reaksi ini yaitu reaksi molekul tunggal. Reaksi SN1 disebut sebagai mekanisme disosiatif. Pada reaksi
ini juga terjadi dengan adanya karbokation serta umumnya terjadi pada reaksi alkil halida
sekunder ataupun tersier, atau dalam keadaan asam yang kuat, alkohol sekunder dan tersier.
Dengan alkil halida primer, reaksi alternatif SN2 terjadi. Reaksi ini terjadi dengan nukleofil
lemah, seperti H2O, ROH.
Hal ini menghasilkan pembentukan karbokation. Karena karbon pusat hanya memiliki tiga
ikatan, ia disebut muatan formal +1. Karbokation disini harus digambarkan sebagai hibridisasi
Pada langkah kedua dari reaksi dua langkah ini, yaitu tahap cepat. Nukleofil menyerang
orbital kosong, "elektron lapar" dari karbokation C ini untuk membentuk ikatan baru dan
Dalam reaksi SN1 yang ditunjukkan di atas, kelompok yang meninggalkan terdisosiasi
sepenuhnya dari sekitar reaksi sebelum nukleofil memulai serangannya. Nukleofil bebas untuk
menyerang dari kedua sisi planar, elektrofil karbokation berhibridisasi sp2. Ini berarti bahwa
sekitar separuh dari waktu produk memiliki konfigurasi stereokimia yang sama dengan retensi
konfigurasi, dan sekitar setengah dari waktu stereokimia telah dibalik. Dengan kata lain,
rasemisasi telah terjadi di pusat karbon. Sebagai contoh, alkil bromida tersier di bawah ini
diharapkan akan membentuk campuran rasemat dari alkohol R dan S setelah reaksi SN1
untuk reaksi SN1 menunjukkan bahwa perantara karbokation dapat divisualisasikan sebagai
semacam lembah di jalur reaksi, energi terlihat lebih tinggi daripada reaktan dan produk, tetapi
Pada reaksi SN1, kecepatan reaksi hanya bergantung pada konsentrasi substrat dan lebih
menyukai nukleofil netral. Bila karbon yang mengukat gugus pergi bersifat asimetris, maka
dihasilkan campuran Rasemat. Kecepatan reaksi terbesar terjadi pada alkil halida tersier,
Berikut ini adalah ciri-ciri suatu reaksi yang berjalan melalui mekanisme SN1:
1. Laju reaksi tidak bergantung pada konsentrasi nukleofil. Langkah pertama
adalah penentu laju dan nukleofilik tidak terlibat dalam langkah ini.
2. Jika karbon pembawa gugus pergi merupakan stereogenik. Reaksi
berlangsung terutama dengan menghilangnya aktivitas optis, artinya dengan
rasemisasi.
3. Reaksi paling cepat bila gugus alkil pada substrat keadaan tersier dan
paling lambat bila primer.
Beberapa faktor yang mempengaruhi reaksi substitusi nukleofil SN1 :
-Efek substituent
-Kekuatan Nukleofil
-Gugus pergi yang baik
Kesimpulannya :
Reaksi substitusi nukleofilik SN1 terjadi melalui dua tahap. Tahap pertama, yaitu tahap lambat,
terjadi pelepasan antara karbon dengan gugus fungsi. Elektron dalam tahap ini akan lepas
sehingga membentuk karbonium. Pada tahap kedua, yaitu tahap cepat, nukleofil akan
menyerang dan berikatan dengan karbonium atom karbon membentuk ikatan baru.