Anda di halaman 1dari 36

BY: DENI NASRI, M.PSI.

, PSI

ANXIETY
HDR
CITRA TUBUH
KONSEP DIRI
GANGGUAN PERAN
LOST & GRIEFING

Lazarus (1969),

Suatu respon dari pengalaman yang dirasa tidak


menyenangkan dan diikuti perasaan gelisah,
khawatir, dan takut.
Aspek subjektif dari emosi seseorang karena
melibatkan
faktor
perasaan
yang
tidak
menyenangkan yang sifatnya subjektif dan timbul
karena
menghadapi
tegangan,
ancaman
kegagalan, perasaan tidak aman dan konflik dan
biasanya individu tidak menyadari dengan jelas
apa yang menyebabkan ia mengalami kecemasan.

1.

Pendekatan Psikoanalisa
Kecemasan sebagai dampak dari konflik yang
menjadi bagian dari kehidupan yang tak
terhindarkan, dipandang sebagai komponen
dinamika kepribadian yang utama.
Kecemasan
adalah
fungsi
ego
untuk
memperingatkan individu tentang kemungkinan
datangnya suatu bahaya, sehingga dapat
disiapkan reaksi adaptif yang sesuai.
Kecemasan akan timbul manakala orang tidak
siap menghadapi ancaman.

a.

b.

Kecemasan realistik: takut akan bahaya yang nyata ada


di dunia luar atau perasaan takut terhadap bahayabahaya yang nyata(real) yang berada di lingkungan.
Contoh seorang merasa takut bila di depannya ada ular
Kecemasan neurotik : ketakutan terhadap hukuman
yang bakal diterima dari orang tua atau figur penguasa
lainnya apabila seseorang memuaskan insting dengan
caranya sendiri, yang diyakininya akan mendapatkan
hukuman.
Kecemasn muncul karena orang pernah melakukan hal
yang sama pada waktu anak-anak dan mendapatkan
hukuman terhadap hal yang dicemaskannya.
Contoh : waktu kecil pernah dimarahi dan dipukul
sampai menangis karena pulang setelah shalat isya.
Saat ini, cemas setiap kali pulang malam meskipun itu
karena anguktan umum pada penuh.

c. Kecemasn moral : Respon superego terhadap dorongan

id yang mengancam untuk memperoleh kepuasan


secara immoral.
Kecemasan moral timbul ketika orang melanggar
standar nilai orang tua
Kecemasan ini di wujudkan dalam bentuk perasaan
bersalah (guilty feeling) atau rasa malu (shame).
Seseorang yang mengalami kecemasan ini, merasa
takut akan dihukum oleh superegonya atau kata
hatinya.
Kecemasan moral dan kecemasan neurotik tampak
mirip, namun memiliki perbedaan prinsip, yakni tingkat
kontrol ego.
Pada keceman moral, orang tetap rasional dalam
memikirkan masalahnya berkat energi superego,
sedangkan pada kecemasan neurotik orang dalam
keadaan distres, terkadang panik, sehingga mereka
tidak dapat berpikir jelas dan energi id menghambat
penderita kecemasan neurotik membedakan antara
khayalan dengan realita.

Kecemasan berasal dari suatu respon terhadap


stimulus khusus (fakta), waktu cukup lama,
seseorang mengembangkan respon kondisi untuk
stimulus yang penting.
Kecemasan tersebut merupakan hasil frustrasi,
sehingga akan mengganggu kemampun individu
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Kecemasan sebagai keadaan ketidaknyamanan atau


ketegangan yang sebabnya tidak diketahui (Rogers).
Kecemasan muncul akibat dari orang sangat sadar
dengan ketidaksesuaian dalam dirinya.
Sedikit saja orang menyadari bahwa perbedaan
antara pengalaman organisme dengan konsep diri
yang tidak muncul ke kesadaran akan memunculkan
kecemasan.
Kecemasan menjadi indikasi adanya ketidakkongruenan
diri dengan pengalaman membuat orang menjadi tegang
dan tidak nyaman, namun pada tingkat tertentu
kecemasan dibutuhkan untuk mengembangkan diri
memperoleh jiwa sehat

Motorik: gelisah, ketegangan fisik, tremor,


sering kaget, bicara cepat, kurang
koordinasi, cenderung celaka, menarik diri,
menghindar, menahan diri, hiperventilasi.
Kognitif: gg perhatian, tak bisa konsentrasi,
pelupa, salah tafsir, pikiran blocking,
menurunnya lahan persepsi, bingung,
kesadaran
diri
berlebihan,
waspada
berlebihan, hilangnya obyektivitas, takut
hilang kontrol, takut luka/mati.
Afektif: tdk sabar, tegang, nervous, takut
berlebihan, teror, gugup, sangat gelisah

Pendekatan psikoanalisa
Dengan melakukan mekanisme pertahanan diri,
seperti denial, displacement, represi, regresi,
rasionalisasi, proyeksi.
Pendekatan perilaku/behavior
Pendekatan humanistik
Client center therapy: terapi yang berpusat
kepada klien.

Konsep diri adalah gambaran,


pandangan, keyakinan, dan penghargaan
atau perasaan seseorang tentang
dirinya.
Konsep diri adalah penghargaan diri,
nilai diri, atau penerimaan diri. Konsep
diri meliputi semua keyakinan dan
penilaian tentang diri sendiri. Hal ini
akan menentukan siapa kita dalam
kenyataan, tetapi juga menentukan siapa
kita
menurut
pikiran
sendiri,
apa
yangdapat kita lakukan menurut pikiran
sendiri, menjadi apa menurut kita
sendiri(Burns)

keyakinan yang dimiliki


individu tentang atribut (ciriciri sifat ) yang dimiliki
(Brehm & Kassin, 1993).
pengetahuan dan keyakinan
yang dimilki individu tentang
karakteristik dan ciri-ciri
pribadinya (Worchel, 2000).
perasaan dan pemikiran
seseorang mengenai dirinya
sendiri. Hal ini meliputi
kemampuan, karakter diri,
sikap, tujuan hidup,
kebutuhan dan penampilan
diri
Those physical, social and
psychological perceptions of
urselves that we have
derived from experiences and
our interaction with others
(William D Brooks : 1974)

keyakinan,
pandangan
atau
penilaian
seseorang
terhadap
dirinya.

Konsep Diri Negatif

Konsep diri yang negatif meliputi penilaian negatif


terhadap diri. Apapun pribadi itu, dia tidak pernah cukup
baik, apa pun yang diperoleh tampaknya tidak berharga
dibandingkan dengan apa yang diperoleh orang lain.
Calhoun & Acocella, membagi konsep diri negatif menjadi
dua. Pertama, pandangan seseorang tentang dirinya
sendiri benar-benar tidak teratur: dia tidak memiliki
perasaan kestabilan dan keutuhan diri. Dia benar-benar
tidak tahu siapa dia, apa kekuatan dan kelemahannya atau
apa yang dihargai dalam kehidupannya. Kondisi ini umum
dan normal di antara para remaja. Tipe yang kedua dari
konsep diri negatif hampir merupakan lawan dari yang
pertama. Disini konsep diri itu terlalu stabil dan terlalu
teratur, dengan kata lain kaku. Mungkin karena dididik
dengan sangat keras, individu tersebut menciptakan diri
yang tidak mengizinkan adanya penyimpangan dari
seperangkat hukum besi yang dalam pikirannya
merupakan cara hidup yang tepat.

KONSEP DIRI POSITIF


Dasar dari konsep diri yang positif
bukanlah
kebanggaan
yang
besar
tentang
diri
tetapi
lebih
berupa
penerimaan diri. Kualitas ini lebih
mungkin mengarah kepada kerendahan
hati
dan
kedermawanan
daripada
kepada keangkuhan dan keegoisan.

Komponen kognitif
disebut sebagai
citra diri (self
image)
komponen afektif
adalah harga diri
(self esteem).

Citra merupakan kesan atau impresi seseorang terhadap


sesuatu. Citra merupakan persepsi yang terbentuk
dalam benak manusia.
Citra diri adalah imajinasi yang dimiliki seseorang atas
dirinya sendiri, imajinasi tersebut seperti rekaman
video seseorang mengenai dirinya sendiri (Leo, 2006).
Siapa saya, yaitu bagaimana kita menilai keadaan
pribadi seperti tingkat kecerdasan, status sosial
ekonomi keluarga atau peran lingkungan sosial kita.
Saya ingin jadi apa, kita memiliki harapan-harapan dan
cita-cita ideal yang ingin dicapai yang cenderung tidak
realistis. Bayang-bayang kita mengenai ingin jadi apa
nantinya, tanpa disadari sangat dipengaruhi oleh
tokoh-tokoh ideal yang yang menjadi idola, baik itu
ada di lingkungan kita atau tokoh fantasi kita.
Bagaimana orang lain memandang saya, pertanyaan
ini menunjukkan pada perasaan keberartian diri kita
bagi lingkungan sosial maupun bagi diri kita sendiri.

Harga Diri
Rasa kita ttg nilai diri
Evaluasi di mana seseorang
membuat atau mempertahankan diri
Bergantung pada persepsi
seseorang ttg ideal diri
Bersumber dari diri sendiri dan org
lain

Konsep diri akan menentukan


penghargaan yang diberikan pada
diri (self esteem)
self
esteem
ini
meliputi
penghargaan terhadap diri sebagai
manusia yang memiliki tempat di
lingkungan sosial. Penghargaan ini
akan
mempengaruhi
dalam
berinteraksi dengan orang lain.

Konsep diri ini mempunyai sifat yang


dinamis, artinya tidak luput dari
perubahan. Ada aspek-aspek yang bisa
bertahan dalam jangka waktu tertentu,
namun ada pula yang mudah sekali
berubah sesuai dengan situasi sesaat.
Misalnya, seorang merasa dirinya
pandai dan selalu berhasil mendapatkan
nilai baik, namun suatu ketika dia
mendapat angka merah. Bisa saja saat
itu ia jadi merasa bodoh, namun
karena dasar keyakinannya yang positif,
ia berusaha memperbaiki nilai.

keadaan ketika
individu mengalami
evaluasi diri negatif
mengenai diri atau
kemampuan diri.
(Lynda Juall
Carpenito-Moyet,
2007)
Ditandai dg
perasaan tidak
berharga, tidak
berarti, dan merasa
rendah diri yang
berkepanjangan

Gangguan harga
diri adalah
keadaan ketika
individu
mengalami atau
beresiko
mengalami
evaluasi diri
yang negatif
tentang
kemampuan atau
diri. (Carpenito,
Lynda JuallMoyet, 2007)

Situasional, yaitu terjadi trauma yang tibatiba, misalnya harus operasi, kecelakaan,
dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan
kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban
perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).
Pada klien yg dirawat dpt terjadi HDR karena :

Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya :

pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan


alat yang tidak sopan (pencukuran pubis, pemasangan
kateter, pemeriksaan perneal).
Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang
tidak tercapai karena dirawat/sakit/penyakit.
Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai,
misalnya berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa
penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan.
Kondisi ini banyak ditemukan pada klien gangguan
fisik

Gangguan penampilan peran adalah


berubah atau terhenti fungsi peran
yang disebabkan oleh penyakit, proses
menua, putus sekolah, putus hubungan
kerja.
Pada klien yang sedang dirawat di
rumah sakit otomatis peran sosial klien
berubah menjadi peran sakit. Peran klien
yang berubah adalah :
Peran
Peran
Peran

dalam keluarga
dalam pekerjaan/sekolah
dalam berbagai kelompok

Klien tidak dapat melakukan peran yang biasa


dilakukan selama dirawat dirumah sakit. Atau
setelah kembali dari rumah sakit, klien tidak
mungkin melakukan perannya yang biasa.
Tanda dan gejala yang dapat dikaji :
1. Mengingkari ketidakmampuan menjalankan
peran
2. Ketidakpuasan peran
3. Kegagalan menjalankan peran yang baru
4. Ketegangan menjalankan peran yang baru
5. Kurang tanggung jawab
6. Apatis/bosan/jenuh dan putus asa
Masalah keperawatan yang mungkin muncul :
1. Perubahan penampilan peran
2. Gangguan harga diri rendah
3. Keoutusasaan
4. ketidakberdayaan

Kehilangan (loss) adalah suatu situasi


aktual maupun potensial yang dapat
dialami individu ketika terpisah dengan
sesuatu yang sebelumnya ada, baik
sebagian atau keseluruhan, atau terjadi
perubahan dalam hidup sehingga terjadi
perasaan kehilangan.

1. Kehilangan yang nyata ( actual loss)

kehilangan orang atau objek yang tidak lagi


dirasakan, dilihat, diraba
Ex. Kehilangan anggota tubuh, anak, peran,
hubungan.

2. Kehilangan

yang dirasakan (Perceived loss)

kehilangan yang sifatnya unuk menurut orang


yang mengalami kedukaan.
Ex. Kehilangan harga diri, percaya diri

1. Anak anak
kehilangan dapat mengancam untuk
berkembang regresi takut
ditinggal dan sepi
2. Remaja atau dewasa muda
kehilangan dapat menyebabkan
desintegrasi dalam keluarga
3. Dewasa tua
kehilangan khususnya kematian
pasangan hidup pukulan berat dan
menghilangkan semangat

Berduka (grieving) merupakan reaksi


emosional terhadap kehilangan.
Berduka diwujudkan dalam berbagai
cara yang unik pada masing-masing
orang dan didasarkan pengalaman
pribadi, ekspektasi budaya, dan
keyakinan spiritual yang dianutnya.
Berkabung adalah periode
penerimaan terhadap kehilangan dan
berduka.
Berkabung terjadi dalam masa
kehilangan dan sering dipengaruhi
oleh kebudayaan atau kebiasaan .

1. Berduka normal
Perasaan, perilaku, dan reaksi yang normal
2. Berduka antisipatif
Proses melepaskan diri yang muncul sebelum
kehilangan sesungguhnya terjadi.
3. Berduka yang rumit
Seseorang sulit maju ke tahap berikutnya.
Berkabung tidak kunjung berakhir.
4.Berduka tertutup
Kedukaan akibat kehilangan yang tidak dapat
diakui secara terbuka.

Tahap respon berduka menurut Kubler


Ross :

Denial

Anger

Bargainning

Depression

Acceptance

Reaksi pertama
Syok, tidak percaya, mengerti, atau
mengingkari kenyataan.
Reaksi fisik :
- Letih
- lemah
- pucat
- mual
- diare
- menangis
- gangguan pernafasan
- gelisah
- detak jantung cepat
- tidak tahu berbuat apa
Berlangsung beberapa menit hingga
beberapa tahun

Individu menolak kehilangan.


Kemarahan timbul sering
diproyeksikan kepada orang lain atau
dirinya sendiri.
Perilaku :
- agresif
- bicara kasar
- menyerang orang lain - menolak
pengobatan
- menuduh dokter atau perawat tidak
kompeten
Respon fisk :
- muka merah
- denyut nadi
cepat
- gelisah
- susah tidur
- tangan mengepal

Penundaan kesadaran atas


kenyataan terjadinya kehilangan.
Berupaya melakukan tawar
menawar dengan memohon
kemurahan Tuhan.

Menunjukan sikap menarik diri


Kadang bersikap sangat penurut
Tidak mau bicara
Menyatakan keputusasaan
Rasa tidak berharga
Bisa muncul keinginan bunuh diri
Gejala fisik :
- menolak makan
- susah tidur
- letih
- libido turun

Reorganisasi perasaan kehilangan


Pikiran tentang objek yang hilang akan
mulai berkurang atau hilang beralih ke
objek baru.
Menerima kenyataan kehilangan
Mulai memandang ke depan.
Apabila dapat memulai tahap ini dan
menerima dengan perasaan damai
tuntas
Apabila kegagalan masuk ketahap
penerimaan mempengaruhi dalam
mengatasi perasaan kehilangan
selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai