Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PATOLOGI TUBERKULOSIS

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas patologi yang diampu oleh Bp.
Rodhi Hartono, S.Kep, Ns., M.Kes

Disusun oleh :
1. Oktalia Suci Anggraeni P1337420617009
2. Adinda Dwi Elsa P1337420617020
3. Aska Fauzan P1337420617028
4. Fina Fitriana P1337420617041
5. Yumna Nur Rofifah P1337420617051
6. Fika Nur Rahmadani P1337420617054
7. Taufiq Qurrahman P1337420617076
8. Alifia Jaya Wandira P1337420617085

PROGRAM STUDI S1 TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG


POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
TAHUN AJAR

1
2017/ 2018

2
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

1. Judul Makalah : Pathofisiologi Tuberkulosis ( TBC )


2. Ketua Tim
a. Nama Lengkap : Aska Fauzan Abrianto
b. Program Studi : S1 Terapan Keperawatan Semarang
c. NIM : P1337420617028
3. Pembimbing
a. Nama Lengkap : Rodhi Hartono, SKep, Ners, MKes
b. NIP : 197306181998031002

Semarang, 12 April 2018

Pembimbing,
Ketua Tim,

Rodhi Hartono, SKep, Ners, MKes Aska Fauzan


NIP. 197306181998031002 NIM. P1337420617028

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Tak lupa
pula kami mengucapkan terima kasih kepada dosen Mata Kuliah Keperawatan
Patologi yang telah memberikan tugas ini kepada kami sebagai upaya untuk

3
menjadikan kami manusia yang berilmu dan berpengetahuan.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu,
kami mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini,
sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Semarang, 12 April 2018

Penulis

Daftar Isi
Lembar Pengesahan...........................................................................................................2
Kata Pengantar...................................................................................................................3
Daftar Isi............................................................................................................................4
BAB I
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................5

4
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................5
1.3. Tujuan.........................................................................................................................6

BAB II
2.1. Pengertian Tuberculosis..............................................................................................7
2.2. Penyebab Penyakit TBC.............................................................................................7
2.3. Cara Penularan TBC...................................................................................................8
2.4. Gejala seseorang terkena TBC....................................................................................8
2.5. Cara Pencegahan TBC................................................................................................9

BAB III
3.1. Kesimpulan...............................................................................................................11
3.2. Saran.........................................................................................................................11

Daftar Pustaka..................................................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan
bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk
mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru
dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir

5
ini di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC
merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi angka kematian (mortalitas),
angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya.
Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati urutan
ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara
dengan masalah TBC terbesar di dunia.
Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992,
menunjukkan bahwa Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit kedua
penyebab kematian, sedangkan pada tahun 1986 merupakan penyebab
kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance
memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis / TBC
baru pertahun dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate kira-kira 130 per
100.000 penduduk. Kematian akibat Tuberkulosis / TBC diperkirakan
menimpa 140.000 penduduk tiap tahun. Jumlah penderita TBC paru dari tahun
ke tahun di Indonesia terus meningkat.
Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua
menit muncul satu penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap
empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia. Sehingga
kita harus waspada sejak dini & mendapatkan informasi lengkap tentang
penyakit TBC.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari TBC?
2. Bagaimana penyebab penyakit TBC?
3. Bagaimana cara Penularan TBC?
4. Apa gejala-gejala seseorang menderita TBC?
5. Bagaimana cara penanggulangan/pencegahan TBC?
6. Bagaimana cara pengobatan kepada penderita TBC?

6
1.3. Tujuan
Adapun tujuan penulisannya adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari TBC.
2. Untuk mengetahui penyebab penyakit TBC.
3. Untuk mengetahui cara Penularan TBC.
4. Untuk mengetahui gejala-gejala TBC.
5. Untuk mengetahui cara penanggulangan/pencegahan TBC.
6. Untuk mengetahui cara pengobatan kepada penderita TBC.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Tuberkulosis (TBC)


Tuberkulosis (TBC atau TB) merupakan suatu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini
merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu
lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ
paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki,
perempuan, miskin, atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya,

7
Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus baru TBC dan sekitar
140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan,
Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia.
Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-
1993 menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara
0,2 – 0,65%. Sedangkan menurut laporan Penanggulangan TBC Global
yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada
tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan
46% diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru.

2.2. Penyebab TBC


Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) disebabkan oleh kuman TBC
(Mycobacterium tuberculosis) yang sebagian kuman TBC menyerang
paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lain. Kuman ini berbentuk
batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada
pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam
(BTA). Kuman TBC cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi
dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab.
Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant, tertidur lama selama
beberapa tahun.
 Infeksi Primer
Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan
kuman TBC. Percikan dahak yang terhirup sangat kecil ukurannya,
sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukosilierbronkus, dan terus
berjalan sehingga sampai di alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai
saat kuman TBC berhasil berkembang biak dengan cara membelah diri di
paru, yang mengakibatkan peradangan di dalam paru. Saluran limfe akan
membawa kuman TBC ke kelenjar limfe disekitar hilus paru dan ini
disebut sebagai kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai

8
pembentukan kompleks primer adalah sekitar 4-6 minggu.
Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi
tuberkulin dari negatif menjadi positif. Kelanjutan setelah infeksi primer
tergantung dari banyaknya kuman yang masuk dan besarnya respon daya
tahan tubuh (imunitasseluler). Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh
tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman TBC. Meskipun
demikian ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persister atau
dormant (tidur). Kadang-kadang daya tubuh tidak mampu menghentikan
perkembangan kuman, akibatnya dalam beberapa bulan, yang
bersangkutan akan menjadi penderita TBC.
 Tuberkulosis Pasca Primer
Tuberkulosis pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan
atau tahun sesudah infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh
menurun akibat terinfeksi HIV atau status gizi buruk. Ciri khas dari
tuberkulosis pasca primer adalah kerusakan paru yang luas dengan
terjadinya kavitas atau efusi pleura.

2.3. Cara Penularan TBC


Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan
bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita
TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari
penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di
dalam paru-paru akan berkembangbiak menjadi banyak (terutama pada
orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar
melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening.
Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ
tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar
getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling
sering terkena yaitu paru-paru. Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil

9
menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri
yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi
imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui
pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru.
Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya
menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat).
Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel
pada pemeriksaan fotorontgen.

2.4. Gejala penyakit TBC


Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi 2, yaitu gejala umum dan
gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran
secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup
sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.

2.4.1. Gejala Sistemik/Utama


Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya
dirasakan malam hari disertai keringat malam.
a. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat
hilang timbul.
b. Penurunan nafsu makan dan berat badan.
c. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
d. Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

2.4.2. Gejala Khusus


a. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan
kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi",
suara nafas melemah yang disertai sesak.
b. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat

10
disertai dengan keluhan sakit dada.
c. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang
yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit
diatasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
d. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan
disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah
demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang - kejang.

2.5. Cara Pencegahan TBC


2.5.1. Adapan tujuan dari pencegahan TBC, yaitu;
a. Menyembuhkan penderita.
b. Mencegah kematian.
c. Mencegah kekambuhan.
d. Menurunkan tingkat penularan.

2.5.2. Cara-cara pencegahan TBC sebagai berikut;


a) Saat batuk seharusnya menutupi mulutnya, dan apabila batuk lebih
dari 3 minggu, merasa sakit di dada dan kesukaran bernafas segera
dibawa kepuskesmas atau ke rumah sakit.
b) Saat batuk memalingkan muka agar tidak mengenai orang lain.
c) Membuang ludah di tempat yang tertutup, dan apabila ludahnya
bercampur darah segera dibawa kepuskesmas atau ke rumah sakit.
d) Mencuci peralatan makan dan minum sampai bersih setelah digunakan
oleh penderita.
e) Bayi yang baru lahir dan anak-anak kecil harus diimunisasi dengan
vaksin BCG. Karena vaksin tersebut akan memberikan perlindungan yang
amat bagus.

2.6. Pengobatan TBC


2.6.1. Jenis Obat untuk mengobati TBC

11
- Isoniasid
- Rifampicin
- Pirasinamid
- Streptomicin

2.6.2. Prinsip Obat


Obat TB diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis,
dalam jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan,supaya semua
kuman dapat dibunuh. Dosis tahap intensif dan dosis tahap lanjutan
ditelan dalam dosis tunggal,sebaiknya pada saat perut kosong.
Apabila paduan obat yangdigunakan tidak adekuat, kuman TB akan
berkembangmenjadi kuman kebal. Pengobatan TB diberikan dalan 2
Tahap yaitu:
a) Tahap intensif
Pada tahap intensif penderita mendapat obat (minum obat) setiap
hari selama 2 - 3 bulan.
b) Tahap lanjutan
Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat (minum obat) tiga
kali seminggu selama 4 - 5 bulan.

2.6.3. Efek Samping Obat


Beberapa efek samping yang mungkin muncul akibat
mengkonsumsi obat TB bervariasi mulai dari ringan hingga berat. Efek
samping ringan dapat berupa berubahnya warna urine menjadi
kemerahan yang diakibatkan oleh rifampisin.
Efek samping lainnya dapat berupa nyeri sendi, tidak ada nafsu
makan, mual, kesemutan dan rasa terbakar di hati, gatal dan kemerahan
dikulit gangguan keseimbangan hingga kekuningan (ikterus). Jika
pasien merasakan hal-hal tersebut, pasien harus segera berkonsultasi

12
dengan dokter untuk memperoleh penanganan lebih lanjut, fase
lanjutan. Dalam beberapa kasus pengobatan bisa berlangsung hingga
delapan bulan

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dengan demikian, bahwa penyakit tuberculosis (TBC) itu
disebabkan karena adanya bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Oleh
karena itu untuk mencegah penularan penyakit ini sebaiknya harus
menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Tuberkulosis juga penyakit
yang harus benar-benar segera ditangani dengan cepat.

3.2. Saran
Saran yang paling tepat untuk mencegah penyakit tuberkulosis
adalah Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi TBC
adalah penyakit yang dapat disembuhkan, untuk mencapai hal tersebut
penderita dituntut untuk minum obat secara benar sesuai yang dianjurkan
oleh dokter serta teratur untuk memeriksakan diri ke klinik/puskesmas.

13
DAFTAR PUSTAKA

Barbara, C.L. 1996. Perawatan Medikal Bedah (suatu pendekatan proses keperawatan)

Bandung

Doengoes, M. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Smeltzer and Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Buku Kedokteran

EGC

14

Anda mungkin juga menyukai