(Pada suatu ketika, di Kerajaan Daha, hiduplah seorang raja dan ratu dengan dua putri mereka
yang sangat cantik. Mereka bernama Galuh Ajeng dan Candra Kirana. Berita tentang kecantikan
mereka telah menyebar ke berbagai negeri. Walaupun demikian, perhatian yang diberikan ratu
kepada Candra Kirana sangat berbeda dibandingkan perhatian ratu kepada Galuh Ajeng.
Suatu hari, datanglah seorang pangeran mahkota gagah dan tampan bernama Raden inu Kertapati
dari Kerajaan Kahuripan. Tujuan kedatangannya adalah untuk melamar salah satu dari putri Raja
Daha, yaitu Candra Kirana. Kedatangannya disambut baik oleh Raja dan Ratu Kerajaan Daha.)
Galuh Ajeng : ( Mengikuti Kirana datang pada raja ). "Ayah, mengapa kau memanggil
kami?".
Raja : "Oke putri - putriku, aku ingin mengatakan bahwa besok Pangeran Inu
Kertapati dari Kerajaan Kahuripan ingin berkunjung ke kerajaan
kita".
Candra Kirana : "Ayah, Apa tujuan Pangeran Inu Kertapati berkunjung ke kerajaan
kita?".
Raja : "Aku dan Pangeran Inu kertapati membuat sebuah kesepakatan. Aku akan
memilih salah satu dari kalian untuk menikah dengan Pangeran Inu
kertapati."
Galuh Ajeng : Ayah, siapa yang akan kau pilih untuk menikah dengan Pangeran Inu
kertapati ? Aku atau Kirana?" ( ingin tahu ).
Raja : "Aku akan memilihmu Kirana untuk menikah dengan Pangeran Inu
Kertapati". ( tersenyum ).
Candra Kirana : Benarkah? ( kaget dan tersenyum ) Terimakasih Ayah, aku sangat gembira
karena menikah dengannya adalah impianku.
Raja : "Ya aku tahu sayang, aku merasa senang karena ini bukan pilihan yang
salah untukmu dan untuk kita. Oke, ayo siapkan segala sesuatu
untuk pesta penyambutan Pangeran Inu kertapati".
ADEGAN 2
(Raja dan Candra kirana meninggalkan ruangan itu, tapi Galuh Ajeng masih tetap di sana. Galuh
Ajeng cemburu karena ayahnya memilih Candra Kirana untuk menikah dengan Pangeran Inu
kertapati.)
Galuh Ajeng : "Aku tidak setuju dengan rencana pertunangan ini. Mengapa ayah memilih
Kirana untuk menikah dengan Pangeran Inu kertapati? Mengapa bukan
aku ? Padahal aku lebih cantik daripada Kirana. Ini tidak adil. Hanya aku yang
akan menjadi istri Pangeran Inu kertapati bukan Kirana! Ummm, sekarang apa
yang akan kulakukan?". ( Berpikir keras ). Ah, Aku harus mengatakannya pada
ibu.”
ADEGAN 3
(Di hari yang sama Kerajaan Kahuripan datang ke Kerajaan Daha untuk membicarakan tanggal
pernikahan Candra Kirana dan Raden Inu. Tapi Ratu Dewi sekar malah menyuruh Candra Kirana
untuk menemui seseorang di luar istana)
Raja : “Ya seperti inilah keadaan kami. Walaupun tidak sehebat dan
Ratu Kahuripan : “Setuju anakku, aku juga sangat ingin berjumpa dengannya.”
Ratu Dewi Sekar : “Aku pun tidak tahu, dia tidak mengatakan alasannya
kepadaku.”
Ratu Kahuripan : “Ahh, kalau Galuh Ajeng, apakah ia juga sedang keluar bersama
Kirana?” (berbicara kepada Ratu Dewi sekar)
Ratu Dewi Sekar : “Tidak Ratu, dia sedang ada di kamarnya. Sebentar akan aku
panggilkan.” (memanggil Galuh Ajeng)
(Di tengah-tengah perbincangan, Ratu Dewi Sekar tiba-tiba berbicara hal mengejutkan kepada
Pangeran Inu)
Ratu Dewi Sekar : (berbicara kepada pangeran) Pangeran, apakah dirimu tidak
ingin menikahi Galuh Ajeng saja? Dia jauh lebih cantik dan
baik dari Kirana bukan?
Pangeran Inu : “Tidak! Aku tidak mencintai Galuh Ajeng. Candra Kirana satu-
satunya yang mencuri hatiku !” (dengan nada tegas)
Ratu Dewi Sekar : (terkejut dan sedikit kesal dengan jawaban Pangeran Inu)
Ratu Kahuripan : “Tenanglah nak, Ratu Dewi Sekar hanya sekedar bertanya”
(berbicara halus kepada Raden Inu)
Galuh Ajeng : “Ibu, aku ke kamar dulu, sampai jumpa semuanya” (merasa sedih
dan kesal lalu menuju ke kamarnya dengan tergesa-gesa)
ADEGAN 4
(Setelah mendegar pernyataan Raden Inu, Galuh Ajeng pun kesal dan menuju ke kamarnya. Dan
kemudian Ratu Dewi Sekar pun ikut memasuki ruangan Galuh Ajeng.)
Galuh Ajeng : “Aku sangat membenci Kirana. Dia sudah merebut pangeranku.”
Ratu Dewi : “Jangan sedih, sayang. Kamu akan mendapatkan dia, aku janji sayang.”
Ratu Dewi : “Kamu harus menyingkirkan Candra Kirana. Kamu harus membunuhnya!”
Galuh Ajeng : “Apa? Tidak, bu. Aku tak bisa. Aku takut jika ayah tahu yang kulakukan.”
ADEGAN 5
(Setelah itu, Galuh Ajeng dan Ibunya pergi ke penyihir.)
Galuh Ajeng : “Lalu, apa yang akan kau lakukan untuk menyingkirkan Candra Kirana?”
Galuh Ajeng : “Dengan cara apa kau dapat mengubahnya menjadi keong mas?”
Penyihir : “Ini untukmu. (memberikan sebuah botol ramuan) ini dapat merubah Candra
Kirana menjadi keong mas. Kamu harus memercikkan ramuan ini pada
tubuhnya dan ucapkan mantra.‘abracadabra’ ingat, setelah dia berubah
menjadi keong, kamu harus membuangnya ke sungai. Jika dia bertemu
cinta sejatinya , itu akan merubahnya mmenjadi Candra Kirana lagi.”
(Ratu Dewi dan Galuh segera meninggalkan tempat penyihir dan kembali ke istana)
ADEGAN 6
(Pada malam hari saat Candra Kirana akan pergi tidur, Galuh Ajeng pergi ke kamar Kirana)
Candra Kirana : “Ooh, Aku sangat mengantuk. Jam berapa sekarang? 10 malam.? Okay,
sekarang waktunya tidur.”
Galuh Ajeng : (berbisik). “Kirana akan pergi tidur. Aku harus menyiramkan ramuan ini
segera.”
Galuh Ajeng : “Tidak, Aku tak dapat tidur. Aku ingin tidur disini malam ini.”
Candra Kirana : “Oh, baiklah. Dan apa itu? Botol di tangan kananmu?”
Galuh Ajeng : “Umm (panic) tidak ada. Kau tahu saat malam hari kadang - kadang
Aku...Aku...Aku haus.”
Candra Kirana : (berubah menjadi keong) “Oh Tuhan... Apa yang terjadi padaku? Aku
merasakan tubuhku menjadi kecil dan ada sesuatu yang keras di
belakangku. Apa yang terjadi padaku???”
ADEGAN 7
(Di istana, keluarga kerajaan sedang sarapan pagi. Raja mencari Candra Kirana.)
Raja : “Ibu, apakah kau tahu dimana Kirana? Aku tak melihatnya pagi ini. Dia
seharusnya sarapan bersama kita sekarang. Candra Kiraaa....”
Raja : “Aku akan mengeceknya di kamarnya. (pergi ke tingkat atas dan mengecek
Kirana di kamarnya) Tidaak..!!! Dimana dia??? Bu, Kirana tidak ada di
ruangannya!!! Aku harus mencari dia sekarang. Ibu, tolong
beritahukan Pangeran Inu apa yang terjadi. Dan Galuh, cari dia di istana ini. Aku
akan temukan Candra Kirana.”
Ratu : “Okay, berhati - hatilah, Ayah! (Ayah pergi)Ajeng, kita berhasil! Kita
melakukannya!.”
Galuh Ajeng : “Aku hanya menyiramnya dengan ramuan ajaib dan tiba - tiba dia berubah
menjadi keong mas.”
Ratu : “Oh, betapa kejamnya kamu. Tapi aku sangat gembira karenanya!.”
ADEGAN 8
Mbok Rondo : (bersenandung) “Yeah, Aku selalu melakukannya di pagi hari. Temukan ikan di
sungai. Aku menjual beberapa ikan yang kudapatkan, dan beberapa ikan akan
menjadi makananku. Oh... (memancing dan menemukan hal aneh) Hey,
apa itu? Itu emas dan berkilau! Mungkin itu emas? Oh... itu keong. Keong
emas. Hewan yang langka. Aku akan membawanya ke rumah.”
ADEGAN 9
(Setelah Mbok rondo pergi ke sungai, dia kembali ke rumah dan menaruh keong mas itu kedalam
sebuah ember, dan kemudian dia beristirahat di sebuah kursi. Dia kelihatan sedih karena hari ini
dia tak dapat ikan di sungai.)
Mbok Rondo : " Aku sangat lapar , tapi aku tak punya makanan untuk kumakan. Aku tak
mendapatkan ikan di sungai. Aku harus pergi kesungai untuk memancing
lagi".
(Kemudian, Mbok Rondo meninggalkan rumah dan pergi ke sungai. Saat Mbok rondo pergi ke
sungai, keong mas berubah menjadi Candra Kirana.)
Candra Kirana : ( berpikir) " Mengapa aku ada disini? Oh ya Aku ingat. Seorang wanita tua
mengambilku dan menaruhku di sebuah ember. Hmmmm, wanita tua itu
kasihan, dia lapar tapi dia tak punya makanan. Sebelum dia kembali, aku
harus menyiapkan makanan untuknya".(bergegas menyiapkan makanan
dilanjut dengan membersihkan rumah)
(Pada sore hari Mbok rondo kembali ke rumah dan dia tak mendapatkan ikan. Wajahnya
kelihatan lelah dan sedih. Saat Mbok rondo tiba di rumah, Candra Kirana berubah menjadi keong
. Mbok rondo terkejut saat melihat beberapa makanan di meja. Dia terkejut.)
Mbok Rondo : (bingung)" Siapa yang mengirimiku makanan? Makanan ini kelihatan lezat .
Ooohh Terimakasih Tuhan untuk makanannya. Akhinya Aku mempunyai
makanan untuk kumakan".
ADEGAN 10
(Setiap hari setelah kembali dari sungai Mbok rondo selalu menemukan makanan enak diatas
meja. Suatu hari, Mbok rondo ingin tahu tentang makanan itu. Di siang hari dia berpura - pura
pergi ke sungai padahal sebenarnya dia menyembunyikan dirinya di belakang rumah untuk
menguping. Tiba - tiba Mbok rondo terkejut saat melihat keong mas didalam ember berubah
menjadi seorang gadis cantik dan gadis itu sedang memasak makanan dan menyiapkannya diatas
meja. Dan kemudian Mbok rondo memberikan dirinya untuk bertanya pada gadis itu.)
Mbok Rondo : " Siapa kau gadis cantik? Dan kau darimana?"
Candra Kirana : ( melihat kebelakang dan terkejut ). “Aku...Aku...Aku Candra kirana. Aku
adalah putri dari Kerajaan Daha. Saudariku memberiku sebuah mantra
ajaib dan kemudian aku berubah menjadi keong, dan dia membuangku di
sungai dan kemudian kau membawaku dan menaruhku di sini.”
Mbok Rondo : ( merasa kasihan ) " Saudarimu sangat jahat padamu. Aku merasa sedih saat
mendengar ceritamu putri. Namaku Mbok rondo, Jika kau mau kau dapat
tinggal di rumahku".(senyum).
ADEGAN 11
(Saat Pangeran Inu kertapati tahu tentang hilangnya Candra Kirana, Pangeran mengkhawatirkan
Candra Kirana. Di suatu pagi, Pangeran Inu dan Pengawalnya melanjutkan mencari Candra
Kirana. Penyihir mendengar berita tentang Pangeran Inu yang mencari Candra kirana. Penyihir
itu khawatir jika Pangeran Inu dapat menemukan Candra kirana. Dia mencoba mencari Pangeran
Inu kertapati dan kemudian dia menemukannya di dalam hutan. Dia kemudian merubah dirinya
menjadi seorang petani dan dia mendekatinya.)
Pangeran : (menjulurkan pedang ke penyihir) “ Apa yang hendak kau lakukan wahai
petani?”
Pangeran Inu : "Baiklah. Ya, aku Pangeran Inu kertapati, Bagaimana kau tahu?".
Pangeran Inu : " Ya, kau benar. Apa kau tahu dimana calon permaisuri ku?".
Penyihir : " Ya, aku tahu jika kau ingin bertemu dengan calon permaisurimu, kau harus
pergi ke Desa Dadapan karena dia tinggal disana. Arah untuk pergi ke
Desa Dadapan kamu harus berjalan lurus sampai kau menemukan sungai dan
kemudian kau belok kiri..”
Penyihir : “Lakukan saja apa kataku, jika tidak kau akan menyesal wahai pangeran
tampann khi...khi…khi…”
Pangeran Inu : " Sepertinya pertemuan kita cukup sampai disini. Terimakasih atas bantuanmu".
ADEGAN 12
(Dan kemudian Pangeran Inu dan Pengawal berjalan jauh mengikuti arah yang diberikan oleh
seorang petani di hutan. Pangeran Inu pun menemukan sungai. Saat Pangeran Inu akan belok
kiri , Pangeran bertemu dengan seorang kakek tua. Sebenarnya kakek tua itu adalah pertapa
sakti.)
Kakek tua : " Tuan, tolong bantu aku. Aku belum makan selama beberapa hari. Aku lapar.
Pangeran Inu : (mendekati kakek tua) " Aku punya makanan, aku akan memberikannya
padamu, aku harap kamu tidak lapar lagi jika kammu sudah makan makanan ini". ( Memberikan
makanan ).
Kakek tua : ( Menerima makanan ). " Terimakasih, anak muda. Oh ya, kamu jangan
mengikuti arah yang diberikan oleh petani atau makhluk apapun itu yang ada di hutan, karena dia
sebenarnya seorang penyihir. Dia berbohong tentang arah itu".
Pangeran Inu : " Benarkah? Apa yang harus kulakukan sekarang? Pantas saja dia bersikap aneh
kepadaku "
Kakek tua : “Tentang sikapnya yang aneh, dulu aku juga pernah ditipu olehnya”
Pangeran Inu : “Sudahlah, aku sedang sibuk, tunjukkan aku jalan ke Desa Dadapan”
Kakek tua : " Oh ya, aku lupa. Kamu harus berjalan menyusuri sungai ini dan kemudian
kau akan menemukan desa dadapan".
Pangeran Inu : " Terimakasih banyak, lain kali kau dapat bercerita jika aku senggang".
Kakek tua : " Ya, hati – hati, sampaikan salamku pada calon permaisurimu".
Kakek tua : “Aku tahu segalanya, lagipula perbincangan itu sudah menyebar kemana-mana”
Pangeran Inu : “Hebat sekali, aku tidak tahu tentang hal itu”
Pangeran Inu : " Aku lupa kalau aku sedang terburu-buru. Oke, sampai jumpa".
ADEGAN 13
(Setelah berjalan jauh Pangeran Inu kertapati & Pengawal sampai ke desa dadapan dan Pangeran
Inu melihat sebuah gubuk.)
Pangeran Inu : "Aku lelah, sepertinya harus beristirahat sejenak di gubuk itu”
Pangeran Inu : ( Meraih tangan Kirana ) "Aku menghabiskan hari - hariku untuk mencarimu
Kirana, sekarang ayo kembali ke Kerajaan dan menikah denganku,
Ayahmu selalu menunggumu".
Candra Kirana : " Terimakasih banyak Pangeranku. Kau telah menyelamatkan hidupku karena
mantra dari penyihir akan hilang saat aku bertemu denganmu".
Mbok Rondo : " Tak apa Kirana , kamu harus kembali ke Kerajaan. Aku tahu kau merindukan
keluargamu.”
Pangeran Inu : " Mbok Rondo ayo pergi ke Kerajaan Daha bersama". ( Senyum ).
Mbok Rondo : ( menganggukkan kepala ). " Terimakasih Pangeran Inu kertapati dan Putri
Candra Kirana".
(Akhirnya Pangeran Inu kertapati membawa Candra Kirana dan Mbok rondo ke Kerajaan Daha.
Candra kirana mengatakan tentang perbuatan jahat Galuh Ajeng pada Raja. Raja meminta maaf
pada Candra Kirana dan Galuh Ajeng mendapat hukuman tapi Galuh Ajeng merasa takut dan dia
kabur ke hutan. Akhirnya Pangeran Inu kertapati dan Candra kirana menikah dan mereka hidup
bahagia selamanya.)