Anda di halaman 1dari 5

TEORI ROLLO MAY

PSIKOLOGI EKSISTENSIAL

Psikologi Kepribadian
Dosen Pengampu :
Istiqomah Yungsiana, S.Psi, M.Psi, Psikolog

Psikologi Eksistensial yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha


perilaku manusia untuk memahami manusia dengan mengatasi jurang pemisah
antara subjek dan objek. Psikologi Eksistensial sangat menekankan implikasi-
implikasi falsafah hidup dalam menghayati makna kehidupan manusia di dunia
ini.

Konsep Dasar Eksistensialisme

 Mengada-Dalam-Dunia (Being in the-World)

Perasaan terisolasi dan keterasingan-diri daridunia diderita tidak


hanya oleh individu yang terganggu secara patologis, tetapi juga oleh
banyak idividu di masyarakat wilayah modern. Alienasi adalah penyakit
zaman ini, dan dia termanifestasikan di ketiga ini: (1) keterpisahan dari
alam, (2) kekurangan hubungan antarpribadi yang bermakna, dan (3)
ketersaingan dari diri yang autentik. Kalau begitu, munusia sebenarnya
mengalami tiga mode mengada-dalam-dunia sekaligus, yaitu: Umwelt
atau lingkungan di sekitar kita, Minwelt atau hubungan kita dengan orang
lain, dan Eigenwelt atau hubungan kita dengan diri sendiri.

 Ketidak Mengadaan (Nonbeing)

Kesadaran pada gilirannya juga dapat membawa manusia pada


kesadaran akan sesuatu yang menakutkan: yaitu ketidakmengadaan (non-
beig) atau ketiadaan (nothingness). Rasa takut pada kematian atau
ketidak mengadaan sering kali mendorong kita untuk hidup secara
defensif dan menerima sedikit dari kehidupan ketimbang jika kita
mengonfrontasikan diri dengan masalah ketidak mengadaan kita.

Konsep - Konsep Rollo May

Menurut Rollo May, ada tiga ciri masalah utama manusia modern, yaitu
kekosongan, kesepian, dan kecemasan

 Kekosongan

Kekosongan adalah kondisi individu yang tidak lagi mengetahui apa


yang diinginkannnya, dan tidak lagi memeiliki kekuasaan terhadap apa
yang terjadi dan dialaminya. Kekosongan telah mengarahkan individu-
individu menjadi outer directed yakni mengarahkan diri pada orang lain
dalam rangka mencari pegangan dan petunjuk untuk menentukan
hidup.Ciri pertama kekosongan adalah bisa merespon tapi tidak bisa
memilih sendiri respon apa yang paling baik bagi masalah-masalahnya.
Ciri kedua adalah pasivitas terhadap ligkungan sosial. Ciri ketiga adalah
apati terhadap dunia sekitar, atau tidak perduli.

 Kesepian

Kesepian dialami individu-individu dalam masyarakat sebagai akibat


langsung dari kekosongan, keterasingan dari diri sendiri dan sesama.
Individu dalam masyarakat modern mengalami ketakutan akan kesepian.
Mereka memiliki hasrat yang kuat untuk diterima orang lain, dan
memiliki ketakutan yang dalam akan ditolak. Kegiatan menciptakan
kebersamaan dengan orang-orang dilandasi oleh ketakutan diisolasi oleh
orang lain bukan untuk menciptakan hubungan yang akrab dan hangat.

 Kecemasan

Ketidakmenentuan yang semakin besar dari hari ke hari, tidak bisa


tidak telah meningkatkan kecemasan individu dalam masyarakat modern.
Kecemasan timbul karena perubahan traumatik yang dialami sebelumnya,
yakni hilangnya nilai-nilai persaingan individu yang ditujukan kepada
kesejahteraan bersama yang digantikan oleh persaingan antar individu
yang eksploitatif, hilangnya penghargaan atas keutuhan pribadi yang
digantikan oleh pembagian pribadi menjadi rasionalitas dan emosionalitas
(berpikir dianggap baik, mengalami emosi dianggap buruk), hilangnya
rasa berharga, rasa bermartabat, dan rasa diri dari individu-individu.
Individu yang cemas bingung siapa dirinya dan apa yang harus
diperbuatnya.

Perjuangan individu untuk bekerja lewat pengalaman-pengalaman hidup


untuk tumbuh menuju manusia yang lebih seutuhnya berkaitan tentang konsep
May yaitu kecemasan, rasa bersalah, intensionalitas, perhatian cinta dan
kehendak, kebebasan dan takdir, psikopatologi, dan psikoterapi.

 Kecemasan

Kecemasan sebagai kondisi subjektif individu yang semakin


menyadari bahwa eksistensinya tidak bisa dihancurkan tetapi juga bahwa
dia bisa saja jadi tidak-mengada. Kecemasan juga bisa bersifat normal
maupun neurotik. Kecemasan normal diidentifikasikan sebagai sebagai
sesuatu yang proporsional bagi ancaman, tidak melibatkan represi, dan
bisa ditentang secara konstruktif di tingkatan sadar. Kecemasan neurotik
diidentifikasikan sebagai reaksi tidak proporsional terhadap ancaman,
melibatkan represi, dan bentuk-bentuk konflik intrapsikis lainnya, dan
diatur oleh beragam jenis pemblokiran aktivitas dan kesadaran.

 Rasa Bersalah

Rasa bersalah muncul ketika manusia menyangkal potensinya gagal


memahami secara akurat kebutuhan sesamanya atau masih tetap
bersikukuh dengan ketergantungan mereka kepada dunia alamiah. Rasa
bersalah bisa untuk mengembangkan kerendahan hati yang sehar,
membenahi dengan orang lain, menggunakan secara kreatif potensi-
potensi kita. Namun bila kita menolak untuk menerima rasa bersalah
ontologis maka penolakan tersebut akan segera menjadi kecemasan atau
kesedihan.

 Intensionalitas

Tanpa intensionalitas manusia tidak bisa memilih atau bertindak


berdasarkan pilihan tersebut. Tindakan mensyaratkan intensionalitas sama
seperti intensionalitas mensyaratkan tindakan, keduanya tidak
terpisahkan. May menggunakan istilah intensonalitas sebagai struktur
makna yang memungkinkan kita sebagai subjek melihat dan memahami
dunia luar sebagai sesuatu yang objektif.

Untuk mengilustrasikannya dengan menggunakan contoh yang


sederhana yaitu seornga laki-laki yang duduk di depan mejanya
mengamati secarik kertas. Sehingga laki-laki itu bisa menulis diatas kertas
tersebut, melipat-lipat kertas tersebut, juga bisa menggambar sesuatu di
atas kertas tersebut. Dari ketiga contoh tersebut si laki-laki bergantung
kepada intensi-intensinya dan kepada makna yang diberikan terhadap
pengalamannya itu.

 Perhatian, Cinta, dan Kehendak

May mendefinisikan cinta sebagai kesenangan terhadap kehadiran


orang lain dan penegasan terhadap nilai dan perkembangan mereka sama
seperti dirinya sendiri. Tanpa perhatian cinta pun tidak akan ada selain
hanya perasaan sentimentil kosong atau nafsu seksual tak terkendali. May
mengidentifikasi terdapat empat jenis cinta yaitu seks , eros, filia, agape.

 Kebebasan Dan Takdir

Kebebasan mensyaratkan “kemampuan melabuhkan semua


kemungkinan yang berbeda dalam jiwa manusia meskipun tidak begitu
jelas di momentum seseorang harus bertindak”. May mengakui dua
bentuk kebebasan yang pertama kebebasan eksistensial, yang kedua
kebebasan esensial.

 Psikopatologi

May melihat psikopatologi sebagai kurangnya komunikasi-


ketidakmampuan untuk mengetahui orang lain dan berbagi diri dengan
mereka. Individu-individu yang terganggu secara psikologis menyangkali
takdir mereka, karena itu kehilangan kebebasannya. Mereka
menghasilkan beragam simton neurotik, tidak meraih kembali kebebasan
mereka, malah semakin menenggelamkannya. Simton-simton semakin
menyempitkan dunia fenomenologis pribadi sampai ukuran yang bisa
diatasi dengan mudah. Pribadi yang kompulsif mengadopsi sebuah
rutinitas yang rigid, karenanya menjadikan pilihan baru tidak lagi
diperlukan.

 Psikoterapi

May yakin bahwa tujuan psikoterapi adalah membuat manusia bebas.


Dia berpendapat bahwa terapis yang berkonsentrasi kepada simtom-
simtom pasien akan kehilangan gambar yang lebih penting. Simtom-
simtom neurosis hanyalah cara melarikan diri dari kebebasan dan indikasi
bahwa potensi batiniah pasien tidak digunakan. Ketika pasien menjadi
lebih bebas dan lebih manusiawi, simtom-simtom neurosis mereka
biasanya akan hilang dengan sendirinya, kecemasan mereka yang
nerurotik akan menjadi kecemasan yang normal, dan rasa bersalah
neurotik akan diganti dengan rasa bersalah yang normal. Namun
keberhasilan seperti ini hanya sekunder saja dan tidak menjadi tujuan
utama terapi. May mengatakan bahwa psikoterapi mestinya lebih
difokuskan membantu manusia untuk eksis (mengada), sedangkan
simtom-simtom yang menghilang itu hanyalah efek samping dari
pengalaman tersebut.

Anda mungkin juga menyukai