Anda di halaman 1dari 6

 BIOGRAFI ROLLO MAY

Rollo Reese May lahir pada tanggal 21 April 1909, di Ada, Ohio, sebagai anak laki-laki pertama dari enam
bersaudara pasangan Earl Tittle May dan Matie Boughton May. Kedua orang tuanya tidak memiliki
pendidikan yang tinggi dan hampir tidak ada iklim intelektual dalam masa awal kehidupannya. Bahkan
saat kakak perempuannya mengalami disintegrasi psychologist, ayah May yg menyalahkan hal tersebut
atas terlalu banyaknya pendidikan (Blimes,1978)!

Di usia yang muda May pindah bersama keluarganya ke Marine City, Michigan, tempat ia melewati
hampir keseluruhan masa kanak-kanaknya. Sebagai anak laki-laki, tidak terlalu dekat dengan kedua
orang tuanya yang sering beradu argumen satu sama lain dan pada akhirnya berpisah. Ayahnya
sekretaris dari Young Men's Christian Association sering berpindah-pindah selama masa muda May.
Ibunya sering meninggalkan anak-anaknya untuk merawat dirinya sendiri dan menurut deskripsi May,
merupakan “ kucing liar di atas roda ”. May mengatribusikan kegagalan kedua pernikahannya pada
perilaku ibunya yang tidak dapat ditebak dan episode psychotic dari kakak perempuannya.

Selama masa kanak-kanaknya menemukan Kesendirian dan pelarian dari perselisihan keluarganya
dengan bermain di pinggiran sungai St.Clair. Sungai tersebut menjadi temannya tempat yang tenang
untuk berenang di musim panas dan berseluncur di musim dingin. Ia mengatakan bahwa ia belajar lebih
banyak dari sungai tersebut dibandingkan sekolah yang dihadirinya di Marine City. Sebagai pemuda ia
mulai memiliki minat di bidang seni dan sastra, sebuah minat yang tidak pernah meninggalkannya. Ia
pertama kali berkuliah di Michigan state University tempat ia mengambil jurusan bahasa Inggris. Akan
tetapi, ia diminta untuk keluar dari kampus tidak lama setelah menjadi editor sebuah majalah
mahasiswa yang radikal. Kemudian pindah ke Oberlin College di Ohio tempat ia menerima gelar sarjana
di tahun 1930.
Prinsip Dasar Teori Kepribadian menurut Rollo May

1. Kecemasan (Anxiety)

Dalam bukunya The Meaning of Anxiety, May mengklaim bahwa kebanyakan dari perilaku manusia itu
dimotivasikan oleh rasa ketakutan dan cemas. Kegagalan mengonfrontasikan kematian berfungsi seperti
pelarian sementara dari rasa cemas atau takut terhadap ketidakmengadaan. Namun pelarian ini tidak
bisa permanen. Kematian hanya satu-satunya yang absolut dalam hidup, cepat atau lambat harus
dihadapi oleh setiap orang.

2. Rasa Bersalah (Guilt)

Kecemasan muncul ketika manusia dihadapkan dengan masalah pemenuhan potensi mereka. Rasa
bersalah muncul ketika manusia menyangkal potensinya, gagal memahami secara akurat kebutuhan
sesamanya, atau masih tetap bersikukuh dengan ketergantungan mereka kepada dunia alamiah. Secara
umum, May menemukan tiga bentuk rasa bersalah ontologis, masing-masing berkaitan, yakni Umwelt,
Mitwelt, dan Eigenwelt.

3. Intensionalitas (Intensionality)

Intensionalitas adalah struktur yang memberikan makna bagi pengalaman dan mengijinkan manusia
melakukan pilihan terhadap masa depan. Tanpa intensionalitas, manusia tidak bisa memilih atau
bertindak berdasarkan pilihan tersebut. May menggunakan istilah “intensionalitas” untuk menjembatani
antara subjek dan objek. Intensionalitas merupakan struktur makna yang memungkinkan kita sebagai
subjek, melihat dan memahami dunia luar sebagai sesuatu yang objektif.

4. Kebebasan dan Takdir (Freedom and Destiny)

Dalam definisi May, kebebasan adalah kapasitas individu untuk mengetahui bahwa dia adalah makhluk
yang terbatas. Istilah terbatas ini kemudian oleh May disamakan dengan destiny atau takdir. Kebebasan
berasal dari pemahaman mengenai takdir, sebuah pengertian bahwa kematian kemungkinan di momen
apapun, bahwa kita adalah laki-laki atau perempuan, kita memiliki kelemahan, dan bahwa perilaku masa
anak-anak akan membawa kita pada pola perilaku tertentu. Kebebasan mensyaratkan kemampuan
menciptakan semua kemungkinan yang berbeda-beda dalam diri manusia walaupun tidak begitu jelas di
waktu seperti apa seseorang harus bertindak. May mengakui dua bentuk kebebasan. Yang pertama
adalah kebebasan eksistensial yaitu kebebasan untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Dan yang
kedua adalah kebebasan esensial yaitu kebebasan meng-ada (freedom of being).

5. Love and Will

Dasar membangun motivasi adalah daimonicic. Daimonic adalah seluruh sistem motif dan berbeda
untuk setiap individu. Ini terdiri dari kumpulan motif tertentu yang akhirnya disebut daimonics.
Daimonics termasuk kebutuhan yang lebih rendah, seperti makanan dan seks, serta kebutuhan yang
lebih tinggi, seperti cinta. Salah satu yang paling penting menurut May adalahdaimonics eros. Eros
adalah kasih (bukan seks), dan dalam mitologi Yunani adalah dewa kecil digambarkan sebagai seorang
pemuda. May memahami cinta sebagai kebutuhan kita untuk menjadi satu dengan orang lain. Konsep
lain yang penting adalah will, kemampuan untuk mengatur diri sendiri dalam rangka mencapai tujuan
seseorang. Will adalah "kemampuan untuk membuat keinginan menjadi kenyataan. Dan merupakan
manifestasi dari daimonics.Banyak keinginan, tentu saja, berasal dari eros. Hal ini secara kasar akan
identik dengan ego.

6. Mitos

Mitos yaitu kisah-kisah yang membantu kita dalam mengerti kehidupan yang dijalani, sebenarnya adalah
“narasi-narasi penuntun”. Mitos dalam pengertian ini agak mirip dengan apa yang disebut Jung dengan
arketipe, hanya saja dia dapat disadari atau tidak disadari, bisa bersifat personal maupun komunal.
Contoh mitos yang paling baik adalah bagaiamana orang berusaha hidup sesuai dengan ajaran atau
kisah-kisah yang diceritakan kitab suci.

KONSEP-KONSEP TEORI ROLLO MAY

a.KecemasanDalam The meaning of anxiety, May menyatakan bahwa banyak perilaku manusia
memiliki motivasi dari landasan rasa takut dan kecemasan, kegagalan untuk menghadapi
kematian hingga akhirnya bertindak menghindar sebagai bentuk pelarian. Manusia mengalami
kecemasan saat mereka sadar bahwa eksistensinya atau beberapa nilai yang merekaanut
terancam rusak atau hancur.
Rollo May mendefinisikan kecemasan sebagai “kondisi subjektif ketika seseorang menyadari bahwa
eksistensinya dapat dihancurkan dan ia dapat menjadi bukan apa apa. May kemudian membagi
kecemasan atas dua bagian yaitu keemasan normal dan keemasan neurotic.

1)Kecemasan normal, setiap individu akan merasakan yang namanya kecemasan hal ini agar
seseorang dapat tumbuh dan berubah. Rollo May mengatakan bahwa “semua pertumubuhan
selalu meliputi pelepasan nilai nilai lama yang mengakibatkan kecemasan”

2)Kecemasan neurotic, kecemasan dapat menjadi sesuatu yang neurotic atau sakit. May
mendefinisikan bahwa kecemasan neurotic sebagai “reaksi yang tidak proporsional atas suatu
ancaman, meliputi represi dan bentuk bentuk lain dari konflik intrapsikis, yang dikelola oleh
bermacam bentuk pemblokiran aktivitas dan kesadaran.

b.Rasa Bersalah

Rasa bersalah muncul saat manusia menyangkal potensinya, gagal melihat secara akurat
kebutuhan dari sesamanya atau lupa akan ketergantungannya pada alam. Rasa bersalah bersifat
ontologis yaitu merujuk pada sifat alamiah dari suatu keadaan dan bukan perasaan yang muncul dari
situasi atau pelanggaran yang spesifik. Secara keseluruhan may mengidentifikasian tiga bentuk dari
perasaan bersalah ontologis, yang masing masing berkorelasi dengan tiap bentuk being-in-the-world
yaitu umwelt, mitwelt dan eigenwelt. Rasa bersalah seseorang muncul karena kurangnya kesadaran
terhadap being-in-the-world. Seperti kecemasan, rasa bersalah ontologism dapat mempunyai
dampakpositif dan negative pada kepribadian seseorang. Manusia dapat menggunakan perasaan
bersalah untuk mengembangkan rasa rendah hati yang sehat, meningkatkan hubungan
dirinya dengan orang lain, dan untuk secara kreatif menggunakan potensi potensi yang manusia
itu miliki. Akan tetapi saat manusia menolak untuk menerima perasaan bersalah ontologism ini,
manusia menjadi neurotic atau sakit.

c.Intensionalitas

Intensionalitas merupakan suatu kemampuan untuk membuat pilihan mengimplikasikan suatu


landasan terstruktur ketika pilihan tersebut dibuat. Struktur yang memberikan arti pada
pengalaman dan membuat manusia dapat mengambil keputusan tentang masa depannya. Tanpa
intensionalitas, manusia tidak dapat memilih atau bertindak berdasarkan pilihan mereka. May
menggunakan istilah “intensionalitas” untuk menjembatani jarak antara subjek dan objek.
intensionalitas adalah “struktur dari arti dan makna yang memungkinkan kita, yang merupakan
subjek, untuk melihat serta mengerti dunia luar, yang merupakan objek.” untuk mengilustrasikan
bagaimana intensionalitas secara parsial menjembatani jarak antara subjek dan objek
menggunakan contoh sederhana dari seseorang (subjek) yan sedang dan mengobservasi sebuah
kertas (objek) orang tersebut dapat menulis dikertas, melipatnya menjadisebuah mainan kapal terbang
dari kertas atau membuat ilustrasi gambar diatasnya. Dalam ketiga kondisi subyek orang dan
objeknya adalah kertas, namun tindakan subjek tergantung pada intensinya dan makna yang
akan diberikan pada pengalaman tersebut. Makna tersebut akan berfungsi untuk dirinya sendiri dan
lingkungannya.

d.Kepedulian,
cinta dan keinginanKepedulian (care) adalah suatu proses aktif, kebalikan dari apatis.
“Kepedulian adalah kondisi ketika sesuatu benar-benar berarti” (May, 1969).Kepedulian tidaksama
dengan cinta, namun kepedulian itu bersumber dari cinta. May (1953) mendefinisikan Cinta(love)
sebagai “perasaan bahagia terhadap kehadiran orang lain dan menegaskan nilai serta
perkembangan (dari orang lain tersebut) seperti milik kita sendiri”. Tanpa kepedulian, tidak mungkin
ada cinta itu hanya sentimental kosong atau rangsangan seksual yang bersifat sementara. May
(1969) menyebut Keinginan(will) sebagai “kapasitas untuk mengatur diri seseorang supaya
pergerakan dalam arah tertentu atau menuju suatu sasaran tertentu dapat terjadi.Persatuan antara
Cinta dan KeinginanMay (1969) menyatakan bahwa masyarakat modern menderita suatu
perpisahan antara cinta dan keinginan yang tidak sehat. Cinta telah diasosiasikan dengan
cinta yang sensual atau seks, sementara keinginan

telah berubah arti menjadi tekad yang mantap atau kekuatan dari kemauan. Tidak ada satupun
konsep diatas yang menangkap arti sebenarnya dari kedua istilah tersebut. Misalnya saat dipandang
sebagai seks, cinta berubah menjadi sesuatu yang bersifat sementara dan tidak memiliki
komitmen;sehingga tidak ada keinginan, hanya ada harapan saat dipandang sebagai kekuatan dari
kemauan keinginan berubah menjadi melayani diri sendiri dan tidak memiliki semangat sehingga
tidak ada kepedulian dan yang ada hanya sebuah manipulasi.Menurut May (1969), tugas kita adalah
untuk mempersatukan cinta dan keinginan. Tugas tersebut tidaklah mudah, tetapi dapat dilakukan.
Tidak satu pun dari cinta yang membahagiakan atau keinginan yang hanya melayani diri
sendiri mempunyai andil dalam mempersatukan cinta dan keinginan. Untuk seseorang yang
dewasa, baik cinta maupun keinginan, berarti berusaha menggapai terhadap orang lain.
Keduanya meliputi kepedulian, menutut pilihan, mengimplikasikan tindakan, dan membutuhkan
tanggung jawab.Bentuk Bentuk cintaMay mengidentifikasi empat macam cinta daam tradisi barat,
antara lainyaitu :-Seks Merupakan fungsi biologis yang dapat dipuaskan melalui hubungan seksual.
May yakin bahwa pada zaman dulu seks merupakan sesuatu yang diabaikan namun pada masa
sekarang seks adalah sesuatu yang menjadi sebuah permasalahan. Hal ini bisa dilihat pada suatu
periode, masyarakat barat umumnya menyangkal perasaan seksual dan seks bukanlah suatu
pembicaraan yang sopan, yang kemudian pada tahun1920an orang orang bereaksi melawan
penindasan seksual ini. Seketika itupula seks muncul dipermukaan serta banyak masyarakat barat
justru menjadi ‘sibuk’ dengan hal ini. May (1969) menunjukkan bahwa masyarakat berpindah dari
masa ketika melakukan hubungan seks membuat seseorang merasa bersalah dan kecemasan,
hingga

akhirnya tiba pada waktu dimana ketika tidak melakukan hubungan seks mengakibatkan perasaan
bersalah dan kecemasan.-ErosEros adalah hasrat psikologis yang mencari untuk menghasilkan
keturunan atau persatuan dalam sebuah hubungan dengan orang yang dicintai. Eros lebih
kepadasebuah harapan untuk mengukuhkan suatu persatuan yang bertahan lama. Eros dibangun
atas kepedulian dan kelembutan. Eros mendambakan untuk membangun suatu persatuan yang
bertahan dengan orang lain dimana, kedua orang dalam hubungan itu saling merasakan kebahagian dan
hasrat yang mendalam. -PhiliaPhilia adalah suatu hubungan yang terjalin dengan intim, namun
nonseksual. Philia tidak dapat dibangun dengan terburu buru serta membutuhkan waktu untuk
tumbuh, berkembang dan mengakar di diri seorang manusia. Contoh dari philia adalah rasa cinta
yang pelan pelan muncul antara saudara kandung atau antara teman lama. -AgapeAgape merupakan
penghargaan untuk orang lain, kepedulian atas kesejahteraan orang lain yang melebihi
keuntungan apapun yang dapat diperoleh seseorang dari hal tersebut; cinta yang tidak terkecuali,
seperti cinta tuhan pada manusia. Agape adalah cinta yang bersifat altruis dan tidak mengharapkan
pamrih serta bentuk cinta spiritual. Cinta ini tidak memperdulikan perilaku atau karakteristik
seseorang.Oleh karena itu agape menjadi terasa berlebihan dan tidak bersyarat.Singkatnya, hubungan
manusia yang sehat akan mencapur keempat bentuk cinta. Manusia didasari oleh kepuasaan
seksual, juga memiliki hasrat untuk menjalani sebuah persatuan, pertemanan yang jujur serta
kepedulian yang tidak egois atas kesejahteraan dari orang lain. Pada dasarnya cinta membutuhkan
kelembutan, afirmasi atas orang lain, melonggarkan kompetisi sebanyak mungkin, kadang-kadang
penolakan atas diri sendiri untuk kepentingan orang lain yang dicintai, serta nilai nilai lama
sepertikebajikan dan memaafkan (May, 1981, hlm 147).

e.Kebebasan dan Takdir

Kebebasan adalah kemungkinan untuk berubah walaupun kita tidak tahu apa saja perubahan yang
dapat terjadi. Kebebasan “memerlukan kemampuan untuk menaungi kemungkinan-kemungkinan
yang berbeda-beda di dalam pikiran seseorang walaupun pada saat itu belum terlalu jelas bagaiman
seseorang harus bertindak” (May, 1981). May sendiri mengenal dua bentukkebebasan, antara lain
:Kebebasan Eksistensial, Kebebasan ini merupakan kebebasan untuk bertindak, kebebasan untuk
melakukan. Kebanyakan orang dewasa Amerika dari kelas menengah menikmati kebebasan
ekstensial yang cukup besar. Seperti melakukan perjalanan melewati batas negara, untuk memilih
rekan dan lain sebagainya.Kebebasan esensial,Kebesan ini merupakan kebebasan untuk menjadi.
Kenyataannya kebebasan eksistensial sering membuat kebebasan esensial menjadi lebih sulit.
Pada tahun 1981, May bertanya “Apakah kota hanya akan mendapatkan kebebasan esensial apabila
ekstensi kehidupan kita sehari-hari diganggu?” jawaban yang dikemukakan sendiri oleh May adala
“tidak”.Selanjutnya May (1981) mendefenisikan takdirsebagai “rancangan dari alam semesta yang
berbicara lewat rancangan dari kita masing-masing. May berpendapat bahwa kebebasan dan takdir,
seperti rasa cinta-benci atau kehidupan-kematian, tidaklah bersifat antitesis melainkan hanya
sekedar paradoks biasa dalam kehidupan. Kebebasan tanpa takdir adalah otorisasi tanpa kontrol.
Oleh karena itu, tanpa takdir kita tidak akan mempunyai kebebasan, namun tanpa kebebasan,
takdir kita pun menjadi tidak berarti.f.Kekuatan MitosMitos adalah cerita-cerita yang menyatukan
masyarakat, “sangat penting dalam proses menjaga jiwa kita agar tetap hidup serta membawa
kita kepada makna-makna baru didalam dunia yang sulit dan seringnya, tidak berarti” (May, 1991). May
percaya bahwa menusia berkomunikasi satu sam lain dalam dua level.

Pertama adalah melalui bahasa rasionalisme, dan dalam level ini kebenaran lebih penting dari pada
pihak-pihak yang saling berkomunikasi. Kedua adalah melalui mitos dan simbol untuk melihat
lebih jauh daripadasituasi kongkret yang baru terjadi, memperluas kesadaran diri, dan mencari
identitas.May (1990) percaya bahwa cerita Oedipus adalah mitos yang sangat kuat dalam budaya
kita karena mengandung elemen-elemen dari krisis ekstensial yang umum bagi semua orang. Krisis-
krisis ini meliputi: (1) kelahiran, (2) perpisahan atau persaingan dari orang tua dan rumah, (3)
persatuan seksual dengan salah satu orang tua dan permusuhan dengan yang lainnya, (4) penengasan
dari kemandirian dan pencarian identitas, serta (5) kematian

Anda mungkin juga menyukai