BAB 1 PENDAHULUAN
3. Metode Leibig
Pada metode ini, titik akhir titrasinya tidak ditentukan dengan indikator,
akan tetapi ditunjukkan dengan terjadinya kekeruhan. Ketika larutan
perak nitrat ditambahkan kepada larutan alkali sianida akan terbentuk
endapan putih, tetapi pada penggojogan akan larut kembali karena
terbentuk kompleks sianida yang stabil dan larut.
4. Metode K. Fajans
Pada metode ini digunakan indikator adsorbs, yang mana pada titik
ekuivalen, indikator teradsorbsi oleh endapan. Indikator ini tidak
memberikan perubahan warna kepadalarutan, tetapi pada permukaan
endapan.
Argentometri merupakan titrasi pengendapan sampel yang
dianalisis dengan menggunakan ion perak. Biasanya, ion-ion yang
ditentukan dalam titrasi ini adalah ion halida (Cl-, Br-, I-, ) (Khopkar, 1990).
Reaksi yang mendasari titrasi argentometri adalah (Gandjar, 2007) :
AgNO3 + Cl AgCl +NO3
Sebagai indikator, dapat digunakan kalium kromat yang
menghasilkan warna merah dengan adanya kelebihan ion Ag +. Metode
argentometri yang lebih luas lagi digunakan adalah metode titrasi kembali.
Perak nitrat (AgNO3) berlebihan ditambahkan ke sampel yang
mengandung ion klorida atau bromide. Sisa AgNO3 selanjutnya dititrasi
kembali dengan ammonium menggunakan indikator besi (III) ammonium
sulfat (Gandjar, 2007).
Gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling
tua dan yang paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan
kimia lainnya. Analisis gravimetri adalah cara analisis kuantitatif
berdasarkan berat tetap (berat konstannya). Dalam analisis ini, unsur atau
senyawa yang dianalisis dipisahkan dari sejumlah bahan yang dianalisis.
Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur mengkilap, ungu tua /hampir hitam, tidak
berbau, rasa manis /sepat.
Kelarutan : Larut dalam 16 bagian air, mudah larut dalam air
mendidih .
warna merah bata Dicatat volume titran dan dihitung kadar thiamin HCl
yang terkandung dalam sampel.
4.1 Hasil
1. Tabel Pengamatan
Penetapan Kadar
Klp Nama sampel Volume % kadar
titran
1 H-Booster 1,1 mL 15,74%
2 Biolysin Smart 10,4 mL 1168,96%
3 Elkana 1,2 mL 50,58%
4 Vitacur 10,6 mL 595,72%
Identifikasi
Penambahan pereaksi Keterangan
Sampel 1 ose + dipijarkan Bau kacang (+)
Larutan sampel + aquadest Hijau kebiruan (+)
Dipanaskan + larutan cuprifil
Larutan sampel + NaOH Coklat (-)
+ KMnO4
Larutan sampel + larutan raksa (II) Terbentuk endapan
klorida P putih (+)
= 1168,96 %
4.3 Pembahasan
Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar
halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan
dengan perak nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. Metode
argentometri disebut juga dengan metode pengendapan karena pada
argentometri memerlukan pembentukan senyawa yang relatif tidak larut
atau endapan. Dalam bidang farmasi, argentometri sering digunakan
untuk menetapkan kadar obat seperti Papaverin HCl atau Tiamin HCl.
Umumnya zat yang ditetapkan kadarnya adalah zat yang mengandung
halogen karena halogen mudah bereaksi dengan ion Ag + dan
membentuk endapan. Namun selain halogen, ada juga zat bukan
halogen yang biasa ditetapkan kadarnya yaitu Kalium Tiosianat.
Sampel yang digunakan pada praktikum identifikasi dan
penetapan kadar Thiamin HCl adalah sediaan sirup obat generik yang
mengandung vitamin B1 yaitu Biolysin Smart® dengan menggunakan
beberapa pereaksi spesifik tertentu dan pemijaran, serta menggunakan
metode argentometri untuk penetapan kadarnya.
Tahap awal dilakukan proses identifikasi dengan cara pemijaran
dan penambahan pereaksi spesifik. Pada proses pemijaran, pertama
tama kawat ose dilarutkan dalam sampel setelah itu di pijarkan, dan
parameternya adalah menghasilkan bau kacang yang berarti (positif).
Pada proses penambahan pereaksi spesifik, dengan hasil yakni larutan
sampel diencerkan dengan aquades lalu dipanaskan dan ditambahkan
larutan cuprifil ( 2 tetes NaOH, 2 tetes HCL, 1 tetes CuSO 4)
menghasilkan warna hijau kebiruan, hasil yang diperoleh adalah positif.
Selanjutnya Larutan tiamin HCL di tambahkan NaOH larutan berwarna
kuning dan ditambahkan KMNO4 larutan berwarna cokelat sehingga hasil
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan, diperoleh hasil kadar tiamin HCl
pada sampel Biolysin smart yaitu 1168,96%. sedangkan ketentuan yang
ada pada farmakope indonesia, range kadar vitamin B1 dalam sediaan
yaitu tidak boleh dibawah 90% dan tidak boleh melebihi 110%. Hasil
yang didapat tidak sesuai dengan ketentuan farmakope indonesia.
5.2 Saran
Diharapkan agar asisten terus membimbing kami pada saat
praktikum berlangsung sehingga semua dapat berjalan dengan lancar
seperti yang di harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2018. Penuntun Analisis Farmasi. Tim dosen kimia farmasi UMI :
Makassar.
LAMPIRAN
Titik akhir titrasi di tandai pada saat terbentuk endapan merah bata
1.2 Gambar
1 ose sampel