Anda di halaman 1dari 5

RESUME PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Nama : Afandi Kurniawan


Kelas : PAI. B
Nim : 210317044
Tugas : Meresume Tugas Aspek Afektif Dalam Belajar

A. Perasaan dan Emosi


1. Definisi perasaan dan emosi
Perasaan merupakan suasana batin atau suasana hati yang membentuk
suatu kontinum atau baris. Kontinum ini bergerak dari ujung yang paling
positif yaitu sangat senang sampai dengan ujung yang paling negatif yaitu
sangat tidak senang.

Emosi adalah pengalaman yang afektif yang disertai oleh penyesuaian


batin secara menyeluruh, dimana keadaan mental dan fisiologi sedang
dalam kondisi yang meluap-luap dan dapat diperlihatkan dengan tingkah
laku yang jelas dan nyata. Menurut Kaplan dan Saddock, emosi adalah
keadaan perasaan yang kompleks yang mengandung komponen kejiwaan,
badan, dan perilaku yang berkaitan dengan affect dan mood.1

2. Perbedaan perasaan dan emosi


Perbedaan perasaan dan emosi terletak pada kualitas getarannya.
Perasaan timbul apabila getarannya dengan kualitas rendah sehingga hanya
dihayati oleh individu yang bersangkutan, sedangkan emosi timbul karena
getaran yang kuat sehingga disertai oleh reaksi jasmaniah sehingga dapat
diamati oleh pihak lain.2
3. Jenis-jenis perasaan dan emosi
a. Jenis-jenis perasaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Perasaan jasmaniah, jenis perasaan ini sering disebut sebagai
perasaan rendah. Adapun perasaan jasmaniah meliputi:
1
Djaali, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2015), 37.
2
Mohammad Surya, Psikologi Guru Konsep dan Aplikasi, (Bandung: Alfabeta, 2014), 71.

1
 Perasaan sensoris, yaitu perasaan yang berhubungan dengan
stimuli terhadap indra, misalnya dingin, pahit, manis, dan
sebagainya.
 Perasaan vital, yaitu perasaan yang berhubungan dengan
kondisi jasmani pada umumnya, misalnya Lelah, segar,
sehat, dan sebagainya.

2) Perasaan rohaniah, sering pula disebut sebagai perasaan luhur, yang


terdiri dari:

 Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang berhubungan


dengan kesanggupan intelektual dalam mengatasi suatu
masalah, misalnya merasa senang ketika berhasil atau
kecewa ketika mengalami kegagalan.
 Perasaan etis, yaitu perasaan yang berhubungan dengan
norma, misalnya puas melakukan yang baik dan menyesal
ketika gagal melakukan yang baik.
 Perasaan estetis, yaitu perasaan yang berhubungan dengan
penghayatan dan apresiasi tentang sesuatu.
 Perasaan sosial, yaitu perasaan yang cenderung untuk
mengikatkan diri dengan orang lain, misalnya perasaan
cinta sesame manusia, rasa simpati, dan sebagainya.
 Perasaan harga diri, yaitu perasaan yang berhubungan
dengan penghargaan seseorang, misalnya rasa senang atau
bagga akibat adanya penghargaan dari orang lain.3
b. Jenis-jenis Emosi
1. Terpesona, dampak pada perubahan fisik yaitu reaksi elektris
pada kulit.
2. Marah, dampaknya pada perubahan fisik yaitu peredaran darah
bertambah cepat.

3
Djaali, Psikologi Pendidikan, 39-40.

2
3. Terkejut, dampaknya pada perubahan fisik yaitu denyut
jantung bertambah cepat.
4. Kecewa, dampaknya pada perubahan fisik yaitu dengan
bernafas Panjang.
5. Sakit/marah, dampak pada perubahan fisik yaitu pupil mata
membesar.
6. Takut/tegang, dampak pada perubahan fisik yaitu berdiri bulu
roma, terganggu pencernaan, otot-otot menegang atau bergetar.
Adapun pengelompokaan emosi dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu:
1. Emosi sensoris, yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan
dari liar terhadap tubuh, seperti rasa dingin, sakit, lapar, dan
sebagainya.
2. Emosi psikis, yaitu emosi yang mempunyai alasan-alasan
kejiwaan.
4. Peran perasaan dan emosi dalam belajar
Perasaan mendasari tingkah laku manusia. Suasana jiwa anak didik
sangat mempengaruhi kegairahan belajarnya. Agar belajar anak
dapat berlangsung efektif, Pendidikan hendaknya menciptakan
situasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan perasaan-perasaan
baik jasmaniah atau rohaniahnya yang menunjang aktivitas belajar
pada anak didik. Perasaan bereaksi terhadap lingkungan atau
stimulinya atas dorongan emosi sebagai kekuatan jiwa. Perasaan
anak didik dapat diwujudkan dalam bentuk ekspresi dari pernyataan
emosi atau perasaan yang dapat diamati oleh orang lain, misalnya
tersenyum dan cemberut. Sehingga ekspresi ini dapat membantu
pendidik dalam usaha mengenal emosi dan perasaan peserta didik
agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.4

4
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), 38-39.

3
B. Sikap

1. Pengertian sikap
Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak berkenaan dengan obyek
tertentu. Sikap bukan tindakan nyata melainkan masih bersifat tertutup.5
2. Komponen-komponen sikap
a) komponen kognitif yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan

dan informasi yang dimiliki seseorang tentang objek sikapnya atau

komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan atau

bagaimana menmpersepsi objek.

b) komponen afektif yaitu komponen yang bersifat evaluatif yang

berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang.

c) komponen konatif yaitu kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yag

berhubungan dengan obyek sikapnya atau komponen yang berhubungan

kecenderungan bertindak terhadap objek.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap

Faktor yang mepengaruhi sikap individu, antara lain: pengalaman

pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting,pengaruh

kebudayaan,media massa,lembaga pendidikan dan lembaga agama, dan

pengaruh faktor emosional.

C. Minat

1. Pengertian minat

Minat adalah rasa lebih suka atau rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat dapat diekspresikan melalui

5
Djaali, Psikologi Pendidikan, 114.

4
pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada
hal lainnya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat

Dalam perkembangan minat, seorang individu dipengaruhi oleh: potensi

jasmani, potensi psikologis, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah, dan

lingkungan keluarga.

3. Upaya meningkatkan minat belajar siswa

Untuk meningkatkan minat belajar siswa dengan cara antara lain:

siswa harus diberi informasi tentang bahan pembelajaran,lakukan hal yang

menyangkut tentang hal bahan pembelajan,dibangun motif-motif tertentu dalam

batin seorang siswa, dan memberi motivasi.6

6
Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan,( yogyakarta: Kalimedia,2015), 115.

Anda mungkin juga menyukai