Anda di halaman 1dari 3

Nomor Induk Mhs 20200400035 No.

Ujian Paraf Mhs


Nama Mikha Silva Wijaya
Mata Kuliah Identitas Komunikasi
Dosen
Program Studi Ilmu Komunikasi Nilai Ujian (00-100)
Fakultas Sosial & Humaniora
Waktu Pelaksanaan Hari Tanggal Jam Ruang
Ujian Selasa 16 November 18.00-19.30
2021

Soal
1. Manusia memiliki identitas yang berbeda dengan manusia lainnya. Di sisi lain, manusia perlu mengenal
manusia lain dalam kehidupan sosialnya. Identitas diri adalah kesadaran akan diri sendiri yang
bersumber dari observasi dan penilaian, yang merupakan semua aspek konsep diri sebagai suatu
kesatuan yang utuh.
Menurut saya dengan adanya orang lain bisa mengetahui kita jika sedang berpergian jauh,jika ingin
melakukan apapun lebih mudah dengan adanya identitas, jika terjadi hal hal yang tidak diinginkan, ingin
liburan pun menggunakan identitas untuk melakukan pendataan , contoh jika ada identitas yaitu sebagai
data atau sebagai laporan jika kita ingin melakukan sesuatu dan jika terjadi hal-hal berbahaya di jalan
sehingga dikenal banyak orang .
2. Teologis
teologis dipandang sebagai tindakan perusakan terhadap alam. perspektif inilah yang membuat
kebanyakan manusia tidak mampu menyadarinya. Mengemuka pada Abad Pertengahan di sejumlah
pemikir Kristiani Pendekatan ini tidak lagi berpusat pada alam, tetapi berpusat pada agama. Nilai hidup
manusia dikaitkan dengan hidup di akhirat. Berfokus pada hubungan manusia dengan Sang Pencipta.
Manusia berperilaku secara benar dan mencapai pemenuhan diri hanya jika dia hidup sesuai dengan
aturan agama dan menjadikan Allah sebagai model hidup satu-satunya. Manusia adalah makhluk yang
tidak berdaya di hadapan Sang Pencipta. Ia tidak bisa selamat tanpa menjalin hubungan yang baik
dengan sang penciptanya.
Antroposentris
Sumber untuk menjawab pertanyaan “Siapakah manusia itu?” dicari dalam diri manusia itu sendiri .
Manusia adalah makhluk yang tertinggi. Ia menjadi ukuran bagi dirinya sendiri serta ukuran dari segala
hal, karena itu tidak ada hal yang lebih tinggi dan lebih luas dari manusia itu sendiri. Manusia bernilai
karena ia manusia.
Kosmologis
Berkembang dalam masyarakat Yunani. Alam dipandang sangat dekat dengan manusia, sehingga untuk
menjelaskan hidup manusia, alam dijadikan titik pijak. Manusia menyatakan dirinya ketika ia bertindak
sesuai dengan aturan-aturan alam. Harmoni dengan alam merupakan poin penting yang memberi makna
bagi hidup manusia.
3. Ren / Jin dapat diterjemahkan dalam banyak arti seperti kebaikan, dari manusia ke manusia, pemurah
hati, cinta kasih, dan juga dapat diartikan sebagai berhati manusiawi. Cinta Kasih itulah Hati manusia.
Perasaan belas kasihan itulah benih Cinta Kasih, maka yang tidak mempunyai perasaan berbelas kasihan
itu bukan orang lagi. Seseorang yang memiliki Ren (cinta kasih / perikemanusiaan) tidak hanya
mementingkan dirinya sendiri, tetapi juga mendahulukan kepentingan orang lain.
Caranya dengan mengorbankan dirinya untuk menjaga keseimbangan dirinya dengan orang lain, tidak
mementingkan dirinya sendiri dan bisa merasakan penderitaan orang lain serta dapat menghargai
perasaan orang lain dengan mengukur dirinya sendiri. Ren itu terwujud dengan jalan mencintai orang
lain, yaitu, dengan cara shu (solidaritas), dan zhong (loyalitas).
4. Wei wu wei, yang bermakna: berbuat tanpa berbuat. Ini sebuah ungkapan yang sangat paradoks dan
merupakan kunci mistik bagi bangsa Tionghoa. Ungkapan ini beberapa kali terdapat dalam Tao Te
Ching. “ cendekiawan berbuat dalam keadaan diam. Ia mengajar bukan dengan bicara. Tapi dengan
ingatan mulia.”
Wei Wu Wei:
- ungkapan paradoksal yang merupakan kunci mistisisme Cina dan tidak dapat diterjemahkan secara
harafiah.
- Wei artinya berbuat, bertindak, tetapi kadang berarti lain, tergantung cara mengatakannya.
- Wu artinya negatif, tidak, tanpa.
Terjemahannya secara maknawi ialah “Berbuat tanpa bertindak’. Dikenakan pada seseorang berarti:
diam, tenang, pasif, pasrah sehingga mencapai Tao, hakekat terakhir, alam wujud. Artinya: bertindak
melalu Tao tanpa upaya kesadaran diri. Juga berarti hanyut dalam persatuan dengan alam, yang dengan
itu memperoleh kesadaran semesta.
Contoh Konkret dari Wu Wei adalah ketika kita membantu orang tanpa orang lain tahu ataupun ada
maksud terselubung dari kita,Contohnya : Kita menolong si A tanpa harus mengharapkan imbalan
ataupun mengharapkan timbal balik ataupun di kontenkan.
5. Caranya menghibur diri agar dapat move on dari penderitaan
Hindari apapun yang berkaitan dengan seseorang, Jangan berusaha mengintip kesehariannya lagi di
sosial media karena hanya akan membuatmu sulit melupakannya. Usahakan remove dia dari semua akun
sosial mediamu dan segera mulai hari-hari baru tanpa dirinya.
Optimis menghadapi masa depan, yang tadinya punya cita – cita dan mimpi yang dibangun bersamanya
seketika hancur ketika hubungan sudah kandas. Saat ini, yang kamu butuhkan adalah membaca buku
dan menonton film bertema komedi. Bermain bersama teman-teman yang lucu juga disarankan.
Terima kenyataan, cinta bertepuk sebelah tangan ini bisa jadi sinyal kiriman dari alam semesta untuk
memberi tahu kalau dia bukanlah orang yang tepat untuk di cintai.
Curahkan semua perasaan, wajar jika sedih, kecewa, marah setelah kandas. Dengan kita duduk ditempat
sepi misalnya kamar tidur dikamar dan tumpahkan semua perasaan nya yang berkecamuk.
6. Sufisme, yang sering juga disebut dengan istilah mistik (tetapi bukan mistik Jawa) yang terkait dengan
urusan batin (tetapi bukan kebatinan), pengertiannya adalah suatu upaya pendekatan kepada Sang
Khaliq yang bergerak dalam lingkup rasa, esoteris, (zauq) dan hati (qalb). Upaya pendekatan yang
bergerak dalam ranah hati ini membutuhkan kejernihan dan ketulusan. Oleh karena itu kejernihan batin
atau hati inilah yang sering diidentikkan dengan istilah tasawuf (tashawwuf, Arab) yang orangnya
disebut sufi (al-mutashawwif).
Penderitaan Jenis Sufisme adalah Ajaran yang mengajarkan tentang bagaimana kita agar lebih dekat
dengan Ajaran Agama kita dan memiliki batin yang kuat terhadap apa yang kita hadapi dan Sufisme
tersebut adalah agar ketika kita mempunyai masalah bukan diselesaikan dengan cara yang negative akan
tetapi bisa dengan cara yang positif yaitu mendekatkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa.
7. Dalam perspektif Barat, alam semesta diasumsikan terjadi tanpa makna dan tujuan. Seluruhnya
dipandang dari sifat materi semata-mata. Sementara itu, psikologi sufi memandang alam semesta
diciptakan berdasarkan kehendak Allah dan mencerminkan kehadiran- Nya. Milik Allah-lah Timur dan
Barat; ke manapun engkau menghadap, di situlah wajah Allah berada (QS al-Baqarah:115).
Selanjutnya, psikologi Barat beranggapan manusia tak lebih dari tubuh. Pikiran dinilai berkembang dari
sistem saraf tubuhyang tampak secara indrawi. Psikologi sufi justru memandang hati spiritual sebagai
elemen penting. Manusia lebih dari sekadar tubuh plus pikiran.
Setiap insan adalah perwujudan ruh Ilahi. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mengetahui dari
mana kita berasal dan ke mana kita menuju. Jiwa kita telah ada sebelum kita dilahirkan dan tetap ada
setelah kita meninggal. Tujuan kita adalah menyingkap percikan ilahiah dalam diri kita sendiri,
demikian tulis Frager.
Puncak kesadaran manusia, menurut psikologi Barat, ialah kesadaran rasional. Frager menunjukkan,
psikologi sufi atau Islam lebih luas cakupannya daripada itu. Sufi meman dang kesadaran rasional
seringkali merupakan wujud kondisi tidur dalam sadar. Dalam arti, manusia rasional boleh jadi lalai atau
tidak peka terhadap diri sendiri maupun dunia di sekitarnya. Kesadaran manusia hanya akan berada
dalam fase tertinggi setelah melalui berbagai tahapan. Ini dimulai dari kesadar an awal, yakni menyadari
bahwa pencarian spiritual lebih utama dan bermakna daripada tujuan dan ambisi duniawi.
• Hati
Maksudnya adalah hati spritual (bukan organ). Contohnya: kita biasa menyebut seseorang yang baik
hati, tulus dan penuh belas kasihan sebagai orang yang "memiliki hati". Sebaliknya orang yang kejam
adalah orang yang "tidak memiliki hati". Menurut psikologi sufi, hati menyimpan kecerdasan dan
kearifan kita yang terdalam. Ia lokus makrifat, gnosis, atau pengetahuan spiritual. Cita-cita para sufi
adalah menumbuhkan hati yang lembut dan penuh kasih sayang. Dan yang tak kalah pentingnya, adalah
menumbuhkan kecerdasan hati. Ini kecerdasan yang lebih mendalam dan mendasar dari pada kecerdasan
akal kita.
• Diri
Dalam psikologi sufi, diri atau nafs adalah sebuah aspek psikis yang pertama sebagai musuh
terburuk kita. Namun, ia dapat tumbuh menjadi alat yang tak terhingga nilainya. Tingkat terendah
adalah nafs tirani. Ia adalah seluruh kekuatan dalam diri yang menjauhkan kita dari jalan spiritual.
Kekuatan-kekuatan ini mengakibatkan rasa sakit dan penderitaan yang dahsyat, dan mendorong kita
untuk menyakiti orang-orang yang kita cintai.

Nafs terdiri dari beberapa tingkatan. Salah satunya adalah nafs tirani yang selalu menyuruh kita
kepada kejahatan. Kecenderungan negatif ini dapat mendominasi kehidupan kita. Pada akarnya terdapat
dorongan-dorongan egoistis yang kerap tidak kita sadari. Di sisi lain, tingkat tertinggi nafs dikenal
sebagai nafs yang suci. Transformasi akhir ini adalah pencapaian yang sangat langka, hanya terdapat
pada diri Nabi dan orang suci lainnya.
• Jiwa
Psikologi sufi mencakup sebuah model jiwa manusia yang didasari oleh prinsip evolusi. Jiwa memiliki 7
aspek atau dimensi. Adapun ketujuh jiwa tersebut adalah: (1) jiwa mineral (ma’dani), tumbuhan
(nabati), hewan (hewani), personal (nafsani), kemanusiaan (insani), rahasia (sirri) dan maha rahasia (sirr
al-asrar). Masing-masing memiliki 7 tingkat kesadaran. Tasawuf bekerja agar 7 tingkat ini dapat bekerja
secara seimbang dan selaras. Didalam tasawuf, keseimbangan emosi dan hubungan yang sehat dan
menyehatkan adalah sama pentingnya dengan kesehatan spiritual dan jasmani. Tujuannya adalah hidup
sepenuhnya di dunia tanpa merasa terikat kepadanya atau melupakan sifat dasar dan tujuan spiritual.

Anda mungkin juga menyukai