Bagian 1
Narator : Di Istana Daha terdapat seorang raja yang bernama Raja Daha dan beliau
mempunyai 2 orang anak yang cantik jelita, Putri Candra Kirana dan Putri Galuh Ajeng.Putri
Candra Kirana adalah seorang putri yang ramah dan cantik. Ia ingin dinikahkan dengan
seorang pangeran dari istana Kahuripan yang bernama Raden Inu Kertapati.
Narator : Candra Kirana dan Raja Daha meninggalkan ruangan dengan perasaan bahagia.
Namun, tidak dengan Galuh Ajeng. Karena perasaan Galuh Ajeng sedang Kesal dan Kecewa.
Galuh Ajeng : Aku ora setuju karo pernikahan iki. Opo’o kok Candra Kirana sing dipilih, kok
duduk aku ? padahal aku jelas luwih ayu. Iki ora adil, saiki opo seng mesti tak lakoni ?
Aha...............
Bagian 2
Narator : Di sini Galuh Ajeng yang mempunyai rencana buruk terhadap Candra
Kirana, dengan cara menyuruh penyihir untuk mengutuk Candra Kirana supaya
Candra Kirana tidak bisa menikahi Raden Inu Kartapati. Setelah Galuh
mempunyai rencana tersebut, lalu pergilah Galuh Ajeng meninggalkan Istana
dan menuju hutan untuk menemui Penyihir.
Bagian 3
Narator : Setelah meminta bantuan penyihir itu. Galuh Ajeng kembali ke istana, dan Ia
mempunyai skenario jahat dengan cara menfitnah Candra Kirana dengan menggunakan
Surat yang berisikan perasaan cinta Candra Kirana kepada Pengawal Istana. Galuh Ajeng
mencari Raja Daha untuk melaporkan kejadian tersebut sambil berlari.
Narator : Hati Candra Kirana sangat sedih dan menangis tersedu-sedu, lalu dia
meninggalkan istana. Saat dia meninggalkan Istana tersebut, dia pergi kepantai untuk
mengheningkan pikiran sejenak, dan ketika sudah sampai di pantai tiba-tiba dia bertemu
dengan seorang penyihir.
Bagian 5
Narator : Candra Kirana dikutuk menjadi keong emas dan tergeletak di pantai desa Dadapan.
Salah satunya adalah seorang nenek yang sedang mencari ikan di pinggir pantai. Nenek
tersebut bernama Mbok Rondo. Ia menemukan keong mas, dan membawanya kerumah.
Mbok Rondo : Oh keong kang apik aku arep nggowo keong iki moleh.
Narator : Lalu sesampainya di rumah, Mbok Rondo menyimpan keong mas tersebut dalam
sebuah wadah, lalu ia beristirahat, duduk di kursi dan tertidur. Pada waktu subuh, tiba-tiba
Candra Kirana berawal yang menjadi Keong berubah menjadi wujud Manusia seperti semula
Keong/Candra Kirana : Lho lalopo aku kok iso enek kene ? Oh iyo mau lak enek mbah sing
nggowo aku. Saknoe rek mbah iki durung mangan.
Narator : Candra Kirana membuatkan makanan di dapur untuk Mbok Rondo, sebagai balas
budi karena Mbok Rondo sudah membawa Candra Kirana ke rumahnya. Makanan yang Ia
masak di tata rapi diatas meja, lalu Mbok Rondo bangun dari tidurnya dan terkejut ada Candra
Kirana.
Bagian 6
Narator : Sementara itu di Istana Kahuripan, Raden Inu Kertapati mendengar kabar tentang
Candra Kirana yang telah diusir dari Kerajaan Daha, Ia meminta restu kepada ayahnya yakni
Raja Kahuripan, untuk mencari CandraKirana.
Raden Inu : Romo kulo nyuwun restu badhe madosi Candra Kirana
Raja Kahuripan : Yo anakku budalo mugo-mugo Candra Kirana ndang
moleh..
Raden Inu : Inggih romo... (salam nang romo )
Narator : Setelah berpamitan, Raden Inu meninggalkan Istana Kahuripan dan sambil
berbicara di dalam hatinya.
Raden Inu : Ora mungkin Candra Kirana nglakoni kabeh iki, deweke mesti ono seng mitnah.
Aku kudu nggolek weruh sopo wong iku.
Bagian 7
Narator : Raden Inu berangkat ke Istana Daha bersama salah satu pengawalnya
namun sesampainya di sana dan hendak menemui raja, ia dicegat oleh Galuh Ajeng.
Narator : Raden Inu meninggalkan Istana Daha. Setelah itu Raden Inu berangkat
mencari Candra Kirana. Begitu dia memasuki salah satu desa, yaitu desa Dadapan. Ia
beristirahat sejenak dan bertemu dengan Mbok Rondo.
Narator : Setelah dicium oleh Raden Inu Kertapati, Keong tersebut berubah menjadi
seorang putri cantik bernama Candra Kirana. Akhirnya Raden Inu memboyong Candra
Kirana beserta Mbok Rondo yang baik hati tersebut ke istana, dan Candra Kirana
menceritakan perbuatan Dewi Galuh pada Sang Raja. Raja minta maaf kepada Candra
Kirana dan sebaliknya. Dewi Galuh lalu mendapat hukuman yang setimpal. Karena Dewi
Galuh merasa takut, maka dia melarikan diri ke hutan. Pernikahan Candra kirana dan
Raden Inu Kertapati pun berlangsung, dan pesta tersebut sangat meriah. Akhirnya mereka
hidup bahagia.