Anda di halaman 1dari 25

DOSEN KIMIA ORGANIK

ISMAL MARZUKI

REAKSI-REAKSI
ORGANIK
FLEURI AURORA VEGARANI
2320424017
TEKNIK KIMIA ANGKATAN 2023/2024
PENGGOLONGAN SENYAWA ORGANIK
Reaksi organik adalah berbagai reaksi kimia yang melibatkan senyawa organik. Dasar bagi berbagai jenis reaksi kimia
organik adalah reaksi adisi, reaksi eliminasi, reaksi substitusi, reaksi perisiklik, reaksi penataan ulang, reaksi
fotokimia dan reaksi redoks. Dalam sintesis organik, reaksi organik digunakan dalam membangun molekul organik yang
baru. Produksi banyak zat kimia buatan manusia seperti obat-obatan, plastik, aditif makanan, dan pakaian bergantung
pada reaksi organik.
Reaksi kimia melibatkan konversi satu atau lebih zat menjadi satu atau lebih zat yang berbeda. Dengan kata lain, reaksi
kimia akan menghasilkan pengaturan ulang susunan atom atau ion untuk membentuk zat lain.

PENGGOLONGAN SENYAWA ORGANIK


• Senyawa siklik: senyawa yang mempunyai rantai karbon tertutup.
• Senyawa alifatik: senyawa yang mempunyai rantai karbon terbuka. Senyawa homosiklik: senyawa siklik yang atom
lingkarnya hanya tersusun oleh atom karbon.
• Senyawa heterosiklik : senyawa siklik yang atom lingkarnya, selain tersusun dari atom C (karbon) juga tersusun oleh
atom lain, misalnya : O, N, dan S.
• Senyawa polisiklik: senyawa yang mempunyai lebih dari dua struktur lingkar atom karbon.
• Senyawa alisiklik : senyawa siklik yang mempunyai sifat-sifat seperti senyawa alifatik.
• Senyawa aromatik : senyawa siklik yang tersusun oleh beberapa atom karbon membentuk segi lima, segi enam
secara beraturan dan mempunyai ikatan rangkap yang terkonjugasi dengan ketentuan : tiap atom dalam cincin
harus mempunyai orbital p yang tersedia untuk pengikatan, bentuk cincin harus datar, harus terdapat (4n+2)
elektron π dalam cincin itu (aturan Huckel)
JENIS-JENIS REAKSI SENYAWA ORGANIK

Reaksi Substitusi Reaksi Eliminasi


01 02 03 04

Reaksi Adisi Reaksi Penataan Ulang


Reaksi Substitusi
01 Reaksi substitusi melibatkan penggantian satu kelompok
gugus fungsional dalam suatu molekul oleh suatu gugus
fungsional yang lain. Reaksi substitusi dalam kimia
organik dapat diklasifikasikan sebagai reaksi substitusi
elektrofilik atau nukleofilik, tergantung pada reagen yang
terlibat. Reaksi substitusi nukleofilik biasa terjadi pada
senyawa jenuh, seperti alkana dan turunannya, semisal
alkil halida, sedangkan substitusi elektrofilik sering terjadi
pada senyawa aromatik.
Jenis – Jenis Reaksi Subtitusi
Singkatnya : Reaksi substitusi terjadi apabila sebuah atom atau gugus yang berasal dari pereaksi menggantikan sebuah
atom atau gugus dari molekul yang bereaksi. Reaksi substitusi dapat terjadi pada atom karbon jenuh atau tak jenuh.

Reaksi substitusi
Reaksi substitusi nukleofilik
nukleofilik unimolekuler
internal (SNi)
(SN1)

Reaksi substitusi nukleofilik Reaksi substitusi


bimolekuler (SN2) elektrofilik (SE)
Reaksi substitusi nukleofilik unimolekuler (SN1)
Misalkan, pada reaksi antara tert-butil klorida dan natrium hidroksida
dalam campuran air dan aseton, tingkat pembentukan hasil reaksi
berupa tert-butil alkohol hanya bergantung pada konsentrasi tertbutil
klorida. Menambah konsentrasi tert-butil klorida menjadi dua kali
Pada reaksi SN1, reaksi dimulai dengan lepasnya gugus lipatnya akan mempercepat laju reaksinya menjadi dua kali lebih cepat.
pergi menghasilkan karbokation (C+ ). Setelah terbentuk Akan tetapi, saat konsentrasi ion hidroksida yang dilipatgandakan,
karbokation, barulah nukleofil menyerang dan terjadi tidak dihasilkan efek yang cukup untuk menggandakan laju reaksi yang
proses pembentukan ikatan antara nukleofil dan substrat. terjadi. Fenomena ini menggambarkan bahwa ion hidroksida tidak
Pada reaksi dengan mekanisme ini, kecepatan reaksi berpartisipasi dalam keadaan transisi yang mengontrol laju reaksi,
tidak bergantung pada konsentrasi nukleofilnya. tetapi hanya molekul tert-butil klorida (substrat) yang terlibat dalam
Kecepatan reaksi hanya bergantung pada konsentrasi keadaan transisi tersebut. Oleh sebab itu, reaksi ini disebut sebagai
substratnya. reaksi substitusi unimolekular.
Reaksi substitusi nukleofilik bimolekuler (SN2) Pada reaksi SN2, proses lepasnya gugus pergi terjadi bersamaan dengan
proses terbentuknya ikatan antara nukleofil dengan substrat. Reaksi diawali
dengan serangan nukleofil pada substrat yang masih mengikat gugus
perginya, contohnya reaksi klorometana dengan ion hidroksida. Pada reaksi
klorometana dengan ion hidroksida, laju reaksi dipengaruhi baik oleh
konsentrasi klorometana maupun konsentrasi ion hidroksida. Ketika
konsentrasi klorometana diperbanyak dua kali lipat, laju reaksinya pun dua
kali lebih cepat. Begitu pula pada penambahan dua kali lipat konsentrasi ion
Ion hidroksida sebagai nukleofil menyerang karbon yang bermuatan hidroksida, lajunya menjadi dua kali lipat. Hal ini menunjukkan bahwa
parsial positif pada substrat, yaitu karbon yang mengikat atom klor keduanya terlibat dalam tahap penentu laju reaksi, yaitu pada pembentukan
pada molekul klorometana. Serangan nukleofil terjadi dari sisi yang keadaan transisi, sehingga disebut sebagai reaksi substitusi nukleofilik
berlawanan dengan gugus pergi (atom klor). Saat reaksi berlangsung, bimolekular (SN2).
ikatan antara nukleofil dan atom karbon semakin kuat, sedangkan ikatan
antara atom karbon dan klor (gugus pergi) semakin melemah. Dalam
keadaan transisi, ikatan antara oksigen dan karbon sebagian terbentuk,
sedangkan ikatan antara karbon dan klorin sebagian putus. Segera
setelah ikatan antara oksigen dan karbon terbentuk, ikatan karbon
dengan klor putus dan atom klor lepas sebagai ion klorida. Reaksi ini
berlangsung dalam satu tahapan reaksi, tanpa pembentukan zat antara
(intermediet) dengan keadaan transisi seperti di bawah ini.
Reaksi substitusi nukleofilik internal (Sni)

Ion SNi atau Substitusi Nukleofilik internal adalah sebuah reaksi


substitusi dalam kimia organik, yang merupakan singkatan yang spesifik
tapi tidak sering ditemui bagi mekanisme reaksi substitusi
nukleofilik alifatik. Contoh khas reaksi organik yang menunjukkan Mekanisme reaksi SNi
mekanisme ini adalah klorinasi dengan tionil klorida, atau dekomposisi
alkil kloroformat, di mana ciri utamanya adalah retensi pada konfigurasi
stereokimia.
Misalnya : Tionil klorida pertama-tama bereaksi dengan alkohol
untuk membentuk alkil kloro sulfit, yang sebenarnya membentuk
pasangan ion intim. Langkah kedua adalah hilangnya molekul sulfur
dioksida bersama penggantinya oleh klorida, yang dilekatkan pada
gugus sulfit. Perbedaan antara SN1 dan SNi sebenarnya adalah bahwa
pasangan ion tidak sepenuhnya terpisah, dan karena itu tidak ada
karbokation nyata yang terbentuk, yang mana kembali akan
menyebabkan rasemisasi.
Reaksi substitusi elektrofilik (SE)

Reaksi substitusi elektrofilik terjadi pada senyawa- senyawa


aromatik, seperti benzena atau benzena tersubstitusi. Reaksi
ini sangat penting dalam kimia organik, baik dalam industri
maupun di laboratorium. Reaksi ini memungkinkan
pembuatan senyawa-senyawa aromatik tersubstitusi oleh
berbagai gugus fungsional. Pada reaksi hidrogen, yang terikat
pada sistem aromatik digantikan dengan suatu elektrofil.
Reaksi ini, utama dalam substitusi elektrofilik, umumnya sebuah atom,
biasanya kelompok substitusi elektrofilik, sangat penting dalam kimia
organik, baik dalam industri dan di laboratorium. Reaksi ini memungkinkan
pembuatan senyawa-senyawa aromatik tersubstitusi
: oleh berbagai gugus
fungsional dengan reaksi dasar: :

ArH + EX → ArE + HX
Dimana :

● Ar adalah senyawa aromatik


● E adalah suatu elektrofil.
Reaksi substitusi elektrofilik (SE)

Tahap pertama dari mekanisme reaksi ini merupakan adisi


suatu elektrofil E+ yang kompleks bereaksi dengan pasangan elektron
dari cincin aromatik. Hal ini biasanya membutuhkan katalis oleh asam
Lewis. Tahap ini mengarah pada Mekanisme umum substitusi elektrofilik aromatik
pembentukan karbokation sikloheksadienil yang dikenal sebagai zat
antara Wheland (atau kompleks σ, disebut pula sebagai ion
arenium). Karbokation ini tidak stabil, karena sesuai dengan baik
kehadiran muatan pada molekul dan kehilangan aromatisitas. Namun
demikian distabilkan dengan mesomerisme: muatan sebenarnya
terdelokalisasi di beberapa atom dari cincin aromatik.
Selama tahap kedua, atom hidrogen yang terikat pada cincin telah
teradisi pada sisi elektrofilik sebagai ion H+. Pasangan elektron yang
digunakan untuk ikatan C-H lalu memungkinkan sistem untuk
memulihkan aromatisitas nya.
Reaksi Adisi
Reaksi adisi melibatkan penggabungan
dua atau lebih molekul untuk
membentuk satu molekul lain.
02
Jenis – Jenis Reaksi Adisi
Adisi nukleofilik
Reaksi adisi nukleofilik adalah

Adisi elektrofilik 02 suatu reaksi adisi yang melibatkan reaksi


antara senyawa kimia dengan ikatan
Pada adisi elektrofilik, elektron dalam π (ikatan rangkap
orbital p pada alkena bereaksi dengan dua dan tiga) elektrofilik yang
suatu elektrofil. Reaksi adisi elektrofilik kekurangan elektron, dengan reaktan
merupakan reaksi penting yang
memungkinkan interkonversi C=C dan
01 kaya-elektron, disebut sebagai nukleofil,
yang diikuti dengan hilangnya ikatan
C≡C menjadi berbagai gugus fungsi lain, rangkap dan pembentukan dua ikatan σ
termasuk alkil halida dan alkohol.
Tahap Reaksi Adisi Elektrofilik
Tahap 1 : serangan terhadap elektrofil E+ yang
terjadi secara lambat

Tahap 2 : serangan nukleofil terhadap karbonium

Sebagai contoh apabila etena bereaksi dengan HBr ,


mekanisme reaksi mengikuti langkah sebagai berikut:
Tahap Reaksi Adisi Nukleofilik
Tahap reaksi adisi nukleofilik adalah:

Adisi nukleofilik ini khusus untuk HX terhadap senyawa C =


C – Z, dimana Z adalah CHO, COR, COOR, CN, NO2, SO2R,
gugus ini mendominasi delokalisasi elektron pada senyawa
intermediet
Contoh: bagaimana mekanisme reaksi : CH2=CH-CH=O +
Nu- + HZ?

Dari resonan 1 : Dari resonan 2 :


Reaksi Eliminasi
Reaksi eliminasi adalah kebalikan dari reaksi

03
adisi. Dalam reaksi ini terjadi penghilangan 2
atom atau gugus untuk membentuk ikatan
rangkap atau struktur siklis.
Jenis – Jenis Reaksi Eliminasi Berdasarkan Kedudukan H
yang Tereliminasi
Kebanyakan reaksi eliminasi menyangkut kehilangan atom bukan karbon.

Reaksi eliminasi β Reaksi eliminasi α


Reaksi β-eliminasi Reaksi α-eliminasi merupakan
merupakan reaksi eliminasi reaksi pemutusan atau lepas
dimana unsur H yang unsur H dan X dari suatu alkil
dihilangkan terletak pada halida yang berada pada posisi
kedudukan atom karbon β atom karbon-alpha
terhadap halogen
Reaksi Eliminasi β Reaksi Eliminasi α
Bila alkilhalida yang mempunyai
Reaksi eliminasi α terjadi jika 2 atom
atom Hβ direaksikan dengan atau gugus yang dihilangkan berasal
basa kuat, akan terjadi reaksi
dari atom karbon yang sama.
eliminasi dan terbentuk alkena.
CONTOH :
t-butoksida akan menghilangkan proton
dari tribromometan (bromoform).
Selanjutnya tribromo karbanion akan
Karena proton yang dihilangkan terletak kehilangan ion bromida, sehingga
pada kedudukan b terhadap halogen, terbentuk dibromokarbena, suatu
maka reaksi ini disebut eliminasi b. Bila X intermediet yang sangat reaktif, yang
adalah halogen, maka reaksi ini disebut dapat ditangkap (trapped) dengan
dehidrohalogenasi. Eliminasi dapat pula sikloheksena.
terjadi bila X adalah gugus lepas yang
baik, misalnya –OSO2R, -SR2 dan -SO2R.
CONTOH :
MEKANISME REAKSI ELIMINASI
01 02
Reaksi elimimasi Reaksi eliminasi
bimolekular (E2) unimolekular (E1)
Reaksi E2 merupakan reaksi Reaksi E merupakan reaksi eliminasi yang
eliminasi dimana tidak melewati melalui 2 tahap dimana tahap pertama
pembentukan karbokation sebagai terjadi pemisahan gugus pergi dari
zat perantara, melainkan terjadi substrat yang menghasilkan senyawa
reaksi serempak (satu tahap) antara karbokation dan tahap ke-2
meliputi pengeluaran proton oleh suatu
basa dan pembentukan ikatan rangkap.
Reaksi Elimimasi Bimolekular (E2)
Karakteristik mekanisme reaksi ini diantaranya:
• E2 adalah eliminasi satu tahap, dengan satu keadaan transisi.
• Biasanya terjadi pada alkil halida primer tersubstitusi, tetapi mungkin terjadi pada alkil halida sekunder dan senyawa lainnya.
• Laju reaksinya mengikuti orde kedua, karena reaksi dipengaruhi baik oleh alkil halida dan basa (bimolekular).
• Karena mekanisme E2 menghasilkan pembentukan ikatan pi, dua gugus pergi (terkadang sebuah hidrogen dan
suatu halogen) harus antiperiplanar. Keadaan transisi antiperiplanar memiliki konformasi goyang (staggered) dengan energi
yang lebih rendah dibanding keadaan transisi sinperiplanar di mana konformasi eklips dengan energi yang lebih tinggi.
Mekanisme reaksi yang melibatkan konformasi goyang lebih disukai pada reaksi E2 (tidak seperti reaksi E1).
• E2 biasanya menggunakan basa kuat. Basa harus cukup kuat untuk melepas hidrogen yang kurang asam.
• Agar ikatan pi dapat terbentuk, hibridisasi karbon harus lebih rendah dari sp3 menjadi sp2.
• Ikatan C-H dilemahkan dalam tahap penentu laju dan karenanya efek isotop deuterium primer lebih besar dari 1 (biasanya 2-
6) teramati.
• E2 berkompetisi dengan mekanisme reaksi SN2 jika basa dapat bertindak pula sebagai nukleofil (pada banyak basa yang
umum).

Reaksi isobutilbromida dengan kalium etoksida dalam etanol. Produk reaksi tersebut adalah isobutilena, etanol dan kalium bromida.
Reaksi Elimimasi Unimolekular (E1)
Karakteristik mekanisme reaksi ini diantaranya:
• Merupakan proses eliminasi dua-tahap: ionisasi dan deprotonasi.
o Ionisasi: ikatan karbon-halogen putus menghasilkan zat antara karbokation.
o Deprotonasi karbokation.
• E1 umumnya terjadi pada alkil halida tersier, tetapi mungkin terjadi pada beberapa alkil halida sekunder.
• Laju reaksi dipengaruhi hanya oleh konsentrasi alkil halida karena pembentukan karbokation adalah tahap paling lambat,
alias tahap penentu laju. Karenanya, kinetika orde pertama berlaku (unimolekular).
• Reaksi biasanya terjadi pada ketiadaan basa atau hanya dalam kehadiran basa lemah (kondisi asam dan suhu tinggi).
• Reaksi E1 berkompetisi dengan mekanisme reaksi SN1 karena keduanya berbagi zat antara karbokationik yang umum.
• Efek isotop deuterium sekunder yang agak lebih besar dari 1 (biasanya 1 - 1.5) teramati.
• Tidak dibutuhkan antiperiplanar. Contohnya pada pirolisis pada suatu ester sulfonat tertentu pada mentol

Hanya produk reaksi A yang dihasilkan dari eliminasi antiperiplanar. Kehadiran produk B adalah
indikasi bahwa mekanisme E1 terjadi
Reaksi Elimimasi Unimolekular (E1)
Reaksi ini disertai dengan reaksi penataan ulang karbokationik.
Contoh : tert-butilbromida dengan kalium etoksida dalam etanol.
.

Eliminasi E1 terjadi dengan alkil halida yang sangat tersubstitusi karena dua alasan.
• Alkil halida yang sangat tersubstitusi sangat meruah, membatasi ruang bagi mekanisme satu-tahap E2;
karenanya, mekanisme dua-tahap E1 lebih disukai.
• Kabokation yang sangat tersubstitusi lebih stabil dibanding kation tersubstitusi metil atau primer.
Kestabilan tersebut memberi waktu bagai mekanisme dua-tahap E1 terjadi.
• Jika jalur reaksi SN1 dan E1 berkompetisi, jalur E1 dapat lebih disukai dengan peningkatan panas.
04 Reaksi Penataan Ulang
Reaksi penataan ulang adalah kelas
reaksi organik yang luas ketika kerangka
karbon suatu molekul disusun ulang
untuk menghasilkan isomer struktural
dari molekul aslinya.
Contoh Reaksi Penataan Ulang
Reaksi ini melibatkan perpindahan atom atau gugus dalam suatu molekul dari satu
atom ke atom yang lain. Atom atau gugus fungsi yang berpindah disebut sebagai
gugus yang bermigrasi (migrating group), atom pertama yang mengikat gugus
yang bermigrasi disebut sebagai asal migrasi (origin of migration), sedangkan
atom yang ditempati gugus yang bermigrasi disebut sebagai migrasi akhir
(terminus migration).
Seperti gambar reaksi di bawah, terjadi penataan ulang dari karbokation sekunder
menjadi karbokation tersier. Karbokation adalah spesi yang kekurangan elektron
yang memiliki orbital yang kosong. Karbokation dapat distabilkan oleh gugus fungsi
berdekatan yang dapat menyumbangkan kerapatan elektronnya).

Reaksi Penataan Ulang Melalui Migrasi Hidrida dan Anion Metil


REFERENSI
Berkata, B. (2013). Reaksi Eliminasi. Makasssar.
C. Budimarwanti, M. (n.d.). PENGGOLONGAN SENYAWA ORGANIK DAN DASAR-DASAR REAKSI ORGANIK.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Dr. Ratnaningsih Eko Sardjono, M. (2014). Kimia Organik 2. pustaka.uc.id.
Dunia, E. (n.d.). Reaksi Eliminasi. Retrieved from https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Reaksi_eliminasi
Nina Adriani, N. d. (1989). MEKANISME REAKSI SUBSTITUSI NUKLEOFILIK SN1 DAN SN2 DENGAN. Universitas
Maritim Raja Ali Haj.
Si, I. M. (2023). Reaksi - Reaksi Organik. Makassar.
Wikipedia. (2021). Substitusi elektrofilik. Retrieved from https://id.wikipedia.org/wiki/Substitusi_elektrofilik
Wikipedia. (2021, Juli 11). Substitusi elektrofilik. Retrieved from
https://id.wikipedia.org/wiki/Substitusi_elektrofilik
Wikipedia. (n.d.). reaksi kimia organik. Retrieved from id.wikipedia.org/wiki/SNi
TERIMA KASIH!
13 FEBRUARI 2024

Anda mungkin juga menyukai