Anda di halaman 1dari 4

Halaman 263 – 280

Pengalaman- pengalaman mistik (puncak) itu tidak bersifat spiritual atau supernatural meskipun
pada intinya bersifat keagamaan (Maslow,1964).

Melihat matahari terbenam atau suatu kaagungan lain dalam alam mungkin menimbulkan suatu
pengalaman mistik atau puncak, tetapi pengalaman ini disebabkan oleh tindakan kemauan-sering
terjadi pada saat-saat yang sangat biasa dan secara tidak terduga (Maslow,1970).

Maslow berpendapat bahwa orang-orang yang yang memiliki pandangan hidup yang sangat
materialitis dan mekanistik adalah orang-orang yang berusaha menghindari dan melupakan
pengalaman mistik (puncak) tersebut.

Pertahan pendesakralisasian, Desakralisasian merupakan suatu istilah yang diambil dari Eliade (1961,
lihat juga 1958) digunakan oleh Maslow untuk mengacu pada suatu strategi defensif yang
didapatkan oleh beberapa orang dalam menanggulangi tuntutan-tuntutan kehidupan.

Maslow mengemukakan terdapat dua macam pengaktualisasi-diri itu dibedakan oleh kuantitas dan
kualitas dari pengalaaman-pengalaman puncak yang transenden. Kedua tipe orang yang
mengaktulisasi-diri dapat digambarkan dengan tipe-tipe ini: “sehat super super” (super super
healthy) dan “sehat super normal” (normal super healthy). Kedua tipe itu sangat sehat dan keduanya
mengaktualisasi-diri.

Maslow mengemukakan bahwa Aldous Huxley, Alber Schweitzer, dan Albert Einsten adalah contoh-
contoh dari kesehatan psikologis yang bertaraf tinggi. Akan tetapi maslow menegaskan bahwa tidak
semua peakers adalah orang mistik,seniaman, atau ilmuwan.

Maslow (1964) berkata, “pengalaman puncak dilihat hanya sebagai yang indah, baik, diinginkan,
berfaedah, dan sebagainya; dan tidak dialami sebagai yang jahat dan tidak menyenangkan” (hlm.
63). Maslow juga berpendapat bahwa pengamalan puncak sering menimbulkan akibat yang
bertahan lama pada kehidupan sesorang.

Pengalaman puncak adalah evidensi bahwa manusia telah mencapai suatu kodrat transenden yang
lebih tinggi, dan ini adalah bagian dari hakikatnya, yaitu kodrat biologidnya sebagai anggota dari
spesies yang telah berevolusi (Maslow,1971,hlm.349).

1. Minat Kemasyarakatan
Orang –orang yang mengaktualisasi-diri memiliki Gemeinschaftsgefuhl, istilah yang
digunakan Adler untuk minat kemasyarakatan, perasaan sosial, perasaan komunitas, atau
perasaan kesatuan dengan semua manusia. Para pengaktualisasi-diri memiliki perasaan
empati dan afeksi yang kuat dan dalam terhadap semua manusia dan memiliki keinginan
untuk membantu kemanusiaan. Orang-orang yang mengaktualisasi-diri mungkin marah,tidak
sabar, atau muak dengan orang lain, tetaapi mereka tetap memiliki perasaan kasih sayang
terhadap manusia pada umumnya.
J. Hubungan Antarpribadi Yang Dalam

Terkait dengan Gemeinschaftsgefuhl ialah kualitas hubungan-hubungan antatpribadi khusus


yang melibatkan perasaan-perasaan yang dalam terhadap orang-orang lain. Orang-orang yang
mengaktualisasi-diri memiliki perasaan kasih sayang dan perhatian terhadap orang-orang lain pada
umumnya, tetapi persahabatan akrab mereka hanya terbatas pada beberapa orang. Cinta yang
dirasakan oleh orang-orang yang mengaktualisasi-diri ini terhadap orang lain adalah suatu cinta
khusus, yaitu Being-Love (B-Love) sebagai yang berlawanan dengan Deficiency-Love (D-Love).

K. Struktur Karakter Yang Demokratis

Maslow berpendapat bahwa orany-orang yang mengaktualisasi-diri memiliki nilai-nilai demokratis.


Mereka dapat menjadi ramah dan berbaik budi dengan orang-orang lain tanpa memperhatikan
sosial, golongan politik, tingkat pendidikan , warna kulit, usia, agama, ras atau gender. Maslow
mengandaikan bahwa orang-orang yang mengaktualisasi-diri ini rupanya sama sekali tidak
menyadari perbedaan di antara orang-orang.

L. Perbedaan antara sarana dan tujuan, antara baik dan buruk.

Orang-orang yang mengaktualisasi-diri membedakan dengan jelas antara saranaa dan tujuan. Bagi
mereka, tujuan atau cita-cita adalah jauh lebuh penting daripada sarana untuk mencapainya. Hal ini
membedakan mereka dari orang-orang yang kurang sehat karena kegiatan-kegiatan dan
pengalaman-pengalaman tertentu.

M.Perasaan Humor Yang Tidak Menimbulkan Permusuhan

Karakter lainyang khas dari orang-orang yang mengaktualisasi-diri ialah perasaan humor yang
filosofis dan tidak menimbulkan permusuhaan.mareka membuat humor hanya sedikit dibandingkan
dengan orang-orang lain, tetapi tujuan humor mereka melebihi daripada hanya membuat orang
tertawa. Humor bagi orang mengaktualisasi-diri terkait dengan situasi, timbulnya secara spontan
dan tidak terencana.

Orang-orang kurang sehat menertawakan tiga macam humor: humor permusuhan yang
menyebabkan seseorang merasa sakit, humor superioritas yang mengambil keuntungan dari
perasaan rendah diri orang lain atau kelompok, dan humor pemberontakan terhadapo penguasa
yang berhubungan dengan situasi Oedipus atau percakapan cabul.

N. Kreativitas

Semua orang yang mengaktualisasi-diri, yang diteliti Maslow(1970) adalah kreatif. Maslow
mengemukakan bahwa kreativitas dan aktualisasi-diri mungkin satu dan sama. Maslow menyamakan
kreativitas itu dengan daya cipta dan daya khayal naif yang dimiliki anak-anak, suatu cara yang tidak
berprasangka dan langsung melihat pada hal-hal. Dengan demikian kreativitas merupakan suatu
sikap, suatu ungkapan kesehatan psikologis, dan lebih mengenai cara kita mengamati dan bereaksi
terhadap dunia dan bukan mengenai hasil-hasil yang sudah selesai dari suatu karya seni.
O. Resistensi terhadap inkulturasi

Karakteristik terakhir dari orang-orang yang mengaktualisasi-diri yang diidentifikasi oleh Maslow
ialah resistensi terhadap inkulturasi. Maslow mengemukakan bahwa orang-orang yang
mengaktualisasi-diri dapat kadang-kadang tolol, sembrono, kepala batu, menjengkelkan, sombong,
kejam, dan emosional-sifat-sifat yang ada pada orang-orang yang kurang sehat.juga mereka tidak
sama sekali luput daari kesalahan ,kecemasan, malu, kekhawatiran, atau konflik, tetapi cacat-cacat
ini sangat kurang sering dialami oleh orang-orang yang sehat daripada oleh orang-orang yang kurang
sehat.

4.Cinta, Seks, Dan Aktualisasi-diri


Sebelum orang-orang dapat mengaktualisasi-diri , mereka harus memuaskan kebutuhan cinta dan
memiliki. Dengan demikian, orang-orang yang mengaktualisasi-diri mampu memberi dan menerima
cinta dan tidak lagi termotivasi oleh cinta karena kekurangan (D-Love) yang merupakan ciri dari
orang-orang yang termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah.

Karena orang-orang yang mengaktualisasi-diri dapat memiliki cinta yang lebih dalam, Maslow (1970)
berpendapat bahwa seks antara dua orang yang memiliki B-Love sering menjadi semacam
pengalaman mistik. Meskipun mereka adalah orang-orang yang sehat dan kuat, dan yang benar-
benar menikmati seks, makanan, dan kenikmatan-kenikmatan pancaindra lainnya, orang-orang yang
mengaktualisasi-diri tidak dikuasai oleh seks.

F. Filsafat Ilmu Pengetahuan


Filsafat ilmu pengetahuan dan metode-metode penelitian maslow adalah integral untuk memahami
proses dia mencapai konsep aktualisasi-diri. Ilmu pengetahuan yang bebas dari nilai dalam
pandangan Maslow (1966) terlalu trbatas pada studi mengenai kepribadian manusia.

Maslow sependapat dengan Allport yang mengemukakan bahwa ilmu pengetahuan psikologi harus
menekankan pentingnya penelitian individual sebagai yang berlawanan dengan penelitian kelompok.
Laporan-laporan subjektif harus lebih disukai daripada laporan-laporan objektif yang kaku, dan
orang-orang harus dibiarkan berbicara mengenai diri mereka sendiri secara holistis dan bukan
pendekatan yang lebih ortodoks, yang meneliti orang-orang sedikit demi sedikit dan sepotong-
potong.

Maslow mengusulkan sikap taoistik terhadap psikologi, yaitu suatu sikap yang tidak akan
mencampuri, pasif, dan tidak reseptif.

G. Metode Penelitian
Dalam penelitian Maslow tentang orang-orang yang mengaktualisasi-diri dan pengalaman-
pengalaman puncak, dia menggunakan metode-metode penelitian yang cocok dengan filsafatnya
tentang ilmu pengetahuan.
Pendekatan Maslow (1976) untuk meneliti orang-orang yang mengaktualisasi-diri diawali dengan
memilih dari kalangan teman-teman, kenalan-kenalan, dan tokoh-tokoh masyarakat, serta tokoh-
tokoh dalam sejarah yang menurut pandanganya adsalah sehat,kuat,kreatiuf,saleh,dan bijaksana.

Akan tetapi metode penelitian Maslow sangat dikritik, karena dalam penelitiannya mengenai orang-
orang yang mengaktualisasi-diri, semua orang yang dipilihnya adalah kenalan pribadinya, teman-
teman,tokoh-topkoh masyarakat, dan tokoh-tokoh dalam sejarah. Dengan demikiann, sebagian
besar berasal dari kelas menengah dan kelas atas yang sangat pintar dan mendapat pendidikan baik.

Anda mungkin juga menyukai