Anda di halaman 1dari 5

Nama-nama kelompok 11:

-secilia massie
-sarmina soll
-febiola potu
-marchelino lontaan

Mata kuliah : psikologi kepribadian


Judul materi : Existential Theory – Rollo May

Jawaban
1. Prinsip dasar
-Being In The World
Istilah Being In The World dalam bahasa Indonesia lebih tepat dimaknai sebagai hadir dalam
dunia karena makna “being” dalam tata bahasa Inggris berarti present atau yang sekarang. Being
in the world bisa dikatakan jugaDasein(bahasa Jerman), diartikan sebagai ‘ada di sana’ (Da + di
sana; sein = ada) (Olson, 2013:889). Seacar bebas diartikan persatuan dasar dari manusia dan
lingkungannya atau kesatuan antara subjek dan objek. Banyak individu yang merasa sedih dan
cemas disebakan adanya alienasi dari dalam diri atau dunia mereka. Sehingga mereka tidak
memiliki gambaran yang jelas akan dirinya dan merasa terisolasi dari dunianya. Alienasi
dimanifestasikan dalam tiga area yaitu a) keterpisahan dari alam; b) kurangnya hubungan
interpersonal yang bermakna; dan c) keterasingan dari diri yang autentik. Ada tiga bentuk Being
In The World yaitu Umwelt, Mitmel, dan Eigenwelt yang akan dijelaskan pada konsep
berikutnya. Individu dikatakan sehat apabila hidup dalam ketiga bentuk Being In The World
yang ditandai dengan kemampuan beradaptasi dengan dunia alam, berhubungan dengan orang
lain sebagai manusia, dan kesadarran akan antusia atas apa arti dari semua pengalaman.
- Non Being
Non Being merupakan kebalikan dari Being In The World dimana Non Being merupakan
kehampaan atau ketakutan akan ketiadaan yang diakibatkan oleh kesadaran manusia. Bentuk dari
Non Being adalah kematian, kecanduan alcohol dan obat-obatan, aktivitas seksual yang bebas,
perilaku kompulsif, konformitas buta atas ekspektasi masyarakat, sikap permusuhan, perilaku
merusak, dan sebagainya. Non Being menyebabkan individu hidup secara defensive dan
menerima sedikit kehidupan dan untuk mengatasi Non Being, individu dapat meredupkan
kesadaran diri dan menyangkal individualitasnya yang berarti akan membuat individu sedih dan
kosong. Alternatif lainnya adalah menghadapi kematian sebagai hal yang tidak dapat dihindari
dan menyadari bahwa Non Being merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan
manusia.
2. KONSEP-KONSEP TEORI EKSISTENSIAL
1.    Konsep Kecemasan
Dalam The Meaning of Anxiety, May menyatakan bahwa banyak perilaku manusia memiliki
motivasi dari landasan rasa takut dan kecemasan. Manusia mengalami kecemasan saat mereka
sadar bahwa eksistensinya atau beberapa nilai yang mereka anut terancam hancur atau rusak.
May mendefinisikan kecemasan sebagai “kondisi subjektif ketika seseorang menyadari bahwa
eksistensinya dapat dihancurkan dan ia dapat menjadi ‘bukan apa-apa’ (nothing)”.
Kecemasan kemudian dapat muncul dari kesadaran atas nonbeing seseorang atau dari ancaman
atas nilai-nilai yang dianggap penting untuk eksistensi seseorang. Sehingga, kecemasan ada saat
seseorang menghadapi masalah pemenuhan potensi dan hal tersebut dapat berakibat stagnasi dan
kehancuran, namun juga dapat berakibat pada pertumbuhan dan perubahan. Dan kecemasan,
dapat dibagi menjadi 2, yaitu kecemasan normal dan kecemasan neurotik.
a.   Kecemasan normal
Kecemasan konstruktif atau kecemasan normal akan dialami oleh seseorang agar nilai-nilai
seseorang dapat tumbuh dan berubah. Hal ini karena semua pertumbuhan selalu meliputi
pelepasan nilai-nilai lama yang dapat menyebabkan kecemasan, dan tidak ada satu orang pun
yang dapat menghindari dampak dari kecemasan yang timbul. Sehingga, kecemasan normal
dapat dialami pada momen-momen kreatif saat seniman, ilmuwan atau filsuf yang tiba-tiba
mendapatkan penmahaman yang berujung pada kesadaran bahwa kehidupan seseorang dan
mungkin kehidupan dari orang-orang lain yang tidak terhitung akan berubah secara permanen.
Kecemasan normal adalah tipe kecemasan yang dialami selam periode pertumbuhan atau ketika
nilai-nilai seseorang terancam dan yang pasti dialami oleh semua orang, namun hal ini apabila
kecemasan selalu proposional dengan ancaman. Apabila kecemasan tersebut tidak proposional
dengan ancaman yang ada terjadi adalah neurotik.
b.   Kecemasan neurotic
May (dalam Feist&Feist, 2011: 53) mendefinisikan bahwa kecemasan neurotik sebagai reaksi
yang tidak proposional atas suatu ancaman yang meliputi represi dan bentuk-bentuk lain dari
konflik intrapsikis yang dikelola oleh berbagai macam bentuk pemblokiran aktivitas dan
kesadaran. Sehingga, apabila kecemasan normal dirasakan saat nilai-nilai terancam, kecemasan
neurotik dialami saat nilai mulai diubah menjadi sebuah dogma.
Dogma tersebut dilakukan agar menjadi sangat benar dalam keyakinan seseorang, memberikan
rasa aman yang sementara namun rasa aman tersebut “dibeli” dengan melepaskan kesempatan
(seseorang) untuk belajar hal baru dan perkembangan yang juga baru.

3. Eksistensi manusia adalah suatu proses yang dinamis, suatu “menjadi” atau “mengada”. Hal
ini sesuai dengan asal kata eksistensi itu sendiri yakni existence Yang artinya “ke luar dari” atau
“ mengatasi” dirinya sendiri. Jadi eksistensi Bersifat lentur dan mengalami perkembangan atau
sebaliknya kemunduran Tergantung padindividu dalam mengaktualisasi potensinya.
4. Cinta dan keinginan
Tiap individu memiliki kekuatan cinta dan keinginan yang berguna sebagai solusi dari
permasalahan terkait keberadaan dirinya. Menurut May, jika individu merasa bahwa dirinya
merupakan orang yang tidak memiliki kendali atas dirinya dan kemampuan untuk mengubah
kehidupannya sendiri, maka konsep akan cinta dan keinginan hanya memiliki arti yang sedikit.
Perhatian terhadap orang lain dan diri sendiri akan hilang secara perlahan.
Kekerasan dan ketidakpedulian
Ketika individu merasa tidak berdaya, individu cenderung akan bersikap acuh dan melakukan
kekerasan. Ketika menggunakan istilah ketidakpedulian, May mengartikan bahwa
ketidakpedulian yang dimaksud adalah perasaan individu akan ketidakmampuan menemukan jati
diri, merasa berbeda dan tidak berarah. Perasaan dan pemikiran tersebut secara tidak langsung
akan mempengaruh ketertarikan akan keinginan hidup lebih baik.
Mengembangkan individu secara keseluruhan melalui pembelajaran nyata. Pengembanganaspek
emosional, sosial, mental, dan keterampilan dalam berkarier menjadi fokus dalammodel
pendidikan humanistik ini.Psikologi humanistik dapat dimengerti dari tiga ciri utama, yaitu:
Psikologi humanis menawarkan satu nilaiyang baru sebagai pendekatan untukmemahami
sifatdan keadaan manusia.
Psikologi humanis menawarkan pengetahuan yang luas akan kaedah penyelidikan dalam bidang
tingkah laku
Psikologi humanis menawarkan metode yang lebih luasakan kaedah-kaedah yang lebihefektif
dalam dalam pelaksanaan psikoterapi.

5. Dengan memaknai penyesuaian diri sebagai usaha konformitas, menyiratkan bahwa Individu
seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan Diri dari
penyimpangan perilaku, baik secara moral, sosial, maupun emosional. Sudut Pandang berikutnya
adalah penyesuaian diri dimaknai sebagai usaha penguasaan (mastery), Yaitu kemampuan untuk
merencanakan dan mengorganisasikan respon dalam cara-cara Tertentu sehingga konflik-
konflik, kesulitan, dan frustrasi tidak terjadi. Penyesuaian diri adalah kemampuan seseorang
untuk hidup dan bergaul secara Wajar terhadap lingkungannya, sehingga seseorang merasa puas
terhadap dirinya dan Terhadap lingkungan. Dari pengertian ini dapat ditarik suatu maksud bahwa
penyesuaian Diri adalah suatu kemampuan untuk membuat hubungan yang serasi dan
memuaskan antar Individu dan lingkungannya. Individu diharapkan mampu melakukan
penyesuaian diri Dengan kehidupan sosial dan mampu memenuhi ekspetasi sosial setaraf dengan
usianya.
Penyimpangan sosial termasuk dalam perilaku menyimpang. Penyimpangan merupakan perilaku
sejumlah besar orang yang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi.

6. Prinsip-prinsip
Prinsip Teori Kepribadian menurut Rollo May
1.       Kecemasan (Anxiety)
Dalam bukunya The Meaning of Anxiety, May mengklaim bahwa  kebanyakan dari perilaku
manusia itu dimotivasikan oleh rasa ketakutan dan cemas. Kegagalan mengonfrontasikan
kematian berfungsi seperti pelarian sementara dari rasa cemas atau takut terhadap
ketidakmengadaan. Namun pelarian ini tidak bisa permanen. Kematian hanya satu-satunya yang
absolut dalam hidup, cepat atau lambat harus dihadapi oleh setiap orang.
2.       Rasa Bersalah (Guilt)
Kecemasan muncul ketika manusia dihadapkan dengan masalah pemenuhan potensi mereka.
Rasa bersalah muncul ketika manusia menyangkal potensinya, gagal memahami secara akurat
kebutuhan sesamanya, atau masih tetap bersikukuh dengan ketergantungan mereka kepada dunia
alamiah. Secara umum, May menemukan tiga bentuk rasa bersalah ontologis, masing-masing
berkaitan, yakni Umwelt, Mitwelt, dan Eigenwelt.
3.       Intensionalitas (Intensionality)
Intensionalitas adalah struktur yang memberikan makna bagi pengalaman dan mengijinkan
manusia melakukan pilihan terhadap masa depan. Tanpa intensionalitas, manusia tidak bisa
memilih atau bertindak berdasarkan pilihan tersebut. May menggunakan istilah “intensionalitas”
untuk menjembatani antara subjek dan objek. Intensionalitas merupakan struktur makna yang
memungkinkan kita sebagai subjek, melihat dan memahami dunia luar sebagai sesuatu yang
objektif.
4.       Kebebasan dan Takdir (Freedom and Destiny)
Dalam definisi May, kebebasan adalah kapasitas individu untuk mengetahui bahwa dia adalah
makhluk yang terbatas. Istilah terbatas ini kemudian oleh May disamakan dengan destiny atau
takdir. Kebebasan berasal dari pemahaman mengenai takdir, sebuah pengertian bahwa kematian
kemungkinan di momen apapun, bahwa kita adalah laki-laki atau perempuan, kita memiliki
kelemahan, dan bahwa perilaku masa anak-anak akan membawa kita pada pola perilaku tertentu.
Kebebasan mensyaratkan kemampuan menciptakan semua kemungkinan yang berbeda-beda
dalam diri manusia walaupun tidak begitu jelas di waktu seperti apa seseorang harus bertindak.
May mengakui dua bentuk kebebasan. Yang pertama adalah kebebasan eksistensial yaitu
kebebasan untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Dan yang kedua adalah kebebasan esensial
yaitu kebebasan meng-ada (freedom of being).
5.          Love and Will
Dasar membangun motivasi adalah daimonicic. Daimonic adalah seluruh sistem motif dan
berbeda untuk setiap individu. Ini terdiri dari kumpulan motif tertentu yang akhirnya
disebut daimonics. Daimonics termasuk kebutuhan yang lebih rendah, seperti makanan dan seks,
serta kebutuhan yang lebih tinggi, seperti cinta. Salah satu yang paling penting menurut May
adalahdaimonics eros. Eros adalah kasih (bukan seks), dan dalam mitologi Yunani adalah dewa
kecil digambarkan sebagai seorang pemuda. May memahami cinta sebagai kebutuhan kita untuk
menjadi satu dengan orang lain. Konsep lain yang penting adalah will, kemampuan untuk
mengatur diri sendiri dalam rangka mencapai tujuan seseorang. Will adalah "kemampuan untuk
membuat keinginan menjadi kenyataan. Dan merupakan manifestasi dari daimonics.Banyak
keinginan, tentu saja, berasal dari eros. Hal ini secara kasar akan identik dengan ego.
6.       Mitos
Mitos yaitu kisah-kisah yang membantu kita dalam mengerti kehidupan yang dijalani,
sebenarnya adalah “narasi-narasi penuntun”. Mitos dalam pengertian ini agak mirip dengan apa
yang disebut Jung dengan arketipe, hanya saja dia dapat disadari atau tidak disadari, bisa bersifat
personal maupun komunal. Contoh mitos yang paling baik adalah bagaiamana orang berusaha
hidup sesuai dengan ajaran atau kisah-kisah yang diceritakan kitab suci.

Anda mungkin juga menyukai