Anda di halaman 1dari 7

Afek dan Emosi

 Afek
Afek adalah perasaan yang menguasai segenap hidup jiwa dan tidak  bisa dikontrol serta
dikuasai oleh pikiran. Afek biasanya disertai reaksi jasmaniah, yaitu peredaran darah, denyut
jantung dan pernapasan bisa cepat atau menjadi lemah. Emosi adalah gejala kejiwaan yang
berhubungan dengan gejala kejasmanian.
Contoh :
       Orang yang sedang marah mengambil, melempar, dan membanting benda dari sekitarnya,
disertai mukanya merah, TD meningkat, dan gemeter.
       Anak yang tidak lulus ujian, menangis sampai kejang-kejang bahkan sampai pingsan,disertai
muka pucat dan keluar keringat dingin

Emosi
Emosi adalah “Manifestasi perasaan atau efek keluar dan di sertai banyak  komponen
fisiologik, dan biasanya berlangsung lama”(Marimis,1990). Emosi adalah ”Suatu keadaan
perasaan yang telah melampaui batas sehingga untuk mengadakan hubungan dengan sekitarnya
mungkin terganggu” (Bimo Walgito ,1989). Sebagai contoh : ketakutan, kecemasan, depresi, dan
kegembiraan.

Emosi dan Gejala Kejasmanian


Emosi sebagai gejala kejiwaan berhubungan dengan gejala kejasmanian. Apabila individu
mengalami emosi,dalam diri individu itu akan terdapat perubahan-perubahan dalam
kejasmanian, misalnya ketakutan maka gejala kejasmanian yang tampak adalah muka pucat,dan
jantung berdebar-debar.

Komponen Emosi
Menurut Atkinson R.L., dkk, komponen emosi terdiri dari :
a.       Respon atau reaksi tubuh internal, terutama yang melibtkn sistem otomtik, misalnya bila marah
suara menjdi tinggi dan gemetar.
b.      Keyakinan atau penilian kognitif bahwa telah terjadi keadaan positif atau negatif,misalnya saya
gembira sekali dapat diterima di Fakultas Kedokteran.
c.       Ekspresi wajah, Apabila Anda merasa benci pada seseorang, mungkin akan mengkerutkan dahi
atau kelopak mata menutup sedikit.
d.      Reaksi terhadap emosi, misalnya marah-marah menjadi agresi tu gembira hingga meneteskan air
mata.

Ransangan dan Emosi


Suatu emosi yang kuat dapat memengaruhi perubahan fisiologis.Seseorang yang sedang
marah atau ketakutan dapat  memengaruhi debaran jantung  ,pernapasan,aktifnya kelenjar
keringat, merinding, sekresi air liur meningkat,dan mungkin kadar gula dan mungkin kadar gula
meningkat

Terori Emosi
Teori ini untuk menjawab pertanyaan,apakah hubungan emosi dengan gejala kejasmanian
ataukah justru sebaliknya. Menurut Bimo Walgito (1989), teori emosi sebagai berikut :
a.       Teori sentral - Dikemukakan oleh Cannon. Menurut teori ini, gejala kejasmanian merupakan
akibt dari emosi  yang dialami individu, misalnya : Orang yang marah gejala kejasmaniannya
meliputi jantung berdebar, pernapasan cepat, dan mata merah.
b.      Teori Perifer - Dikemukakan oleh  James-Lange. Teori ini merupakan kebalikan dari teori
sentral. Gejala kejasmanian. Menurut teori ini ,orng tidak menangis kren susah,tetapi
sebaliknya,ia susah karena menangis.
Berdasarkan penelitian Sherrington dan Cannon, dikatakan bahwa pada umumnya teori
perifer tidak tepat, dan menitiberatkan pada hal-hal yang bersifat perifer, bukan yang bersifat
sentral.
c.       Teori  Kepribadian - dikemukan oleh J. Linchoten. Teori ini mengatakan bahwa emosi
merupakan suatu aktifitas pribadi, ketika pribadi tidak dapat dipisah-pisahkan, antara jasmani
dan psikis sebgai dua substansi yang terpisah.

Jenis-jenis gangguan afek dan emosi


Afek dan emosi biasanya dipakai secara bergantian, dengan aspek-aspek yang lain pada
manusia (proses berpikir, psikomotor, persepsi, ingatan) saling memengaruhi dan menentukan
tingkat fungsi manusia itu pada waktu itu.
Jenis Gangguan Afek Dan Emosi
a.       Depresi atau melankolis
      Ciri-ciri psikologik, misalnya sedih, susah, murung, rasa tak berguna, gagal, kehilangan, tak ada
harapan, putus asa, dan penyesalan yang patologis.
      Ciri-ciri somatik,mislnya anoreksia,konstipasi,kulit lembab atau dingin, TD dan post turun . Ada
depresi  dengan penarikan diri dengn penarikan diri dan agitasi atau kegelisahan.
b.      Kecemasan (ansietas) :
      Ciri-ciri psikologik, misalnya khawatir, gugup, tegang, cemas, rasa tak aman, takut, dan lekas
terkejut.
      Ciri-ciri somatik, misalnya palpitasi (debaran jantung yang cepat/keras), keringat dingin pada
telapak tangan. TD meninggi, peristaltik bertambah.

Kecemasan dapat berupa :


      Kecemasan yang mengambang (free floating anxiety)  tidak ada hubungannya dengan pikiran.
      Agitasi  kecemasan yang disertai dengan kegelisahan motorik yang hebat.
      Panik  serangn kecemasan yang hebat dengan kegelisahan, kebinggungan. dan hiperaktivitas
yang tidak terorganisasi.
      Eforia  Rasa ringan, gembira, senang, dan bahagia yang berlebihan.
      Anhedonia  ketidakmampuan merasakan kesenangan.
      Kesepian  merasa dirinya ditinggalkan.
      Kedangkalan  kemiskinan afek dan emosi
      Afek dan emosi yang labil   Tiba-tiba marah-marah atau menangis.
      Variasi afek dan emosi sepanjang hari  perubahan afek  dan emosi mulai sejak pagi smpai
malam hari, misalnya pada psikosis-manik depresif, depresinya lebih keras pada pagi hari dan
menjadi lebih ringan pada sore hari.
      Ambivalensi  Emosi dan afek dan berlawanan timbul bersama-sama terhadap suatu objek, hal,
atau orang.
      Apatis  Berkurangnya afek dan emosi terhadap semua hal dengan disertai rasa terpencil dan
tidak peduli. Dapat diartikan pula sebagai menurunnya kesadaran.
      Amarah  Kemurkaan atau permusuhan, yang di tandai  sifat agresif.

Cara mengatasi gangguan afek dan emosi

Cara mengatasi ganggua afek dan emosi bisa dilakukan dengan cara melakukan pendekatan-
pendekatan seperti :
a.       Pendekatan Biomedis
Pendekatan ini berusaha untuk menerangkan gangguan omosi dan tingkah lakudari sudut
pandang kedokteran. Ketidaknormalan neurologis dan cidera neurologis sebagai penyebab
gangguan ini. Strategi penanganan yang ditekankan dalam pendekatan ini yaitu penggunaan
obat dan penanganan medis lainnya.
b.      Pendekatan psikodinamik
Pendekatan ini menitikberatkan pada kehidupan psikologis seseorang. Berusaha memahami
dan memecahkan kesulitan-kesulitan yang difokuskan pada penyebab-penyebab hambatan
pendekatan ini juga terapi untuk merubah sikap negative kea rah yang lebih positif. Ini
dilakukan oleh psikiater, psikolog, konselor dan sejenisnya.
c.       Pendekatan prilaku
Pendekatan ini berusaha untuk mengubah perilaku yang merupan problematika secara sosial
dan personal bagi seseorang. Tujuannya adalah menghilangkan perilaku negatif dan
menggantinya dengan perilaku yang lebih layak secara sosial.
d.      Pendekatan pendidikan
Jarang ditemukan seseorang dengan gangguan emosional dan tingkah laku mendapat
prestasi baik secara akademis. Mereka biasanya tidak mampu berkonsentrasi dan mengatur
pembelajaran diri mereka. Sebaliknya, penanganan pembelajaran yang dapat membantu
siswa berhasil secara akademis mungkin berdampak pada kehidupan emosi dan sikapnya.
Suasana kelas yang baik dapat benar-benar menjadi lingkungan terapis.
e.       Pendekatan ekologi
Pendekatan ekologi menekankan perlunya pemahaman seseorang ke dalam konteks
kehidupan mereka secara total. Pendekatan ini juga menekankan perlunya membantu
seseorang yang mengalami hambatan harus dilakukan melalui usaha-usaha kolaborasi
keluarga, sekolah, teman dan masyarakat.
Ciri-Ciri Perasaan
Setiap individu memiliki reaksi yang bersifat individual dalam menghadapi suatu keadaan,
baik itu persepsi, perasaan, dan emosi. Oleh karena itu, antara sate individu dengan individu
yang lain tidak ada yang memiliki perasaan yang persis sama. Perasaan memiliki Ciri-ciri
spesifik, yaitu:
a. Perasaan selalu terkait dengan gejala kejiwaan yang lain, khususnya persepsi.
Contoh:
• Perasaan gembira saat menonton pertandingan sepakbola karena tim sepakbola favoritnya
menang.
• Dalam diri seseorang timbul perasaan gelisah dan takut karena memikirkan trauma masa
lalu.
• Dalam diri seseorang timbul perasaan senang dan damai karena menghayati lagu
kesayangannya lewat VCD.
b. Perasaan sifatnya individual atau subjektif.
Contoh:
• Pada saat menonton pertandingan sepakbola, ada penonton yang bersorak gembira karena
kesebelasan yang dijagokan dapat menjebol gawang lawan, tetapi di pihak lain ada yang
sedih karena tim favoritnya kalah.
• Dalam keluarga, pada saat menanti anaknya belum pulang dari sekolah, si ibu mungkin
cemas, tetapi si bapak mungkin tenang-tenang saja.
c. Perasaan dialami oleh individu sebagai perasaan senang dan tidak senang.
Contoh:
• Seorang mahasiswa perasaannya senang karena nilai ujiannya balk.
• Seorang mahasiswa tidak senang kepada dosen yang cara mengajarnya tidak jelas.

Faktor yang Memengaruhi Timbulnya Perasaan


a. Keadaan jasmani atau fisik individu yang bersangkutan.
Contoh:
• Perasaan individu yang sedang sakit, lebih sensitif dibandingkan orang sehat.
• Perasaan individu yang pendek gemuk kebal terhadap kritik.
b. Struktur kepribadian individu memengaruhi individu dalam mengalami suatu perasaan.
Contoh:
• Individu yang berkepribadian introvert memiliki perasaan yang sensitif.
• Individu yang berkepribadian extravert kebal terhadap perasaan.
• Individu yang kepribadiannya mudah marah.
• Kepribadian peramah biasanya perasaannya halus.
c. Keadaan temporer pada diri individu atau bergantung pada suasana hati, individu yang
  sedang kalut pikirannya sangat peka terhadap perasaan dibanding orang yang normal.
Afek:
Afek adalah ekspresi emosi yang terlihat; mungkin tidak konsisten dengan emosi yang dikatakan
pasien.
1.      Afek yang sesuai (appropriate affect): kondisi irama emosional yang harmonis (sesuai,
sinkron) dengan gagasan, pikiran atau pembicaraan yang menyertai; digambarkan lebih lanjut
sebagai yang afek yang luas atau penuh, di mana rentang emosional yang lengkap diekspresikan
secara sesuai.
2.      Afek yang tidak sesuai (inappropriate affect): ketidakharmonisan antara irama perasaan
emosional dengan gagasan, pikiran atau pembicaraan.
3.      Afek yang tumpul (blunted affect): gangguan pada afek yang dimanifestasikan oleh penurunan
yang berat pada intensitas irama perasaan yang diungkapkan keluar.
4.      Afek yang terbatas (restricted or constricted affect): penurunan intensitas irama perasaan yang
kurang parah dari pada efek yang tumpul tetapi jelas menurun.
5.   Afek yang datar (fIat affect): tidak adanya atau hampir tidak adanya tanda ekspresi afek; suara
yang monoton, wajah yang tidak bergerak.
6.     Afek yang labil (labile affect): perubahan irama perasaan yang cepat dan tiba-tiba, yang tidak
berhubungan dengan stimulasi ekstemal.

Pengertian perasaan dan emosi


  Pengerian perasaan
Perasaan adalah suatu keadaan kerohanian yang dialami seseorang yang mempunyai
sifat-sifat berikut:
1.Bersifat subyektif dari pada gejala mengenal
2.Bersangkut paut dengan gejala mengenal
3.Perasaan ini dialami sebagai rasa senang atau tidak senang dalam berbagai tingkat
Perasaan ini selalu erat hubunganya dengan gejala-gejala jiwa yang lain yang sifatnya
internal dan berasapek aktif maupun pasif.Dikatakan aktif karena yang bersangkutan berusaha
untuk memberi nilai atau merasakan,sedang dikatakan pasif karena dikenai nilai lain.
Perasaan dalam arti sempit dapat diartikan yaitu suatu rasa yang selalu bersangkut paut
dengan situasiu,dimana didalamnya terdapat hasil konfrontasi harga diri dengan harga yang
lain.Sehingga terdapat banyak ragam perasaan.Misalnya :heran,anti-pati,congkak,tidak
senang,simpati,belas kasihan,rasa tinggi,merawan kaget,rasa tidak enak,ramah
tamah,penghinaan,rasa cinta,rasa tidak sempurna,terhina,rasa hormat dan sebagainya.1[1]

1
Pengertian emosi
Oleh karena itu sering dikemukakan bahwa emosi merupakan keadaan yang ditimbulkan
oleh situasi tertentu.Dan emosi cenderung terjadi dalam kaitannya dengan perilaku yang
mengarah atau menyingkiri terhadap sesuatu.Perilaku tersebut pada umumnya disertai adanya
ekspresi kejasmanian,sehingga orang lain dapat mengetahui bahwa seseorang sedang mengalami
emosi.Sehingga dapat disimpulkan emosi adalah efektivitas yang melebihi batas,sehingga
kadang-kadang yang bersangkutan tidak dapat menguasai diri dan menyebabkaan hubungan
sosial terganggu.Sehingga mengalami kesulitan dalam penyesuaian dirinya dengan dunia sekitar
  Faktor yang mempengaruhi perasaan
Adapun faktor yang mempengaruhi perasaan antara lain:
1.      Jenis Kelamin
Seorang laki-laki berbeda situasinya dengan seorang perempuan
2.      Umur
Orang dewasa lebih perasa dari pada anak-anak
3.      Pengalaman
Seseorang yang kurang pengalaman banyak mempergunakan rasanya daripada rasionya.
4.      Situasi sekitar
Seperti rasa keindahan,ketuhanan dan rasa sosial
5.      Keadaan sementara
Orangh yang sakit, marah, lapar,mempunyai rasa yang berbeda dengan orang sehat
6.      Prasangka
7.      Keadaan obyek
Keadaan obyek akan memberi rangsang yang berbeda-beda terhadap individu,sehingga
menimbulkan individu yang berbeda.
8.      Taraf pendidikan
9.      Pembawaan
Setiap orang mempunyai sifat yang berbeda.Ada yang perasa atau biasa.
10.  Sikap batin
Sikap batin setiap seseorang akan mempengaruhi tanggapan yang mereka punyai dan akan
menyebabkan perbedaan kesan rasa

Anda mungkin juga menyukai