Oleh :
anisyaputri.sentosa@gmail.com
I. PENDAHULUAN
Analisis kuantitatif volumetri adalah salah satu analisis kuantitatif untuk
menentukan banyaknya suatu zat dalam volume tertentu dengan mengukur
banyaknya volume larutan standard yang dapat bereaksi secara kuantitatif dengan
zat yang akan ditentukan. Salah satu contoh Analisis Volumetri adalah titrasi
pengendapan dan pembentukan kompleks.
Suatu proses titrasi yang menggunakan garam Argentum Nitrat sebagai larutan
standard disebut Proses Titrasi Argentometri. Dalam titrasi Argentometri, larutan
AgNO3 digunakan untuk menetapkan garam – garam Halogen dan Sianida, karena
kedua jenis garam ini dengan ion Ag+ dari suatu garam standard AgNO3 dapat
membentuk suatu endapan atau suatu senyawa kompleks, sesuai persamaan reaksi
sebagai berikut :
NaHal + Ag+ Ag Halogen ↓ + Na+
KCN + Ag+ AgCN ↓ + K+
KCN + AgCN K(Ag (CN)2)
Karena garam AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi sehingga garam
tersebut dapat digunakan sebagai larutan standard primer.
Kendati demikian, untuk mengamati sempurnanya terjadi suatu reaksi
pengendapan karena penambahan suatu larutansulit dilakukan, dan biasanya
dibuatkan suatu reaksi kimia yang menyebabkan terjadi endapan berwarna atau
larutan berwarna pada saat titik akhir tecapai.
Titik akhir dapat ditetapkan dengan salah satu cara berikut ini (Jenkins, 1957) :
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Argentometri
Istilah Argentometri diturunkan dari bahasa latin Argentum, yang berarti
perak. Jadi, Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar
zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dengan ion Ag+ . Pada titrasi argentometri, zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
(AgNO3). Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+ dapat tepat diendapkan, kadar garam dalam larutan
pemeriksaan dapat ditentukan.
C. Metode Argentometri
Reaksi Berdasarkan pada indikator yang digunakan, argentometri dapat
dibedakan atas :
1. Metode Mohr (pembentukan endapan berwarna)
G. Konsentrasi Larutan
Ada beberapa cara dalam menyatakan konsentrasi suatu larutan, yaitu sebagai
berikut :
MOLARITAS (M) : adalah banyak mol zat yang terlarut dalam 1000 ml
larutan.
10 | A n a l i s i s V o l u m e t r i : A r g e n t o m e t r i
Jawab :
- BJ = 1,1878 gram berarti didalam 1 liter larutan terdapat 1187,8 gram
- Konsentrasi 37%
37
Berarti hanya terdapat = x 1187,8 gram = 439,486 gram
100
Berat yang terkandung
Jadi normalitas (N) HCl =
Berat ekivalennya
439,486
= 36,5 = 12,04
Secara langsung dapat dihitung sebagari berikut :
1000 x BJ x C
Normalitas (N) HCl =
BE x 100
1000 x 1,1878 x 37
= 36,5 x 100
= 12,04 N
11 | A n a l i s i s V o l u m e t r i : A r g e n t o m e t r i
pelarut akan bertindak sebagai peserta pada proses netralisasi dan tetapan
inisiasi, disosiasi keasaman dan kebasaan tentu akan dipengaruhi
Pengaruh pelarut aprotik terhadap titrasi bebas air adalah senyawa HCl
yang dilarutkan akan tidak bereaksi dengan pelarut, karena itu kekuatan
asamnya tidak berkurang. Sebagai ukuran untuk kekuasaan asam adalah
afinitas proton. Makin kuat proton terikat makin sedikit proton yang
diberikan dan asamnya akan semakin meningkat/kuat. Begitupun dengan
basa. (Rivai, 1995: 142-144)
Kesetimbangan dapat didefenisikan sebagai suatu kesetimbangan antara
dua kekuatan yang bertentangan persyaratan tersebut berlawanan, melainkan
suatu kesamaan yang dinamis antara dua kecepatan kesetimbangan kimia
mengangkut konsentrasi dan reaktan dan tetapan produk. Semua reaksi
kimia, kemungkinan besar tanpa kecuali berlangsung dalam dua arah jika
hasil reaksi yang terbentuk tidak dihilangkan. Tetapi ada juga reaksi yang
hamper sempurna dan untuk tujuan praktis bisa dikatakan tidak
dikembalikan lagi (irreversible). Topik kesetimbangan kimia membicarakan
sistem reversible yang sebenarnya dan termasuk reaksi sperti anisasi,
elektrolit lemah. (Alfrad Martin, 1990: 302)
Analisis volumetrik juga dikenal sebagai titrimetri, dimana zat dibiarkan
bereksi dengan zat yang lain konsentrasinya diketahui dan dialirkan dari
buret dalam bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang diketahui (analit)
kemudian dihitung. Syaratanya adalah reaksi harus berjalan cepat, reaksi
berlansung kuantitatif dan tidak salah dalam memilih indikator. (Khopkar,
1990: 83)
Dalam menguji suatu reaksi untuk menetakan apakah reaksi itu
digunakan untuk suatu titrasi, embuatan suatu titrasi atau kurva titrasi asam
membantu pemahaman untuk titrasi asam basa suatu kurva titrasi. Terdiri
dari suatu alur pH atau poH versus volume ml titran. Kurva semacam itu
membentuk dalam mempertimbangkan kebanyakan suatu titrasi dan dalam
memilih indicator yang tepat. (Underwood, 2002: 211)
Zat-zat anorganik dapat didesifikasikan dalam tiga golongan penting,
asam, basa, atau garam. Asam didefenisikan sebagai zat bila dilarutkan
12 | A n a l i s i s V o l u m e t r i : A r g e n t o m e t r i
dalam air, mengalami disosiasi dengan pembentukan ion ion hydrogen
sebagai suatu satu-satunya ion positif. Asam kuat berdisosiasi hamper
sempurna dengan pengenceran yang sedang karena itu ia merupakan
elektrolit kuat. Asam lemah berdisosiasi, hanya sedikit pada konsentrasi
hanya sedikit pada konsentrasi sedang bahkan konsentrasi rendah. (Svehla,
1990: 93)Analisis kimia kuantitatif).
a. Timbang senyawa yang akan dibuat sebagai larutan standar primer. Anda
bisa menimbangnya dengan menggunakan gelas arloji atau langsung dengan
menggunakan beaker.
b. Larutkan dengan sedikit air hingga terlarut semua.
c. Pindahkan larutan ke dalam labu ukur dengan ukuran yang sesuai. Jangan
lupa bilas beaker dengan akuades dan masukan air bilasan ini ke dalam labu
ukur.
d. Tambahkan akuades hingga garis volume labu ukur.
e. Kocok labu ukur hingga terbentuk larutan yang sempurna.
J. Metode Kerja
1. Alat dan Bahan
Alat :
1) Beker gelas 250 ml
2) Erlenmeyer 250 ml
3) Labu Takar 100 ml dan 250ml
4) Pipet ukur
5) Gelas arloji
6) Pengaduk gelas
13 | A n a l i s i s V o l u m e t r i : A r g e n t o m e t r i
7) Corong
8) Buret dan perlengkapannya
9) Pro pipet
Bahan
1) NaCl Pro Analis
2) NaCl Teknis (Garam dapur)
3) AgNO3
4) Kalium Kromat
5) Aquades
2. Cara Kerja
Membuat larutan standar AgNO3 0,1 N 1)
1) Timbang 4,247 g AgNO3.larutkan dalam 100ml aquadest pada gelas
beaker.
2) Masukkan larutan AgNO3 ke dalam labu takar 250ml lalu tambahkan
aquadest sampai tanda batas.
3) Kocok hingga larutan homogen.
Standarisasi AgNO3 0,1 N :
1) Keringkan NaCl Pro analis pada suhu 100-130oC.
2) Timbang dengan seksama NaCl Pro analis yang telah dikeringkan
sebanyak 250 mg. Masukkan NaCl yang telah ditimbang ke dalam
gelas beaker dan larutkan dengan 50 ml aquadest.
3) Pindahkan larutan NaCl di atas ke dalam labu takar 100 ml dan kocok
hingga homogen, dan tambahkan aquades sampai tanda batas.
4) Ambil 10ml larutan NaCl dari dalam labu takar, lalu masukkan ke
dalam erlenmeyer dan beri 1 ml indikator Kalium Kromat, buat
larutan 3 kali.
5) Tuanglah AgNO3 dari (butir A) ke dalam buret.
6) Titrasilah larutan NaCl dalam erlenmeyer dengan AgNO3 sampai
terjadi perubahan warna dan terbentuk endapan warna merah bata
(Coklat-merah lemah) dan catat volume AgNO3 (Ulangi titrasi
hingga 3 kali).
Reaksi:
14 | A n a l i s i s V o l u m e t r i : A r g e n t o m e t r i
Ag+ + Cl- → AgCl (endapan)
2Ag+ + CrO4 - → Ag2CrO4 (endapan)
Perhitungan:
mg NaCl
Normalitas AgNO3 =
BM NaCl x ml AgNO 3
15 | A n a l i s i s V o l u m e t r i : A r g e n t o m e t r i
SOAL LATIHAN
3) Zat yang digunakan untuk mengetahui pada saat titrasi harus dihentikan (TAT)
disebut …
a. Indikator
b. Karbon aktif
c. Asam Sulfat
d. Natrium Hidroksida
e. Asam Klorida
4) Berapa konsentrasi molar etanol dalam suatu larutan aqueous yang mengandung 2,3
g C2H5OH (46,07 g/mol) dalam 3,5 L larutan?
a. 0,0415 mol C2H5OH/L
b. 0,0414 mol C2H5OH/L
c. 0,0413 mol C2H5OH/L
d. 0,0412 mol C2H5OH/L
e. 0,0411 mol C2H5OH/L
16 | A n a l i s i s V o l u m e t r i : A r g e n t o m e t r i
5) Suatu sampel bahan organic yang mengandung merkuri seberat 3,776 g diuraikan
dengan HNO3. Setelah pengenceran, Hg2+ dititrasi dengan 21,30 mL larutan
NH4SCN 0,1144 M. Berapa %Hg (200,59) di dalam sampel?
a. 6,47%
b. 5,56%
c. 5,89%
d. 7,47%
e. 6,56%
17 | A n a l i s i s V o l u m e t r i : A r g e n t o m e t r i
DAFTAR PUSTAKA
Yusnidar Yusuf. Buku Ajar Kimia Analisis. Jakarta: EduCenter Indonesia; 2019.
Departemen Kesehatan RI. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Direktorat Jenderal
POM; 1979.
Adam Wiryawan, Ririni Retnowati, dan Akhmad Sabarudin. Kimia Analitik. Malang:
Bse; 2007.
Budiarti Gita Indah, Santoso Imam, dan Salamah Siti. PETUNJUK PRAKTIKUM
DASAR TEKNIK KIMIA II. Yogyakarta : UAD PRESS; 2018
Prihatini Lis, N Isnaini Dian, dan Pinilih Intyastiwi. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
ANALITIK DASAR PERCOBAAN IV ARGENTOMETRI. Laboratorium Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Surakarta : Universitas Sebelas
Maret; 2007
18 | A n a l i s i s V o l u m e t r i : A r g e n t o m e t r i