Anda di halaman 1dari 9

MATERI UAS PSIKOLOGI

EMOSI DAN PERASAAN


A. Pengertian emosi
Pengertian menurut Kartono (1987)
tergugahnya perasaan yang disertai dengan perubahan-perubaahan dalam
tubuh,
sebagai contoh : menegang, jantung berdebar.
Dengan emosi, manusia dapat : senang, sedih, cemburu, cinta, aman, takut,
semangat, merasa jijik dll.
Secara umum emosi adalah Manifestasi perasaan yang disertai gejala fisiologik,
karena ada peristiwa yang menimpanya. Emosi sebagai gejala kejiwaan
berhubungan dengan gejala kejasmanian. Apabila individu mengalami emosi,
dalam diri individu itu, akan terjadi perubahan dalam kejasmaniannya.
B. Bentuk dan reaksi emosi
Afek adalah perasaan yang menguasai segenap hidup jiwa dan tidak bisa
dikontrol serta dikuasai oleh pikiran.Biasanya afek disertai reaksi jasmaniah, yaitu
peredaran darah, denyut jantung, dan pernapasan yang cepat atau menjadi lemah.
• Emosi merupakan mekanisme bawah sadar yang mengontrol perilaku
• Perasaan merupakan representasi emosi yang disadari / tidak disadari.
• Bersifat subyektif - detail
C. 4 Komponen Emosi Menurut Atkinson R.L., dkk,
1. Respon atau reaksi tubuh internal - bila marah suara menjadi tinggi dan gemetar
2. Keyakinan atau penilaian kognitif – kegembiraan saat diterima disalah satu
perguruan tinggi ternama
3. Ekspresi wajah– apabila merasa benci pada seseorang, mungkin akan
mengerutkan dahi atau kelopak mata menutup sedikit
4. Reaksi terhadap emosi– marah-marah menjadi agresi atau gembira hingga
meneteskan air mata.
D. Fungsi Emosi
1. Fungsi adaptif
2. Komunikasi
3. Hubungan social
4. Perkembangan Moral dan social
5. Sumber kesenangan dan sakit
E. Teori – teori emosi
1. Logika umum (Common Sense)
Stimulus mendorong emosi menghasilkan perasaan emosi, dan kemudian
perasaan ini menghasilkan perubahan fisiologis dan perilaku.
2. Teori James-Lange
Stimulus memprovokasi emosi secara langsung utk menghasilkan perubahan
fisiologis dan perilaku, dan kemudian peristiwa ini menghasilkan perasaan emosi.
3. Teori Cannon-Bard
Stimulus memprovokasi emosi mengaktifkan pusat otak yang disebut "thalamus",
yang secara bersamaan mengirimkan pesan ke korteks, menghasilkan perasaan
emosi, untuk organ, gairah, dan otot rangka, dan perilaku
4. Facial Feedback Hypothesis
Otot-otot wajah mengirim pesan ke otak bahwa keduanya mengidentifikasi emosi
yang kita rasakan dan mengintensifkan itu
5. Lazarus’ Cognitive Theory
Berdasarkan "penilaian kognitif", kita memutuskan jika situasi positif, negatif, atau
netral. Sebuah penilaian positif atau negatif memicu gairah baik fisiologis dan
rasa emosi.
F. 10 Dasar emosi
1. Joy = gembira
2. Surprise = terkejut
3. Anger = marah
4. Contempt = mengejek
5. Shame = malu
6. Interest – Excitement = tertarik
7. Sadness = sedih
8. Disgust = jijik
9. Fear = takut
10. Guilt = merasa salah
G. Emotion Tetrahedron
• Pertama
- ada emosi yang baik (beneficent) : emosi yang bermanfaat atau positif dan
- adaemosi yang buruk (Maleficent) : emosi jahat atau negatif,.
• Kedua,
- Ada emosi aktif yg menyebabkan motivasi dan semangat.
- Ada emosi pasif penyebab kelesuan, tidak aktif dan kemalasan.
Ada empat permutasi:
Aktif positif: gembira bekerja, berusaha mencapai target yang maksimal
Pasif positif: berusaha mencapai kepuasan atau kebahagiaan
Aktif negatif: ekspresi kebencian atau kemarahan
Pasif negatif: depresi, putus asa
H. Perasaan
Gejala psikis yang bersifat subyektif, berhubungan dengan gejala-gejala mengenal
Dialami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf.
Perasaan dibedakan menjadi 2:
1. Perasaan Jasmaniah (rendah)
Perasaan Indriah perasaan yang berhubungan dengan perangsang panca
indera seperti asin, pahit, sedap, dsb.
Perasaan Vital perasaan yang berhubungan dengan keadaan jasmani seperti
perasaan segar, loyo, tidak berdaya, dsb.
2. Perasaan Rohaniah (luhur)
Perasaan keagamaanberhubungan dengan agama
Perasaan intelektualberhubungan dengan hasil kerja pikiran
Perasaan kesusilaanberhubungan dengan tata krama
Perasaan keindahanberhubungan dengan seni
Perasaan social berhubungan dengan sesama manusia
Perasaan harga diriberhubungan dgn penilaian orang lain trhdp diri sendiri.
Perasaan dalam arti sempit: suatu rasa yang berkaitan dengan situasi konfrontasi
antara harga diri dengan harga yang lain, sehingga
menimbulkan nilai yang berbeda-buda rasanya bagi
tiap orang
Perbedaan emosi dan perasaan
- Emosi mempunyai intensitas lebih kuat dari perasaan.
- Emosi dapat menimbulkan gangguan organis, sedang perasaan tidak
dapat.
Macam – macam perasaan
Simpati
kecenderungan untukmerasakan seperti perasaan orang lain (feeling with another
person).
Empati
ikut ambil bagian dalam perasaan orang lain, dan dirasakan seolah-olah ikut
mengalaminya (feeling into a person).

PERILAKU ABNORMAL
A. Pengertian perilaku abnormal
Perilaku pribadi abnormal adalah perilaku yang menyimpang jauh dari
perilaku normal atau berbeda dari keadaan integrasi ideal.Menurut Atkinson
R.L. dkk, dalam Purwanto, Heri (1998), perilaku abnormal dapat ditinjau dari
beberapa segi, sebagai berikut.
• Dikatakan perilaku abnormal jika secara statistik jarang atau menyimpang
dari normal, jadi tidak sesuai dengan perilaku masyarakat umumnya.
• Maladaptif, memiliki pengaruh buruk pada individu atau masyarakat
• Menyimpang dari norma sosial, perilaku yang menyimpang secara jelas dari
standar atau norma dalam masyarakat
• Distres pribadi, adanya perasaan distres subyektif individu.
B. Penyebab perilaku abnormal
1. Faktor keturunan, seperti idiopathy, psikosis, neurosis, idiocy dan psikosa
sifilitik
2. Faktor sebelum lahir, yaitu terjadi pada ibu karena kekurangan nutrisi, infeksi,
luka, keracunan, menderita penyakit, menderita psikosis, dan trauma pada
kandungan
3. Faktor ketika lahir, seperti, kelahiran dengan alat, asphyxia, premature, atau
primogeniture
4. Faktor setelah lahir, seperti, pengalaman traumatik, kejang atau stuip, infeksi
pada otak atau selaput otak, kekurangan nutrisi dan faktor psikologis.
C. Jenis-jenis prilaku abnormal
 Psikopat
Disebut juga psikopati atau sosiopatik ialah bentuk kekalutan mental yang
ditandai dengan tidak adanya pengorganisasian dan pengintegrasian pribadi.
Psikopat adalah kelainan tingkah laku berbentuk tingkah laku antisosial,
seolah-olah tidak mempunyai hati nurani, berbuat semaunya sendiri tanpa
mempertimbangkan kepentingan orang lain. Dalam bentuk ekstrimnya dapat
menjadi pembunuh berdarah dingin atau penipu ulung.
psikopat bersumber dari kelakuan menyimpang pada masa kanak-kanak dan
kenakalan remaja :
 Tidak pernah membentuk keterikatan yang baik dengan orang tua atau
pengganti orang tua.
 Suka melawan terhadap hal-hal yang dilarang oleh masyarakat, karena biasa
dimanja dan merasa diperlakukan tidak adil.
 Membutuhkan penerimaan orang lain dan ada perasaan bersalah, tetapi tidak
terjalin dengan baik dalam kepribadian keseluruhannya.
Ada 4 prilaku psikopat menurut Sunaryo, (2004).
1. Simpatik
Memiliki ciri simpatik, mudah bergaul, disukai, ramah, tingkah lakunya sopan
dan menarik, mudah mendapat kepercayaan dan perhatian, berperilaku baik,
yang digunakan untuk menipu atau menjerumuskan orang lain. Dapat
ditemukan pada individu yang memiliki pendidikan tinggi, tetapi kelakuannya
tidak bertanggung jawab.
2. Pendendam dan pemberontak
Gemar memusuhi dan memberontak terhadap hal-hal yang tidak disukainya,
misalnya memiliki kebiasaan mudah marah, agresi lisan maupun fisik, cepat
menyerang, membandel, keras kepala, sering membantah, dan melawan.
3. Hipokondriasis dan tidak adekuat
banyak mengeluh sakit, fisik seolah tidak berdaya sebagai alasan tidak mau
bekerja, suka berbohong, banyak keluhan dan mengharap selalu mendapat
bantuan orang, hidupnya ibarat benalu (merugikan orang lain).
4. Antisosial
sama sekali tidak peduli akan kepentingan orang lain, orang lain tidak
diperhatikan, melakukan perbuatan yang berulang-ulang dan berbenturan
dengan nilai-nilai sosial atau hukum. Psikopat jenis ini dapat mencuri,
membunuh, dan melakukan kejahatan seks tanpa ia sendiri merasa bersalah
atau berdosa.
 Defisiensi moral
Defisiensi moral atau dikenal dengan sebutan defect moral, dicirikan dengan
individu yang hidupnya delinquent, selalu melakukan kejahatan (crimes), dan
berperilakuantisosial, tetapi tidak ada penyimpangan atau gangguan pada
inteleknya. Penyebab utama adalah terpisah dengan orang tua pada usia kurang
dari 3 tahun.
Perilaku abnormal adalah defisiensi moral yang dikelompokkan menjadi dua:
1. Damage children.
Sikap ini terjadi akibat terlalu lama terpisah dengan ibunya sejak masa bayi.
Sikap dan perilakunya antara lain, suka protes, badung, suka melawan,
depresi, tindakan meledak-ledak, egoistis, tindakan kasar, tidak mengenal
ampun, dan tidak tahu rasa belas kasihan.
2. Juvenile delinquency
Anak-anak muda (di bawah umur 18 tahun), yang selalu melakukan kejahatan
dan melanggar hukum, yang dimotivasi oleh keinginan mendapatkan
perhatian, status sosial dan penghargaan dari lingkungan.
 Abnormalitas seksual
perilaku seksual abnormal adalah perilaku seks yang tidak dapat menyesuaikan diri,
bukan saja dengan tuntutan masyarakat, tetapi juga dengan kebutuhan individu
mengenai kebahagiaan, perwujudan diri sendiri atau peningkatan kemampuan
individu untuk mengembangkan kepribadiannya menjadi lebih baik. Abnormalitas
dibagi menjadi 3 golongan yaitu:
 Dorongan seksual yang abnormal, seperti prostitusi, perzinahan, sedukasi,
frigiditas, impotensi, ejakulasi dini, nimfomania, satyriasis, dispareunia, dan
anorgasme.
 Partner seks yang abnormal, seperti homoseksualitas, lesbianisme, bestiality,
zoofilia, nekrofilia, pornografi, pedofilia, fetisisme, dan sebagainya
 Cara abnormal dalam pemuasan, seperti onani dan masturbasi, sadisme,
masokisme dan sadomasokisme, voyeurism, exhibionisme, transvestitisme
dan transeksualisme.

KONSEP STRES DAN ADAPTASI


A. Pengertian stres
Stres adalah segala situasi dimana tuntutan non spesifik mengharuskan seorang
individu untuk berespon atau melakukan tindakan (selye,1976). Persepsi atau
pengalaman individu terhadap perubahan besar menimbulkan stres.
Stresor adalah stimuli yang mengawali atau mencetuskan perubahan. Stresor
dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Stresor internal (dari dalam diri)
Contoh: demam, kehamilan atau menaupause, emosi.
2. Stresor eksternal (dari luar diri)
Contoh:Perubahan suhu lingkungan, peran keluarga dan sosial, atau tekanan
darp pasangan.
B. Faktor yang mempengaruhi respon:
• Intensitas
• Cakupan
• Durasi
• Jumlah dan sifat stresor
C. Jenis-jenis stres :
1. Stress fisik
2. Stress kimiawi
3. Stress mikrobiologis
4. Stress fisiologis
5. Stress proses tumbuh kembang
6. Stress psikologis atau emosional
D. Respon psikologi terhadap stres
• Kecemasan
Respon yang paling umum, emosi yang tidak menyenangkan istilah
“kuatir, tegang,prihatin,takut”. Fisik “jantung berdebar, keluar keringat
dingin, mulut kering, tekanan darah tinggi dan susah tidur”
• Kemarahan dan agresi
Agresi ialah kemarahan yang meluap-luap, dapat melakukan serangan
secara kasar yang tidak wajar.Kadang-kadang disertai perilaku kegilaan,
tindak sadis dan usaha membunuh orang.
• Depresi
Keadaan yang ditandai dengan hilangnya gairah dan semangat.
Terkadang disertai rasa sedih.
Hans Selye (1946,1976) 2 respon fisiologis tubuh terhadap stress :
1. Local Adaptation Syndrome (LAS)
Tubuh menghasilkan banyak respons setempat terhadap stress. Respon
setempat ini termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka, akomodasi
mata terhadap cahaya, dll. Responnya berjangka pendek.
2. General Adaptation Syndrome (GAS)
Merupakan respon fisiologis dari seluruh tubuh terhadap stres. Respon yang
terlibat didalamanya adalah sistem saraf otonom dan sistem endokrin.
E. Adaptasi terhadap sensor
Adaptasi adalah proses dimana dimensi fisiologis dan psikososial berubah dalam
berespon terhadap stres
F. Cara menangani stres
1. Peningkatan kesehatan dengan olahraga secara teratur
2. Humor
3. Nutrisi dan diet
4. Istirahat
5. Teknik relaksasi
6. Spiritual
7. Mengurangi situasi yang menegangkan

KONSEP DAN TEORI BEAJAR


A. Definisi belajar
 Gagne
“Learning is process of which certain kind of living organisme are capable”.
Belajar tidak hanya terjadi pada manusia melainkan juga makhluk hidup lain.
 Mc.Conn.L
“Learning is a process by which an individual though his activity become
changed in his behaviour. Learning is the modification of behavior through
experiences and training”. Belajar adalah proses dimana seseorang melalui
kegiatannya menjadi berubah tingkah lakunya, perubahan tingkah laku tersebut
karena pengalaman yang diperoleh seseorang terjadi secara disengaja / secara
sadar.
 Robinson
“learning as knowladge got by study”. Belajar merupakan adanya kesadaran dan
kemauan pada diri individu untuk belajar, sehingga memperoleh pengetahuan
untuk mengubah tingkah lakunya.
 Harold Spears
“Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to
listen, to follow direction”.belajar adalah mengamati, membaca, meniru,
mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu.
 Bernars
“Learning is s relatively permanent change in behaviour that accurs as a result
of practice or experiences”.Intinya tetap pada perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman dan latihan. Apabila ada pengalaman atau kegiatan yang
dialami oleh seseorang baik berupa latihan atau bukan akan tetapi menimbulkan
perubahan yang relatif permanen maka hal tersbeut dapat dikatakan belajar,
batapapun kecilnya.
B. Ciri – ciri belajar
1. Menghasilkan perubahan baik aktual dan potensial
2. Menjadi kemampuan baru yang berlaku relatif lama
3. Karena usaha sendiri
Ciri menurut Robert Gagne sebagai berikut:
1. Belajar adalah proses dalam diri manusia
2. Belajar pasti melibatkan interaksi dengan lingkungan
3. Belajar dapat disimpulkan terjadi apabila ada suatu perubahan tingkah laku si
pebelajar
C. Prinsip-prinsip belajar
• Belajar merupakan perkembangan yang terus menerus artinya selama si
pebelajar masih hidup dan berinteraksi dengan lingkunganya.
• Belajar hendaknya mempunyai tujuan bagi si pebelajar
• Belajar adalah suatu proses aktif bagi si pebelajar
• Belajar merupakan kegiatan atau aktivitas yang melibatkan panca indra
• Belajar hendaknya menantang dan memberikan kepuasan.
• Belajar hendaknya menghasilkan pengertian fungsional
• Belajar memerlukan banyak pengalaman
D. Faktor-faktor yang memengaruhi belajar
- Bahan atau hal yang harus dipelajari
- Faktor lingkungan
- Faktor instrumental
- Kondisi individual
E. Teori belajar
 Teori behavioristik
Pembelajaran diartikan sebagai proses pembentukan hubungan antara
rangsangan (stimulus) dan balas (respon).
a. Koneksionisme : membentuk kesan panca indra
b. Classical Conditioning: menciptakan manipulasi lingkungan
c. Systimatic Behaviour : membentuk sikap sistematik
d. Contigous Conditioning : menciptakan kondisi pembinaan
 Teori kognitif
proses mental yang aktif untuk mencapai, mengingat dan menggunakan
pengetahuan.
 Teori konstruktivisme
Pengetahuan dikonstruksikan, bukan dipersepsikan secara langsung oleh indra.
 Teori spekulatif
Teori yang dikelompokan kedalam konsepsi pemikiran yang dirumuskan
mengenai bagaimana proses terjadi
o Misal :scholastic, yang menyatakan belajar itu pada intinya adalah
ulangan, artinya pada hakikatnya belajar adalah mengulang-ulang materi
yang harus dipelajari.
o Kontrareformasi, menyatakan bahwa yang menjadi pokok proses belajar
adalah mengulangi, dengan semboyannya repetitio est mater studiorum
o Konsep psikologi daya (Christian Van Volt), menyatakan belajar adalah
usaha untuk melatih daya jiwa yang terdapat pada otak agar berkembang,
sehingga kita dapat berpikir, mengingat dengan cara menghafal,
memecahkan soal, dan bermacam-macam kegiatan lainnya.
 Teori Ebbinghaus (Pendekatan eksperimental)
Teori ini tidak bersifat spekulatif belaka dalam mengungkapkan pendapatnya,
tetapi sudah melalui penelitian dan percobaanpercobaan. Hasilnya disimpulkan
bahwa inti belajar adalah ulangan.
 Teori Thorndike (asosiasi)
Teori ini mengatakan bahwa jiwa manusia terdiri atas asosiasi bermacam-macam
tanggapan yang masuk dan terbentuk karena hubungan stimulus – respon.
Intinya adalah penguatan stimulus-respon. Sifat belajar menurut teori ini trial and
error learning
 Teori Classical Conditioning (Pavlov)
Melakukan penelitian dengan menggunakan anjing yang telah dioperasi kelenjar
ludahnya. Hasil percobaan, apabila ada makanan, keluarlah air liur sebagai
respon. Percobaan selanjutnya, sebelum diberi makanan, dibunyikan bel terlebih
dahulu. Hal ini dilakukan berulang kali. Hasilnya, bunyi bel saja (tanpa makanan)
dapat menimbulkan keluarnya air liur secara refleks.
F. Implikasi teori belajar pada orang dewasa
1. pelajaran/materi merangsang panca indra (Traditional Sensory Stimulation
Theory)
2. implikasi pada sesuatu yang menyenangkan(Reinforcement Theory)
3. sebagai fasilitator/pelancar (Facilitation)
4. mendidik dengan cara orang dewasa (Andragogy)
G. Bentuk-bentuk belajar
1. Belajar menurut fungsi psikis,
Belajar kognitif. Ciri khasnya terletak dalam belajar memperoleh dan
menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang
dihadapi, entah objek itu orang, benda, kejadian atau peristiwa.
2. Belajar menurut Materi yang dipelajari
Belajar Estetis, bertujuan untuk membentuk kemampuan menciptakan dan
menghayati keindahan di berbagai bidang kesenian.
3. Bentuk belajar yang tidak begitu disadari
Incidental Learning (Belajar Insidental). Proses belajar berlangsung bila orang
mempelajari sesuatu dengan tujuan tertentu, tetapi di samping itu juga belajar hal
lain yang sebenarnya tidak menjadi sasaran.

BERPIKIR
A. Definisi berpikir
Proses sensoris, mengingat dalam belajar, mempersepsi dan memori atau ingatan
menggunakan lambang, visual atau grafis dengan menarik kesimpulan serta
problem solving. Berpikir adalah tingkah laku yang menggunakan ide, yaitu
suatu proses simbolis.
B. Tujuan berpikir
Memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan ataudecision making,
memecahkan permasalahan, dan menghasilkan yang baru atau creativity
C. Macam-macam kegiatan berpikir
Berpikir tidak dapat diamati langsung, karena merupakan suatu representasi
simbolikdari suatu obyek, peristiwa, ide atau hubungan antara hal-hal. Berpikir tidak
selalu memecahkan suatu masalah, tetapi juga membentuk suatu konsep atau ide-
ide kreatif.
Macam-macam kegiatan berpikir digolongkan sebagai berikut.
1. Berpikir asosiatif
Berpikir untuk merangsang timbulnya ide yang lain darisuatu ide. Jalan pikiran
tidak ditentukan atau diarahkan sebelumnya, ide-ide timbul secara bebas.
Jenis berpikir asosiatif sebagai berikut :
a. Asosiasi bebas, suatu ide akan menimbulkan ide lain, tanpa ada
batasnya.
b. Asosiasi terkontrol, satu ide tertentu akan menimbulkan ide mengenai hal
laindalam batas tertentu.
c. Autistik atau melamun, menghayal bebas atau fantasia dan juga cara
berpikir wishfull thinking atau melarikan diri dari kenyataan.
d. Berpikir artistik, yaitu proses berpikir yang subyektif. Jalan pikiran
sangatdipengaruhi oleh pendapat dan pandangan diri pribadi tanpa
menghiraukankeadaan sekitar. Cara berpikir ini sering dilakukan oleh
seniman dalam menciptakankarya-karya seninya.
2. Berpikir terarah
Berpikir terarah, yaitu proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumnya
dan diarahkankepada sesuatu (biasanya kepada pemecahan masalah).
Yang termasuk cara berpikir ini adalah sebagai berikut :
1) Berpikir kritis (evaluatif)
menilai baik atau buruknya, tepat atau tidaknya suatugagasan, sehingga
akan menambah atau mengurangi gagasan. Perilaku kita sehari-harilebih
berpikir analogis daripada logis, yakni menetapkan keputusan,memecahkan
masalah dan melahirkan gagasan baru. Berpikir dalam rangkamenyesuaikan
diri dengan dunia nyata, dengan dua model seperti berikut.
a) Deduktif, mengambil keputusan dari dua pernyataan dari hal-hal yang
umum kehal- hal yang khusus.
b) Induktif , dimulai dari mengambil kesimpulan yang khusus ke yang umum
3. Berpikir kreatif
Berpikir yang dilakukan untuk menemukan sesuatu yang baru, dengan syarat
menciptakan sesuatu yang baru dan terjadi unconscious rearrangement dari
simbol-simbol. Syarat kreatif ada juga insight. Dalam rangka berpikir ini
merupakan stimulus lingkungan yang memicu berpikir kreatifnya yang berhenti
sebelumnya.Adapun ciri-ciri berpikir kreatif antara lain, tidak selalu IQ-nya paling
tinggi, tetapimempunyai bakat dan kemampuan ,insight yang kuat bagi
pemikir,menghindari cara konvensional , memilih caratersendiri, interpretasi
yang dibuat bukan berdasarkan konsensus, tetapi lebihmerupakan interpretasi
pribadi.
D. Cara melatih berpikir kreatif
Berpikir bahwa semua bisa dilakukan dan mampu untuk diselesaikan. Buang
ungkapan pesimis, ganti dengan ungkapan yang optimis. Pernyataan optimis
melatih untuk berani masuk kepersoalan. Pola pikir juga dapat berkembang, karena
dipaksa memeras otak untuk mewujudkan tekadnya.Hilangkan cara berpikir
konservatif. Pola pikir koservatif ditandai dengan kekhawatiran untuk menerima
perubahan. Harus disadari bahwa cara berpikir konservatif memasung pemikiran
kreatif, karena pikiran dibekukan oleh sesuatu yang statis. Mulailah berpikir dinamis
dengan terus mengolah pemikiran untuk menentukan pola pikir efektif.

Anda mungkin juga menyukai