Anda di halaman 1dari 13

FAKTOR – FAKTOR PENDUKUNG KELAHIRAN IDENTITAS

NASIONAL

Dosen Pengampu : Neti Thamaria Pakpahan, SH, MH

Disusun oleh :
1. Aida Salsabila Kamalin (P24840419004)
2. Alifia Ningrum (P24840419005)
3. Aliyah Rahmita (P24840419006)
4. Anisya Putri Sentosa (P24840419008)
5. Annisa Viryal (P24840419009)
6. Azzahra (P24840419014)
7. Chatrine Hersty (P24840419015)
8. Esa Nur Afifah (P24840419025)
9. Ilham Taufik Hidayat (P24840419030)
Semester 2 A
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II
D-III ANALISA FARMASI DAN MAKANAN
Jalan Raya Ragunan No.29, RT.6/RW.1, Pasar Minggu, RT.6/RW.1, Jati Padang,
Kec. Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah- Nya, sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Faktor-
faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penyusun.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Neti Thamaria Pakpahan,
SH, MH selaku dosen pengampu mata kuliah pancasila dan kewarganegaraan, serta
semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penyusun mengharapkan
kritik serta saran untuk makalah ini, supaya dapat menjadi lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Jakarta, 3 Februari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................ii

BAB 1...........................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1

1.3 Tujuan dan Manfaat..........................................................................................2

BAB II...........................................................................................................................3

PEMBAHASAN.............................................................................................................3

2.1 Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional.........................................3

2.2 Kasus Identitas Nasional Yang Sudah Terjadi di Indonesia....................................5

BAB III..........................................................................................................................9

PENUTUP.....................................................................................................................9

3.1 Kesimpulan 9

3.2 Saran 9

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada hakikatnya manusia hidup tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri,
manusia senantiasa membutuhkan orang lain. Pada akhirnya manusia hidup
secara berkelompok-kelompok. Manusia akan membuat suatu persekutuan yang
nantinya akan berkembang membentuk suatu organisasi yang berusaha mengatur
dan mengarahkan tercapainya tujuan hidup yang besar. Selanjutnya mereka akan
membentuk organisasi yang lebih besar lagi seperti suku, masyarakat dan bangsa.
Hingga pada akhirnya akan membentuk suatu Negara. Berangkat dari hal
tersebut, tentu saja suatu Negara akan memiliki ciri khasnya masing-masing,
sebagai identitas dari Negara yang bersangkutan. Baik dari segi tujuan, cita-cita,
pemerintahan dan lain sebagainya. Maka dari itu, akan terbentuklah suatu
identitas- identitas yang disepakati dan diterima oleh bangsa yang akan menjadi
identitas nasional bangsa. Identitas nasional bangsa itu sendiri tidak mungkin
dapat terbentuk begitu saja tanpa adanya faktor-faktor pendorong lahirnya
identitas nasional bangsa tersebut.
Perlu diketahui juga bahwa identitas nasional adalah suatu kumpulan nilai
budaya yang tumbuh dan berkembang pada macam – macam aspek kehidupan,
baik dari ratusan suku atau budaya yang ada dihimpun menjadi satu kesatuan,
seperti Indonesia. Di mana identitas nasional Indonesia sendiri mengacu pada
Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Dari sinilah Negara Indonesia mempunyai
cirri khas dan pedoman kehidupan mereka untuk menanamkan nilai – nilai yang
ada di Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.
1.2 Rumusan Masalah
 Apa saja faktor pendukung atas terbentuknya identitas nasional bangsa?

1
 Bagaimana kasus identitas nasional yang sudah terjadi di Indonesia?

1.3 Tujuan dan Manfaat


 Mengetahui faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional bangsa
 Mengetahui kasus identitas nasional yang sudah terjadi di Indonesia
 Menambah wawasan tentang faktor –faktor pendukung kelahiran identitas
nasional bangsa
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional
Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta
keunikan sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung
kelahiran identitas nasional tersebut. Adapun faktor-faktor yang mendukung
kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia meliputi :
1. Faktor objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis dan demografis.
2. Faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang
dimiliki bangsa Indonesia.

Kondisi geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah


kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi
antarwilayah dunia di Asia Tenggara, ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan
demografis, ekonomis, sosial dan kultural bangsa Indonesia. Selain itu faktor historis
yang dimiliki Indonesia ikut mempengaruhi proses pembentukan masyarakat dan
bangsa Indonesia beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor yang ada di
dalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai faktor tersebut melahirkan proses
pembentukan masyarakat, bangsa, dan negara beserta identitas bangsa Indonesia.
Robert de Ventos, sebagaimana dikutip Manuel Castells dalam bukunya, The
Power of Identity, mengemukakan teori tentang munculnya identitas nasional suatu
bangsa sebagai hasil interaksi historis antara empat faktor penting, yaitu :
1. Faktor Primer
Faktor pertama, mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama dan
yang sejenisnya. Bagi bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai macam
etnis, bahasa, agama wilayah serta bahasa daerah, merupakan suatu kesatuan
meskipun berbeda-beda dengan kekhasan masing-masing. Kesatuan tersebut
tidak menghilangkan keberanekaragaman, dan hal inilah yang di kenal dengan
Bhineka Tunggal Ika.

2. Faktor Pendorong
Faktor kedua, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi,
lahirnya angkatan bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam
kehidupan Negara. Dalam hubungan ini bagi suatu bangsa kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta pembangunan negara dan bangsanya juga
merupakan suatu identitas nasional yang bersifat dinamis. Pembentukan
identitas nasional yang dinamis ini sangat ditentukan oleh tingkat kemampuan
dan prestasi bangsa Indonesia dalam membangun bangsa dan negaranya.
Dalam hubungan ini sangat diperlukan persatuan dan kesatuan bangsa, serta
langkah yang sama dalam memajukan bangsa dan Negara Indonesia.

3. Faktor Penarik
Faktor ketiga, mencakup modifikasi bahasa dalam gramatika yang
resmi, tumbuhnya birokrasi dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Bagi
bangsa Indonesia unsur bahasa telah merupakan bahasa persatuan dan
kesatuan nasional, sehingga bahasa Indonesia telah merupakan bahasa resmi
negara dan bangsa Indonesia. Demikian pula menyangkut biroraksi serta
pendidikan nasional telah dikembangkan sedemikian rupa meskipun sampai
saat ini masih senantiasa dikembangkan.

4. Faktor Reaktif
Faktor keempat, meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian
identitas alternatif melalui memori kolektif rakyat. Bangsa Indonesia yang
hampir tiga setengah abad dikuasai oleh bangsa lain sangat dominan dalam
mewujudkan faktor keempat melalui memori kolektif rakyat Indonesia.
Penderitaan, dan kesengsaraan hidup serta semangat bersama dalam
memperjuangkan
kemerdekaan merupakan faktor yang sangat strategis dalam membentuk
memori kolektif rakyat. Semangat perjuangan, pengorbanan, menegakkan
kebenaran dapat merupakan identitas untuk memperkuat persatuan dan
kesatuan bangsa dan Negara Indonesia.

Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan


identitas nasional bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum
bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa ini. Oleh karena itu
pembentukan identitas nasional Indonesia melekat erat dengan unsur-unsur lainnya
seperti sosial, ekonomi, budaya, etnis, agama serta geografis, yang saling berkaitan
dan terbentuk melalui suatu proses yang cukup panjang.
2.2 Kasus Identitas Nasional Yang Sudah Terjadi di Indonesia
Ambalat adalah blok laut luas mencakup 15.235 kilometer persegi yang
terletak di Laut Sulawesi atau Selat Makassar dan berada di dekat perpanjangan
perbatasan darat antara Sabah,Malaysia, dan Kalimantan Timur, Indonesia. Penamaan
blok laut ini didasarkan atas kepentingan eksplorasi kekayaan laut dan bawah laut,
khususnya dalam bidang pertambanganminyak. Blok laut ini tidak semuanya kaya
akan minyak mentah.Kali ini juga Indonesia dan Malaysia kini menghadapi persoalan
wilayah Ambalat akibat pemberian konsesi untuk ekplorasi minyak oleh perusahaan
minyak Malaysia (Petronas) pada 16 Februari 2005 kepada perusahaan Shell asal
Inggris/Belanda di Laut Sulawesiyang berada di sebelah timur Pulau Kalimantan.
Indonesia menyebut wilayah yang diklaim Malaysia itu blok Ambalat dan blok East
Ambalat.
Di blok Ambalat, Indonesia telah memberikan konsesi kepada ENI (Italia)
pada tahun 1999 dan sekarang dalam tahapeksplorasi. Sedangkan blok East Ambalat
diberikan kepada Unocal (AS) pada tahun2004.Untuk blok East Ambalat, kontrak
baru ditandatangani 13 Desember 2004. Namun kontrak ini menjadi bermasalah
ketika
Malaysia mengklaim masalah tersebut sebagai wilayahnya dan menolak klaim
Indonesia.
Malaysia mengklaim Ambalat wilayahnya dengan pertimbangan berada
dalam teritorial Malaysia sebagai implikasi lepasnya Sipadan-Ligitan yang tentu
berdampak kepada luas batas perairannya.Parahnya, kedua negara belum
menuntaskan garis batas teritorial laut.Perdana menteri Abdullah Ahmad Badawi
dengan tegas mengklaim wilayah East Ambalat adalah wilayahnya, sebaliknya dan
patut diherankan adalah pernyataan Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono yang
tidak menganggap sikap Malaysia tersebut sebagai ancaman. Pernyataan tersebut
tentu mempunyai banyak interpretasi.Sebagai salah satu bentuk sikap politik yang
bersahabat dan etis mungkin hal itu dapat dibenarkan, namun dalam kondisi
keterpurukan Indonesia seperti sekarang, ketegasan sangat diperlukan untuk
mengatakan sikap Malaysia tersebut dapat menjadi ancaman bagi Indonesia.
Belajar dari pengalaman Sipadan-Ligitan, sikap Indonesia yang
kurangtegas dan tanggap menghasilkan lepasnya kedua pulau tersebut dari pangkuan
Indonesia.Tentu Indonesia tidak rela Ambalat jatuh ke tangan Malaysia, karena bukan
tidak mungkin akan menyusul penguasaan wilayah Indonesia oleh negara tetangga
terhadap pulau-pulau kecil dan wilayah perairannya yang diperkirakan mencapai 92
buah pulaukecil perbatasan. Jika Ambalat lepas dari Indonesia, hal itu semakin
membuktikan kedaulatan negara terancam dan harga diri serta martabat bangsa
rendah di mata dunia.Kegagalan Pemerintah.Kasus Ambalat muncul seiring dengan
lepasnya Sipadan-Ligitan lewat Mahkamah Internasional tahun 2002.
Kasus ini sebagai bukti kegagalan pemerintah dalammemberikan
perhatian yang serius terhadap pulau-pulau kecil perbatasan dan wilayah perairan di
dalamnya. Berdasarkan daftar koordinat geografis titik-titik garis pangkal kepulauan
Indonesia telah diundangkan pada peraturan Nomor 38 tahun 2002 terdapat 183 titik
dasar (TD) dan lebih dari 50 persen TD berada di pulau-pulau kecil atau berjumlah
sekitar 92 pulau kecil. Dari 92 Pulau-Pulau Kecil Terluar (PPKT) terdapat sekitar 88
pulau yang berbatasan langsung dengan negara tetangga. Berdasarkan data DKP, 21
pulau
berbatasan dengan Malaysia, 25 dengan Australia, 12 dengan Filipina, 11dengan
India, 7 dengan Palau, 5 dengan Timor Leste, 4 dengan Singapura, 2 denganVietnam
dan 1 dengan Papua New Guinue. Sebanyak 50 persen berpenduduk denganluas
wilayah 0,02-200 km2, sisanya belum berpenduduk.Pulau-pulau tersebut mempunyai
nilai strategis bagi eksistensi dan kedaulatan bangsaIndonesia sekaligus juga
merupakan sumber baru pertumbuhan ekonomi bangsa.Terdapat tiga fungsi penting
PPKT tersebut. Pertama, sebagai fungsi pertahanan dan keamanan. PPKT memiliki
peran penting keluar masuknya orang dan barang.Praktik-praktik penyelundupan
senjata, barang-barang illegal, obat-obatan terlarang, pemasukanuang dollar palsu,
perdagangan wanita, pembajakan, pencurian hasil laut dan menjadi lalulintas kapal-
kapal asing.Contoh Pulau Miangas dan Palmas, yang sampai kini masih dipersoalkan
Filipina.Kedua, sebagai fungsi ekonomi.

 Upaya yang harus dilakukan oleh Pemerintah Indonesia menghadapi


permasalahan yang mengancam identitas nasional Indonesia di Pulau
Ambalat:

Kasus Ambalat tentu harus diselesaikan secara damai. Pengerahan angkatan


perang AL telah menunjukkan keseriusan Indonesia dalam menjaga wilayahnya.
Setidaknya terdapat beberapa langkah lain yang dipandang perlu dilakukan antara
lain:
1. diplomasi langsung antarpemerintah, kalau perlu antarkepala negara tanpa
harusmerasa rendah diri. Hal ini penting segera dilakukan karena peluang
Malaysiamendapatkan Ambalat terbuka lebar, belajar dari skema penyelesaian
Sipadan-Ligitan.Diplomasi dilakukan dengan tetap menggunakan landasan
internasional. Langkah pertama ini harus dengan tegas dan kalau perlu Indonesia
harus memaksa dalam mempertahankannya.
2. pemberdayaan Pulau-Pulau Kecil Perbatasan. Tugas ini menjadi
kewajibanDepartemen Kelautan dan Perikanan. Sampai saat ini pemberdayaan PPKT
belumoptimal dan masih banyak yang berupa profil pulau-pulau kecil.
3. pengawasan dan pengamanan kawasan laut terpadu. Pengerahan satuan keamanan
laut harus dilakukansecara terpadu dengan sistem yang terkoordinir secara terpusat.
Dengan keterbatasankapal pengaman diperlukan strategi yang efektif. Penempatan
kapal-kapal TNI AL di laut perbatasan dan koordinasi antarpihak dapat menjadi
solusi untuk efektifitas pengamananlaut Indonesia.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Negara Indonesia adalah Negara yang mempunyai identitas nasional
yang sangat kuat yaitu Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Dimana di
dalamnya sudah terkandung nilai – nilai kehidupan dan cita – cita bangsa
Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa identitas nasional adalah suatu
kumpulan nilai budaya yang tumbuh dan berkembang pada macam –
macam aspek kehidupan, baik dari ratusan suku atau budaya yang ada
dihimpun menjadi satu kesatuan, seperti Indonesia. Di mana identitas
nasional Indonesia sendiri mengacu pada Pancasila dan Bhineka Tunggal
Ika. Dari sinilah Negara Indonesia mempunyai cirri khas dan pedoman
kehidupan mereka untuk menanamkan nilai – nilai yang ada di Pancasila
dan Bhineka Tunggal Ika. Faktor – faktor pendukung kelahiran identitas
nasional ada empat, yaitu faktor primer, faktor pendorong, faktor penarik,
dan faktor reaktif. Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercangkup
dalam proses pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia, yang telah
berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan
dari penjajahan bangsa lain.
3.2 Saran
Dengan adanya identitas nasional, sebagai warga Negara yang baik
dan cinta terhadap tanah air maka diharapkan dapat selalu menjunjung
nilai – nilai identitas nasional bangsa Indonesia agar apa yang seharusnya
menjadi ciri khas dan hak Negara Indonesia dapat selalu dijaga.
DAFTAR PUSTAKA
 https://www.scribd.com/document/333166943/Kasus-
Identitas-Nasional-Indonesia
 http://yoselvan.blogspot.com/2017/05/faktor-faktor-pen
 http://ilhamberkuliah.blogspot.com/2015/09/makalah-
identitas-nasional.html
 http://thetaphizevo.blogspot.com/2013/06/makalah-
kewarganegaraan-identitas.html

Anda mungkin juga menyukai