Anda di halaman 1dari 2

SUBSTITUSI NUKLEOFILIK

Definisi :

Pada kimia organik maupun anorganik, substitusi nukleofilik adalah suatu kelompok dasar reaksi
substitusi, di mana sebuah nukleofil yang "kaya" elektron, secara selektif berikatan dengan atau
menyerang muatan positif dari sebuah gugus kimia atau atom yang disebut gugus lepas (leaving
group).

Bentuk umum reaksi ini adalah :

Nu: + R-X → R-Nu + X:

Contoh substitusi nukleofilik adalah hidrolisis alkil bromida, R-Br, pada kondisi basa, di mana
nukleofilnya adalah OH− dan gugus perginya adalah Br-.

R-Br + OH− → R-OH + Br−

Pengelompokan :

Menurut kinetikanya, reaksi substitusi nukleofilik dapat dikelompokkan menjadi reaksi SN1 dan SN2.

SN1

SN1 adalah singkatan dari substitusi nukleofilik dan "1" memiliki arti bahwa tahap penentu laju
reaksi ini adalah reaksi molekul tunggal. Reaksi ini melibatkan sebuah zat antara karbokation dan
umumnya terjadi pada reaksi alkil halida sekunder ataupun tersier, atau dalam keadaan asam yang
kuat, alkohol sekunder dan tersier.

Mekanisme Reaksi :

Reaksi SN1 antara molekul A dan nukleofil B memiliki tiga tahapan:

1. Pembentukan sebuah karbokation dari A dengan pemisahan gugus lepas dari karbon; tahap
ini berjalan dengan lambat dan reversibel.
2. Serangan nukleofilik: B bereaksi dengan A. Jika nukleofil tersebut adalah molekul netral
(contoh: pelarut), tahap ketiga diperlukan agar reaksi ini selesai. Jika pelarutnya adalah air,
maka zat antaranya adalah ion oksonium.
3. Deprotonasi: Penyingkiran proton pada nukleofil yang terprotonasi oleh ion ataupun
molekul di sekitar.

SN2

Reaksi SN2 adalah suatu jenis mekanisme reaksi yang mana satu ikatan terputus dan satu ikatan
lainnya terbentuk secara bersamaan, dengan kata lain, dalam satu tahapan reaksi. Karena dua spesi
yang bereaksi terlibat dalam suatu tahapan yang lambat (tahap penentu laju reaksi), hal ini
mengarah pada nama substitusi nukleofilik (bi-molekular) atau SN2, jenis mekanisme utama lainnya
adalah SN1.

Mekanisme Reaksi :

Reaksi SN2 sering kali terjadi pada pusat karbon sp3 alifatik dengan suatu gugus pergi yang bersifat
stabil dan elektronegatif, menempel padanya (terkadang ditulis X), yang biasanya adalah suatu atom
halida. Pemutusan ikatan C–X dan pembentukan ikatan baru (terkadang ditulis C–Y atau C–Nu)
terjadi secara simultan melalui suatu keadaan transisi di mana suatu karbon yang menjadi target
serangan nukleofilik adalah pentakoordinat, dan kira-kira terhibridisasi sp2.

Penyerangan nukleofil pada karbon berlangsung 180° terhadap gugus pergi, karena hal tersebut
menyediakan tumpang-tindih terbaik antara pasangan elektron sunyi pada nukleofil dan orbital anti-
ikatan C–X σ*. Gugus pergi kemudian mendorong pada sisi berlawanan dan produk terbentuk
melalui inversi pada geometri tetrahedral pada atom pusat.

Jika substrat yang menjadi target serangan nukleofilik besifat kiral, reaksi ini terkadang mengarah
pada konfigurasi (stereokimia), yang disebut sebagai inversi Walden.

Sebagai contoh reaksi SN2, penyerangan Br− (nukleofil) pada suatu etil klorida (elektrofil)
menghasilkan etil bromida, dengan klorida lepas sebagai gugus pergi:

Penyerangan pada SN2 dapat terjadi jika rute sisi belakang penyerangan tidak terdapat halangan
sterik oleh substituen atau substrat. Karenanya, mekanisme ini biasanya terjadi pada suatu pusat
karbon primer yang tak terhalang. Jika terdapat halangan sterik pada substrat dekat gugus pergi,
seperti pada pusat karbon tersier, substitusi yang terjadi lebih disukai mengikuti mekanisme SN1
dibandingkan SN2, (SN1 dapat pula disukai bila zat antara karbokation yang stabil dapat terbentuk).

Anda mungkin juga menyukai