Anda di halaman 1dari 8

1. Apakah Eksistensialisme?

2. Konsep konsep dasar


Being in the world (hadir dalam dunia)
 Umwelt : menyadari sensasi fisik kita seperti rasa sakit, senang, lapar, hangat,
dll
 Mitwelt : menyadari hubungan sosial kita seperti, pikiran dan perasaan kita
tentang oranglain
 Eigenwelt : introspeksi memahami diri kita sendiri

Nonbeing (ketidakhadiran)
 Kehilangan, kematian, ketiadaan
3. Ajaran-ajaran Eksistensialisme
 Kecemasan
 Rasa bersalah : Rasa bersalah muncul ketika manusia menyangkal
potensinya
 Intensionalisme : pemberian makna pada pengalaman
 Perhatian, cinta dan kehendak
 Seks : dorongan biologis
 Eros : keinginan untuk bersatu dg org lain
 Filia : persahabatan atau persaudaraan
 Agape : pemberian diri seseorang kepada yang lain
 Kebebasan dan takdir : manusia adalah makhluk terbatas
 Kekuatan mitos : cinta, kelahiran, kematian, pernikahan, dll
 Psikopatologi : kurang nya kemampuan untuk mengetahui org lain &
berbagi
 Psikoterapi : tujuannnya membuat manusia bebas untuk membantu klien
mengaktualisasikan potensnya
1. Tahap Kepolosan : Tahap pra-ego, tahap pra
kesadaran diri yang ada pada diri bayi. Kepolosan
adalah tahap pra-moral, artinya tidak bisa dianggap
baik maupun jelek.

2. Tahap Pemberontakan : Tahap di mana ego atau


kesadaran diri anak-anak dan remaja mengalami
perkembangan ke arah perlawanan terhadap orang
dewasa. Perkembangan dari sikap “tidak” anak-
anak menjadi sikap “sekali tidak, tetap tidak” para
remaja.
3. Tahap Awam : Tahap ego orang dewasa yang normal.
Ego ini bersifat konvensional dan sedikit
membosankan. Mereka telah belajar tanggung jawab,
tapi merasakannya sebagai beban yang terlalu berat
sehingga berusaha berontak dari kekangan nilai-nilai
konformitas dan tradisional.

4. Tahap Kreatif : Tahap kedewasaan otentik, tahap


eksistensial yang telah melampaui keegoan dan
berusaha mencari aktualisasi diri. Pribadi seperti ini
adalah orang-orang yang menerima nasib, menghadapi
kecemasan dengan sikap berani.
 Frankl mempelopori suatu model psikoterapi yang
disebut “logoterapi”. Yang berasal dari kata Yunani
“Logos” yang berarti pelajaran, kata, roh, Tuhan
atau makna. Logoterapi secara umum dapat
digambarkan sebagai corak psikologi atau psikiatri
yang mengakui adanya dimensi kerohanian pada
manusia disamping dimensi ragawi dan jiwa
 Teori tentang kodrat manusia dalam logoterapi dibangun atas
tiga asumsi dasar, yang saling menopang antara satu dengan
yang lainnya:
 Kebebasan bersikap dan berkehendak (the freedom to
will)
 Kehendak untuk hidup bermakna (the will to meaning)
  Makna hidup (the meaning of life) 

 Menurut Frankl, aktualisasi diri hanya dapat dicapai


dengan pemenuhan akan makna, pemenuhan akan makna
hidup seseorang tergantung pada pengalaman sehingga hal
tersebut akan menjadi unik untuk setiap individu karena
tidak ada seorang pun dari kita yang memiliki pengalaman
hidup yang sama.
 Ada tiga asas utama logoterapi, yaitu:

 a. Pertama, hidup itu tetap memiliki makna (arti)dalam setiap situasi,


bahkan dalam penderitaan dan kepedihan sekalipun. Makna adalah
sesuatu yang dirasakan penting, benar, berharga dan didambakan serta
member nilai khusus bagi seseorang dan layak dijadikan tujuan hidup.

 b. Kedua, setiap manusia memiliki kebebasan yang hamper tak terbatas


untuk menemukan sendiri makna hidupnya. Makna hidup dan sumber-
sumbernya dapat ditemukan dalam kehidupan itu sendiri, khususnya
pada pekerja dan karya bakti yang dilakukan, serta keyakinan terhadap
harapan dan kebenaran penghayatan atas keindahan, iman, dan cinta
kasih.

 c. Ketiga, setiap manusia memiliki kemampuan untuk mengambil sikap


terhadap penderitaan dan peristiwa tragis yang tidak dapat dielakkan lagi
yang menimpa diri sendiri dan lingkungan sekitar, setelah upaya
mengatasinya telah dilakukan secara optimal tetap berhasil.

Anda mungkin juga menyukai