Anda di halaman 1dari 4

Nama : Alya Rifani Nurhaliza

Npm : 202101500819
Kelas : R2L
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan

Bab III Mengapa Manusia Berinteraksi Dengan Dunia Luar


1. Tenaga – tenaga pendorong pada Manusia
Manusia sebagai individu hidup dalam suatu dunia yang bukan dirinya sendiri, tetapi
yang mutlak diperlukan untuk hidupnya. Tanpa dunia luar itu ia pasti mati. Untuk
mencukupi kebutuhan hidupnya, melangsungkan dan mngembangkannya, manusia
membutuhkan makanan, udara, juga memerlukan persahabatan,ilmu
pengetahuan,persekutuan dan kesusilaan.
Daya-daya yang mendorong manusia diri dalam untuk melakukan perbuatan itu kita sebut
dorongan nafsu (driften). Dorongan nafsu adalah kekuatan pendorong maju yang memaksa
dan mengejar kepuasan dengan jalan mencari,mencapai sesuatu yang berupa benda-benda
ataupun nilai-nilai yang tertentu.
Manusia adalah makhluk yang belum selesai,belum lengkap dan yang membutuhkan
dunia luar untuk berkembang mencapai kesempurnaannya,baik jasmani maupun rohani.
Dorongan nafsu adalah bentuk penjelmaan hidup yang tertentu.
Manusia sebagai makhluk yang “sadar” akan diri sendiri,akan dapat menyadari
bahwa ia “di dorong”, ia merasa bahwa ada sesuatu dalam dirinya yang mendorong berbuat
dan bertindak.
Dalam garis besarnya, dorongan nafsu dibagi menjadi 3 golongan,yaitu :
1. Dorongan Nafsu Mempertahankan Diri : mencari makanan jika ia lapar,
menghindarkan diri dari bahaya,menjaga diri agar tetap sehat, mencari kehidupan
untuk hidup tetap aman.
2. Dorongan Nafsu Mengembangkan Diri : dorongan ingin tahu, melatih dan
mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya.
3. Dorongan Nafsu Mempertahankan Jenis : terjelma dalam adanya perjodohan dan
perkawinan serta dorongan untuk memelihara dan mendidik anak.
Adapula yang membagi dorongan nafsu menjadi 4 macam,yaitu :
1. Dorongan Nafsu Vital (Hayati) : Daya pendorong dalam diri manusia yang diarahkan
pada tercapainya nilai-nilai atau benda-benda yang berfaeah bagi organisme (jasad)
2. Dorongan Nafsu Egois : Nafsu ini mendorong manusia kepada penghayatan akan
kepercayaan kepada diri sendiri,menghargai diri, kemerdekaan batin dan perasaan
tanggung jawab.
3. Dorongan Nafsu Sosial : Nafsu ini mendorong manusia untuk berkumpul dan
mengadakan kontak dengan manusia lain,berupa persahabatan,perkawinan,dsb.
4. Dorongan Nafsu Supra Sosial : Dorongan Nafsu ini diarahkan kepada penghayatan
atas perhubungan dengan Yang Maha Kuasa,sebagai asal segala yang ada.
Yang menjadi dasar pembagian menjadi 4 macam dorongan nafsu itu ialah nilai-nilai atau
benda-benda yang hendak dicapai (harus dicapai agar dapat berkembang
kemanusiaannya),yaitu :
a. Apa yang dibutuhkan manusia guna mempertahankan dan mengembangkan
jasadnya : nilai-nilai vital (hayati)
b. Apa yang dibutuhkan manusia untuk dapat “sebagai manusia”. Segala nilai-nilai yang
dibutuhkan dan mengembangkan aku sebagai manusia (sebagai individu)
c. Apa yang dibutuhkan manusia untuk dapat hidup “sebagai manusia”. Segala nilai-
nilai untuk mempertahankan mengembangkan aku sebagai makhluk social.
d. Apa yang dibutuhkan manusia untuk dapat hidup “ sebagai manusia”. Segala nilai-
nilai yang mengembangkan dan mempertahankan manusia sebagai makhluk yang
diciptakan oleh Tuhan.

2. Daya -daya/Alat-alat Interaksi Manusia Dengan Dunia Luar


Macam-macam daya yang terpenting,antara lain :
1. Pengamatan : suatu daya jiwa untuk memasukkan kesan-kesan dari luar melalui atau
dengan menggunakan alat indera. Fungsi pengamatan ini disebut fungsi reseptif
(menerima) dan berlaku pada masa sekarang. Faktor-faktor penyebab terjadinya
suatu pengamatan:
a. Perangsang
b. Alat indera
c. Otak
d. Perhatian

2. Ingatan : daya untuk menyimpan dan mengeluarkan kesan-kesan. Dari hasil


penyelidikan psikologi, bahwa ingatan pada anak-anak dibawah umur 10 tahun pada
umumnya masih tercampur dan dikuasai oleh fantasinya. Ingatan anak yang
berkembangan dengan baik diantara umur 10-14 tahun. Diatas umur 14 tahun
kekuatan menerima pelajaran masih selalu bertambah, tetapi kekuatan mengingat-
ingat makin berkurang (terutama ingatan mekanisnya)

3. Fantasi : daya jiwa untuk menciptakan tanggapan-tanggapan atau kesan-kesan yang


baru dengan bantuan tanggapan-tanggapan yang sudah ada. Menurut Montessori
(seorang ahli didik Italia), berpendapat bahwa fantasi itu tidak baik dikembangkan
pada diri anak-anak karena melatih fantasi pada anak-anak itu berarti mengajar
berdusta. Sedangkan Frobel (ahli diidk Jerman) berpendapat bahwa fantasi itu perlu
dan penting sekali dikembangkan pada diri anak-anak karena anak-anak
diperbolehkan memilih dan menggunakan alat-alat permainan di sekolahnya dengan
bebas.

4. Perasaan : gema psikis yang biasanya selalu menyertai setiap pengalaman dan
setiap daya psikis yang lain. Perasaan merupakan daya yang sangat penting
dibandingkan pada daya pengamatan, ingatan, dan fantasi. Intensitas perasaan
adalah kuat lemahnya perasaan yang dihayati seseorang tidak sama dengan orang
lain meskipun mungkin obyeknya sama. Jika suatu perasaan pada seseorang menjadi
sangat kuat disebut afek. Kant membedakan afek menjadi:

a. Afek Stenis, ialah yang dapat menimbulkan kekuatan dan menghebatkan


perbuatan-perbuatan seseorang, misal: orang yang marah sekali.
b. Afek Astenis, ialah yang membawa persaan kehilangan kekuatan pada diri
seseorang, misal: orang sangat sedih.
Jenis -jenis perasaan :
A. Jasmani
1. Perasaan Indrani : Panas,dingin,asam,pahit,manis,keras,lunak.
2. Perasaan Naluri : Takut, marah,perasaan seksual.
3. Perasaan Vital : Lapar,haus,sakit,Lelah,kenyang.
B. Rohani
1. Perasaan Intelek: Perasaan-perasaan yang kita hayati bila kita memperoleh
pengetahuan sesuatu. Perasaan ini merupakan jenis perasaan yang timbul bila
orang dapat memecahkan sesuatu soal, atau mndapatkan hal-hal yang baru
sebagai hasil kerja dari segi intelektualnya.

2. Perasaan Etis (Susila): Perasaan ini timbulkan kalau orang mengalamni hal-hal
yang baik atau buruk menurut norma kesusilaan. Hal-hal yang baik akan
menimbulkan perasaan yang positif,dan sebaliknya.

3. Perasaan Estetis (keindahan): Perasaan ini timbul kalau orang mengamati


sesuatu yang indah atau yang jelek. Yang indah menimbulkan perasaan yang
positi,dan sebaliknya.

4. Perasaan Kemasyarakatan (social): Perasaan ini timbul dalam hubungan dengan


orang lain.

5. Religius (Keagamaan): Perasaan ini berkaitan dengan kekuasaan tuhan. Salah


satu kelebihan manusia sebagai makhluk tuhan adalah dianugerahkan
kemampuan mengenal tuhannya.
6. Perasaan Harga Diri: perasaan ini dapat posotif,yaitu timbul kalau orang
mendapatkan penghargaan terhadap dirinya. Perasaan ini juga dapat
negative,yaitu bila orang mendapatkan kekecewaan.

Kesimpulannya adalah : Sudah menjadi kodratnya manusia sebagai makhluk social


dimana tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari manusia dan makhluk
hidup. Salah satu alasan manusia melakukan interaksi adalah untuk memenuhi
kebutuhan hidupya. Dan manusia bisa mati kalau tidak berinteraksi dengan makhluk
yang lainya.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai