

Dynamic Theory
KELOMPOK 2
Ashika Mahreen - 10050022093
Nuni Lestari - 10050022094
Salsabilla Nurroh - 10050022096
Tiara Hanifah - 10050022103
Maslow mengkritik teori

erv i ew psikoanalisis dan behaviorisme. Hal


ini dikarenakan pandangan Freud
v dan Watson yang terlalu berfokus
pada kekuatan dari luar diri yang
O

mengatur perilaku saat ini.


Sedangkan Maslow menganggap
Maslow menyebut teori ini bahwa manusia adalah makhluk
adalah teori holistik dinamis yang bertumbuh, dan
dikarenakan asumsinya bahwa menginginkan aktualisasi diri.
orang terus menerus
dimotivasi oleh kebutuhan
dalam hidupnya.
Maslow’s Biography
Maslow memiliki nama lengkap yaitu Abraham Harold Maslow,
namun dirinya biasa dipanggil Abe.
Maslow lahir di Manhattan, New York 1 April 10908.
Maslow merupakan anak pertama dari 7 bersaudara. Kedua
orang tuanya merupakan keturunan Yahudi yang berimigrasi
dari Keiv, Rusia ke New York
Maslow sempat menjabat sebagai ketua American Psychology
Assotiation pada tahun 1967-1968
Maslow berhasil mencetuskan teori Holistik Dinamis pada
tahun 1950an
Pada tahun 1930-1940 Maslow banyak belajar dari Erich
Fromm, Karen Horney, Max Wertheimer, Alfred Adler dan
Kurt Goldstein yang mempengaruhi teorinya.
Maslow’s Biography
Masa Kanak-Kanak Masa Remaja Masa Dewasa

Masa kecil Maslow Maslow memiliki kemampuan 1928 Maslow menikah dengan sepupunya
dihabiskan di Brooklyn akademik diatas rata-rata Bertha Maslow saat usia 20 tahun
dengan dipenuhi rasa malu, Maslow mendapatkan Maslow berhasil mendapatkan gelar PhD
inferior, dan depresi intens lingkungan anti-semitisme, pada bidang Psikologi
Maslow tidak dekat dengan yang membuat Maslow Maslow sempat berpindah-pindah Universitas
kedua orang tuanya. mengalihkan hal itu pada untuk menjadi dosen
Ayahnya sibuk bekerja dan buku-buku dan penelitian 1946 Maslow pindah ke California dan banyak
Maslow menganggap ilmiah membaca sejarah dan biografi dari tokoh
ibunya seorang yang egois, Saat kuliah Maslow mengambil yang meraih aktualisasi diri
kikir, dan kurang kasih jurusan hukum. Namun keluar 1951 Maslow sempat menjadi Ketua
sayang dan masuk ke jurusan filsafat Departemen Psikologi di Universitas Brandeis
yang ia minati di Waltham dan banyak memproduksi tulisan
ilmiah
1967 Maslow mengalami serangan jantung
1970 Maslow meninggal dunia karena
serangan jantung
Maslow’s View of
Motivation
Teori kepribadian Maslow bertumpu pada beberapa asumsi dasar mengenai
motivasi.
1. Maslow (1970) mengadopsi pendekatan holistik terhadap motivasi. Artinya, seluruh
pribadi, bukan satu bagian atau fungsi apa pun, yang termotivasi.
2. Motivasi biasanya rumit. Artinya, perilaku seseorang mungkin muncul dari beberapa motif
yang berbeda.
3. Orang terus menerus dimotivasi oleh satu kebutuhan atau lainnya. Ketika sesuatu
kebutuhan terpuaskan, biasanya ia kehilangan kekuatan motivasinya dan kini terpuaskan
kemudian digantikan oleh kebutuhan lain.
4. Orang di mana pun termotivasi oleh kebutuhan dasar yang sama. Itu tata krama cara
orang-orang dari budaya berbeda memperoleh makanan, membangun tempat berlindung,
menyatakan persahabatan, dsb. bisa sangat bervariasi, namun kebutuhan mendasar akan
makanan, keamanan, dan persahabatan adalah hal yang umum bagi seluruh spesies.
5. Kebutuhan dapat diatur secara hierarki.
Hierarchy of Needs

Maslow (1970) membuat daftar


kebutuhan-kebutuhan berikut
berdasarkan potensinya.
Konsep hierarki kebutuhan ini
menyatakan bahwa kebutuhan
dasar harus terpenuhi sebelum
kebutuhan tingkat lebih tinggi
dapat mendorong tindakan.
Ada lima tingkatan kebutuhan
yang membentuk hierarki ini
Hierarchy of Needs
Physiological Needs Safety Needs
Kebutuhan paling utama dan mendasar bagi manusia seperti
makanan, air, sex oksigen, pemeliharaan suhu tubuh, dsb. Ketika orang telah memenuhi sebagian
Orang yang selalu lapar termotivasi untuk makan bukan kebutuhan fisiologisnya, mereka menjadi
untuk mencari teman atau mendapatkan harga diri. Mereka termotivasi oleh kebutuhan keselamatan,
tidak bisa melihat selain makanan, dan selama kebutuhan ini termasuk keamanan fisik, stabilitas,
masih belum terpuaskan, motivasi utama mereka adalah ketergantungan, perlindungan, dan kebebasan
mendapatkan sesuatu untuk dimakan. dari kekuatan yang mengancam seperti perang,
Ketika kebutuhan fisiologis manusia tidak terpenuhi, mereka terorisme, penyakit, ketakutan, kecemasan,
hidup terutama untuk kebutuhan tersebut dan berusaha bahaya, kekacauan, dan bencana alam.
terus-menerus untuk memuaskannya. Orang yang kelaparan Kebutuhan akan hukum, ketertiban, dan struktur
menjadi sibuk dengan makanan dan bersedia melakukan apa juga merupakan kebutuhan rasa aman.
saja untuk memperolehnya Kebutuhan rasa aman berbeda dengan
Kebutuhan fisiologis berbeda dari kebutuhan lainnya kebutuhan fisiologis karena kebutuhan tersebut
setidaknya dalam dua hal penting. Pertama, mereka adalah tidak dapat dipenuhi secara berlebihan; manusia
satu-satunya kebutuhan yang dapat dipenuhi sepenuhnya tidak akan pernah bisa sepenuhnya terlindungi
atau bahkan terpuaskan secara berlebihan dari meteorit, kebakaran, banjir, atau tindakan
kedua yang khas pada kebutuhan fisiologis adalah sifatnya berbahaya pihak lain.
yang berulang.
Hierarchy of Needs
Love and Belongingness Needs
Setelah orang memenuhi sebagian kebutuhan fisiologis dan keamanannya, mereka menjadi termotivasi oleh
kebutuhan cinta dan rasa memiliki, seperti keinginan untuk berteman; keinginan untuk mempunyai pasangan
dan anak; kebutuhan untuk menjadi bagian dari keluarga, klub, lingkungan, atau bangsa. Cinta dan rasa
memiliki juga mencakup beberapa aspek seks dan kontak manusia serta kebutuhan untuk memberi dan
menerima cinta.
Kategori pertama Orang-orang yang kebutuhan cinta dan rasa memilikinya sudah cukup terpuaskan sejak
usia dini, tidak akan panik ketika cintanya ditolak. Orang-orang ini memiliki keyakinan bahwa dirinya diterima
oleh orang-orang yang penting baginya, sehingga ketika orang lain menolaknya, mereka tidak merasa hancur.
Kategori kedua terdiri dari mereka yang belum pernah mengalami cinta dan rasa memiliki, sehingga mereka
tidak mampu memberikan cinta. Mereka jarang atau tidak pernah dipeluk, dipeluk, atau mengalami cinta verbal
dalam bentuk apa pun. Maslow percaya bahwa orang-orang ini pada akhirnya akan belajar merendahkan
cinta dan menganggap remeh ketidakhadiran cinta.
Kategori ketiga mencakup orang-orang yang menerima cinta dan rasa memiliki hanya dalam dosis kecil.
Karena mereka hanya menerima rasa cinta dan rasa memiliki, mereka akan terdorong kuat untuk mencarinya.
Dengan kata lain, orang yang hanya menerima sedikit cinta memiliki kebutuhan yang lebih kuat akan kasih
sayang dan penerimaan dibandingkan orang yang menerima cinta dalam jumlah yang sehat atau tidak
menerima cinta sama sekali.
Hierarchy of Needs
Esteem Needs

Sejauh manusia dapat memenuhi kebutuhan cinta dan rasa memiliki, mereka bebas
untuk mengejarnya kebutuhan harga diri,yang mencakup harga diri, kepercayaan diri,
kompetensi, dan pengetahuan yang dijunjung tinggi oleh orang lain.
Maslow (1970) mengidentifikasi dua tingkat kebutuhan penghargaan—reputasi dan
harga diri.
Reputasi adalah persepsi prestise, pengakuan, atau ketenaran yang dicapai seseorang
di mata orang lain, sedangkan harga diri adalah perasaan berharga dan percaya diri
yang dimiliki seseorang.
Harga diri tidak hanya didasarkan pada reputasi atau prestise; hal ini mencerminkan
“keinginan akan kekuatan, pencapaian, kecukupan, penguasaan dan kompetensi,
kepercayaan diri dalam menghadapi dunia, dan kemandirian dan kebebasan”. Dengan
kata lain, harga diri didasarkan pada kompetensi nyata dan bukan sekedar pendapat
orang lain. Ketika seseorang telah memenuhi kebutuhannya akan penghargaan, maka ia
berada di ambang aktualisasi diri, yaitu kebutuhan tertinggi yang diakui oleh Maslow.
Hierarchy of Needs
Self-Actualization Needs

Ketika kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah telah terpuaskan, secara otomatis orang akan
melanjutkan ke tingkat berikutnya. Namun begitu kebutuhan akan penghargaan terpenuhi,
kebutuhan tersebut tidak selalu berpindah ke tingkat aktualisasi diri.
Maslow (1950) berasumsi bahwa kebutuhan aktualisasi diri menjadi kuat ketika kebutuhan akan
penghargaan telah terpenuhi.
Aktualisasi diri termasuk diri pemenuhan, realisasi seluruh potensi yang dimiliki, dan keinginan untuk
menjadi kreatif dalam arti sebenarnya (Maslow, 1970). Orang yang telah mencapai tingkat aktualisasi
diri menjadi manusia seutuhnya, memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang hanya sekilas atau tidak
pernah dilihat orang lain sama sekali. Mereka bersifat alamiah, sama seperti hewan dan bayi juga
bersifat alami; yaitu, mereka mengekspresikan kebutuhan dasar manusia dan tidak membiarkannya
ditindas oleh budaya.
Orang yang mengaktualisasikan diri mempertahankan perasaan harga dirinya bahkan ketika dihina,
ditolak, dan diremehkan oleh orang lain. Dengan kata lain, pengaktualisasi diri tidak bergantung
pada kepuasan kebutuhan cinta atau harga diri; mereka menjadi mandiri dari kebutuhan tingkat
rendah yang melahirkan mereka.
Maslow mengidentifikasi tiga kategori kebutuhan lainnya estetika, kognitif, dan neurotik.
Cognitive Needs
Aesthetic Needs Kebanyakan orang mempunyai keinginan
Neurotic Needs
Tidak bersifat universal, namun untuk mengetahui, memecahkan misteri,
Kebutuhan neurotik hanya
setidaknya beberapa orang di memahami, dan ingin tahu. Maslow
menyebabkan stagnasi dan
setiap budaya tampaknya menyebut keinginan ini kebutuhan
patologi
termotivasi oleh kebutuhan akan kognitif.
Menurut definisi, kebutuhan
keindahan dan pengalaman estetis. Ketika kebutuhan kognitif terhambat,
neurotik tidak produktif.
Orang dengan kebutuhan estetika semua kebutuhan dalam hierarki Maslow
Mereka melanggengkan gaya
yang kuat menginginkan terancam; artinya, pengetahuan
hidup yang tidak sehat dan
lingkungan yang indah dan teratur, diperlukan untuk memenuhi masing-
tidak mempunyai nilai dalam
dan ketika kebutuhan ini tidak masing dari lima kebutuhan konatif.
upaya aktualisasi diri.
terpenuhi, mereka menjadi sakit orang sehat berkeinginan untuk
Kebutuhan neurotik biasanya
sama seperti mereka menjadi sakit mengetahui lebih banyak, berteori,
reaktif.
ketika kebutuhan konatif mereka menguji hipotesis, mengungkap misteri,
Demikian pula, orang neurotik
tidak terpenuhi. atau mencari tahu bagaimana sesuatu
mungkin dapat menjalin
Orang-orang lebih memilih bekerja hanya untuk kepuasan
hubungan dekat dengan
keindahan daripada keburukan, mengetahui. Namun, orang yang
orang lain, tetapi hubungan
dan mereka bahkan mungkin kebutuhan kognitifnya tidak terpenuhi,
tersebut mungkin bersifat
menjadi sakit secara fisik dan terus-menerus dibohongi,
neurotik, simbiosis yang
spiritual ketika dipaksa untuk hidup keingintahuannya tertahan, atau tidak
mengarah pada hubungan
di lingkungan yang kumuh dan mendapat informasi, menjadi patologis,
patologis daripada cinta sejati.
tidak teratur. suatu patologi yang berbentuk
skeptisisme, kekecewaan, dan sinisme
General Discussion of Needs

Maslow memiliki hipotesis mengenai hierarki kebutuhan rata-rata orang telah


terpuaskan pada tingkat berikut: (1) fisiologis 85% (2) keamanan 70% (3) cinta dan
rasa memiliki 50% (4) harga diri 40% (5) aktualisasi diri 10%.

Perlu Diingat!
semakin banyak kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah terpuaskan
berpengaruh pada semakin besarnya kebutuhan di tingkat atasnya.

misalnya:
jika kebutuhan cinta hanya terpuaskan 10%, maka kebutuhan harga diri mungkin
tidak aktif sama sekali. namun jika kebutuhan cinta terpenuhi 75%, maka harga diri
akan muncul 50%
General Discussion of Needs

Reversed Order of Needs Unmotivated


Behavior
meskipun umumnya kebutuhan itu sesuai
dengan urutan hierarki yang dikatakan maslow percaya bahwa tidak semua
maslow sebelumnya. namun selanjutnya perilaku mempunyai sebab, namun ada
menurut maslow kebutuhan seseorang juga perilaku yang tidak termotivasi.
terkadang dapat dibalik. seperti pada Beberapa perilaku tidak disebabkan
seniman, kebutuhan aktualisasi diri lebih oleh kebutuhan namun faktor lain
diutamakan daripada kebutuhan keamanan seperti refleks, pendewasaan, dan
dan fisiologis. Korczak Ziolkowski yang obat-obatan. perilaku yang tidak
membahayakan kesehatannya, termotvasi maslow (1970) menyebutnya
keselamatannya, dan meninggalkan sebagai "perilaku ekspresif"
persahabatannya hanya untuk mengukir
gunung batu di Black Hills (monumen Chief
Crazy Horse)
General Discussion of Needs
Expressive and Coping Behavior
Maslow (1970) membedakan bahwa perilaku ekspresif tidak termotivasi. sedangkan
perilaku coping selalu termotivasi untuk memenuhi suatu kebutuhan manusia.

Expressive Behavior Coping Behavior


1. perilaku ekspresif seringkali tidak disadari 1. perilaku coping biasanya disadari,
dan terjadi secara alami dengan sedikit diusahakan, dipelajari, dan ditentukan
usaha oleh lingkungan eksternal.
2. perilaku ekspresif tidak memiliki tujuan, 2. perilaku coping ini merupakan upaya
hanya sebagai cara seseorang berekspresi. untuk mengatasi lingkungan, seperti
3. perilaku ekspresif dapat berlanjut meskipun mengamankan makanan dan tempat
tidak ada penguatan ataupun penghargaan. tinggal, berteman, mendapat penerimaan,
seperti kerutan, rona merah, dan binar mata penghargaan, prestise dari orang lain.
yang tidak mendapat penguatan spesifik 3. Perilaku coping ini selalu memiliki tujuan
4. perilaku ekspresif biasanya tidak dipelajari, walaupun terkadang tidak disadari atau
spontan, dan ditentukan oleh kekuatan dari diketahui orang tersebut. dan selalu
dalam diri dimotivasi oleh kebutuhan defisit
General Discussion of Needs
Deprivation of Needs
Kurangnya kepuasan terhadap kebutuhan dasar dapat membabkan
dampak yang negatif pada seseorang
1. Jika tidak terpenuhinya kebutuhan fisiologis, maka tubuh akan lemas, kekurangan
gizi, kelelahan, obsesi seks, dll
2. ancaman tehadap keselamatan seseorang akan menyebabkan ketakutan dan
perasaan tidak aman
3. kebutuhan cinta yang tidak terpenuhi membuat seseorang menjadi defensif,
agresif, dan ketakutan dalam bersosialisasi
4. kurangnya kepuasan terhadap harga diri mengaitkan keraguan terhadap diri
sendiri, depresiasi diri, dan tidak percaya diri
5. untuk kebutuhan aktualisasi diri, seseorang yang tidak puas dengan kebutuhan
aktualisasi dirinya menyebabkan metapatologi atau yang maslow (1967) defisinikan
sebagai tidak adanya nilai kehidupan, hilangnya makna hidup, dan kurangnya
pemenuhan
General Discussion of Needs
Instinctoid Nature of Needs
kebutuhan instinctoid adalah kebutuhan bawaan yang muncul secara naluriah dan
pasti dialami oleh semua orang. kebutuhan instinctoid tidak dapat hilang namun
dapat dimodifikasi oleh proses belajar.
Instinctoid Noninstinctoid
1. jika kebutuhan ini tidak terpenuhi makan akan menghasilkan 1. jika kebutuhan ini tidak terpenuhi,
patologi. seperti pada seseorang yang kekurangan kasih maka tidak akan menghasilkan
sayang maka akan menjadi orang yang memiliki trust issue patologi. seperti misalnya kebutuhan
2. kebutuhan instinctoid bersifat persisten dan kepuasannya untuk menyisir rambut, jika tidak
mengarah pada kesehatan psikologis dilakukan setiap hari tidak akan
3. kebutuhan instinctoid bersifat spesifik pada spesies tertentu berdampak negatif pada kesehatan
4. kebutuhan instinctoid sulit diubah, namun dapat dibentuk, psikologis seseorang.
dihambat, ataupun diubah oleh pengaruh lingkungan. 2. kebutuhan noninstinctoid tidak
maslow (1970) menganggap bahwa kebutuhan instinctoid persisten atau bersifat sementara.
lemah dan kekuatan budaya dapat menghancurkannya dan kepuasannya bukan merupakan
walaupun sifat instinctoid ini mendasar dan tidak dapat prasyarat kesehatan
dipelajari.
General Discussion of Needs
Comparison of Higher and Lower Needs
Terdapat persamaan dan perbedaan antara higher level needs (cinta, harga diri, aktualisasi diri)
dengan lower level needs (fisiologis dan keamanan)

Similarity Differences
Kebutuhan tingkat yang lebih 1. Kebutuhan yang lebih tinggi bersifat filogenetik dan evolusioner.
tinggi dan rendah sama-sama filogenetik maksudnya adalah bahwa kebutuhan tingkat tinggi itu
bersifat instinctoid. seperti pada berhubungan dengan evolusi perkembangan spesies manusia. .
pernyataan Maslow (1970) yang Kemudian evolusioner adalah seiring perkembangan individu
menegaskan bahwa cinta, harga berpengaruh terhadap semakin berkembangnya kebutuhan manusia
diri, dan aktualisasi sama ke tingkat yang lebih tinggi.
biologisnya dengan rasa haus, 2. Kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi menghasilkan lebih
seks, dan rasa lapar banyak kebahagiaan dan pengalaman puncak.
3. Kepuasan akan kebutuhan yang tinggi akan lebih diinginkan oleh
orang yang telah merasakan kepuasan di tingkat yang lebih tinggi
dan rendah. seseorang yang telah mencapai tingkat aktualisasi diri
tidak akan mempunyai motivasi untuk kembali ke tahap
perkembangan yang lebih rendah (Maslow, 1970).
Self-Actualization
Gagasan Maslow mengenai aktualisasi diri dimulai saat ia telah menerima gelar
PhD-nya, dan ia bingung mengapa kedua gurunya di New York City-antropolog
Ruth Beneddict dan psikolog Max Wertheimer terlihat berbeda dari kebanyakan
orang. Kedua orang ini menurut Maslow mewakili tingkat tertinggi perkembangan
manusia, yang biasa Maslow sebut dengan “aktualisasi diri”.

Sehingga, Maslow pun melakukan pencarian untuk orang yang


mengaktualisasikan drinya dengan mencoba menganalisa siswa muda di kelasnya,
sejumlah orang lanjut usia, hingga membaca biografi orang-orang terkenal.
Criteria for Self-
Actualization
Menurut Maslow, kriteria orang yang dapat mengaktualisasikan dirinya adalah :
Bebas dari psikopatologi, yaitu tidak neurotik, psikotik, dan tidak memiliki
kecenderungan terhadap gangguan psikologis.
Hidup diatas tingkat penghidupan dan tidak mempunyai ancaman terhadap
keselamatan mereka.
Merangkul nila-nilai B, akan dibahas nanti.
penggunaan dan eksploitasi penuh atas bakat, kapasitas, potensi, dll.
Values of Self-Actualizers
Menurut Maslow, orang yang mengaktualisasikan diri dimotivasi oleh “kebenaran
abadi” atau disebut “Nilai-B”, yaitu nilai yang menjadi indikator kesehatan psikologis
dan bertentangan dengan kebutuhan defisiensi, yang memotivasi orang-orang yang
tidak mengaktualisasikan diri.

Maslow mengistilahkan nilai-B dengan Metaneeds, untuk menunjukan bahwa nilai-nilai


tersebut merupakan tingkat kebutuhan tertinggi.
Dia membedakan antara motivasi kebutuhan biasa dan motif orang yang
mengaktualisasikan diri, yang dia sebut metamotivasi.

Metamotivasi ini dicirikan oleh perilaku ekspresif daripada mengatasi dan dikaitkan
dengan nilai-B yang membedakan orang yang mengaktualisasikan diri dan yang tidak.
Values of Self-Actualizers
Values of Self-Actualizers
Menurut Maslow, nilai-B diperkirakan berjumlah 14. Namun, jumlah pastinya tidak penting
karena pada akhirnya semua akan berkorelasi menjadi satu. Nilai-B itu antara lain :

kebenaran kelengkapan
kebaikan keadilan dan ketertiban
keindahan kesederhanaan
keutuhan atau transedensi dikotomi kekayaan atau totalitas
semangat atau spontanitas kemudahan
keunikan keceriaan atau humor
kesempurnaan otonomi
Values of Self-Actualizers
Nilai-nilai tersebut yang membedakan orang yang mengaktualisasikan dirinya dengan
mereka yang pertumbuhan psikologisnya terhambat saat mencapai kebutuhan akan
penghargaan. Maslow (1970) berhipotesis bahwa ketika kebutuhan metaneed
seseorang tidak terpenuhi, mereka akan mengalami suatu penyakit eksistensial.
Karena, setiap manusia memiliki kecenderungan holistik, yaitu bergerak menuju
totalitas. Sehingga, jika digagalkan mereka akan merasa tidak mampu, dan tidak
terpenuhi. Ketiadaan nilai-B ini yang akan menyebabkan penyakit tadi, sama seperti
kekurangan makanan akan menyebabkan malnutrisi. Sehingga ketiadaan nilai-b ini
menyebabkan metapatologi atau kurangnya filosofi hidup yang bermakna.
Characterisctics of
Self-Actualizing People
Maslow (1970) membuat daftar 15 kualitas tentatif yang menjadi ciri orang yang
mengaktualisasikan diri, yaitu :
1) Persepsi Realitas yang 2) Penerimaan Diri 3) Spontanitas
Lebih Efisien Sendiri, Orang lain, Dan Kesederhanaan,
Alam Kealamian
Lebih mudah mendeteksi kepalsuan
orang lain. Mereka dapat Mereka biasanya menjalani kehidupan
Dapat menerima dirinya apa
membedakan yang asli dan yang sederhana dalam arti bahwa mereka
adanya. Mereka tidak memiliki sifat
palsu. Mereka dapat melihat sifat tidak perlu membangun lapisan rumit
defensif, tidak memiliki kepalsuan,
positif negatif yang mendasari orang yang dirancang untuk menipu dunia.
tidak memiliki rasa bersalah yang
lain yang mungkin tidak mudah Mereka bersahaja dan tidak takut
merugikan diri sendiri, tidak
terlihat oleh kebanyakan orang. Lebih untuk mengungkapkan kegembiraan,
dibebani oleh kecemasan yang
nyaman dengan hal yang tidak kekaguman, kesedihan, kemarahan,
tidak semestinya. Dengan cara
diketahui. Mereka secara aktif atau emosi lain yang dirasakan secara
serupa, mereka menerima orang
mencari hal yang tidak diketahui mendalam.
lain. Mereka bisa mentolerir
namun tetap merasa nyaman dengan
kelemahan orang lain. Mereka
masalah dan teka-teki yang tidak Contohnya, seseorang yang suka
menerima alam, termasuk sifat
memiliki solusi pasti benar atau salah. melukis. Dia tidak takut menunjukkan
manusia, apa adanya dan tidak
kebahagiannya saat melukis, tidak
mengharapkan kesempurnaan baik
Contohnya, seniman yang mampu peduli apakah gambar itu "sempurna"
pada dirinya maupun pada orang
memahami emosi yang tersembunyi di menurut pandangan orang lain. Dia
lain. Mereka menyadari bahwa
balik lukisannya dan menyampaikan juga tidak mempermasalahkan
manusia menderita, menjadi tua,
pesan yang kompleks melalui karya pakaiannya yang kotor karena ia fokus
dan mati.
seni. pada kegembiraan dari aktivitasnya.
4) Pemusatan Masalah 5) Kebutuhan Akan 6) Otonomi
Privasi
Orang yang mengaktualisasikan diri Orang yang mengaktualisasikan diri bersifat
adalah orang yang peduli dengan Orang yang mengaktualisasikan diri otonom dan bergantung pada diri mereka
masalah di luar diri mereka. memiliki kualitas ketidakterikatan yang sendiri untuk berkembang meskipun pada
Sebaliknya orang yang tidak memungkinkan mereka menyendiri awalnya mereka harus menerima cinta dan
mengaktualisasikan dirinya cenderung tanpa merasa kesepian. Karena keamanan dari orang lain. Tidak ada
melihat semua masalah berkaitan mereka telah memenuhi kebutuhan seorang pun yang terlahir mandiri. Otonomi
dengan dirinya sendiri. cinta dan rasa memiliki. Namun, hanya dapat dicapai melalui hubungan
mereka mempunyai kepedulian yang memuaskan dengan orang lain. Serta
Contohnya, seorang anak yang terhadap kesejahteraan orang lain memiliki kepercayaan diri yang kuat yang
mengaktualisasikan diri memiliki minat tanpa terlibat dalam masalah kecil. memungkinkan untuk tidak bergantung
yang dalam terhadap lingkungan pada penilaian orang lain.
sekitarnya. Dia terlibat dalam Contohnya, seorang anak di sekolah
kegiatan sosial di sekolah, kemudian yang tidak terlalu peduli dengan hal Contohnya, seseorang yang memiliki
membantu temannya yang kesulitan, menjadi sorotan banyak orang. Dia kepercayaan diri yang stabil mungkin
dan aktif dalam proyek lingkungan cenderung lebih suka menghabiskan mampu menjaga batasan yang sehat dalam
untuk membersihkan sungai di waktunya sendirian dengan hal yang hubungan mereka dengan orang lain. Ia
komunitasnya. menarik bagi dirinya. Meskipun terlihat tdak bergantung sepenuhnya pada orang
Sedangkan anak yang belum agak menyendiri, dia sebenarnya lain untuk memenuhi kebutuhan
mencapai tingkat pengaktualisasian memiliki perhatian besar terhadap emosionalnya, tetapi tetap dapat
diri lebih fokus pada keinginan dan teman-temannya berhubungan secara positif dan mendukung
kebutuhan pribadinya. dengan orang-orang di sekitarnya.
7) Kesegaran Apresiasi 8) Gemeinschaftsgefuhl 9) Struktur Demokrat
yang Berkelanjutan
Merupakan istilah Adler untuk kepentingan Maslow menemukan bahwa semua
Maslow (1970) menulis bahwa “orang yang sosial, perasaan komunitas, atau rasa pengaktualisasi dirinya memiliki nilai
mengaktualisasikan diri memiliki kapasitas kesatuan dengan seluruh umat manusia. demokrasi. Mereka bisa bersikap
luar biasa untuk mengapresiasi secara Maslow menemukan bahwa orang yang ramah dan perhatian terhadap
segar dan naif, hal mendasar dalam mengaktualisasikan diri mempunyai sikap orang lain tanpa memandang kelas,
hidup, dengan rasa kagum, senang, peduli terhadap orang lain dan mempunyai warna kulit, usia, atau jenis kelamin.
takjub, dan bahkan ekstasi” (hal. 163). minat yang tulus untuk membantu orang Orang yang mengaktualisasikan diri
Mereka menghargai harta benda mereka lain. Pengaktualisasi diri mungkin menjadi juga suka belajar dari siapa saja,
dan tidak membuang waktu untuk marah, tidak sabar, atau muak dengan termasuk dari mereka yang mungkin
mengeluh tentang kehidupan yang orang lain; namun mereka tetap kurang sehat secara mental atau
membosankan dan tidak menarik. mempertahankan rasa kasih sayang fisik. Mereka sadar bahwa
Singkatnya, mereka “mempertahankan terhadap manusia pada umumnya. pengetahuannya terbatas. Serta
rasa keberuntungan dan rasa syukur mereka hormat pada orang lain dan
mereka secara konstan” (Maslow, 1970, Contohnya, ketika seseorang merasa kesal siap untuk menerima pengetahuan
hal. 164). dengan perilaku kurang baik dari temannya, baru dari siapapun. Namun,
Contohnya, seseorang yang sedang namun tetap menawarkan bantuan dan meskipun mereka terbuka pada
bermain di taman bersama temannya dan dukungan pada saat diperlukan. Meskipun belajar dari orang lain, mereka tidak
ia menikmati kegembiraan atas momen ada ketidakcocokan atau ketidaksetujuan, akan membiarkan orang jahat atau
bersama dan menikmati permainan ia tersebut tetap mempertahankan rasa perilaku yang tidak baik
sederhana, serta bersyukur dapat keterhubungan dengan temannya dan memengaruhi mereka.
menikmati keindahan alam sekitarnya. memperlihatkan kepeduliannya.
10) Pengalaman Puncak

Maslow (1971) menyatakan bahwa “kebanyakan orang, atau hampir semua orang, mempunyai
pengalaman puncak, atau ekstasi” (p. 175). Tidak semua pengalaman puncak memiliki intensitas
yang sama, ada yang hanya dirasakan secara ringan, ada yang dirasakan secara sedang, dan ada
pula yang dialami dengan cukup intens. Dalam bentuknya yang ringan, pengalaman puncak ini
mungkin terjadi pada semua orang, meski jarang disadari. Misalnya, melihat matahari terbenam
atau kemegahan alam lainnya mungkin memicu pengalaman puncak,dimana mereka merasa
terhubung dengan alam semesta, merasa penuh kasih. Namun pengalaman ini tidak dapat terjadi
karena kemauan; sering kali hal itu terjadi pada saat-saat yang tidak terduga. Momen ini membuat
individu merasa terhubung dengan alam semesta. Selama pengalaman ini, hilangnya rasa takut dan
kecemasan sering terjadi, digantikan oleh emosi seperti kagum, gembira, atau ekstasi. Pengalaman
puncak ini dapat mempengaruhi kehidupan jangka panjang individu, serta membawa pemahaman
yang mendalam tentang keindahan, kesatuan, dan keterhubungan dalam alam semesta.
11) Hubungan Interpersonal
Mendalam 12) Resistensi terhadap Enkultutasi

Orang yang mengaktualisasikan diri tidak terpaku pada


Merupakan penolakan terhadap enkulturasi. Orang yang
kebutuhan untuk berteman dengan banyak orang, namun
mengaktualisasikan diri mempunyai rasa keterpisahan dari
mereka cenderung memiliki hubungan yang dalam dan
lingkungannya dan mampu melampaui budaya tertentu.
intens dengan beberapa orang dan menghindari
Mereka mandiri, mengikuti standar perilaku mereka
ketergantungan. Orang yang mengaktualisasikan diri
sendiri dan tidak secara membabi buta mematuhi
seringkali disalahpahami atau bahkan dibenci oleh orang
peraturan orang lain.
lain. Dsisi lain, mereka juga bisa sangat dicintai dan
memikat banyak pengagum, namun mereka merasa tidak
Contohnya, ada anak kecil yang suka mengenakan topi
nyaman. Serta cenderung menghindari spotlight dan lebih
yang unik atau memakai sepatu dengan gaya yang tidak
memilih hubungan yang sehat dan bermakna.
biasa. Mereka mungkin terlihat berbeda dari anak-anak
lain, tetapi mereka tidak menunjukkan perlawanan besar
Contohnya individu yang mencapai keberhasilan besar
terhadap aturan lain yang penting. Mereka bisa saja
dalam bidang bisnis dan mengalami hubungan yang
memiliki minat unik dalam hal berpakaian, tetapi dalam
mendalam dengan orang dalam industrinha yang memiliki
hal-hal penting lainnya, seperti keselamatan atau norma
pemikiran serupa. Ia cenderung menarik banyak
sosial, mereka tetap mengikuti aturan yang ada.
pengagum, tetapi ia merasa tidak nyaman dengan
pemujaan tersebut. Ia lebih memilih hubungan yang saling
menguntungkan, di mana kedua belah pihak dapat
bertukar pemikiran dan ide, daripada hubungan yang satu
arah.
13) Dikriminasi Antara 14) Selera Humor 15) Kreativitas
Sarana Dan Tujuan Filosofis
Tidak semua orang yang
Mempunyai pemahaman yang jelas Selera humor filosofis dari orang yang mengaktualisasikan diri kreatif dalam
tentang perilaku yang benar dan salah mengaktualisasikan diri tidak bermusuhan bidang seni, tetapi semua orang kreatif
dan memiliki sedikit konflik mengenai dan memiliki ciri khas yang berbeda dari dengan caranya masing-masing.
nilai-nilai dasar. Mereka lebih fokus jenis humor lainnya. Mereka cenderung Mereka memiliki persepsi yang tajam
pada tujuan dibandingkan sarana dan menghindari lelucon yang merendahkan tentang kebenaran, dan keindahan
memiliki kemampuan luar biasa dalam atau menyakiti orang lain. Mereka yang membentuk landasan kreativitas
membedakan keduanya. Mereka mungkin mengolok-olok diri sendiri tetapi sejati.
senang melakukan sesuatu demi bukan dengan cara yang merugikan.
kepentingannya sendiri dan bukan Selain itu, mereka tidak selalu berusaha Contohnya, ketika maslow berbicara
hanya karena hal itu merupakan sarana membuat orang tertawa, mereka lebih tentang ibu mertuanya, Maslow (1968a)
untuk mencapai tujuan lain. cenderung menghibur, memberikan dengan jelas menunjukkan bahwa
informasi, menunjukkan ambiguitas, atau kreativitas bisa datang dari mana saja.
Contohnya, ketika seseorang suka menciptakan senyuman daripada tawa. Ia mengatakan bahwa ibu mertuanya
bermain di taman. Baginya bermain itu Humor filosofis ini muncul secara spontan sangat kreatif dalam membuat sup
bukan hanya untuk sampai ke akhir dari situasi tertentu dan sulit direplikasi. yang lezat. Maka dari itu, kreativitas
permainan atau ke mana pun, tapi Kehilangan esensi humor terjadi saat itu sendiri tentang melihat keindahan
permainan itu sendiri sudah menjadi cerita diceritakan ulang karena sangat dan kebenaran dalam cara yang unik
tujuan yang menyenangkan. Ia bergantung pada konteksnya. Orang dan membuat sesuatu yang baru
menikmati setiap langkah, lompatan, perlu berada di situasi tersebut untuk dengan cara yang spesial bagi kita
dan tertawa dalam permainan itu. benar-benar menghargainya. sendiri.
Love, Sex, and Actualization
Sebelum manusia dapat mengaktualisasikan diri, mereka harus memenuhi
kebutuhan cinta dan rasa memiliki. Oleh karena itu, orang-orang yang
mengaktualisasikan diri mampu memberi dan menerima cinta dan tidak lagi
termotivasi oleh jenis kekurangan cinta (Sayang) umum bagi orang lain.
Karena pengaktualisasi diri mampu mencapai tingkat cinta yang lebih dalam,
Maslow (1970) percaya bahwa seks antara dua pecinta B sering kali menjadi
semacam pengalaman mistis. Meskipun mereka adalah orang-orang yang
bernafsu, menikmati sepenuhnya seks, makanan, dan kenikmatan indra
lainnya, pengaktualisasi diri tidak didominasi oleh seks. Mereka lebih mudah
menoleransi ketiadaan seks
Phylosophy Of Science
Filsafat sains Maslow dan metode penelitiannya merupakan bagian
integral dari pemahaman tentang bagaimana ia sampai pada konsep
aktualisasi diri. Maslow (1966) percaya bahwa ilmu pengetahuan yang
bebas nilai tidak mengarah pada studi yang tepat mengenai kepribadian
manusia.

Maslow setuju dengan pendapat Allport bahwa psikologi harus lebih


menekankan studi pada individu, bukan kelompok. Atau lebih tepatnya
lebih kepada objektif bukan subjektif. Lalu masyarakat harus dapat
menceritakan dirinya secara holistik, bukan sepotong-sepotong.

Sebagai psikolog, haruslah sehat dalam hal psikis, mampu menoleransi


ambiguitas, dan ketidakpastian.
Measuring Self-Actualization
Teori kepribadian Abraham Maslow menyoroti konsep aktualisasi diri sebagai perjalanan individu untuk
mencapai potensi penuhnya. Everett L. Shostrom mengembangkan Inventarisasi Orientasi Pribadi (POI)
sebagai alat untuk mengukur nilai dan perilaku yang terkait dengan aktualisasi diri. POI memiliki skala
utama yang mengukur orientasi waktu dan dukungan, serta sepuluh subskala yang menilai aspek-aspek
seperti nilai diri, fleksibilitas, kepekaan terhadap kebutuhan sendiri, spontanitas mengungkapkan perasaan,
penghargaan terhadap diri sendiri, kesadaraan penerimaan diri, kesadaran diri, pandangan positif
terhadap kemanusiaan, kemampuan melihat hal berlawanan sebagai hal yang berkaitan, penerimaan
terhadap agresi, kapasitas untuk melakukan kontak intim.

Meskipun POI telah menunjukkan validitas yang masuk akal, ada beberapa kritik terhadapnya karena
kegagalan dalam membedakan antara individu yang mengalami aktualisasi diri dan yang tidak. Untuk
mengatasi keterbatasan ini, beberapa alat alternatif dikembangkan, seperti Indeks Pendek Aktualisasi Diri.
Indeks Singkat Aktualisasi Diri, dikembangkan oleh John Sumerlin dan Charles Bundrick, menyediakan
pengukuran aktualisasi diri dengan fokus pada 4 faktor: (1) Aktualisasi Diri Inti, (2) Otonomi, (3)
Keterbukaan Terhadap Pengalaman, dan (4) Kenyamanan dengan Kesendirian. Meskipun masih dalam
evaluasi lebih lanjut terkait keandalan dan validitasnya, alat ini memberikan dimensi yang lebih terperinci
terkait dengan perjalanan aktualisasi diri individu.
The Jonah Complex
The Jonah Complex dicirikan oleh upaya seseorang untuk melarikan diri dari takdirnya seperti halnya Yunus
yang alkitabiah mencoba melarikan diri dari takdirnya. Hal ini ditemukan pada hampir semua orang, mewakili
rasa takut akan kesuksesan, rasa takut menjadi yang terbaik, dan perasaan luar biasa di hadapan keindahan
dan kesempurnaan. Kisah hidup Maslow sendiri menunjukkan hal ini. Meskipun IQ-nya 195, ia hanyalah siswa
biasa-biasa saja, dan, sebagai psikolog terkenal di dunia, ia sering mengalami kepanikan ketika dipanggil untuk
menyampaikan suatu hal.

Maslow (1971, 1996) memberikan alasan mengapa orang menghindari dari kebesaran dan kepuasan diri yaitu,
Pertama, tubuh manusia tidak cukup kuat untuk menahan ekstasi kepuasan dalam jangka waktu berapa
pun. Oleh karena itu, emosi intens yang epuasan disertai dengan sensasi yang menghancurkan seperti “Ini
keterlaluan” atau “Aku tidak tahan lagi.”

Kedua, kebanyakan orang memikirkan ia mempunyai ambisi pribadi untuk menjadi hebat, seperti menulis
novel hebat, menjadi bintang film, menjadi ilmuwan terkenal di dunia, dan sebagainya. Namun, ketika
mereka membandingkan diri mereka dengan orang yang telah mencapai kehebatannya, mereka terkejut
dengan kesombongan mereka sendiri: “Siapakah saya yang berpikir saya bisa melakukan sebaik orang
hebat ini?” Sebagai pertahanannya mereka merendahkan aspirasi mereka, dan mengambil pendekatan
yang merugikan diri sendiri dengan melarikan diri dari realisasi potensi mereka sepenuhnya.
Psychotherapy
Menurut Maslow (1970), tujuan terapi adalah agar klien
menganut nilai-nilai Wujud, yaitu menghargai kebenaran,
keadilan, kebaikan, kesederhanaan, dan sebagainya. Untuk
mencapai tujuan ini, klien harus bebas dari ketergantungan
pada orang lain sehingga dorongan alami mereka terhadap
pertumbuhan dan aktualisasi diri dapat menjadi aktif.
Psikoterapi ini biasanya hanya dilakukan pada orang yang
sudah berada pada tingkat cinta, dan harga diri. karena, orang
yang belum terpenuhi kebutuhan fisiologis dan rasa amannya
tidak akan termotivasi untuk melakukan psikoterapi karena akan
berusaha mendapatkan makanan dan perlindungan terlebih
dahulu.
Related Research
Peneliti telah menguji aspek teori Maslow ini dengan mengukur pemenuhan kebutuhan pada sampel
1.749 orang dari semua kelompok umur (Reiss & Kamp Haver, 2006).
Dalam penelitian ini, partisipan mengisi kuesioner yang menanyakan tentang pemenuhan kebutuhan
mereka. Kebutuhan ini dibagi menjadi dua jenis motivasi: motivasi rendah (misalnya makan dan latihan
fisik) dan motivasi tinggi (misalnya kehormatan, keluarga, dan idealisme). Hasilnya mendukung teori
Maslow.
Para peneliti menemukan bahwa motif yang lebih rendah lebih kuat pada orang yang lebih muda,
sedangkan motif yang lebih tinggi lebih kuat pada orang yang lebih tua. Ingatlah bahwa untuk fokus
pada pemenuhan kebutuhan tingkat tertinggi seperti harga diri dan aktualisasi diri, orang harus
terlebih dahulu memenuhi kebutuhan tingkat rendah.
Oleh karena itu, seperti yang diteorikan Maslow dan ditemukan oleh Reiss dan Havercamp (2006), jika
manusia dapat memenuhi kebutuhan paling mendasar sejak dini, mereka memiliki lebih banyak waktu
dan energi untuk fokus mencapai pencapaian tertinggi keberadaan manusia di kemudian hari.
Related Research
"A Test of Maslow's Theory of Need Hierarchy" (Gallup & Newport, 1991):
Penelitian ini menggunakan data survei dari Gallup Poll untuk menguji hierarki kebutuhan Maslow
pada sampel masyarakat umum. Hasilnya menunjukkan bahwa hierarki kebutuhan Maslow tidak
selalu diikuti secara ketat oleh individu dalam kehidupan sehari-hari.

"A Longitudinal Study of Maslow's Hierarchy of Needs" (Tay & Diener, 2011):
Penelitian ini melibatkan survei longitudinal terhadap lebih dari 60.000 orang di seluruh dunia.
Hasilnya mendukung beberapa aspek teori Maslow, tetapi menunjukkan bahwa urutan dan
pemenuhan kebutuhan dapat bervariasi tergantung pada konteks budaya dan pengalaman
individu.

"Testing Maslow's Hierarchy of Needs: National Quality-of-Life Across Time" (Diener & Biswas-
Diener, 2002):
Penelitian ini mengevaluasi apakah kebutuhan tingkat tinggi seperti aktualisasi diri memiliki dampak
lebih besar pada kesejahteraan hidup dibandingkan dengan kebutuhan tingkat rendah. Hasilnya
menunjukkan bahwa kebutuhan tingkat rendah, terutama kebutuhan sosial, memiliki kontribusi
yang signifikan terhadap kesejahteraan.
Related Research
"Reconsidering Maslow: A New Estimation of Peak Experiences and Self-Actualization"
(Hoffman, 2008):
Penelitian ini menyajikan ulasan kritis tentang konsep aktualisasi diri Maslow dan mengusulkan
model baru untuk mengukur pengalaman puncak dan aktualisasi diri. Hoffman berargumen bahwa
konsep aktualisasi diri masih dapat memiliki relevansi, tetapi mungkin memerlukan pemahaman
yang lebih mendalam.

“Maslow's Hierarchy of Needs as a Guide for Living in the Classroom" (Alexander et al., 2012):
Penelitian ini memfokuskan pada aplikasi hierarki kebutuhan Maslow dalam konteks pendidikan.
Studi ini menyoroti pentingnya memenuhi kebutuhan dasar seperti keamanan dan koneksi sosial
untuk mendukung pembelajaran yang efektif.

"On the Meaning of Self-Actualization: A Commentary on Research and Practice" (Koltko-


Rivera, 2006):
Penelitian ini menyajikan pandangan kritis dan analisis literatur terkait konsep aktualisasi diri.
Koltko-Rivera mendukung relevansi konsep ini tetapi juga menekankan perlunya definisi yang lebih
jelas dan pemahaman yang lebih baik.
Positive Psychology

Psikologi positif adalah bidang psikologi yang relatif baru yang menggabungkan
penekanan pada harapan, optimisme, dan kesejahteraan dengan penelitian dan
penilaian ilmiah.
Seperti Maslow dan Rogers, psikolog positif sangat kritis terhadap psikologi
tradisional, yang mengakibatkan model manusia tidak memiliki ciri-ciri positif yang
membuat hidup layak dijalani. Harapan, kebijaksanaan, kreativitas, pemikiran masa
depan, keberanian, spiritualitas, tanggung jawab, dan pengalaman positif diabaikan
(Seligman & Csikszentmihalyi, 2000).
Salah satu bidang psikologi positif di mana gagasan Maslow sangat berpengaruh
adalah peran pengalaman positif dalam kehidupan masyarakat. Maslow menyebut
pengalaman yang sangat positif yang melibatkan rasa kagum, heran, dan hormat
sebagai pengalaman puncak. Meskipun pengalaman seperti itu lebih umum terjadi di
kalangan pengaktualisasi diri, pengalaman tersebut juga dapat dialami oleh orang lain
dalam berbagai tingkatan.
Positive Psychology

Salah satu penelitian dilakukan untuk menyelidiki potensi manfaat


yang didapat dari pemikiran positif melalui tulisan atau pemikiran,
yaitu dengan menginstruksikan peserta menuliskan pengalaman
positif selama 20 menit dalam jangka waktu 3 hari. Dari menuliskan
peristiwa menyenangkan, tentunya akan menaikan emosi positif
dan dapat membuat peserta dapat meningkatkan kualitas
pemecahan masalah, kesehatan yang lebih baik, kreatifitas, dan
perilaku proporsional.
Personality Development,
Growth, and Goals
Dalam konsep aktualisasi diri Maslow, tersirat bahwa orang akan mencapai kesehatan psikologis yang
lebih baik seiring bertambahnya usia. Pada usia anak-anak dan remaja mungkin belum memenuhi
kriteria aktualisasi diri.
Penelitian oleh Bauer dan McAdams menguji kebenaran hipotesis tersebut, penelitian ini dilakukan
pada dua kelompok usia yaitu usia 20 tahun dan 52 tahun. Menurut asumsi Bauer dan McAdams
terdapat 2 jenis pendekatan terhadap pertumbuhan dan perkembangan. yaitu intrinsik dan ekstrinsik.
Pertumbuhan ekstrinsik berfokus pada hal-hal seperti ketenaran, uang, dan status, sementara
pertumbuhan intrinsik berfokus pada kepuasan, kebahagiaan, dan hubungan interpersonal yang
sehat. Kemudian setelah diuji hasilnya menunjukkan bahwa orang dewasa yang lebih tua, terutama
yang memiliki tujuan pertumbuhan intrinsik, cenderung memiliki kepuasan hidup yang lebih tinggi
dibandingkan yang lebih muda. Hal ini sebagian disebabkan oleh kecenderungan orang lanjut usia
untuk memiliki tujuan dan perhatian intrinsik.
Jadi, kesimpulannya, penelitian ini mendukung gagasan bahwa memiliki tujuan pertumbuhan intrinsik
dapat membantu seseorang mencapai perkembangan kepribadian dan kesejahteraan yang lebih baik
sepanjang hidupnya.
Critique of Maslow
Keterbatasan Empiris: Beberapa kritikus berpendapat bahwa teori Maslow kurang
memiliki dukungan empiris yang kuat. Artinya, ada keterbatasan dalam bukti empiris yang
mendukung langkah-langkah hierarki kebutuhan dan urutan pemenuhan kebutuhan.

Tidak Mengakomodasi Kondisi Khusus atau Keadaan Krisis: Kritikus menyoroti bahwa
dalam situasi krisis atau kondisi khusus, individu mungkin tidak mengikuti hierarki
kebutuhan Maslow dengan ketat, dan prioritas kebutuhan dapat berubah secara drastis.

Apakah teorinya konsisten secara internal?


Sayangnya, bahasa Maslow yang misterius dan seringkali tidak jelas membuat bagian-
bagian penting dari teorinya menjadi ambigu dan tidak konsisten.

Apakah teori Maslow pelit, atau apakah itu mengandung konsep dan model palsu
yang berlebihan? Sekilas, teori ini tampak cukup sederhana. Model hierarki kebutuhan
dengan hanya lima langkah memberikan teori ini tampilan kesederhanaan yang menipu.
Namun, pemahaman penuh atas teori total Maslow menunjukkan model yang jauh lebih
kompleks. Secara keseluruhan, teori ini cukup pelit.
Daftar Pustaka
Feist, J., & Feist, G. J. (2008). Psychology: theories of
personality.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai