Pada zaman dahulu di kerajaan Daha, hiduplah seorang raja yang bernama Raja Kertamarta. Ia
memiliki dua orang putri yang bernama Candra Kirana dan Galuh Ajeng. Suatu hari raja ingin
menjodohkan Candra Kirana dengan Raden Inu Kertapati dari kerajaan Kahuripan, namun Galuh Ajeng
tidak setuju. Dengan rencananya, dia berhasil mengusir kirana keluar dari istana dan dengan bantuan
ibunya, Dewi Sekar. Mereka meminta penyihir mengutuk Kirana menjadi Keong Mas. Namun, dengan
kegigihan Raden Inu, Kirana dapat kembali ke Istana dan kutukan tersebut hilang. Rencana pernikahan
mereka pun berlangsung meriah dan mereka hidup bahagia.
Setelah tahu bahwa Candra Kiranalah yang akan dijodohkan dengan Raden Inu Kertapati, Galuh Ajeng
dan Dewi Sekar membuat sebuah rencana untuk menggagalkan pernikahan tersebut.
Raja : Tapi ananda, saya sudah berjanji dengan almarhum Raja Kahuripan
untuk menjodohkan salah satu putri kami dengan kau Raden Inu.Dan
sekarang putri kami hanyalah Galuh Ajeng yang akan menjadi calon
permaisurimu.
Ratu : Tidak, tidak bisa ! perjanjiannya adalah Raden Inu menikah dengan
Candra Kirana ! jika kamu menikahkan Galuh ajeng dengan raden
Inu, berarti kau telah melanggar perjanjian itu!!!!
Raja : Tapi bagaimana lagi, keadaan kerajaan kami sudah seperti ini.... ya
sudah kami serahkan saja kepada Raden Inu untuk memilih Galuh
Ajeng atau tetap dengan Kirana.
Raden Inu : Maaf baginda, saya hanya ingin menikah dengan Candra Kirana
bukan Galuh Ajeng. (mendekati kedua orang tuanya dan berlutut).
“Nenek, ibunda, ananda mohon restu pergi mencari Candra
Kirana. Ananda berjanji, akan membawa menantu terbaik ke
kerajaan Kahuripan.”
Ratu Kahuripan : “Baik Nak. nenek percaya padamu.”
Permaisuri Kahuriapan : “Iya sayang. Restu ibu selalu menyertaimu. Tapi ibu tidak mau
kamu pergi sendiri.”
Raden Inu : “Baik Ibunda. Terima kasih.” (ijin kepada Raja Kertamarta)“
Baginda, ananda mohon izin untuk mencari Kirana.”
Raja : ya, baiklah terserah kamu saja.
Raden Inu : “Pengawal, ayo ikuti aku!” (beranjak
keluar)
Karena merasa kecewa dengan kerajaan Daha, Ratu kahuripan pun pulang kembali ke kerajaan.
Ratu Kahuripan : (berdiri) Raja, kami sangat kecewa dengan kejadian ini. Ini
merupakan suatu penghinaan bagi kerajaan kami. (mengajak pulang
Permaisuri Kahuripan) Ayo... kita kembali ke Istana.
Raja : Bukan maksud kami seperti itu Ratu....(terpotong karena Ratu
Kahuripan telah pergi meninggalkan Kerajaan). Hehh... bagaimana
ini ? Kanda sudah mengecewakaan kerajaan Kahuripan. Urus
putrimu, kanda sudah lelah ! (keluar)
Setelah semua meninggalkan ruang pertemuan, tinggallah Dewi Sekar dan Galuh Ajeng
yang kembali merencanakan agar Kirana tidak dapat bertemu dengan Raden Inu untuk
selamanya.
Dewi Sekar : hahaha.. bagaimana putriku, rencana yang kita buat telah berhasil kita
jalankan bukan? (sinis) sekarang Candra Kirana tidak akan bisa
bertunangan dengan Raden Inu !
Galuh : iya bunda, rencana bunda memang luar biasa, tapi bunda.... Raden
Inu saat ini sedang pergi mencari Kirana, lalu bagaimana jika dia
menemukannya?
Dewi Sekar : tenang saja galuh.... setelah ini kita akan pergi menemui nenek sihir
terhebat di negri ini dan memintanya untuk mengutuk Kirana menjadi
sesuatu yang menjijikan dan dijauhkan dari Raden Inu. Hahaha....
Galuh : Hahaha... ide cemerlang bunda, dengan begitu Raden Inu tidak akan
pernah bisa bertemu dengan Kirana !
Dengan raut wajah yang sedih, Kirana pergi ke tempat yang sunyi. Disana dia bertemu si
Penyihir.
Penyihir : “Candra Kirana! Hwahahahaha 2 X !! Apa kabarmu, Hah Kirana? “
Hwahahaha…”
Kirana : (terkejut) “ Siapa kamu? Kenapa kamu sangat buruk rupa?”
Penyihir : “ Diam! Aku ke sini untuk menyihirmu menjadi keong!!
Kirana : “ Kenapa kamu ingin menyihirku? Apa salahku?”
Penyihir : “ Saudaramu yang menyuruhku untuk menyihirmu.”
Kirana : “ Galuh? Tidak mungkin, kau pasti berbohong !”
Penyihir : “ Untuk apa aku berbohong, itulah kenyataannya.”
Kirana : “ Tapi kenapa Galuh melakukan itu?”
Penyihir : “ Sudah ! jangan banyak omong ! terima saja nasibmu ! hahahaha.” (
mengucapkan mantra untuk menyihir Kirana menjadi Keong)
Hong wila heng hong paku bumi tak encepno nang njero bumi
jadilah Keong !
Kirana : “ AAAAA!!!!” ( Berubah jadi keong emas)
Penyihir : “ Hwahahaha!!!! Kamu hanya akan menjadi manusia pada waktu
malam hari, tapi bila menjelang siang, kamu akan kembali menjadi
keong!! Kutukan ini akan berakhir bila kamu bertemu dengan
Raden Inu!! Hwahahaha 2X…!!!”
Raden Inu dan pengawalnya berjalan menyusuri hutan untuk mencari Candra Kirana.
Tiba-tiba datanglah seekor burung gagak yang dapat berbicara dan menunjukkan jalan ke mana
Candra Kirana berada. Namun semua itu hanya petunjuk sesat, karena burung gagak tersebut
adalah jelmaan dari nenek sihir.
Pengawal : Raden, raden. Burung gagak sedang mengitari kita. Jangan-jangan ini
pertanda buruk.
Raden : ah... itu mungkin hanya perasaanmu saja.
Pengawal : tapi raden, burung gagak itu semakin mendekat....
Burung Gagak : kwakk... hai anak muda..
Raden Inu : (kaget) siapa kau?
Pengawal : kita harus berhati-hati Raden. Sepertinya dia makhluk jadi-jadian.
Burung Gagak : “ Tenang anak muda, aku akan menunjukkan arah ke Desa Dadapan,
di sana kamu akan bertemu dengan Candra Kirana.”
Raden Inu : “ Darimana kau tahu tujuan perjalananku? Siapa kau sebenarnya?”
Burung Gagak : “ Kau tidak perlu tahu siapa aku, ikuti saja petunjuk yang kuberikan.”
Raden Inu : “ Baiklah, terima kasih atas pertolonganmu.”
Burung Gagak : (Burung gagak pergi dari hadapan Raden Inu) Kwak.....kwak ....
Pengawal : “Raden, apa kita akan mempercayai gagak aneh itu?”
Raden Inu : “Hmmm, sebenarnya aku juga ragu. Tapi, sepertinya burung gagak
itu tidak berniat jahat. Jikalau mau berbuat jahat, apa untungnya
bagi dia ?”
Pengawal : “Ya sudah. Jika menurut raden seperti itu. Mari kita lanjutkan
perjalanan”.
Setelah berjalan cukup jauh mengikuti petunjuk arah dari burung gagak, Raden Inu
tidak juga menemukan Desa Dadapan. Diperjalanan Raden Inu bertemu dengan seorang nenek
yang sedang kelaparan, diberinya nenek itu makan. Ternyata nenek adalah orang sakti yang
baik Ia menolong Raden Inu dari burung gagak itu.
Nenek : Tolong... tolong... siapa pun saja tolonglah saya .......
Pengawal : “Coba lihatlah Raden. Sepertinya di depan dana ada seseorang.”
Raden Inu : “Ahh, iya. Benar.”
Nenek : “ Tolonglah nak, sudah beberapa hari nenek tidak makan.”
Pengawal : Raden sepertinya kita masih memiliki bekal perjalanan.
Raden Inu : oh iya, mana................ini nek, ada sedikit makanan.”
Nenek : “ Terima kasih anak muda. Apakah kau sedang mencari Kirana?
Janganlah kau mengikuti petunjuk yang diberikan burung gagak
itu, dia sebenarnya adalah jelmaan nenek sihir, dia memberikan
arah yang salah padamu.”
Raden Inu : “ Lalu apa yang harus kita lakukan nek?”
Nenek : “ Berjalanlah terus sampai kau menemukan sebuah sungai. Ikutilah
aliran sungai itu, di sana kalian akan menemukan Desa Dadapan.”
Raden Inu : “ Terima kasih nek, saya akan melanjutkan perjalanan ini.”
Nenek : “ Pergilah anak muda, hati-hati dalam perjalananmu.”
Raden Inu : “ Baiklah nek.”
Terlihat seorang nenek sedang berjalan pulang menuju gubuknya. Di tengah-tengah
perjalanan ia menemukan seekor keong yang berwarna emas. Dan dibawalah keong emas
tersebut ke rumahnya untuk di masak.
Nenek : ah.... seharian aku mencari ikan di sungai tak satu pun aku dapatkan.
(berhenti sejenak dan melihat sekitar).. oh... apa itu ? oh ternyata
keong, wah besar sekali keong ini. Lebih baik aku bawa pulang saja
keong ini untuk makanku nanti.
Setelah beberapa saat sampai lah nenek di rumahnya, dan ditarulah keong mas itu di
dalam kendi.
Nenek : sepertinya persediaan kayu bakar ku sudah habis, aku akan pergi
sebentar untuk mencari kayu bakar.... tunggu di sini dulu y keong mas
cantik.. aku akan segera pulang.
Nenek pergi mencari kayu bakar.
Kirana : “ Loh, kenapa aku bisa di sini? Oh iya, tadi ‘kan ada seorang nenek
yang membawaku. Kasihan sekali nenek itu, untuk makan saja dia
harus mencari ikan terlebih dahulu. Aku akan membuatkan makanan
untuknya.” (menyiapkan segala keperluan untuk memasak)
Tiba-tiba nenek datang dan terkejut.
Nenek : “Siapakah kamu ini putri cantik, dan dari mana asalmu?”
Kirana : ” tenang saja nek, aku Kirana. Aku adalah putri
kerajaan Daha yang disihir menjadi keong emas oleh nenek sihir
utusan saudaraku, Galuh Ajeng”
Nenek : Untuk apa dia melakukannya?
Kirana : Dia iri kepadaku karena aku akan dinikahkan oleh raden inu nek.
Nenek : ( Merasa iba) “ kasihan sekali dirimu, Nak…Nenek tidak tahu
saudara macam apa saudaramu itu, hingga tega ingin mengutukmu!
Tapi namanya manusia kalau sudah cemburu,…apapun dia lakukan!
Ya, sudah…sementara kamu boleh tinggal di sini, Nak…”
Kirana : “ Terimakasih, Nek…”
Nenek : Mari nenek bantu kamu memasak... (Candra Kirana dan Nenek
akhirnya memasak bersama)
Setelah mengikuti petunjukkan arah yang diberikan nenek tersebut. Maka, sampailah
Raden Inu dan Pengawalnya di Desa Dadapan. Mereka menghampiri sebuah gubuk untuk
meminta seteguk air.
Pengawal : Permisi.....
Nenek : kirana, coba kau lihat siapa yang datang.
Kirana : “ Iya, sebentar…” ( membuka pintu)
Raden Inu : (Terkejut) “ Itukah kamu….Candra Kirana?”
Kirana : “ Raden Inu? Kenapa bisa ada di sini?”
Raden Inu : “ Ceritanya panjang.....
Nenek : “ Siapa, Kirana?”
Kirana : “ Mari masuk Raden. Oh, Nenek…kenalkan ini adalah Raden Inu
yang Kirana ceritakan waktu itu. Oh iya Raden, tadi apa yang ingin
Raden bicarakan denganku?
Raden Inu : Begini Kirana, sudah berhari-hari aku mencarimu. Ayahmu di
kerajaan sudah menunggumu. Dan sekarang mari kita kembali ke
kerajaan.
Kirana : Tapi, Kirana tidak tega meninggalkan Nenek sendirian.”
Nenek : “ Tidak apa-apa, Kirana. Pulanglah, pasti kamu merindukan
keluargamu.
Raden Inu : “ Begini saja nek, nenek ikut saja tinggal bersama kami karena nenek
sudah berjasa menolong Kirana.”
Nenek : Tapi maaf raden... bagaimana dengan rumah saya ini? Sudah pergi
sajalah... nenek sudah senang melihat Kirana telah bertemu kembali
dengan kau Raden.
Raden : Tenang saja nek, semua keperluan nenek akan kami tanggung.
Nenek : Baiklah raden terima kasih, jika demikian nenek akan ikut bersama
kalian.
Saat mereka hendak kembali ke Istana, datanglah Dewi Sekar dan Galuh Ajeng ke
Rumah nenek untuk memastikan bahwa Candra Kirana tidak akan bisa bertemu dengan Raden
Inu. Namun, mereka sangat kaget karena ternyata Raden Inu telah menemukan Candra Kirana
lebih dahulu dan akhirnya rencana mereka terbongkar.
Galuh : Kirana... kirana..... keluar kau ! kalau kau tidak keluar aku akan
mendobrak pintu ini ! ( masuk dan melihat dengan wajah benci ) Oh...
ternyata seorang raden telah bertemu dengan permaisurinya? Hebat... (tepuk tangan)
RadenInu : Mengapa kau ada di sini? (curiga) Apa kalian mengikutiku ?
hem.. aku tahu kalian berdua kan yang sengaja melakukan semua ini
kepada Kirana agar dia tidak dapat bertunangan dengan ku ! hah
benar?..
Galuh : Terserah kau mau berkata apa yang penting bukan aku pelakunya.
Kirana : Bohong ! aku mendengar sendiri nenek sihir itu mengatakan bahwa
kau lah yang sengaja mengutukku menjadi seekor keong !
Galuh : Tidak... tidak... semua itu tidak benar, bukan aku yang melakukannya
! bukan aku, iya kan bunda ? katakan pada mereka kalau bukan aku
yang melakukannya ! bukan, bukan, bukan aku.... haha bukan
aku...........
Dewi Sekar : ha? (melirik dengan kesal) Awas kalian !
Nenek : (memberikan pesan moral) janganlah engkau merasa iri terhadap apa
yang dimiliki seseorang karena perbuatan jahat yang kita lakukan
pasti akan mendapatkan ganjaran yang setimpal.
Raden Inu : terima kasih nek, atas nasihatnya. Sekarang aku memang benar-benar
memilih pilihan yang tepat. Ayo kirana kita langsungkan rencana
pernikahan kita.
Kirana : iya Raden Inu, ayo kita langsungkan rencana pernikahan kita. Dan
kini kita tak kan terpisahkan lagi.
Selesai